LOGINKeributan penduduk desa dan komplotan "Naga Merah" kini memanas. Pasukan "Naga Merah" yang bersenjata membuat tetangga-tetangga Dara ketakutan. Niat ingin menolong, justru harta mereka ikut dijarah oleh anggota mafia tersebut.
Penduduk berlarian dan memukulkan kentungan bambu tanda ada bahaya di desa tersebut. Damian terbangun dari tidurnya, dia meminta ibu dan adiknya untuk mengunci pintu rapat dan tidak keluar rumah, sementara Damian pamit keluar. "Damian, hati-hati nak, jaga dirimu baik-baik." "Ibu jangan khawatir, aku akan segera kembali." Ibu Zara menutup pintu sesaat setelah anaknya keluar. "Pak Rahmat, apa yang terjadi??" tanya Damian di antara kerumunan warga. "Damian, rumah Dara dijarah dan Dara diculik komplotan mafia dari kota. Tetangga Dara yang ingin menolong mereka justru juga dijarah hartanya. Kami tidak berani menolong karena mereka banyak dan bersenjata." Wajah Damian memerah, dia segera pergi ke rumah Dara. Damian membawa jerigen berisi bahan bakar. Sesampainya di sana, dia tidak menemukan keberadaan Dara dan keluarganya. Dengan berani Damian diam-diam menyelinap dan tiba-tiba menyodorkan pisau ke leher Doni. "Bedebah! Lepaskan bos Doni! Kamu cari mati sekarang!" teriak salah satu anak buah Doni. Damian berteriak, "Menyingkir dariku atau kubunuh dia!" Doni kemudian bersuara, "Kalian mundur! Jangan ada yang bergerak maju!" Damian kemudian mendudukkan Doni di kursi dan mengikatnya, lalu menyiramkan bahan bakar ke tubuh lelaki bejat tersebut. "Cepat perintahkan anak buahmu kembalikan harta penduduk dan lepaskan Dara, wanitaku yang kalian culik! Kalau ada satu saja rambutnya yang jatuh karena ulah kalian, kalian bakal lihat bagaimana bos kalian ini dilahap api!" Mendengar aksi berani Damian, Doni terkencing ketakutan. "Tolong, tolong jangan bakar aku!" "Bos kami benar-benar tidak tahu di mana Dara berada. Kami sudah cari di dalam mobil-mobil kita, tapi tidak ketemu," terdengar anak buah Doni bersuara. Hugo melihat kekacauan yang terjadi dari jauh, dia kemudian membawa Dara ke arah kerumunan. Dara kemudian berlari memeluk Damian, kekasihnya. "Damian, aku takut. Untung ada Pak Hugo yang menolongku dari mafia jahat ini." Salah satu warga bersuara, "Bukankah itu Hugo, mafia paling kejam di kota?" Hugo kemudian berkedip ke arah Doni dan memerintahkan anak buahnya untuk menghajar Doni dan anak buahnya. Anak buah Doni terkapar semua. Kemudian anggota Hugo merampas harta warga yang tadi dijarah anggota Doni, kemudian mengembalikannya ke warga setempat. "Jangan salah paham. Selama ini pemberitaan di luar tidak sepenuhnya benar, aku tidak sejahat itu. Aku justru sering membantu orang-orang yang dijahati anggota mafia seperti Doni. Kalian semua, jika ada penduduk di desa ini yang mengalami kesulitan karena ulah mafia jahat, hubungi saja aku. Aku akan bantu kalian." Begitu taktik licik yang dilontarkan Hugo untuk bisa membebaskan Doni, tangan kanannya. Anggota Doni kemudian melarikan diri dengan mobil mereka yang banyak terparkir di desa tersebut. "Pak Hugo, terima kasih sudah menyelamatkanku barusan," Dara berucap kepada Hugo. "Tidak masalah," Hugo berpura-pura baik. Hugo melirik ke arah Damian. "Nak, kamu sangat pemberani. Apakah kamu mau jadi anak angkatku? Jika di desa terjadi sesuatu dengan mafia jahat, segera hubungi aku. Aku akan bantu kalian." Mengingat kekasihnya diselamatkan oleh Hugo, Damian kemudian bersuara, "Baik Ayah, apa aku boleh menyimpan no WA-mu?" "Tentu, anakku." Hugo kemudian memeluk Damian seperti anak dan ayah. Warga bersorak gembira. Bagaimanapun, kalau urusan yang berhubungan dengan Dara, Damian akan melakukan yang terbaik untuk siapa pun yang berjasa pada wanita kesayangannya tersebut. Malam ini Hugo pulang sebagai pahlawan di desa tersebut. "Boss, apa rencanamu?" tanya salah satu anak buahnya. "Dalam situasi genting seperti tadi aku harus putar otak. Lihatlah apa yang terjadi, bukan? Doni selamat, anggota kita tidak ada yang mati karena amukan warga, dan aku akan lebih leluasa sekarang di desa tersebut. Dan yang terpenting, orang setangguh Damian lambat laun akan menjadi anggota hebat di grup mafia kita. Aku butuh lelaki kuat dan berani seperti Damian untuk menjadi orangku." "Bos, tapi sepertinya Damian bukan orang yang bisa diajak kerja sama dengan kita. Dia lelaki baik-baik," sahut anggota Hugo. "Bodoh, tidak perlu buru-buru. Kita bisa manfaatkan dia. Jika tidak bisa dengan cara baik-baik, aku akan memaksanya kelak dengan cara sadis," Hugo menggeram ke anak buahnya yang banyak tanya tersebut. "Bos Hugo, lihat siapa yang kubawa! Gadis ini sepertinya membuntuti kita," nampak Elshi tertangkap oleh anak buah Hugo. Dia tidak sempat mengirim panggilan darurat kepada Zay. Elshi memakai baju piyama tidur dan menutup wajahnya dengan masker wajah. Saat Hugo ingin membuka maskernya, Elshi menendang bagian sensitif Hugo dan melarikan diri keluar mobil. Saat berlari dia tidak sengaja tertabrak Damian. Damian terjatuh dan ditimpa tubuh Elshi. Tubuh seksi Elshi yang berada di atas tubuh Damian membuat hawa panas di diri Damian keluar. Dada kenyal Elshi menempel di dada kekarnya. "Nona, apa sakit?" tanya Damian, yang menyadari buah kenyal Elshi terbentur cukup keras di tubuhnya. Elshi buru-buru bangkit. Kemudian anak buah Hugo datang dari belakang. "Damian, maaf, aku harus bawa gadis ini. Dia memata-matai bos kami." Damian mengeluarkan ponsel kemudian mengirim pesan ke Hugo. Dip dip. Terlihat pesan masuk Damian di WA Hugo. "Ayah, dia warga kami. Mana mungkin mata-mata berpakaian piyama tidur seperti dirinya? Dia warga sini, Ayah. Lepaskan ya?" "Baik, anakku," Hugo membalas pesan tersebut. Beberapa saat kemudian anak buah Hugo melepaskan Elshi dan pamit kepada Damian serta meminta maaf. "Pak, maaf, kami tidak tahu kalau dia warga sini." "Tak masalah, kalian boleh pergi," ucap Damian. Damian tiba-tiba melihat ke kiri kanan. "Di mana gadis itu?" gumam Damian dalam hati.“Malam ini, tepat jam 00.00 tengah malam, kalian datang ke club malam Crystal Snow. Habisi orang yang bernama Marco.” Tampak Hendro menyerahkan foto serta selembar kertas bertulis semua informasi tentang Marco kepada Roy. “Kamu dipercaya bos Hugo untuk memimpin aksi ini, jangan mengecewakannya. Ingat, bos Hugo bisa kapan saja menghentikan biaya pengobatan ibumu di rumah sakit.” Terdengar suara ancaman Hendro kepada Roy, anggota termuda dan tertampan di Pasukan “Naga Merah”. “Baik, akan ku eksekusi secepatnya.” Hati Roy terasa lirih, mengingat pesan terakhir ibunya sebelum koma, “Nak, tetaplah menjadi orang baik. Walau banyak orang jahat kepada kita, jika kamu belum menemukannya, maka jadilah salah satunya.” Roy mengingat kembali kejadian malam itu, saat ibunya yang sedang sakit keras diusir oleh bos kontrakan mereka karena sudah 3 bulan menunggak pembayaran. Hujan disertai petir memecah keheningan malam itu, saat seorang anak yang bekerja
Beberapa saat setelahnya, Hugo mengamuk dan memperingatkan Evandy agar menjauhi Crystalia istrinya.Crystalia sempat berteriak bahwa dirinya sudah tidak ingin memiliki hubungan apa-apa lagi dengan Hugo. Mendengar kata-kata Crystalia yang menyakitkan di hatinya, Hugo menjambak rambutnya, menyeretnya tidak berperasaan, kemudian membenturkannya ke dinding.Melihat hal itu, Evandy sebagai pemilik bar sekaligus orang yang telah dicurigai Hugo segera bertindak. Dia menghampiri Hugo, menjelaskan bahwa dia baru berkenalan dan tidak memiliki hubungan apa-apa.Dia membangunkan Crystalia yang tersungkur dan memanggil ambulans.Hugo semakin mengamuk melihat pemandangan itu. Dia memperingatkan Evandy untuk berhati-hati mulai sekarang dan akan membalas dendam untuk sakit hati yang ia rasakan.Beberapa bulan setelahnya, dia membakar bar, menyerang caffe resto, bahkan memperkosa karyawan perempuan yang bekerja di tempat bilyar yang dikelola Evandy.Evandy mulai membentuk kelompok orang yang dimaksud
“Bos Hugo dataaang! Cepat berbaris ke depan dan berikan penghormatan kepadanya!” seru Doni.Semua anggota penting yang berjumlah 15 orang itu segera beranjak dari meja bundar tempat mereka akan mengadakan rapat tahunan dengan bos mafia mereka tersebut.Mereka berdiri menuju ruang kosong di depan meja, dekat pintu di mana Hugo akan masuk, bersimpuh seperti pembantu, meletakkan sebelah tangan di dada mereka, kemudian menunduk sambil berkata secara serempak, “Selamat datang Big Boss Hugo.”Hugo berdiri dengan sombong, membusungkan dada datar dan perutnya yang buncit ke depan sambil berkata, “Kemenangan untuk kita semua, kalian boleh berdiri dan kembali ke meja bundar untuk rapat.”Lelaki berusia 47 tahun itu tampak sangar dengan luka codet di pipi kirinya. Dia duduk di kursi terbaik di ruangan tersebut sambil membuka beberapa berkas hasil laporan semua anggota inti dari para mafia yang berada di bawah naungannya.“Sial, bedebah kalian semua! Di antara kalian ber-15 tidak ada satu pun yan
Tok… Tok… Tok…Terdengar suara ketukan pintu di ruangan Vita.“Masuk!!” sahutnya.Terlihat wajah Dara yang manis, cantik, dan tak bosan dipandang dari luar pintu.“Permisi Bu Vita, saya izin masuk,” Dara kemudian duduk di kursi berseberangan dengan CEO dari PT. Prima Bersinergi tersebut.“Kamu, bukannya kamu wanita yang ada di Caffe Ardath tadi malam?” tanya Vita tampak kaget.“Bu Vita, apa Ibu ada di sana tadi malam? Maaf saya tidak melihat Ibu,” kata Dara.“Bukankah priammu kaya-raya, mengapa tidak bekerja di tempatnya? Jangan-jangan kamu mata-mata di perusahaan saya ya?” timpal Vita.Dengan buru-buru Dara menjelaskan, “Bu Vita, Ibu salah paham.Pertama,Saya bukan mata-mata, saya serius bekerja di tempat Ibu.Kedua,Saya dan kekasih saya bukan orang kaya, kami hanya orang sederhana yang ingin bekerja untuk masa depan lebih baik.Ketiga,Jika Ibu mengira lelaki saya kaya dari mobil yang dia kendarai, itu bukan mobil kami, itu milik sahabat kekasih saya. Hanya saja tadi malam kami se
Lampu mini Bar tiba-tiba mati, semua orang berteriak ketakutan, Beda dengan Elshi dia justru tersenyum, keadaan benar-benar gelap tidak ada yang terlihat. Elshi menyandarkan tubuhnya dari belakang ke tubuh kekar Damian, punggung Elshi merasa hangat, jelas terasa otot dada Damian yang keras dan kekar. "Damian," seru Elshi "Hem hem," jawab Damian dengan suaranya yang begitu menghipnotis dan maco. Tangan Elshi membawa tangan Damian ke buah kenyalnya, Elshi yang berpakaian sedikit terbuka menonjolkan separo bola empuknya yang terlibat jelas, bulat, putih dan besar. "Remes kalau berani," Elshi menantangnya. Tubuh lembut Elshi, wangi aroma yang menggoda, membuat jantung Damian berdegup kencang, bahkan Elshi jelas bisa merasakannya. Dengan jahil, Elshi meraba batang sensitifnya dengan sebelah tangannya, kemudian berbisik, "Sudah ku duga keras lagi," Damian tersenyum, dalam hati nya bergumam, "Dasar gadis nakal," Damian sempat berpikir mengapa tubuh Elshi sangat mirip dengan
Di Caffe Ardath nampak berhenti mobil Mercedes-Benz 300 SLR Uhlenhaut. Setelah pintu mobil dibuka, muncul sosok cantik jelita nan sexi Elshi bersama sahabatnya, Vita. Caffe Ardath memang tempat berkumpulnya orang-orang kaya raya, selain caffe di sini juga terdapat resto dan mini bar. Hanya saja tempat ini dikenal dengan nama Caffe Ardath karena pada awalnya owner caffe ini memang hanya ingin membuka caffe. Seiring waktu, menjadi bertambah dan semakin lengkap. Harga makanan di tempat ini selangit, jika hanya untuk orang biasa, salah satu minumannya bisa menghabiskan satu bulan gajih bekerja. Beberapa saat di caffe tersebut tiba kembali mobil Rolls-Royce La Rose Noire Droptail. Semua orang nampak penasaran siapa orang yang mengendarai mobil langka tersebut. Mereka melirik dan memandang penasaran siapa yang turun dari mobil itu. Benar saja Damian dan Dara keluar, semua mata berdecak kagum. "Siapa lelaki tampan itu?" "Dia benar-benar seperti dewa." "Sayang sekali dia sepertinya sudah







