Beranda / Romansa / Tawanan Mafia Blackwood / Bab 43 - “Nafasmu Hangat, Tapi Aku Lebih Panas”

Share

Bab 43 - “Nafasmu Hangat, Tapi Aku Lebih Panas”

Penulis: Avelina Anggel
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-03 03:03:33

Pesawat jet pribadi Damian mendarat mulus di sebuah landasan kecil di luar Nice, Prancis Selatan. Dari balik kaca jendela, hamparan kebun anggur dan barisan rumah batu tua tampak seperti lukisan. Namun, Damian tahu... keindahan ini cuma ilusi. Di balik lanskap damai, ada sejarah kelam yang belum sepenuhnya terkubur.

Aurora merapatkan jaketnya saat angin pantai menyentuh kulitnya. Ia menatap Damian yang sedang bicara dengan salah satu bodyguard-nya dalam bahasa Prancis.

"Ini tempat yang pernah jadi markas ayahmu?" tanya Aurora pelan, begitu mereka naik ke mobil yang sudah menunggu.

Damian mengangguk tanpa menoleh. “Tapi sekarang sudah jadi milik kelompok baru. Dulu namanya Château Sombre. Kastil gelap. Sekarang nggak tahu lagi apa mereka masih menyebutnya begitu.”

Mobil melaju ke arah pedesaan. Semakin jauh dari kota, sinyal ponsel mereka mulai menghilang. Jalan makin sepi. Hanya suara ban menabrak kerikil dan desir angin me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 46 – Bikini dan G-String

    Langit mulai gelap saat Damian dan Aurora memutuskan berhenti di sebuah kota kecil di tepi danau yang nyaris tak tampak di peta. Setelah pengejaran gila-gilaan dan nyaris tertangkap oleh Loxen, tubuh mereka kelelahan. GPS tua yang menyala dari map milik Velia menunjukkan sinyal terakhir arah utara. Tapi hari mulai larut, dan mereka harus mencari tempat berlindung."Hostel ini... kelihatan bobrok, tapi cuma ini yang ada di sekitar sini," gumam Aurora sambil turun dari mobil, mengenakan hoodie yang kebesaran.Damian mengangguk. "Asal ada kasur dan atap, gue terima."Hostel itu tampak sepi, dengan pintu kayu yang berderit saat mereka masuk. Seorang perempuan tua menyambut mereka dengan senyum misterius. “Kalian pasangan muda? Kebetulan kamar VIP kami sisa satu. Sudah termasuk ‘paket spesial’.”Damian dan Aurora saling pandang."VIP?" tanya Aurora curiga.“Nggak usah takut. Banyak pasangan muda yang mampir ke sini cari suasana... pan

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 45 - Jejak Velia

    Keesokan paginya, matahari menyelinap lewat celah tirai jendela kayu. Udara Venesia masih dingin, tapi damai. Aurora terbangun lebih dulu. Ia duduk di sisi ranjang, mengenakan sweater tipis, menatap Damian yang masih tertidur, dadanya naik-turun pelan. Untuk sesaat, dunia terasa hening.Ia menyentuh lengan Damian perlahan. “Hei... kita harus bangun.”Damian membuka mata, mengerjap sebentar, lalu duduk. “Kamu mimpi buruk lagi?”Aurora menggeleng, tersenyum kecil. “Enggak. Cuma... kepikiran. Kita semakin dekat, tapi rasanya makin banyak pintu yang harus dibuka.”Damian berdiri, meraih jaketnya, dan memeriksa senjata yang disembunyikan di dalam kantong rahasia. “Toko parfum kemarin bukan sekadar toko, kan?”Aurora mengangguk. “Wanita tua itu tahu banyak, tapi nggak semua dia mau bilang.”Mereka memutuskan kembali ke gang tempat toko parfum itu berada. Tapi toko itu… hilang. Yang tersisa hanya bangunan kosong dengan pintu digembok da

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 44 - Jejak Aroma Masa Lalu

    Langit Venezia berwarna jingga saat perahu kecil mereka melaju perlahan melewati kanal-kanal yang memantulkan cahaya matahari senja. Damian duduk diam, sorot matanya tajam menembus riak air. Aurora bersandar di bahunya, mencoba menikmati ketenangan sesaat sebelum badai. Mereka telah menempuh perjalanan jauh dari Lorraine Hill, dan kini, petunjuk baru membawa mereka ke toko parfum tersembunyi di sebuah gang sempit yang tak tercatat di peta. Toko itu kecil dan antik, penuh dengan botol-botol kaca berisi cairan berbagai warna. Seorang wanita tua berdiri di balik meja kayu, mengenakan gaun hitam dan kalung liontin berbentuk jam pasir. Matanya keruh, namun tajam, seperti menyimpan lebih banyak rahasia daripada yang seharusnya. "Kalian mencari Velia," ucapnya tanpa ragu, bahkan sebelum Damian sempat bicara. Aurora tertegun. "Bagaimana Anda tahu?" "Dia meninggalkan jejak di sini. Aroma khas yang hanya bisa diracik s

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 43 - “Nafasmu Hangat, Tapi Aku Lebih Panas”

    Pesawat jet pribadi Damian mendarat mulus di sebuah landasan kecil di luar Nice, Prancis Selatan. Dari balik kaca jendela, hamparan kebun anggur dan barisan rumah batu tua tampak seperti lukisan. Namun, Damian tahu... keindahan ini cuma ilusi. Di balik lanskap damai, ada sejarah kelam yang belum sepenuhnya terkubur. Aurora merapatkan jaketnya saat angin pantai menyentuh kulitnya. Ia menatap Damian yang sedang bicara dengan salah satu bodyguard-nya dalam bahasa Prancis. "Ini tempat yang pernah jadi markas ayahmu?" tanya Aurora pelan, begitu mereka naik ke mobil yang sudah menunggu. Damian mengangguk tanpa menoleh. “Tapi sekarang sudah jadi milik kelompok baru. Dulu namanya Château Sombre. Kastil gelap. Sekarang nggak tahu lagi apa mereka masih menyebutnya begitu.” Mobil melaju ke arah pedesaan. Semakin jauh dari kota, sinyal ponsel mereka mulai menghilang. Jalan makin sepi. Hanya suara ban menabrak kerikil dan desir angin me

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 42 – Jejak di Balik Kabut

    Pagi di Loraine Hill datang dengan kabut tipis yang menggantung di antara pohon pinus, membuat suasana pondok terasa seperti adegan dari mimpi yang belum usai. Damian membuka jendela, membiarkan udara dingin masuk dan membelai kulit telanjangnya. Di balik punggungnya, Aurora masih bergelung dalam selimut, matanya setengah terbuka. “Udah pagi banget?” gumam Aurora malas. Damian menoleh dan tersenyum tipis. “Jam tujuh. Tapi kabutnya masih tebal. Cocok buat nyari kebenaran yang ngumpet.” Aurora bangkit, rambutnya berantakan, wajahnya tanpa makeup, tapi justru di saat seperti ini Damian merasa dia terlihat paling nyata. Paling… indah. Setelah sarapan singkat dan kopi panas, mereka duduk di ruang tengah pondok, membuka koper tua berisi dokumen pribadi Damian. Di sanalah mereka menemukan sebuah buku catatan lusuh, milik Velia. “Velia Blackwood” Tertulis dengan tinta hitam dan tulisan tangan yang khas tega

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 41 - Lorraine Hill

    Kabut tipis menyelimuti lereng-lereng Loraine Hill, seperti tirai halus yang menutupi rahasia masa lalu. Mobil sport hitam Damian meluncur pelan di jalanan basah. Di sampingnya, Aurora duduk diam, membiarkan jari-jarinya digenggam oleh pria yang kini tak lagi hanya milik dunia hitam tapi juga miliknya. "Aku masih belum percaya kita akan tinggal di pondok," gumam Aurora, menatap pemandangan luar jendela. Damian meliriknya, lalu tersenyum samar. "Pondok, versi mafia." Saat mobil melewati gerbang besi yang nyaris tertelan tumbuhan liar, mata Aurora membesar. Di balik belokan terakhir, sebuah vila dua lantai berdiri megah di tengah perbukitan. Dinding kacanya memantulkan cahaya pagi. Kolam renang mengambang seperti menyatu dengan lembah hijau yang luas. Angin membawa aroma lavender liar yang tumbuh di taman sekitar bangunan. "Apa... ini?" tanya Aurora terperangah. Damian memarkir mobil, lalu membuka pintu untukny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status