Setelah Darren pergi, Cecilia berjalan keluar dari pinggir."Kak, sudah lihat? Yang dicintai Kak Darren itu aku! Kalau aku itu kamu, aku akan meninggalkannya," kata Cecilia dengan ekspresi menantang sambil melambaikan ponsel di tangannya. "Aku cuma bohong dengan bilang kamu suruh orang untuk menindasku. Lihat betapa khawatirnya dia.""Kamu nggak perlu memprovokasiku. Kalau kamu suka mengumpulkan sampah, ambil saja." Rebecca menatap Cecilia dengan tenang, lalu berbalik dan pergi memberi hormat kepada orang tuanya. Melihat reaksi Rebecca, Cecilia pun marah. "Apa hebatnya kamu yang hanyalah seorang perempuan yang ditelantarkan! Demi menikahiku, Kak Darren sudah tunggu selama lima tahun. Selama lima tahun itu, kamu itu cuma bahan tertawaan. Tanpa Kak Darren, kamu itu bukan apa-apa!"Langkah Rebecca terhenti. Meskipun hatinya sudah mati rasa, dia tetap merasa sedih. Dia menoleh dan berusaha menahan emosinya sambil berujar, "Tanpa Darren, aku tetap adalah putri Keluarga Winata. Meski kamu s
Read more