Share

231. GELANG PASANGAN

Author: Allina
last update Last Updated: 2025-08-10 04:00:31

231. GELANG PASANGAN

“Pelan-pelan sedikit, sangat sakit,” Alexa berbicara dengan nada manja.

“Maaf, aku terlalu khawatir. Mungkin uratnya keseleo, aku gendong kamu untuk pulang.” Varen lalu mengangkat tubuh Alexa dan membawanya ke dalam gendongannya, tangan Alexa terpaut pada lehernya. Lalu menempelkan kepalanya pada ceruk leher Varen, aroma maskulin yang menguar dari tubuh Varen membuat Alexa memejamkan matanya sesaat. Begitu melewati tubuh Kinan, Alexa mendongakkan kepalanya dan tersenyum mengejek.

Kinan yang menyaksikan adegan ini sungguh merasa bukan hanya wajahnya saja yang ditampar tapi juga hatinya. Tangannya memegang satu dress yang bahannya sangat lembut, tanpa terasa dia sudah meremas dress itu hingga penuh dengan kerutan.

Penjaga toko yang melihat ini, segera maju ke depan dan mengatakan, “Maaf, Nyonya, pakaian di toko kami semuanya produk mewah, jika sampai rusak harus gan

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   240. TINGGALKAN AKU

    Setelah meninggalkan pantai, dia pergi ke apartemen Bayu. Dia yang sudah menenangkan hatinya, bagaikan sekuntum bunga yang tidak pernah kehilangan keindahannya.Tiba di apartemen Bayu, Olivia lalu mengambil ponsel di tasnya, dengan cepat mengirimkan pesan pada Bayu.“Apakah kamu sudah pulang dari Bandung?” tanya Olivia melalui pesan singkat.Bayu yang menerima pesan dari Olivia merasa kaget, karena wanita itu tidak akan menghubunginya duluan jika tidak ada hal yang penting. Jangankan untuk bertanya di mana keberadaan dirinya sekarang, lebih-lebih Bayu lah yang biasanya menanyakannya lebih dulu.Sambil menyetir menuju Jakarta, Bayu tidak henti-hentinya tersenyum, membayangkan kini ada orang yang mengkhawatirkannya, dia merasa sangat bahagia.Karena dalam perjalanan dan kondisi sedang mengemudi, Bayu lalu menelepon Olivia. Cukup lama hingga wanita it

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   239. BOM WAKTU

    Begitu mendengar Theresia akan pergi ke tempatnya praktek, Olivia pun mengalah. “Baiklah, bertemu di mana?”“Malam ini di café dekat acara ulang tahun, sangat mudah mencarinya. Hanya ada satu café yang buka di sini.” Theresia dengan senang menutup teleponnya.Olivia bangkit dari duduknya, meskipun kehidupan sangat sulit, walaupun suasana hatinya sangat buruk, dia tidak boleh menunjukkannya pada musuh. Ini adalah prinsip yang dimiliki oleh Olivia, dia tidak ingin terjebak seperti tiga tahun yang lalu.Pada saat dia tiba di sebuah café yang dijanjikan oleh Theresia, dirinya sama sekali tidak terlihat sedih. Selain matanya yang memerah, siapapun tidak akan menyadari bahwa dirinya habis menangis.Theresia sudah menunggu di sana, dia terlihat sangat cantik dan suci dengan balutan gaun pesta berwarna putih. Olivia duduk di hadapannya dan bertanya,

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   238. MEMBENCI WANITA HAMIL

    Saat ini, seorang wanita sebaya dengan calon mertuanya datang menghampiri, dia adalah Ellina. “Alima, lama tidak berjumpa. Apa kabar?” sapa Ellina. Dia menoleh, matanya menangkap Olivia yang cantik dengan dress cantik yang pas ditubuhnya. “Ah, ini pasti Olivia, kan?”“Iya, Tante. Sudah lama ya kita tidak pernah bertemu,” Olivia memberi salam sembari memeluk Ellina, pada dasarnya Olivia dan Ellina sudah saling mengenal, karena Bayu dulu sering membawa Olivia ke acara yang diadakan keluarga Dhananjaya.“Tante dengar kalian akan menikah?”“Allhamdullilah, jika tidak ada halangan, Tante, doakan yang terbaik saja,” Olivia membalas dengan senyuman.“Jeng Alima, beruntung lo punya menantu seperti Olivia. Sudah baik, cantik dan sopan pula.”“Ah, Jeng Ellina juga dikabarkan sudah memiliki men

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   237. ULANG TAHUN AERIN

    Varen keluar dari kamar dengan wajah muram, melihat ada beberapa botol bir di atas meja. Dia akhirnya meminumnya hingga setengah mabuk. Dan Alexa sedang bersandar dibantal, tidak bisa tidur, dia melihat di sampingnya juga tidak ada Varen, seharusnya pria itu sedang berada di luar.Alexa diam-diam berjalan keluar kamar, gerakannya sangat hati-hati agar Aerin tidak bangun. Lampu di depan kamarnya masih terang, di atas meja masih ada satu botol bir. Varen duduk di sana, wajahnya terlihat muram, satu tangannya sedang memegang botol bir.Pria ini memakai kemeja putih, dari sisi manapun melihat wajahnya tetap terlihat tampan. Tidak lama, pria itu merasakan ada yang sedang memperhatikannya. Varen menoleh ke belakang, lalu melihat Alexa, dengan nada yang rendah berkata, “Tidak bisa tidur?”“Iya.” Alexa menganggukkan kepala.Varen berkata lagi, “Duduklah di si

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   236. MEMANJAKAN ANAK

    “Kecilkan suaramu, jangan sampai membangunkan Olivia.” Terhadap adik iparnya yang arogan ini, Bayu terkadang kehabisan akal untuk melayaninya.Sore harinya setelah Oscar pulang, orang-orang yang ingin mengunjungi Olivia seakan tidak berhenti untuk datang. Kini giliran pasangan suami istri Varen dan Alexa, mereka kebetulan sedang melakukan pemeriksaan pada janin yang dikandungnya. Tidak hanya mereka berdua, Aerin juga turut serta.Pada saat mereka datang, Olivia sudah sadarkan diri. Melihat Alexa dan Varen datang dia begitu bersemangat dan tersenyum ke arahnya.“Maaf, Nona Alexa, Ren, sudah merepotkan kalian. Aku hanya demam biasa, tidak terlalu serius.” Terhadap Alexa, Olivia terkadang masih sedikit sungkan.Tapi dengan Varen, mereka dulu pernah akrab jadi memanggil nama juga masih wajar.“Tante, apakah di perutmu ada adik bayi seperti Mama?” Pertanyaa

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   235. PANAS TINGGI

    Bayu tersenyum, “Apakah kamu marah?”“Apakah aku berhak marah? Jika aku marah, mungkin sudah dari dulu aku marah.”“Via, apapun yang terjadi ke depannya, percayalah padaku. Aku tahu ujian kita ke depan akan semakin sulit. Tapi aku yakin kita bisa melewatinya,” nada bicara Bayu perlahan menjadi lembut.“Semoga kamu adalah pria yang bisa dipercaya,” Olivia berkata dengan jujur.“Apakah ada hal lain lagi? Jika tidak, aku mau makan siang.”“Satu hal lagi,” ujar Bayu, tersenyum meski Olivia tidak bisa melihatnya. “Aku merindukanmu, nanti sore aku akan menjemputmu.”Kata ‘Merindukanmu’ membuat Olivia tersipu malu dan wajahnya sudah memerah.“Dokter Olivia, apakah di sekitarmu ada cermin?” Bayu tiba-tiba bertanya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status