Share

Bab 6

Penulis: Arjuna
Rebecca tertidur sangat lama. Ketika terbangun dengan linglung karena haus, ruangannya terlihat gelap gulita. Dia memaksakan diri untuk bangkit dan mengulurkan tangan ke meja samping tempat tidur seperti biasa. Setiap malam, Darren selalu meletakkan segelas air hangat di sana. Hari ini, meja itu malah kosong.

Hati Rebecca terasa hampa. Kemudian, dia menertawakan dirinya sendiri. Setelah Cecilia hamil, tidak peduli bagaimana Darren berakting, dia juga tidak bisa lagi bersikap seperti bagaimana dia mencintai Rebecca dulu.

Rebecca berdiri dan berjalan ke bawah. Ketika melewati kamar tamu, dia mendengar suara Darren dan secara refleks menghentikan langkahnya.

"Aku yang menyebabkan Kak Rebecca terluka. Aku nggak seharusnya bertindak gegabah," ucap Cecilia sambil terisak.

"Kamu nggak boleh kelaparan waktu hamil. Becca yang terlalu membesar-besarkan hal sepele. Salahku karena aku terlalu memanjakannya. Jangan menangis lagi. Hatiku akan hancur kalau kamu menangis." Darren memeluknya dan mengelus kepalanya. "Kamu makin cengeng saja."

"Nggak boleh ngatain aku!" kata Cecilia dengan manja. Wajahnya yang menawan diwarnai kesedihan dan membuatnya terlihat begitu memikat.

Darren menelan ludah dan mengalihkan pandangannya. Ketika di kapal, gerakan mereka begitu intens hingga hampir menyebabkan Cecilia keguguran. Sekarang, dia tidak lagi berani bertindak gegabah.

"Kakak pengen? Sayangnya, Kak Rebecca sudah terluka dan nggak bisa memuaskanmu."

"Sekalipun dia nggak terluka, dia juga nggak semenggoda kamu. Dasar iblis kecil! Aku bisa menahan diri. Tapi begitu janinmu stabil, aku nggak akan ampuni kamu," ujar Darren sambil tersenyum menggoda.

"Aku bisa bantu Kakak."

Seusai berbicara, Cecilia mulai meluncur turun .... Wajahnya yang menggoda dan suaranya yang polos sangat kontras. Ditambah dengan gerakannya, Darren pun mengerang.

"Cecil, kamu benar-benar luar biasa."

...

Ketika melihat pemandangan ini lagi, hati Rebecca tak lagi tergerak. Dia dengan lesu melanjutkan langkahnya ke bawah untuk mengambil air. Mungkin karena cedera kepalanya, dia tidur sangat nyenyak malam itu dan baru bangun keesokan malamnya.

"Sayang, aku ingin menyelamatkanmu, tapi kamu jatuh begitu cepat dan aku nggak sempat menangkapmu ...," jelas Darren dengan terburu-buru dan agak gelisah begitu melihat Rebecca bangun.

Rebecca hanya menatapnya karena terlalu malas untuk mengungkap kebohongan Darren. Dia hanya bertanya, "Di mana Cecilia?"

"Kamu salahkan saja aku. Yang namanya gadis kecil memang ceroboh. Dia nggak bermaksud menabrakmu. Dia sendiri juga hampir terluka," ujar Darren untuk membela Cecilia.

"Aku mengerti," jawab Rebecca dengan tenang. "Besok itu hari peringatan kematian orang tuaku. Kamu bisa temani aku pergi?"

"Tentu saja." Melihat Rebecca tidak marah, Darren pun menghela napas lega. Namun, dia kembali menatap Rebecca. Dia merasa Rebecca sudah berbeda. Tidak ada lagi cinta dalam mata Rebecca ketika memandangnya.

Darren ingin bertanya, tetapi Rebecca sudah terlanjur memejamkan mata.

Sepanjang malam, Rebecca berada dalam keadaan setengah sadar dan sepertinya terus tertidur. Darren berbicara beberapa kali kepadanya, tetapi dia tidak menjawab.

Keesokan harinya adalah hari peringatan kematian orang tua Rebecca. Rebecca sudah bangun dari pagi, lalu pergi mandi dan berganti pakaian kasual hitam sebelum berangkat dengan mobil Darren.

Darren dengan penuh perhatian menyiapkan sarapan dan berbagai kebutuhan sembahyang untuk Rebecca. Melihat ekspresi Rebecca yang muram, Darren merasa sangat sakit hati. Dia mengira Rebecca sedang sedih dan mencoba mencari topik obrolan dengannya di sepanjang jalan. Namun, Rebecca tetap tidak bersemangat dan bersikap acuh tak acuh.

Baru saja mobil mencapai pemakaman, Darren menerima telepon dan ekspresinya langsung menegang. Dia menginjak rem mendadak dan berhenti di pinggir jalan.

Rebecca pun terbanting ke depan dan bahunya memerah karena terjerat sabuk pengaman. Dia akhirnya bertanya, "Ada apa?"

"Sayang, ada urusan mendesak di perusahaan. Aku harus menanganinya." Wajah Darren pucat pasi, matanya dipenuhi kecemasan dan kekhawatiran yang tak terkendali. "Kamu beri penghormatan saja dulu kepada Ayah dan Ibu. Aku akan segera kembali."

Rebecca mengangguk dengan penuh perhatian, lalu membuka pintu mobil dan melangkah keluar. Sebelum dia sempat berdiri tegak, Darren yang cemas sudah melaju pergi dan hampir membuat Rebecca terjatuh.

Melihat debu yang ditinggalkan mobil Darren, Rebecca pun tersenyum. Darren sepertinya lupa bahwa ponselnya terhubung dengan bluetooth. Dia dengan jelas melihat bahwa nama penelepon adalah "Cecil Sayang".

Cecilia terluka dan menelepon Darren sambil menangis. Darren pun tanpa ragu meninggalkannya untuk pergi menemui Cecilia. Namun, Rebecca tak lagi peduli. Dia sudah berhenti mencintai Darren dari awal. Bahkan rasa bencinya terhadap Darren pun sepertinya sudah sirna.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 22

    Darren diam-diam mencari seseorang untuk bekerja sama dengan Rebecca. Setiap tahun, dia memberi Rebecca 5% keuntungan perusahaannya untuk mengembangkan proyek-proyek perusahaannya. Dia tidak berani lanjut mengganggu Rebecca dan bertekad untuk melindunginya dengan caranya sendiri.Ketika para pemegang saham perusahaan mengetahui berita itu, mereka kembali mengonfrontasi Darren. Namun, Darren membuat mereka bungkam dengan menunjukkan perjanjian taruhan itu.Perjanjian yang Darren tandatangani dengan Rebecca tidak dibatasi waktu. Selama Rebecca masih lanjut mengembangkan desa, dana itu akan terus ditransfer kepadanya.Setiap hari, Darren menerima berita dan video tentang Rebecca. Rebecca sudah menjadi makin percaya diri dan bersinar. Dia adalah motivasi Darren untuk bertahan hidup.Suatu malam, Darren bangkit dari kantornya dan pandangannya tiba-tiba gelap. Kemudian, dia pun jatuh ke lantai. Ketika terbangun lagi, dia melihat Mina yang berlinang air mata.Kepala Darren telah cedera bebera

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 21

    Rebecca berbicara dengan fasih di atas panggung. Dia menjelaskan tujuan awal pendirian perusahaan, sekaligus mengajak orang-orang yang mampu untuk ikut serta dalam hal ini.Rebecca juga menguraikan rencana kerja pertamanya. Dia ingin membantu mengembangkan desa-desa pegunungan di sebelah barat. Daerah itu kaya akan aneka jamur hutan dan dia berencana melakukan pengembangan hijau yang sesuai dengan kondisi setempat, sekaligus menarik mantan penduduk desa yang merantau di luar untuk pulang ....Darren berdiri di sudut sambil memperhatikan Rebecca yang mengenakan setelan formal dan berbicara dengan percaya diri. Ada kilatan keterkejutan di matanya.Sudah lama Darren tidak melihat Rebecca begitu bersinar. Sejak bersamanya, Rebecca bagaikan terjebak dalam sumur dan seluruh hidupnya hanya penuh dengan Darren. Rebecca telah mengorbankan segalanya dan mempertaruhkan seluruh dirinya demi mencintai Darren. Namun, Darren justru mengecewakannya. Pada saat ini, Darren sepertinya sudah bisa memaha

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 20

    Wajah Darren miring ke satu sisi. Matanya dipenuhi keterkejutan dan rasa sakit. "Sa ... Becca, apa yang harus aku lakukan supaya kamu bisa maafkan aku?""Aku nggak akan pernah maafkan kamu. Sejak kamu putuskan untuk menunggu Cecilia dewasa dan menikahinya, kita memang sudah ditakdirkan untuk berakhir seperti ini.""Dia sudah gila. Selama kamu kembali, aku akan akhiri hidupnya. Kita bisa langsung pergi daftarkan pernikahan kita. Aku yang salah. Aku benar-benar nggak bisa hidup tanpamu," jelas Darren dengan penuh semangat.Rebecca akhirnya menunjukkan sedikit ekspresi. Dia mengerutkan kening, lalu menatap Darren dengan kesal dan berujar, "Darren, berhentilah membuatku merasa jijik."Jijik?Darren mundur dua langkah dengan terhuyung. Hatinya terasa seperti diremas. Becca-nya menyebutnya menjijikkan. Air matanya jatuh dengan tak terkendali. Dia menatap Rebecca dengan mata berkaca-kaca, lalu membuka mulutnya, tetapi tak ada suara yang keluar.Pada saat ini, Patrick berjalan masuk. Dia melir

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 19

    Ketika industri pariwisata desa resmi diluncurkan, Rebecca mengundang para blogger pariwisata dan kuliner untuk berkunjung. Sebagian besar rumah di desa masih dipertahankan struktur aslinya. Hanya dindingnya yang diperkuat. Beberapa telah dibuka menjadi penginapan, sedangkan yang lain menjadi restoran.Seluruh desa telah direnovasi untuk mencerminkan keindahan alam setempat. Mereka membangun banyak dek observasi, merekonstruksi kemegahan jalan perdagangan kuno, dan bahkan mengajak para nenek untuk mengajarkan kerajinan tenun dan teknik cetak tradisional warisan budaya kepada para wisatawan.Kelompok blogger pertama yang mengunjungi desa ini merasa sangat gembira. Mereka menghabiskan sekitar dua sampai tiga hari untuk bersantai dengan nyaman dan tenang.Dengan meningkatnya promosi di internet, wisata santai di desa ini pun perlahan-lahan menjadi makin populer. Kelompok kedua yang tiba adalah karyawan dari perusahaan ternama yang sedang melakukan liburan akhir tahun. Semua orang mendapa

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 18

    Darren yang tadinya masih bersikap tenang tiba-tiba menjadi gugup dan gelisah. Dia meraih lengan asistennya dan menghujaninya dengan pertanyaan, "Di mana dia? Di mana Becca? Cepat beri tahu aku!""Dia ada di sebuah desa dalam pegunungan di kawasan barat daya." Asisten itu sudah merasa mual akibat diguncang Darren. Darren langsung memasang tampang berseri-seri dan hendak berjalan keluar. Namun, beberapa pemegang saham segera menghentikannya.Tak disangka, Darren malah meninju orang yang paling dekat dengannya. Sekarang, satu-satunya hal yang dipedulikannya adalah Rebecca. Baginya, hal lain tidaklah penting.Darren meninggalkan Grup Hernanda dan bergegas melaju menuju bandara. Dia mengebut sepanjang jalan. Ketika sampai di persimpangan dan mencoba melewati lampu kuning, mobilnya ditabrak oleh truk yang juga menerobos lampu lalu lintas hingga terdorong ke pinggir jalan. Bodi Maybach-nya remuk dan kakinya terjepit oleh jok.Darren berusaha mati-matian untuk melepas sabuk pengaman dan mena

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 17

    Setelah Patrick selesai berbicara, Rebecca pun tertegun untuk sejenak. Kemudian, dia menggeleng dan menghibur, "Pak Patrick, jangan menyalahkan diri. Masalahku itu nggak ada kaitannya denganmu. Meski itu bukan Cecilia, pasti akan ada orang lainnya."Hati Darren terlalu besar hingga mampu menampung Rebecca dan orang lain. Cinta Darren yang tidak cukup murni dan tidak cukup abadi."Baguslah kalau kamu nggak menyalahkanku. Mulai sekarang, jangan panggil aku Pak Patrick lagi. Panggil saja aku Patrick." Patrick berkata dengan berpura-pura santai, "Aku nggak mau jadi pengacara lagi. Aku mau terjun ke bidang sosial sepertimu. Mulai sekarang, aku akan jadi pengikutmu.""Kamu nggak perlu berbuat begitu. Keadaanku sekarang sangat baik," tolak Rebecca dengan halus."Aku tahu kamu sangat baik. Aku ingin belajar darimu dan berkontribusi." Patrick berpura-pura tidak mengerti penolakan Rebecca. Dia tersenyum, lalu mengambil buku pelajaran dari tangan Rebecca dan lanjut mengajari anak-anak.Patrick ju

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status