Share

Bab 5. Demam

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-16 16:45:30

Mata pria tampan itu mengembun, raut kesedihan tergambar jelas di wajahnya.

"Terus kamu menerima perjodohan itu?" tanya Eriko dengan bibir bergetar.

Elena menganggukkan kepala.

"Aku sudah berulang kali menolaknya tapi kedua orang tuaku tak bosan memaksaku untuk menerima lamaran itu, padahal aku sudah mengatakan kalau aku sudah punya kamu dan tahun depan kita akan menikah tapi... hiks... mereka malah menentang hubungan kita, jujur aku nggak mau menikah dengan laki-laki itu tapi apa boleh buat, mereka orang tuaku dan aku nggak bisa menentang perintah mereka." Elena menangis lalu ia memeluk kekasihnya.

"Kalau kamu benar-benar mencintai aku, ayo kita pergi kawin lari!" seru Eriko.

"Maaf, aku nggak bisa karena orang tuaku mengatakan akan memutus hubungan mereka denganku kalau aku sampai menikah dengan laki-laki miskin dan anak yatim piatu sepertimu, maafkan Eriko... orang tuaku tidak percaya kalau kamu sanggup membahagiakan aku." penjelasan Elena sontak merobek hati Eriko.

Hatinya juga kian hancur karena kata-kata itu keluar dari mulut orang yang paling ia cintai di dunia ini.

"Jadi ini semua karena harta? Kamu meninggalkan aku karena aku miskin?" Eriko bertanya dengan nada marah.

"Iya, tapi ini semua atas permintaan orang tuaku, maafkan aku Eriko... maaf!" Elena menangis seraya menundukkan kepala.

Hatinya juga menyesalkan karena sudah terlalu jujur pada kekasihnya.

"Luar biasa, padahal kita sudah berjanji akan sehidup semati tapi semua hanya bullshit! Omong kosong." Eriko yang emosional mencengkram kedua bahu kekasihnya.

"Pergilah jika itu yang kamu inginkan, tapi ingat! Setelah hari ini kamu nggak akan pernah melihat aku lagi, bahkan jika kita bertemu di jalan kita nggak boleh saling menyapa, kamu dan aku selesai!" setalah itu Eriko pergi dengan rasa sakit di dalam dadanya.

"Eriko, tunggu! Aku ikut kamu!" Elena yang masih cinta tak ingin kehilangan kekasihnya.

Lalu iapun menyebrangi jalan untuk mengejar Eriko.

Naasnya Elena yang tak hati-hati dan tidak memperhatikan jalan malah tertabrak mobil sedan yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Ciiit....!

Bruk!

"Aaaaa!!" Elena berteriak dengan kencang hingga di dengar jelas oleh kekasihnya.

"Elena!" Eriko membalik badan dan ia melihat kekasihnya telah terkapar di atas aspal dengan berlumur darah.

"Elena!" Eriko berlari dengan jantung berdegup kencang menuju kekasihnya yang terbaring lemah di atas aspal.

"Sayang, maafkan aku! Tolong bertahanlah!" Eriko memangku kepala Elena.

"Tolong, panggil ambulance!" serunya dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.

"Tidak perlu." bisik Elena lemah dengan mata sayu dan napas tersengal.

"Rasa-rasanya waktuku sudah dekat, kepalaku sangat sakit Eriko." lalu Elena menggenggam tangan kekasihnya.

"Jika aku tak berumur panjang, aku ingin kamu memaafkan aku dan tidak membenci orang tuaku... dan tolong lanjutkan hidupmu dengan baik." Setelah berkata demikian, Elena menutup mata sambil menitikkan air mata.

"El-Elena!!!" teriak Eriko saat kekasihnya menghembuskan napas terakhir, tentunya tragedi itu meninggalkan luka mendalam di hatinya.

Sejak kehilangan Elena, Eriko mencoba beberapa kali menjalin hubungan dengan wanita lain, namun tak satupun yang mampu menggantikan cinta pertamanya.

Ketika ia ingin serius pada seorang wanita tiba-tiba kedua orang tuanya menentang karena statusnya yang miskin dan tak punya keluarga.

Penolakan besar itu membuat hatinya kembali terluka dan timbul dalam benaknya untuk menerima tawaran dari seorang pria yang ingin menjadikannya kurir dengan gaji yang sangat besar.

Eriko yang telah menjadi kurir selama beberapa bulan, dengan bakat dan kejujurannya yang luar biasa serta keahlian bela diri, akhirnya mendapat kepercayaan dari Mario Dicaprio, tokoh penting di daerah tersebut.

Eriko mengabdi kepada Mario selama dua bulan dan selalu memenuhi ekspektasi. Karena itu, ia dikirim ke markas pusat. Namun, disana ia mendapat perlakuan yang kurang baik dari para petinggi.

Kekecewaan ini mendorong Eriko untuk melakukan kudeta, mengajak banyak orang menantang kepemimpinan yang kejam.

Tanpa diduga, perlawanan mereka berhasil ketika Eriko sukses memukul mundur sang pemimpin bersama pasukannya.

Sejak saat itu, Eriko resmi menjadi pemimpin di daerah Utara. Beberapa tahun kemudian, karena keadilan dalam membagi upah dan sikap tidak pilih kasih, ia diangkat menjadi pemimpin utama atas permintaan semua anggota sindikat mafia Setan Merah.

Flashback Off.

"Perempuan ini benar-benar menyebalkan!" Eriko merasa keberatan menolong gadis itu, namun jika ia mengabaikannya, hatinya akan tersiksa karena terus teringat kekasih di masa lalunya.

Kemudian Eriko meletakkan gadis itu di atas ranjang dan menghubungi dokter yang biasa mereka pakai jasanya..

Eriko [Dok, tolong datang ke tempat saya]

Dokter Akbar [Baik, Pak Eriko]

Setelah selesai berbicara, Eriko mematikan sambungan teleponnya.

Kemudian ia mengirim pesan singkat kepada Leonardo.

Eriko [Leonardo, jika belum tidur, segera ke kamarku]

Leonardo  [Baik, Tuan]

Setelah itu Leonardo bergegas menuju kamar Eriko.

Tok tok tok!

Leonardo mengetuk pintu dari luar dan dipersilakan masuk oleh Eriko.

Ketika Leonardo membuka pintu, ia menatap bingung ke arah Eriko yang duduk bert*lanjang dada di pinggir ranjang sambil memperhatikan wajah Karin yang terbaring dengan mata terpejam di atas ranjang.

"Ada apa tuan?" tanya Leonardo seraya mendekat.

Lalu Eriko menoleh ke arah Leonardo yang kini berdiri di sebelahnya.

"Dia demam," ucap Eriko.

"Sudah kukatakan, tuan tidak perlu memeliharanya. Lagipula, mengapa tuab harus sibuk memandangi keturunan musuh kita? Sebaiknya buang saja dia ke Lembah Hitam, biar mereka yang mengurusnya," ujar Leonardo.

"Aku mengerti, tapi tunggu sampai dia sembuh." jawab Eriko dengan nada lembut yang membuat Leonardo mengerutkan dahinya.

"Apakah Tuan benar-benar menyukai gadis ini?" tanya Leonardo dengan rasa penasaran di hatinya.

"Tidak, dia hanya mengingatkanku pada kekasihku," jawab Eriko.

"Baiklah kalau begitu, terus apa yang bisa aku bantu, tuan?" tanya Leonardo yang siap menjalankan perintah.

"Beli beberapa set pakaian wanita yang sopan ke mall," perintah Eriko.

"Baik, apa masih ada yang lainnya, tuan?" tanya Leonardo.

"Cukup," jawab Eriko.

Kemudian Leonardo beranjak dari kamar dan segera berangkat ke mall.

Lalu beberapa saat kemudian, dokter Akbar yang ditunggupun tiba.

"Ada apa dengan gadis ini, Pak?" tanya dokter Akbar.

"Demam dokter," jawab Eriko.

"Baiklah." Kemudian dokter Akbar menyingkap selimut yang menutupi tubuh gadis itu.

Lalu dokter cukup terkejut melihat kondisi tubuh gadis tersebut yang di penuhi ruam merah dan Lebam.

Ini pertama kalinya aku menangani pasien wanita disini, apa mungkin perempuan ini adalah kekasihnya pak, Eriko? dokter Akbar bertanya-tanya dalam hatinya.

Setelah memeriksa dengan intensif dokter Akbar menjelaskan kondisi Karin pada Eriko.

"Nona ini memang demam, dia juga mengalami hipotermia karena ruangan ini sangat dingin. Terus, Pakaian yang dikenakannya tidak cukup menghangatkan, dan dia juga kelaparan sehingga asam lambungnya naik serta masuk angin." terang dokter Akbar sambil menyerahkan beberapa obat kepada Eriko.

"Pastikan obat ini diminum sampai habis dan nona cantik ini juga harus makan secara teratur." tambahnya sebelum mengemasi barang-barangnya.

"Saya permisi dulu, Pak. Hubungi saya kapanpun jika mana ini belum sembuh," ucap dokter Akbar.

"Baik, terima kasih banyak, Dokter," balas Eriko.

Setelah itu dokter Akbar meninggalkan kamar yang dinginnya bagai kutub Utara.

Lalu Eriko yang berdiri di sebelah ranjang menatap ketiga AC di kamarnya, ia inngin mematikan dua di antaranya, namun ia berpikir dua kali.

"Aku tidak mau dikendalikan oleh anak musuhku," gumam Eriko.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tawanan Mafia Perkasa    Bab 18. Menantang

    Melihat sang ajudan ingin mendekat membuat Karin melemparnya dengan guci antik berharga puluhan juta rupiah. Prank! "Ah!" sang ajudan meringis kesakitan ketika guci itu menghantam kepalanya hingga berdarah. "Mampus!" Karin tersenyum puas.Kemudian ia berlari mencari jalan keluar agar bisa keluar dari tempat itu.Tetapi seperti yang sudah bisa ditebak usahanya tidak pernah membuahkan hasil karena di setiap ruangan banyak penjaga berjas hitam yang berjaga."Aduh!" Karin mengeluh kesal. Ia yang ingin mencari jalan lain, berbalik badan tapi dirinya malah menabrak tubuh seseorang. Bruk!"Ya Tuhan." Karin mundur beberapa langkah."Luar biasa, aku tidak menyangka kalau kamu masih bisa hidup padahal sudah di kurung di dalam sarang ular'." suara sang mafia membuat Karin makin kesal. "Sssst!" Karin mendongak, lalu menatap marah pada pria yang sudah merusak masa depannya."Lepaskan aku!" Karin membentak mafia itu."Tidak akan." sang mafia tersenyum kagum karena seorang gadis muda seperti

  • Tawanan Mafia Perkasa    17. Penangkaran Ular

    'Bisa-bisanya perempuan gila ini mengabaikan, aku?' batin Eriko memendam rasa marah. Eriko yang kesal memicingkan matanya lalu berkata dengan nada mengancam. " Jangan coba-coba melawan Padaku. Aku bisa saja membunuhmu, aku belum melakukannya karena aku masih sangat membutuhkanmu," ucapnya dengan suara dingin. "Seandainya aku adalah kamu, aku tidak akan pernah menyentuh seseorang yang aku benci. Aku juga akan malu melakukan hal keji dengan cara licik dan kekerasan." ucap Karin dengan nada menghina. "Apa?!" Eriko yang semakin marah mendengar isi hati gadis malang itu. Kemudian Eriko yang di kuasai emosi melompat ke atas ranjang dan menampar wajah Karin dengan keras. Plak! Eriko menampar wajah kiri dan kanan gadis itu secara bergantian, tamparan itu tentunya meninggalkan rasa perih yang mendalam. "Minta ampun, kalau tidak aku nggak akan berhenti menyiksamu!" pekik Eriko. "Aku tidak mau, aku tidak melakukan kesalahan apapun tapi aku harus dihukum." Karin menatap tajam wajah Erik

  • Tawanan Mafia Perkasa    Bab 16. Di Abaikan

    "Sa, sakit ...tolong aku!" Isabella berteriak histeris. "Pergi sekarang juga dari sini atau nyawamu akan melayang." ucap Eriko dengan tenang. "Ba, baiklah Tuan!" Isabella berlari terbirit-birit karena ia trauma jika kena letusan untuk yang kedua kalinya. Setelah wanita elegan itu pergi Eriko kembali memandangi Karin yang masih terbaring di atas jalan aspal. "Kamu mau satu tembakan? Pelurunya masih banyak nih!" Eriko memainkan senjatanya hingga membuat wajah Karin pucat. "Te-terserah Tuan saja, ucap Karin. "Angkuh juga ya kamu, padahal nyawamu sudah di ujung tanduk tapi gengsimu masih setinggi langit." Setelah itu Eriko menoleh ke arah Leonardo. "Kenapa kamu membiarkan dia pergi?" "Saya sudah melarangnya, Tuan. Bahkan saya sudah mengatakan tuan dalam perjalanan pulang tapi gadis ini tetap bandel dan ingin kabur bersama Isabella." Leonardo menjelaskan situasi yang sebenarnya. "Oh, jadi seperti itu?" Kemudian Eriko menggoyang telunjuknya. Menyuruh Karin untuk berdi

  • Tawanan Mafia Perkasa    Bab 15. Hukuman

    Karin yang dibentak seketika sadar kalau yang ada di hadapannya pasti wanita penghibur mafia kejam itu."Maaf, Anda siapa ya?" tanya Karin."Kamu bertanya? Kamu bicara padaku seolah-olah aku ini adalah adikmu? Di mana sopan santunmu perempuan perusak hubungan orang???" Isabella mendekat lalu menjabat rambut hitam panjang Karin."Lepaskan aku." Karin mencoba melepaskan cengkraman wanita cantik nan elegan, namun sifatnya menyeramkan."Tidak, dengar ya! Sebelumnya aku tidak pernah datang ke sini karena tidak pernah diundang oleh kekasihku, tapi aku memberanikan diri melanggar perintahnya karena aku tidak tahan saat mendengar cerita kalau ada perempuan yang bersarang di sini." Isabella yang emosional makin mengencangkan cengkramannya hingga gadis muda itu kesakitan."Maafkan aku kalau sudah menyakitimu tapi ...aku juga tidak mau di sini, kalau kamu memang ingin aku pergi, bantu aku keluar dari tempat ini," pinta Karin."Baik, akan aku lakukan." setelah itu Isabella melepaskan cengkramanny

  • Tawanan Mafia Perkasa    Bab 14. Menggoda

    Leonardo tersentak dengan keberanian Karin. "Apa yang kamu lakukan? Apa kamu gila?" tanyanya sambil mendorong kasar tubuh Karin. "Aku menyukaimu, Tuan," ucap Karin, penuh harap bahwa pria yang ada di hadapannya bisa membawanya keluar dari istana yang terasa seperti neraka untuknya. "Jernihkan pikiranmu. Kamu pikir aku menyukaimu hanya karena aku baik padamu?" Leonardo menggeleng. "Tidak, aku hanya merasa iba, lupakan saja rencana apa pun yang ada di kepalamu karena itu akan menjadi maut untukmu!" Leonardo berharap Karin tidak membuat masalah yang bisa membahayakan posisinya juga. "Tapi aku sungguh-sungguh, Tuan. Kebaikanmu benar-benar menyentuh hatiku. Aku belum pernah pacaran sebelumnya dan aku juga tak pernah menyangka bisa jatuh cinta padamu." ucap Marisa dengan senyum hangat, sambil menggenggam erat tangan Leonardo. "Aku tahu, aku memang bukan tipe anda tuan, aku juga akan berlapang dada kalau tuan tidak mau menjadi pacarku, tapi ...jangan larang aku untuk mencintaimu di dalam

  • Tawanan Mafia Perkasa    Bab 13. Selat Sunda

    "Bapak, saya yakin pekerjaan kotor ini sudah berlangsung selama puluhan tahun, Saya dengar dari pihak berwajib banyak laporan orang hilang mulai dari 21 tahun yang lalu, Saya rasa 5 miliar itu nggak seberapa karena yang beredar di masyarakat, lewat jalur resmi saja harganya minimal 2 miliar rupiah." Laksamana Abdullah tersenyum licik. Dia juga percaya bahwa Eriko akan memenuhi permintaannya. "Baiklah, kalau bapak tidak mau menerima 5 miliar berarti masalah ini kita bawa ke jalur hukum." Eriko yang arogan tak mau dipermainkan pria berseragam di hadapannya. "Bapak serius?" Tanya Laksamana untuk memastikan. "Tentu saja. Tapi saya akan memberikan Bapak kesempatan untuk berubah pikiran, saya tunggu 5 menit kalau tidak masalah ini kita bawa ke jalur hukum." Arash yang telah selesai bernegosiasi balik badan. Kemudian ia dan kedua kaki tangannya bergegas pergi menuju kontainer TEMU 456759. "Apa Tuan "Iya. Tapi saya akan memberikan Bapak kesempatan untuk berubah pikiran. Saya a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status