Share

275. MELUKIS DENGAN HATI

Author: Allina
last update Last Updated: 2025-08-17 08:00:11

Alexa mengangguk dan menelan saliva, pria ini memang benar-benar ingin menggodanya. 

“Apa yang sedang kamu lihat? Kagum dengan tubuhku? Bukankah kamu sudah setiap hari melihatnya? Apakah istriku belum puas?” Varen tersenyum licik ke arahnya.

Alexa lalu mencebikkan bibirnya dan berkata, “Tunggu sebentar, aku akan mengambil peralatan lukis.”

Pandangan mata Varen mengikuti bayangan wanita itu memasuki ruang kerjanya, karena peralatan lukisnya memang dia simpan di sana. Bibirnya tersenyum penuh kemenangan. Sudah hampir lima bulan setelah melahirkan, mereka belum melakukan hubungan suami istri, tentu saja sebagai pria Varen tidak bisa menahannya, apalagi setiap malam ada seorang wanita yang memeluknya tanpa perasaan.

Wanita ini akan melukisnya, maka dia akan memperhatikan setiap inci wajahnya untuk dilukis. Dan dia akan melakukannya selama beberapa jam. Dan tugasnya adalah mengeluarkan seluruh pesonanya untuk menjerat istrinya agar d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   276. CINTA DI PAGI HARI

    Alexa sontak terperanjat dan tidak bisa berbuat apa-apa, tubuhnya sudah di dekap erat oleh pria itu. Mata Varen tertuju pada lukisan dirinya, dia diam-diam mengagumi kemampuan melukis Alexa. Bahkan dia bisa melukis gaya dan pesonanya dengan begitu sempurna.Apakah dia melukisnya dengan sepenuh hati, jika tidak sepenuh hati, tidak mungkin hasilnya semirip ini. Saat Varen mengamati lukisannya, tanpa disadari wajah mereka berjarak sangat dekat.Samar-samar mereka bisa mendengar nafas satu sama lain, membuat tubuh mereka sama-sama menegang."Lukisan yang indah, aku sangat menyukainya," kata Varen.Wajah Alexa memerah, ketika Varen berbicara bibirnya sangat dekat dengan telinganya. Suaranya yang rendah berdengung di telinganya, Alexa merasakan telinga dan sekujur wajahnya menjadi panas."Baguslah kalau kamu suka, sudah malam, mari kita beristirahat." Alexa mengemasi peralatan lukisnya, lalu dia teringat pensil yang ada di rambutnya. Dia me

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   275. MELUKIS DENGAN HATI

    Alexa mengangguk dan menelan saliva, pria ini memang benar-benar ingin menggodanya.“Apa yang sedang kamu lihat? Kagum dengan tubuhku? Bukankah kamu sudah setiap hari melihatnya? Apakah istriku belum puas?” Varen tersenyum licik ke arahnya.Alexa lalu mencebikkan bibirnya dan berkata, “Tunggu sebentar, aku akan mengambil peralatan lukis.”Pandangan mata Varen mengikuti bayangan wanita itu memasuki ruang kerjanya, karena peralatan lukisnya memang dia simpan di sana. Bibirnya tersenyum penuh kemenangan. Sudah hampir lima bulan setelah melahirkan, mereka belum melakukan hubungan suami istri, tentu saja sebagai pria Varen tidak bisa menahannya, apalagi setiap malam ada seorang wanita yang memeluknya tanpa perasaan.Wanita ini akan melukisnya, maka dia akan memperhatikan setiap inci wajahnya untuk dilukis. Dan dia akan melakukannya selama beberapa jam. Dan tugasnya adalah mengeluarkan seluruh pesonanya untuk menjerat istrinya agar d

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   274. MENAWARKAN PESONA

    Sepulang dari kantornya ketika waktu sudah malam, Varen menyempatkan diri untuk menjemput istrinya di rumah Bayu. Kebetulan memang dari kantor menuiu rumah mereka, melewati rumah Bayu.Sepertinya memang sedang berjodoh, sampai di depan pintu gerbang rumah Bayu, Alexa sedang berdiri di sana menunggu taxi. Dia sempat kaget karena melihat mobil Varen berhenti tepat di depannya.“Kenapa kamu tiba-tiba datang ke sini? Bukankah aku menyuruhmu menjemput anak-anak?” Alexa tidak bisa tidak bertanya.“Aku meneleponmu beberapa kali, tapi kamu tidak mengangkatnya. Maka aku datang kemari, aku sangat khawatir padamu, lain kali pergi bersama supir dan Gerin,” Varen berbicara dengan ucapan yang tidak bisa terbantahkan.“Aku bukan anak kecil lagi, lagian aku sedang tidak mengandung lagi saat ini. Aku masih bisa melindungi diriku sendiri.” Alexa mengerutkan dahinya, menunduk dan memeriksa isi tasnya untuk mencar

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   273. ABORSI

    Olivia menggelengkan kepalanya, ekspresinya terlihat tidak berdaya dan melirik ke arah Bayu, “Asalkan dia tidak memaksaku untuk melakukan aborsi, maka kami tidak akan bertengkar. Dokter Mira sudah menjelaskan padanya situasi saat ini, tidak perduli melahirkan ataupun aborsi, semuanya sangat berbahaya.Alexa tidak pernah mendengar kabar seperti ini, pengetahuannya tentang kehamilan juga sangat minim. Dia juga bukan seorang dokter. Alexa menggerakkan bibirnya tidak berkata.“Via, kamu jangan menakutiku. Kamu juga jangan berpikir yang macam-macam, stress tidak baik bagi ibu hamil,” Alexa berkata.“Dia memiliki kemampuan menahan stress yang kuat, aku hanya takut dia terlalu berani dan ceroboh,” Bayu menimpali.“Alexa, kamu jangan mengira aku sembarang ngomong,” Olivia berkata dengan serius.“Kamu tahu, akhir-akhir ini aku bahkan tidak keluar dari rumah dan hampir berada di ranjang sepanjang

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   272. ANAK KEMBAR

    Bayu lalu mengulurkan tangannya dan memegang tangan Olivia, seolah menyalurkan kekuatan di sana.“Jangan takut, hanya infeksi lambung. Di infus saja sudah bisa membaik.” Olivia seakan mengerti kekhawatiran suaminya.Mobil perlahan-lahan masuk ke pelataran parkir rumah sakit, Bayu langsung membawa Olivia menuju ke poliklinik.“Kita langsung ke ruangan Dokter Mira aja, ya? Aku udah janji sama dia,” kata Olivia.“Tapi, Sayang, memangnya penyakit lambung juga diobati oleh dokter kandungan?” Bayu merasa heran.“Iya, aku juga mau sekalian konsultasi soal rahimku.”Akhirnya Bayu mengantar Olivia menuju ke ruangan Dokter Mira. Kebetulan jam praktek Dokter Mira masih setengah jam lagi, tapi Dokter cantik itu pasti sudah ada di ruangannya. Dan benar saja, ketika Olivia mengetuk pintu, dokter itu sudah langsung menyuruhnya untuk masuk.“Via, bukannya jadwal kontrolmu

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   271. GEJALA KEHAMILAN

    “Kamu itu tidak perlu diet, cukup menjaga kesehatan saja. Kamu seorang dokter juga pasti lebih tahu itu dari mama. Ke depannya kita akan tinggal bersama, mama pasti akan selalu memperhatikan pola makanmu.” Alima tidak berhenti menasehati menantunya ini.Alima menyodorkan mangkuk berisi kare ayam ke hadapan Olivia, wanita itu tidak tahan untuk mencobanya. Namun, begitu mengirup aroma kare ayam itu, perutnya mendadak menjadi mual. Padahal kare ayam ini adalah makanan kesukaannya.Beberapa hari ini selera makan Olivia memang tidak baik dan sering terasa mual, dia lebih nyaman memakan makanan yang terasa asam seperti mangga.Namun kare ayam ini dibuat khusus oleh kakak iparnya, bagaimana mungkin dia tidak memakannya, itu artinya dia tidak bisa menghargai jerih payah orang lain. Olivia hanya bisa menahan rasa mual dan mulai mencicipi kuahnya.Akan tetapi kuahnya saja baru sampai di mulutnya, dia sudah tidak bisa menahan rasa mualnya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status