Share

Bertemu Kembali

Author: Blue Angel
last update Last Updated: 2025-09-27 10:42:07

Seperti biasa, hari-hari sebagai CEO dari banyak perusahaan yang dinaunginya membuatnya begitu sibuk.

"Jerry, mengapa sangat lambat!!?? Haruskah aku yang menunggu untuk membahas proyek baru pembangunan kantor baru ini? Sudah bosan kerja ya??" Terdengar celotehan Elshi kepada salah satu asistennya.

Tubuh Jerry bergetar hebat. Dia tahu apa yang akan terjadi jika membuat marah bosnya tersebut.

"E–eee... Bu Elshi," suaranya gemetar dan berusaha menatap wajah bosnya itu sebelum akhirnya menunduk kembali. "Maaf, saya lupa mengabari Anda bahwa hari ini saya sedang melakukan interview dan tes kemampuan karyawan baru di perusahaan baru kita."

Walau begitu, Elshi yang baru berusia 22 tahun sebenarnya bukan orang yang tak bijak kepada bawahannya. Mendengar penjelasan asistennya, dia berkata, "Kamu punya no WA-ku, hubungi aku jika memang ada urusan mendadak seperti ini. Kamu tahu aku paling benci menunggu walau hanya 5 menit."

"Ba–baik Bu, ini terakhir kalinya. Kedepan saya akan bertindak lebih baik."

"Mana dokumen yang kupinta? Apa berkasnya sudah siap?" tanya Elshi.

"Ini Bu, semuanya sudah siap," Jerry menyerahkan berkas dan file yang diinginkan bosnya.

"Kamu boleh keluar," titah Elshi.

Dengan sedikit menunduk, Jerry mengucapkan permisi kemudian beranjak keluar dari tempat di mana mereka janjian bertemu.

Walaupun terdengar mendominasi, kata-kata yang keluar di mulutnya itu sebenarnya sangat enak didengar. Andai dia adalah wanita biasa, bukan dengan statusnya sekarang, semua terdengar seperti gadis muda dengan suara lembut, sexi nan menggoda.

Hari ini Elshi memakai dress pendek ketat berwarna putih. Tubuhnya yang langsing, putih, dan berkaki jenjang akan membuat siapa pun yang melihatnya pasti tergoda dan berdecak kagum. Bagaimana mungkin, di usianya yang masih sangat muda, dia berhasil mengelola 7 perusahaan besar dan akan bertambah menjadi 8 perusahaan dengan proyek barunya ini.

Hidup dengan bergelimang kekayaan nyatanya tidak membuatnya tenang dan bahagia. Wajah-wajah pria yang menembaki ayahnya secara brutal selalu mengganggu hidup bahkan tidurnya di malam hari.

Di ruang lain, masih di tempat yang sama, Jerry kembali melanjutkan wawancara dan tes kemampuan pada para lelaki yang melamar kerja di perusahaan baru tersebut. Mereka berbondong-bondong ingin bergabung karena perusahaan yang dipimpin oleh Elshi adalah perusahaan besar dengan gaji selangit.

Saat Elshi sibuk memeriksa dokumen, pintu ruangannya diketuk seseorang. "Yaa masuk, Jerry," sahutnya. Pintu pun terbuka. Elshi menatap ke pintu, tiba-tiba tatapan mereka bertemu. Mata Elshi tertuju pada pria dewasa dengan tubuh tinggi, berbadan kekar dengan wajah tampan maskulin. Suaranya begitu candu ketika berkata, "Permisi Bu."

"Maaf, saya sudah menunggu untuk melakukan interview dan tes sejak tadi subuh, namun belum dipanggil sampai sekarang."

Elshi menatap ke jam dinding yang menunjukkan pukul 17.30 sore. "Masuklah!!" sahutnya.

"Permisi Bu, maaf jika saya mengganggu. Perkenalkan, nama saya Damian." Damian mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Elshi. Benar saja, perbandingan tangan keduanya bak langit dan bumi. Damian yang bertangan agak keras karena biasa bekerja bangunan, warna kulitnya tidak hitam namun juga tidak putih, tampak seperti lelaki-lelaki perkasa yang biasa ada di sinema action. Hidungnya mancung, mata tajam lengkap dengan alis tebal dan suaranya begitu candu.

Hari ini dia memakai kemeja putih formal dengan celana hitam yang menonjolkan aura maskulin dan perkasanya. Lengan bajunya yang panjang dilipat sampai siku. Dari kemejanya tampak terlihat badan kekarnya.

Sempat tertegun dengan pemandangan di hadapannya, Elshi kemudian berusaha menstabilkan dirinya kembali. "Elshi," jawabnya.

Benar saja, saat menjabat tangan Elshi, Damian merasakan aura langit dan bumi. Tangan Elshi yang lembut dan putih bak kapas membuatnya memandang sebentar ke wajahnya. Terlihat jelas bibir sexi bosnya yang menggoda dengan ulasan lipstik merah pekat, membuat dirinya kagum dalam hati. "Apa dia bidadari?" gumamnya dalam hati.

Namun lamunannya segera buyar ketika menyandingkan bayangan wajah tunangannya yang ada di desa. Yaa, Dara dengan wajah manis khas gadis desa, tidak membosankan jika dipandang. "Ah, wanitaku jauh lebih cantik," gumamnya dalam hati.

Elshi segera memulai pembicaraan kembali. "Damian, ruangan untuk interview ada di sebelah pojok kiri bertulis Staff HRD."

"Maaf Bu, Ibu Elshi ini siapa? Saya pikir Ibu HRD di sini." Jerry yang mendengar kata-kata itu dari balik pintu segera mengetuk pintu.

"Bu Elshi, maaf." Dia segera membuka pintu dengan buru-buru setelah mengetuk. Tampak Elshi memandangnya dengan tajam dari tempat duduknya yang empuk. "Sial, mengapa hari ini aku melakukan banyak kecerobohan," gumam Jerry dalam hati.

"Kamu Damian?" tanya Jerry singkat.

"Iya Pak," sahut Damian dengan setengah kebingungan.

"Saya menunggu mu lebih dari setengah jam setelah semua peserta selesai interview dan tes. Mengapa justru ke ruangan Bu Elshi?" tanya Jerry dengan nada tinggi dan sedikit marah.

"Bagaimana mungkin perusahaan besar kami menerima orang yang baru mau interview saja sudah lancang begini?"

Dengan sedikit kebingungan Damian menjawab, "Pak, maafkan saya. Sepertinya saya salah ruangan. Lain kali saya tidak akan ceroboh."

"Apa kamu tahu bahwa perusahaan kami sangat menjunjung disiplin? Kamu yang butuh kerjaan tapi kami yang menunggu."

Mendengar keributan yang terjadi, Elshi bersuara. Suaranya menghipnotis siapa pun yang mendengar, terdengar sexi dan merdu namun mendominasi. "Sudahlah, jangan berisik. Beri dia kesempatan kembali untuk interview besok."

Mendengar perkataan Elshi, Damian yakin Elshi bukan orang sembarangan di kantor ini. "Apa dia anak CEO?" gumam Damian. Yaa, jelas melihat wajahnya yang masih sangat muda, tidak akan ada yang mengira dia CEO di kantor tersebut.

"Bu, maaf. Untuk mendisiplinkan dia, bolehkah saya memberikan pelajaran kecil?" tanya Jerry.

Elshi menjawab, "Itu kapasitasmu, tidak perlu bertanya kepadaku." Elshi terlihat sibuk dengan pen di tangannya, dia memeriksa berkas-berkas sedari tadi.

"Damian, kamu masih ingin lanjut interview di sini?" tanya Jerry.

"Tentu saja Pak," jawab Damian dengan suara magnetisnya.

"Push up 50 kali sekarang!!" perintah Jerry.

Damian segera bersiap melakukan perintah Jerry. Saat push up, dia melakukannya dengan terlihat enteng, tidak terlihat lelah dan loyo. Badan kekarnya terlihat jelas saat melakukan gerakan ke atas ke bawah. Saat selesai, salah satu kancing kemejanya di bagian atas terbuka, terlihat jelas dada kekar, leher lelaki dewasa yang membius siapa pun yang melihatnya. Keringat memenuhi wajah dan bagian lehernya menambah kesan sexi pada diri Damian.

"Bu Elshi, kami permisi dulu," ucap Jerry sambil menunduk. Elshi menatap ke arah sumber suara, namun dia tampak memindahkan pandangannya pada lelaki berkeringat yang terlihat begitu menggoda. Pria itu diam tanpa sepatah kata pun, namun tampak tidak terlihat kelelahan.

Membayangkan begitu perkasanya lelaki tersebut ada sesuatu yang bergidik di tubuh Elshi.

"Bu Elshi, saya permisi dulu." Tampak Jerry kemudian keluar ruangan.

Elshi mengangguk ke arah Jerry. Damian kemudian—

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tawanan Cinta Queen Mafia   Cinta Yang Salah

    “Malam ini, tepat jam 00.00 tengah malam, kalian datang ke club malam Crystal Snow. Habisi orang yang bernama Marco.” Tampak Hendro menyerahkan foto serta selembar kertas bertulis semua informasi tentang Marco kepada Roy. “Kamu dipercaya bos Hugo untuk memimpin aksi ini, jangan mengecewakannya. Ingat, bos Hugo bisa kapan saja menghentikan biaya pengobatan ibumu di rumah sakit.” Terdengar suara ancaman Hendro kepada Roy, anggota termuda dan tertampan di Pasukan “Naga Merah”. “Baik, akan ku eksekusi secepatnya.” Hati Roy terasa lirih, mengingat pesan terakhir ibunya sebelum koma, “Nak, tetaplah menjadi orang baik. Walau banyak orang jahat kepada kita, jika kamu belum menemukannya, maka jadilah salah satunya.” Roy mengingat kembali kejadian malam itu, saat ibunya yang sedang sakit keras diusir oleh bos kontrakan mereka karena sudah 3 bulan menunggak pembayaran. Hujan disertai petir memecah keheningan malam itu, saat seorang anak yang bekerja

  • Tawanan Cinta Queen Mafia   Cerita Masa Lalu

    Beberapa saat setelahnya, Hugo mengamuk dan memperingatkan Evandy agar menjauhi Crystalia istrinya.Crystalia sempat berteriak bahwa dirinya sudah tidak ingin memiliki hubungan apa-apa lagi dengan Hugo. Mendengar kata-kata Crystalia yang menyakitkan di hatinya, Hugo menjambak rambutnya, menyeretnya tidak berperasaan, kemudian membenturkannya ke dinding.Melihat hal itu, Evandy sebagai pemilik bar sekaligus orang yang telah dicurigai Hugo segera bertindak. Dia menghampiri Hugo, menjelaskan bahwa dia baru berkenalan dan tidak memiliki hubungan apa-apa.Dia membangunkan Crystalia yang tersungkur dan memanggil ambulans.Hugo semakin mengamuk melihat pemandangan itu. Dia memperingatkan Evandy untuk berhati-hati mulai sekarang dan akan membalas dendam untuk sakit hati yang ia rasakan.Beberapa bulan setelahnya, dia membakar bar, menyerang caffe resto, bahkan memperkosa karyawan perempuan yang bekerja di tempat bilyar yang dikelola Evandy.Evandy mulai membentuk kelompok orang yang dimaksud

  • Tawanan Cinta Queen Mafia   Rapat Hugo dan Anggota Mafianya

    “Bos Hugo dataaang! Cepat berbaris ke depan dan berikan penghormatan kepadanya!” seru Doni.Semua anggota penting yang berjumlah 15 orang itu segera beranjak dari meja bundar tempat mereka akan mengadakan rapat tahunan dengan bos mafia mereka tersebut.Mereka berdiri menuju ruang kosong di depan meja, dekat pintu di mana Hugo akan masuk, bersimpuh seperti pembantu, meletakkan sebelah tangan di dada mereka, kemudian menunduk sambil berkata secara serempak, “Selamat datang Big Boss Hugo.”Hugo berdiri dengan sombong, membusungkan dada datar dan perutnya yang buncit ke depan sambil berkata, “Kemenangan untuk kita semua, kalian boleh berdiri dan kembali ke meja bundar untuk rapat.”Lelaki berusia 47 tahun itu tampak sangar dengan luka codet di pipi kirinya. Dia duduk di kursi terbaik di ruangan tersebut sambil membuka beberapa berkas hasil laporan semua anggota inti dari para mafia yang berada di bawah naungannya.“Sial, bedebah kalian semua! Di antara kalian ber-15 tidak ada satu pun yan

  • Tawanan Cinta Queen Mafia   Hari Pertama Kerja

    Tok… Tok… Tok…Terdengar suara ketukan pintu di ruangan Vita.“Masuk!!” sahutnya.Terlihat wajah Dara yang manis, cantik, dan tak bosan dipandang dari luar pintu.“Permisi Bu Vita, saya izin masuk,” Dara kemudian duduk di kursi berseberangan dengan CEO dari PT. Prima Bersinergi tersebut.“Kamu, bukannya kamu wanita yang ada di Caffe Ardath tadi malam?” tanya Vita tampak kaget.“Bu Vita, apa Ibu ada di sana tadi malam? Maaf saya tidak melihat Ibu,” kata Dara.“Bukankah priammu kaya-raya, mengapa tidak bekerja di tempatnya? Jangan-jangan kamu mata-mata di perusahaan saya ya?” timpal Vita.Dengan buru-buru Dara menjelaskan, “Bu Vita, Ibu salah paham.Pertama,Saya bukan mata-mata, saya serius bekerja di tempat Ibu.Kedua,Saya dan kekasih saya bukan orang kaya, kami hanya orang sederhana yang ingin bekerja untuk masa depan lebih baik.Ketiga,Jika Ibu mengira lelaki saya kaya dari mobil yang dia kendarai, itu bukan mobil kami, itu milik sahabat kekasih saya. Hanya saja tadi malam kami se

  • Tawanan Cinta Queen Mafia   Oh Jadi Dia?

    Lampu mini Bar tiba-tiba mati, semua orang berteriak ketakutan, Beda dengan Elshi dia justru tersenyum, keadaan benar-benar gelap tidak ada yang terlihat. Elshi menyandarkan tubuhnya dari belakang ke tubuh kekar Damian, punggung Elshi merasa hangat, jelas terasa otot dada Damian yang keras dan kekar. "Damian," seru Elshi "Hem hem," jawab Damian dengan suaranya yang begitu menghipnotis dan maco. Tangan Elshi membawa tangan Damian ke buah kenyalnya, Elshi yang berpakaian sedikit terbuka menonjolkan separo bola empuknya yang terlibat jelas, bulat, putih dan besar. "Remes kalau berani," Elshi menantangnya. Tubuh lembut Elshi, wangi aroma yang menggoda, membuat jantung Damian berdegup kencang, bahkan Elshi jelas bisa merasakannya. Dengan jahil, Elshi meraba batang sensitifnya dengan sebelah tangannya, kemudian berbisik, "Sudah ku duga keras lagi," Damian tersenyum, dalam hati nya bergumam, "Dasar gadis nakal," Damian sempat berpikir mengapa tubuh Elshi sangat mirip dengan

  • Tawanan Cinta Queen Mafia   Itu Kekasih Mu?

    Di Caffe Ardath nampak berhenti mobil Mercedes-Benz 300 SLR Uhlenhaut. Setelah pintu mobil dibuka, muncul sosok cantik jelita nan sexi Elshi bersama sahabatnya, Vita. Caffe Ardath memang tempat berkumpulnya orang-orang kaya raya, selain caffe di sini juga terdapat resto dan mini bar. Hanya saja tempat ini dikenal dengan nama Caffe Ardath karena pada awalnya owner caffe ini memang hanya ingin membuka caffe. Seiring waktu, menjadi bertambah dan semakin lengkap. Harga makanan di tempat ini selangit, jika hanya untuk orang biasa, salah satu minumannya bisa menghabiskan satu bulan gajih bekerja. Beberapa saat di caffe tersebut tiba kembali mobil Rolls-Royce La Rose Noire Droptail. Semua orang nampak penasaran siapa orang yang mengendarai mobil langka tersebut. Mereka melirik dan memandang penasaran siapa yang turun dari mobil itu. Benar saja Damian dan Dara keluar, semua mata berdecak kagum. "Siapa lelaki tampan itu?" "Dia benar-benar seperti dewa." "Sayang sekali dia sepertinya sudah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status