Selama percakapan berlangsung, tangan Donita tidak menganggur, dia telah membuat rambut Alexa hingga begitu indah dan menambah kecantikan dari wanita itu. Pekerjaan Donita sungguh tidak bisa diragukan lagi.
Merias wajah dan rambut seharusnya menjadi hak paten wanita, tetapi pria itu melakukan pekerjaannya dengan baik. Sama seperti memasak, mereka semua mengatakan bahwa itu adalah pekkerjaan wanita, tetapi para chef hebat di negeri ini justru kebanyakan pria.
Oleh karena itu, beberapa pendapat yang telah beredar dari jaman ke jaman belum tentu benar. Dengan perkembangan jaman, perubahan pun terjadi.
“Alexa, tahukah kamu, kamu menikahi pria seperti apa?” tanya Donita lagi.
“Doni!” Varen memukul lengan Donita dengan sedikit tenaga, Varen sejauh ini tidak pernah memanggil Doni dengan nama barunya. Karena Varen memang mengenal pria itu sebagai Doni bukan Donita.
<Bibi pengasuh melihat bayi kecil yang sedang menangis, “Oh, ternyata dia pipis, pantas saja menangis.” Mendengar itu, Kenzo dan Alexa menjadi lega dan tertawa bersama-sama. Setelah bibi pengasuh mengganti popok yang basah, pria kecil berhenti menangis dan menguap dengan malas.Alexa menatap bayinya yang tertidur di ranjang dengan tatapan lembut, ada senyuman samar di sudut bibirnya, membuat dirinya terlihat sangat lembut. Kenzo berdiri di samping menatapnya, matanya menyipit.Dia selalu tahu Alexa adalah seorang gadis yang ramah, seluruh tubuhnya memancarkan kelembutan dan kehangatan. Itulah yang membuat dirinya selalu ingin memiliki wanita itu, tapi sayangnya takdir berkata lain. Wanita di depannya ini ternyata tidak ditakdirkan untuknya.Pada sore hari, Alexa dan putranya sudah tertidur, dia juga tidak ingin mengganggunya. Kenzo adalah pria yang penuh perhatian, seharusnya tidak sulit untuknya
Tidak mendengar suara tangisan anaknya, hati Alexa menjadi cemas, mungkin inilah namanya ikatan bathin seorang ibu dan anak. Untungnya, tidak lama kemudian, anaknya telah digendong kembali, sedang dipeluk oleh perawat.Tubuhnya dibungkus dengan selimut kecil, matanya terpejam, bibirnya tersenyum. Wajahnya tampan sangat mirip dengan Varen, kulitnya putih seperti Alexa. Seorang putra dengan berat 3,5 kg, sangat sehat dan lahir dengan selamat.Perawat menggendong anak itu dan mendekatkan pada ibunya, “Dekaplah dia di dadamu agar dia merasakan kehangatan seorang ibu.”Hanya sebentar saja, bayi kecil itu sudah diambil lagi oleh perawat dan berkata, “Nyonya Alexa, Anda akan diobservasi dulu dalam waktu empat jam. Nanti setelah berada di ruang perawatan, Anda bisa terus bersama dengan putra Anda.” Perawat itu lalu pergi meninggalkan Alexa dan dalam waktu yang bersamaan Alexa sudah di bawa k
Anthony tidak menggunakan statusnya untuk menekan orang lain, hanya dengan kebenaran saja sudah mampu membungkam Walikota.Pak Walikota masih berada di ruangan cukup lama, para ajudan yang berada di sekitarnya juga tidak berani mengeluarkan suara. Mereka tahu dengan jelas suasana hati bosnya kali ini.“Kek, mengapa kamu bisa melawannya dengan hal semacam itu. Apa dari awal kakek sudah tahu kalau Lisa itu bukan putri kandung Pak Walikota?”Anthony menggelengkan kepala, “Hanya hasil penyelidikan selama semalam.”Varen bertepuk tangan, “Kakek sungguh hebat, bahkan celah sekecil itu kakek bisa mengetahuinya.”“Itulah makanya kamu harus lebih banyak belajar, dari dulu memang sudah banyak yang mengincar keluarga Dhananjaya. Jika kamu tidak cukup tangguh, maka kehancuran akan dengan mudah menghampirimu.”
“Mereka adalah mafia,” Varen lalu menceritakan semuanya pada Alexa.“Jadi kakekmu adalah pemimpin mafia?” Alexa terkejut, berencana untuk duduk dan menanyakan perihal kakek Varen yang tidak pernah ditemuinya ini. Tapi karena tidak hati-hati dia merasakan sakit pada bahunya.“Aaawww!!” pekik Alexa.“Kenapa kamu begitu ceroboh? Perlukah kaget hingga seperti itu. Waktu kita masih banyak, kamu pasti akan kukenalkan pada Kakek.”“Kapan aku bisa mengunjungi kakek? Aku ingin berterima kasih padanya karena sudah bersedia membantuku.”“Kamu rawatlah lukamu dengan baik, jangan terlalu banyak berpikir.” Keduanya berbicara cukup lama hingga hari menjadi gelap.“Lebih baik kamu lepaskan saja Lisa, aku takut Pak Walikota akan berbuat nekad nantinya. Kita cari ketenangan saja, Ren.&r
“Alexa adalah anak yatim piatu, papa tidak mau mendengar di luar sana ada yang membicarakan keluarga Dhananjaya telah menindas menantunya.”Rama pertama kali mendengar Varen mengaku salah dengan sangat tulus. “Begini saja, tunggu sampai masalah ini selesai ditangani. Kita adakan pesta untuk pernikahan kalian, biarkan semua orang tahu bahwa Alexa adalah Nyonya di keluarga Dhananjaya.”“Pa, bukankah kita sudah membahasnya. Tunggu anak kita lahir, baru adakan pesta.”***“Apa?” Pak Walikota langsung berdiri dari kursinya, dagunya hampir saja jatuh karena terkejut. “Siapa yang melakukannya?” Tentu saja dia tahu siapa orang itu, tapi dia hanya ingin memastikan sekali lagi.“Tapi, Tuan. Wanita itu terluka, lukanya tidak ringan. Jika tidak kuat bertahan juga hasilnya hanya mati.” Seseorang yang telah diutus mengatakan pada Pak Walikota. Kini bos besar dan sebagian preman yang disewa oleh Pak Walikota
“Oke, ayo kita masuk!” perintah Varen.Mereka masuk ke dalam, beberapa orang suruhan kakeknya mengikat kelima orang yang berjaga di sana. Kemudian Varen dan Kenzo masuk ke ruangan di mana Alexa dan Aerin disekap, tidak menunggu lama mereka langsung membawa Alexa dan Aerin ke dalam mobil.Tugas mereka sedikit sudah terselesaikan, polisi lalu datang ke TKP dan meringkus para penculik itu. Tinggal menunggu mereka sadar dan mereka akan dimintai keterangan mengenai kejadian itu. Nama Pak Walikota akan terseret ke dalam kasus hukum penculikan yang mengancam nyawa seseorang dengan sengaja.“Papa, kenapa papa datang lama sekali?” tanya Aerin.Varen berada di tengah satu tangannya memeluk Alexa dan satu tangannya lagi memeluk Aerin. Kenzo berada di kursi penumpang samping supir, melihat interaksi mereka sekeluarga, Kenzo seolah mati rasa.Tiba-tiba &l