Share

Bab 17: Seorang Pemenang

Mata Laila membelalak saat mendengar suara Yudis membahana memenuhi ruangan kedai. Semua mata tertuju pada dirinya.

Rasanya Laila ingin sekali menyembunyikan wajahnya yang begitu malu jadi perhatian banyak orang.

“Tidak ada yang salah, karena menikah itu ibadah, daripada zina!” Sahut seorang ibu-ibu berhijab.

“Sudah terima saja, jika saling suka.” Sekarang suara seorang pria yang duduk di sebelah meja ibu-ibu berhijab tadi.

Lantas terdengar suara riuh dari semua pengunjung, menyerukan kata ‘Terima’.

Laila benar-benar sangat malu, dan bingung harus jawab apa. Apakah ia tolak saja, tapi logikanya itu berbeda dengan hatinya yang ingin sekali menerima.

Laila menatap Yudis yang masih berdiri angkuh di hadapannya. Dari ekspresi pria itu seolah berkata ayo jawab.

“Mas Yudis, aku mohon jangan begini,” bisik Laila. “Ini bisa kita bicaraka
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status