Share

Bab 18

Bab 18

17082022

Ekor mata Wirda menangkap sekelebat bayangan putih di dekat rumpun bambu. “P-pocong, p-pocong itu Mas!” Kakinya gemetaran.

Kemudian terdengar tawa melengking yang membuat tubuh Wirda dan Bambang kaku.

Bambang mencolek istrinya. “Lari Dek, lari!” Ia aslinya penakut berlari terbirit-birit mendahului istrinya kembali ke rumah. Tapi ia salah belok. Mestinya ke kanan, ia malah berlari ke kiri.

“Mas, tunggu!” kejar Wirda ketakutan. Sayangnya sang suami sudah jauh. Di luar amat pekat, wanita itu mengandalkan instingnya untuk berlari dan tanpa sengaja kakinya menginjak batu. Kakinya terkilir.

Tanpa bisa dicegah, badannya oleng dan menubruk tong sampah. “Aduh! Mas, aku jatuh! Kakiku sakit” tangis Wirda tertahan. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan. Suaminya tidak ada. Sedangkan suara perempuan tertawa masih terdengar di belakangnya.

“Ampun-ampun saya gak mau ganggu kamu lagi.” Wirda benar-benar ketakutan, saking takutnya sampai kencing di celana. Kemudian dengan terpincang-pincan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status