“Haven? Kapan kamu pulang? Kenapa tidak memberikan kabar? Kakak bisa suruh orang untuk menjemputmu,” ucap Ellina.
“Tidak apa-apa, Kak. Kepentingan mendadak juga tidak bisa memberikan kabar.”
“Silahkan diminum dulu, kamu pasti capek. Kakak akan suruh pelayan untuk menyiapkan kamar tamu untukmu.”
“Tidak usah repot-repot, Kak! Aku sudah menyewa kamar di hotel. Aku hanya menunggu kasus Glara selesai, kami akan kembali lagi ke Amerika.”
“Maaf, Haven! Untuk kali ini kakak tidak bisa membantu kalian.”
“Tapi kenapa, Kak? Apa karena Varen adalah putramu?”
“Glara telah melakukan percobaan pembunuhan berencana, meskipun korbannya bukan putraku, tetapi itu tetap salah, Haven!”
Haven tersenyum sinis, “Lalu bagaimana dengan nyawa istriku, Nyony
“Ucapanmu seperti lelucon, Kinan!”Varen melihat selang infus di tangan Kinan, Varen tahu kalau Kinan takut sakit. Dia lebih jelas tahu kalau Kinan sangat takut disuntik.“Varen, bisa antar aku ke hotel saja? Aku tidak suka dengan rumah sakit, aku tidak mau dirawat di sini terus-terusan. Setelah melihat kamu, aku merasa sudah baikan, kita lanjutkan saja misi kita mencari Mama.”Varen memandangnya , “Aku panggilkan dokter dulu untuk melihat keadaanmu, jika memungkinkan untuk pulang, aku akan antar kamu pulang.”Varen lalu menekan tombol yang menempel di atas ranjang, tombol itu berfungsi untuk memanggil Dokter atau perawat yang sedang berjaga jika kondisi pasien dalam keadaan gawat darurat.“Permisi, apakah Tuan dan Nyonya sedang ada keluhan?” tanya perawat yang masuk.“Begini, Nona Kinan mema
“Tapi, Pa?”“Kamu mau mamamu mati sia-sia di tangan bajiingan seperti Wira? Ini saat kamu membalas semua kebaikan kami sebagai orang tua. Jangan lagi memikirkan Varen, menikahlah dengan Wira!”Tubuh Kinan terasa lemas, tidak terasa dia sudah menjatuhkan dirinya ke lantai. Dia lalu pergi ke bagian administrasi dan meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit karena telah memindahkan pasien tanpa sepengetahuan keluarga.“Aku adalah putri Nyonya Indira, mengapa rumah sakit Anda memindahkan pasien tanpa persetujuan dari anggota keluarga. Tolong jelaskan kepadaku, di mana ibuku dipindahkan.”Selesai mendengarkan, bagian administrasi lalu menjawab, “Maaf, Nona, orang yang semalam datang, beliau mengaku adalah menantu Nyonya Indira. Dia juga membawa kartu identitas dan kartu keluarga Nyonya Indira, bagaimana kami bisa tidak mempercayainya?”
Di dalam kamar hotel bertipe suite room, Kinan bahkan tidak bisa memejamkan matanya. Semalam Wira meneleponnya dan menanyakan keberadaannya dan hubungan apa yang terjadi dengan dirinya dan Varen.Wira adalah pria yang kejam, apapun bisa dia lakukan untuk mencapai keinginannya. Jika ingin melepaskan diri maka dirinya pun harus membayarkan hutang-hutang ayahnya yang seakan tidak ada habisnya jika dihitung.Pagi-pagi buta, tiba-tiba ada tamu yang datang mengetuk pintu kamarnya. Dia pikir itu adalah pelayan hotel, Kinan membuka pintu tanpa ragu, Kinan kaget ketika melihat siapa yang berdiri di hadapannya ini, “Ka-ka-pan kamu datang?”Raut wajah Wira sangat marah, “Bukankah aku seharusnya masuk dulu, baru kamu bertanya padaku.” Wira lalu mendorong tuhuh Kinan dan masuk ke dalam kamar.”“Kelihatannya kamu sangat bahagia berada di sini tanpa aku, apa kamu su
Apa yang dikatakan oleh Kinan tidak sepenuhnya salah, juga tidak sepenuhnya benar. Alasan yang paling penting dia meninggalkan Varen juga karena dia tidak ingin hidup miskin lagi. Dia tidak menyangka kini Revorma Group bisa bangkit lagi, bahkan lebih jaya dari sebelumnya.Jika saja dia tahu akan ada hari ini, maka saat itu dia tidak akan meninggalkan Varen dengan alasan apapun.“Seandainya saja waktu itu mamamu mau mengerti dan tidak memaksa papaku untuk membayarnya dengan cepat, mungkin Papa tidak akan memaksaku untuk menikahi Wira. Aku bagaikan alat untuk membayar semua hutang-hutangnya.”“Tapi aku tidak pernah membenci mamamu, bagaimanapun juga aku pernah menjadi menantunya dan tidak ada alasan aku membencinya. Aku telah menganggap ini kesalahan Papa.”Dari tadi Kinan sudah menangis sampai kedua matanya bengkak, air mata itu menyakiti hati Varen.
“Halo,” sapa Bayu.“Bayu, maaf aku mengganggumu lagi. Kamu tahu tidak, di mana tempat biasa Kinan dan Varen bertemu dulu?” tanya Alexa.“Tunggu, Alexa. Apa tadi kamu bilang, Kinan? Ada apa, tolong ceritakan kepadaku?”“Bayu, maaf aku tidak bisa menceritakannya sekarang. Aku butuh alamatnya sekarang.”Bayu lalu mengirimkan alamat kedai mie ayam pada Alexa melalui pesan chat. Tanpa berpikir panjang, Alexa lalu pergi ke tempat itu dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di sana dia langsung menemukan mobil Varen.Mereka duduk berdua di dekat jendela, karena Varen memang paling suka duduk di dekat jendela. Alexa melihat Kinan dari kejauhan, wajahnya terlihat cukup tenang.Tapi hati Alexa berdetak sangat kencang, melihat suaminya duduk berdua bersama dengan mantan istrinya, wanita mana yang bisa mene
Sementara Alexa juga sedang dalam suasana yang tidak baik, dia meminta supir untuk mengantarnya ke sebuah taman. Jika ada masalah, Alexa memang selalu menghabiskan waktunya di taman. Suasana hatinya akan cepat membaik seiring dengan dia bisa menghirup udara segar.Setelah beberapa lama berjalan sendiri, Alexa akhirnya memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Bagaimanapun juga kini dia sedang mengandung, jadi tidak boleh setres dan capek.Jika Kinan bisa memanfaatkan Aerin untuk merebut kembali Varen, bahkan dia juga bisa menggunakan anak yang masih dalam kandungan untuk mempertahankan Varen. Terkesan jahat dan licik, tapi apa boleh buat, segala sesuatu memang harus di perjuangkan.Tiba-tiba handphone di tasnya berdering, mengetahui bahwa nama yang tertera di sana adalah My Lovely Husband, itu artinya yang menelepon adalah Varen.“Halo,” suara sapaan dari seberang sana