Share

Tawanan Dangerous Billionaire
Tawanan Dangerous Billionaire
Penulis: edelwiss123

BAB 1 : Kehidupan Baru Arabella

Seorang gadis mengerjap, tubuh bagian atasnya basah akibat tumpahan air atau lebih tepatnya siraman air secara sengaja oleh seorang wanita bergaun merah yang sangat mini.

Minimnya pencahayaan, membuat Arabella —gadis naas itu harus menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas wajah wanita tersebut. Arabella tidak mengenalnya ....

Tidak, yang harusnya ia pikirkan sekarang bagaimana mungkin Arabella ada di tempat ini, di sebuah ruangan gelap yang lembab, juga dengan keadaan kakinya terantai.

Kesadarannya yang sudah sepenuhnya pulih membuat gadis itu ketakutan. Terakhir seingatnya ia sedang menuju parkiran mobil bersama asistennya untuk pulang ke rumah sehabis syuting.

Arabella Samantha adalah seorang aktris yang sedang naik daun karena setahun terakhir sudah membintangi enam film. Dua di antaranya ada film dewasa di mana gadis itu dituntut untuk beradegan layaknya behubungan badan dengan sang lawan main. Dan tadi ... sebelum ia tersadar berada di sini, ia baru saja selesai syuting hari terakhir film ketujuhnya.

“Sia—siapa kau?!” tanya Arabella. Ia mencoba terlihat berani tapi suaranya justru terdengar bergetar. Gadis itu mencoba bangkit, tapi sedetik kemudian dirinya terjatuh karena perih di kedua telapak kakinya.

Ragu-ragu Arabella menyentuh telapak kaki kanannya. Betapa kagetnya ia saat melihat cairan merah kini berada di telapak tangannya.

Terdengar gelak tawa wanita itu. Ia berjongkok di hadapan Arabella, menyentuh dagu gadis itu dengan sedikit menekan ujung kukunya. Sekarang, Arabella dapat melihat dengan jelas wajah wanita yang terbalut make up cukup tebal tersebut.

“Tertangkap,” katanya, menepuk pipi Arabelle dua kali, “Aku adalah Miss Eve, kau tahu siapa aku? Aku adalah pemilik dari sebuah club malam, seperti itulah orang-orang awam mengenalku. Tapi kau, biar kuberitahu apa pekerjaanku, melelang gadis-gadis sepertimu.”

Di luar dugaan Miss Eve, dengan berani Arabella meludahinya. Hal tersebut membuat Miss Eve naik pitam dan menampar Arabella dua kali. Panas, kebas, dan perih. Meski pernah mendapat tamparan ketika beradu akting, Arabella tentu tidak pernah mendapat perlakuan kasar seperti ini di kehidupan nyatanya.

Miss Eve menjambak rambut Arabella hingga membuat gadis itu meringis. Namun, Miss Eve tidak merasa kasihan sedikit pun. “Beraninya kau!”

“Lepas!” pekik Arabella.

Air matanya mengalir merasakan kulit kepalanya seperti akan terlepas. “To—tolong lepaskan.”

Mendengar suara Arabella yang memohon barulah Miss Eve melepaskannya. Ia tersenyum sinis dengan tatapan merendahkan. “Bersabarlah, sebentar lagi kau juga akan keluar dari tempat ini.”

Wanita itu berkata misterius, sebelum pergi meninggalkan Arabella sendirian. “Pemilikmu akan segera membawamu pulang.”

Apa katanya ... pemilik? Siapa yang dimaksud wanita itu? Arabella membantin penuh tanya mengenai ucapan Miss Eve. Perasaannya menjadi cumpur aduk tidak karuan.

Tuhan, Arabella tidak pernah meminta apa pun sebelumnya dalam hidupnya, tapi kali ini tolong buat ia bangun dari mimpi buruk ini.

“Tolong! Tolong!” pekik Arabella. Berharap ada keajaiban siapa pun mendengar teriakannya dan menolongnya.

Namun, hanya ada gema suaranya yang memantul, lalu setelahnya hening. Gadis itu mulai terisak. Ia mencoba berdiri, menahan rasa sakit di kakinya dan melangkah menuju tempat wanita tadi pergi.

Sesampainya di sebuah pintu yang terbuat dari besi, Arabella mencoba menggedornya sambil berteriak meminta tolong, “Siapa pun ... siapa pun tolong aku!”

Meski tangannya sudah memerah, tetap saja tidak ada tanda-tanda kehadiran apalagi bantuan dari seseorang. Hal tersebut membuat Arabelle jatuh tersungkur. Kaki sudah sangat lemah dan sakit, kepalanya pusing, juga pandangannya yang mengabur akibat air mata yang siap tumpah. Perlahan gadis itu jatuh pingsan.

***

“Dia sangat cantik,” puji seseorang ketika melihat seorang perempuan dengan kain tipis membalut tubuhnya dengan sangat minim.

Gadis itu tampak tidak sadarkan diri dalam keadaan berdiri di mana kedua tangannya terikat pada tiang. Jika tidak ada tiang itu menopangnya, maka dapat dipastikan tubuh gadis itu akan terhempas jatuh.

“Tentu saja, Miss Eve bilang dia adalah bintangnya malam ini. Lihatlah tubuh indahnya,” kata pria berjas lainnya menyahut. Ia berdecak kagum melihat tubuh Arabella yang memang sangat dijaga oleh gadis itu sejak remaja hingga usianya menginjak dua puluh satu sekarang.

Arabella, gadis itu sekarang menjadi bahan lelang di dunia bawah club malam Drak Black. Setiap mata menatapnya dengan nafsu, membayangkan bisa menjadikan gadis itu miliknya dan menggagahinya.

“Dua ratus juta. Untuk gadis terakhir malam ini kami membuka dari angka dua ratus juta. Wajah cantik, tubuh ideal, dan tentunya gadis kali ini masih perawan,” kata seorang MC membuka proses lelang untuk Arabella dengan harga yang cukup tinggi.

“Tiga ratu juta,” kata seorang pria berjas yang memiliki rambut hampir sepenuhnya putih. Usianya pasti sudah tidak muda lagi.

“Lima ratus juta.” Kali ini seorang pria yang terlihat berusia empat puluhan, terlihat cukup muda dibandingkan pria sebelumnya, menawar dengan harga yang lebih tinggi.

Kemudian, disusul oleh penawaran-penawaran selanjutnya yang angkanya semakin tinggi. Saling bersahutan menggema di ruangan untuk dapat memiliki Arabella.

“Enam ratus juta.”

“Enam ratus lima puluh juta.”

“Delapan ratus juga.”

“Satu miliar.”

Keheningan cukup lama terjadi ketika orang terakhir menyebutkan nominal yang cukup fantastis hanya untuk seorang gadis. Ah, tentu saja, gadis itu akan menjadi milik siapa pun yang membelinya malam itu untuk selamanya.

Pria pertama yang menawar tadi angkat suara kembali, “Dua miliar.”

“Baik,” MC yang mengenakan setelan formal itu mengulang penawaran tertinggi dengan tempo pelan, “Dua miliar, ada lagi? Satu ... dua ... ti—“

“Sepuluh miliar.”

Seorang laki-laki dengan kemeja hitam yang lengannya sedikit digulung mengangkat suara. Ia baru saja tiba, masih berdiri di ambang pintu. Di belakangnya ada pria berjas yang memegang tas serta sebuah jas di lengannya, sepertinya asisten laki-laki itu.

“WAW FANTASTIC! APAKAH ADA LAGI YANG BISA MENAWAR LEBIH MAHAL?”

Sang MC menunggu selama beberapa saat. Saat sudah tak ada lagi yang menyebutkan tawaran lebih tinggi, ia pun menghitung mundur. “TIGA ... DUA ... SATU!” serunya.

"Gadis terakhir malam ini terjual dengan harga sepuluh miliar kepada Tuan ...." MC tersebut menggantung ucapannya, menatap si 'pembeli' Arabella dengan tatapan bertanya.

“Griffin Anderson,” kata laki-laki yang akan menjadi pemilik Arabella.

“Arabella terjual seharga sepuluh miliar kepada Tuan Griffin Anderson,” ulang MC tersebut sembari mengetuk mic yang ada di tangannya layaknya sang hakim yang tengah memutuskan sesuatu.

Arabella Samantha, gadis itu kini resmi menjadi milik Griffin Anderson.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status