Share

5. Warisan dari Almarhum Tommy

Inayah sudah memutuskan, untuk tidak mengulangi kenakalan-kenakalan yang pernah ia perbuat di masa lalu, sewaktu kedua orang tuanya masih hidup.

Inayah ingin mengangkat derajat kedua orang tuanya di akhirat. Seperti yang ia tahu, kedua orang tuanya sangat jauh dari agama. Bahkan melupakan kewajiban mereka sebagai Muslim. Mereka terlalu menyibukan diri kepada keduniawian yang terus mereka kejar.

Meskipun demikian, mereka tetaplah orang tua Inayah, ia harus mempersembahkan yang terbaik untuk almarhum ayah dan bundanya, agar mereka tidak terlalu menderita di alam akhirat.

Masih banyak di sekitar kita, ditemui orang-orang yang jauh dari Allah, hidup mereka dipenuhi dengan hal-hal tidak bermanfaat bahkan membuat hati semakin keras dan tidak bercahaya.

Seperti yang ditemui di jalan raya menuju kampus. Inayah melihat sekelompok bapak-bapak sedang asik bermain judi.

Seakan-akan mereka tidak ingat dengan umur mereka, dan melupakan apa yang dilarang oleh Tuhan. Seharusnya di usia mendekati detik-detik kematian, mereka habiskan dengan berbuat kebaikan.

Tidak hanya itu, pernah pula Inayah melihat para wanita yang begitu seksi menjual kecantikan mereka dengan berbagai dalih.Terkadang kecantikan dipergunakan sebagai modal untuk merayubpara lelaki hidung belang yang bermata keranjang atau atas nama kebebasan.

Dengan demikian, Inayah ingin merubah semuanya, memantapkan niat untuk berhijrah di jalan Allah. Mungkin pertemuan dengan para bapak-bapak dan wanita-wanita cantik itu, adalah cara Allah mengiring Inayah untuk berpikir serta mengambil hikmah dari apa yang ia alami selama hidup dalam pergaulan bebasnya.

Senada dengan ungkapan Ibnu Qayyim bahwa berbahagialah manusia yang dianugerahi agama, pikiran dan akhlak yang selalu bertautan dengan Rabbi dan beruntung pula bagi manusia yang masih diberikan kesempatan hidup oleh Allah SWT.

Tidak terasa waktu berjalan sangat singkat. Tahun 2001, Inayah diwisuda lulus kuliah S1 dengan gelar sarjana ekonomi.

Dalam acara tersebut, Erni hadir sebagai perwakilan keluarga, moment terpenting dalam perjalanan hidupnya, Inayah lewatkan dengan kehampaan tanpa kehadiran kedua orang tuanya.

'Seharusnya, saat ini Inayah berfoto ria bersama dengan ayah dan bundanya. Mengenakan toga kebanggaan merayakan kelulusan, bersuka cita dengan keluarga yang lengkap,' batin Erni dengan meneteskan air mata.

Namun, hal seperti itu tidak bisa dirasakan oleh Inayah, karena kedua orang tuanya sudah tiada. Mereka sudah menghadap Sang Maha Pencipta. Meskipun seperti itu, Inayah tetap yakin, Allah mempunyai rencana indah untuk kehidupannya di masa yang akan datang.

Allah telah menguji Inayah dengan sebuah cobaan berat, kedua orang tuanya telah meninggal, kembali kepangkuan Sang Maha Kuasa. Inayah tetap berkeyakinan ada hikmah di balik ujian tersebut.

Karena ia paham di sisi lain, Allah sudah memberikan petunjuk terbaik untuknya melalui ujian tersebut, agar Inayah bisa memperbaiki diri dan bertafakur.

وَقَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ:: {الْمَوْتُ جِسْرٌ يُوْصِلُ الْحَبِيْبَ إِلَى الْحَبِيْبِ}

Nabi saw. bersabda, “Kematian itu jembatan yang menghubungkan sang Kekasih (orang mukmin) kepada Kekasihnya (Allah SWT).”

"Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kedua orang tuaku." ucap Inayah sembari melempar toga ke atas.

Selepas kuliah, Inayah lebih fokus di dunia bisnis yang ia rilis bersama Erni. Di samping bisnis, Inayah juga aktif di lembaga ekonomi syariah yang dibentuk oleh ibu-ibu jamaah Masjid yang ada di komplek kediamannya, bisnis fashion menjadi pilihannya waktu itu.

Semenjak berhijrah, Inayah lebih banyak bergaul dengan komunitas wanita Muslimah dan aktifis remaja Muslim Bandung, di sana ia banyak mendapatkan pengetahuan tentang agama dan belajar bersosialisasi dengan masyarakat umum.

Di samping itu, banyak di antara mereka yang tertarik dengan bisnis yang Inayah rilis, terutama di bidang fashion wanita Muslimah, mulai dari hijab, niqab, dan pakaian-pakaian gamis. Sehingga tercipta gagasan untuk membuat brand sendiri.

Karena, ia yakin dengan bisnis yang dijalankannya, di samping menghasilkan uang Inayah niatkan juga sebagai ibadah dan berdakwah di jalan Allah untuk merubah dan mengajak sahabat-sahabatnya agar mengikuti jejaknya berhijrah dan memakai hijab.

Sebagaimana telah diwajibkan oleh Allah Subhanahu Wata'ala kepada para kaum hawa. Perintah mengenakan hijab sebagaimana diterangkan dalam ayat Al-Qur'an.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Dari waktu ke waktu, bisnisnya tumbuh berkembang dengan begitu pesat. Banyak di antara teman-teman kuliah dan teman sekolahnya dulu, tertarik dan mengikuti jejak langkah Inayah, berhijrah dengan mengenakan hijab dan menjalankan hidup sesuai kaidah agama.

Mereka ikut membantu memasarkan produk-produk fashion milik Inayah dengan cara online dan membuka cabang di tempat lain.

Alhamdulilah hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Inayah, bukan hanya Inayah saja yang menikmati hasil dari bisnis tersebut, termasuk Erni sang asisten pribadinya, Erni ikut merasakan hasil dari kerja kerasnya selama ini.

Erni termasuk orang yang pandai dalam mengelola bisnis, dengan bermodalkan kejujuran dan sikap yang ramah ia mampu menjadi sebuah magnet bagi bisnis tersebut, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggan.

Saat itu, Erni juga sudah berubah. Penghasilannya sudah meningkat dan apa yang ia impikan sudah berhasil diraih. Erni sudah mempunyai satu unit mobil sedan dan beberapa petak sawah di kampung halamannya dan ia pun mampu membiayai adik-adiknya sekolah lebih tinggi lagi.

***

Malam itu, Inayah mengadakan syukuran kecil-kecilan, ia mengundang warga yang ada di sekitar kompleks tempat tinggalnya, dan tidak lupa juga mengundang anak-anak yatim piatu dan kaum dhuafa untuk berdoa bersama sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah yang telah Allah berikan.

Dari hasil yang ia dapatkan selama berbisnis dan dari hasil panen sawah milik almarhum kedua orang tuanya, sebagian Inayah sumbangkan untuk anak-anak yatim piatu dan kaum dhuafa yang ada di kampung yang tidak jauh dari sekitar komplek tempat tinggalnya.

Pukul sembilan malam acara sudah selesai. Inayah, Fatimah, dan Erni, merapikan rumah dan membereskan piring-piring serta barang lainnya yang berserakan sisa dari acara tersebut.

Setelah selesai merapikan semuanya, mereka berkumpul di ruang tengah sambil menikmati teh hangat dan kue-kue yang dibelinya sore tadi di toko kue yang ada di sebrang jalan komplek kediamannya.

''Alhamdulillah acaranya berjalan lancar," ucap Inayah menghela napas dan bersandar ke bahu Erni.

''Iya, Nay,'' jawab Erni sembari meluruskan hijab yang Inayah kenakan. 

"Bagaimana, Teh, sudah lancar belum mengemudikan mobilnya?'' tanya Inayah menatap wajah Erni.

''Kalau di sekitaran komplek sih sudah lancar, tapi kalau di jalan raya Teteh masih belum berani" jawab Erni lirih.

"Syukurlah kalau sudah lancar," desis Inayah.

''Tapi kalau ada yang klakson dari kendaraan lain, Teteh suka panik,'' sambung Erni dengan suara khas berlogat Sunda.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status