共有

70. Bercinta

作者: Noona R
last update 最終更新日: 2025-08-06 02:39:53

Jennie mengangkat wajahnya saat pintu ruangannya terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Ia dapat melihat wajah tampan kekasihnya muncul dari balik sana.

"Jack, kau datang lagi?" sapa Jennie sembari mengulas senyum manis. Wanita itu tampak bahagia dengan kehadiran Jack ke Jenjay.

Pria itu balas tersenyum dan berjalan mendekati wanita itu.

"Aku sangat merindukanmu, bagaimana ini?" ucap Jack sembari terkekeh pelan.

Ia memeluk Jennie yang begitu dirindukannya dengan erat. Seolah tidak ingin jika wanita itu sedikit pun berada jauh darinya. Ia tidak bisa hidup tanpa Jennie, dia adalah satu-satunya wanita yang dapat mengubah kehidupannya dulu yang begitu gelap.

"Aku juga merindukanmu," ucap Jennie sembari membalas pelukan pria itu sama eratnya.

Jennie melepaskan pelukannya. Wanita itu menangkup wajah Jack dengan kedua telapak tangannya yang bersih. Ia kemudian mengecup bibir pria itu dengan cepat.

"Aku akan menyuruh Freya memesankan kau kopi," ucap Jennie. Wanita itu sudah akan melangkah
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Tawanan Tuan Mafia   74. Kekasih Masalalu

    "Aku pernah memiliki seorang teman di sana juga. Seorang kekasih masa kecil lebih tepatnya," ucap Stev. Mata pria itu masih saja fokus menatap jalanan yang ada di depannya. Namun tatapannya terlihat kosong. "Benarkah? Siapa namanya?" tanya Bella. Wanita itu mematikan ponsel yang ada di tangannya dan mengarahkan pandangannya hanya pada Stev."Liana," balas Stev dengan singkat. "Liana?" ulang Bella sekali lagi. Dan Stev hanya mengangguk pelan sebagai bentuk jawaban."Ya. Kau mengenalnya?" tanya Stev. Pria itu terdengar seperti sangat berharap saat ia bertanya pada Bella. Namun yang dikatakan wanita di sebelahnya itu seketika memupus harapan besar Stev. "Tidak. Aku tidak mengenal nama itu," balas Bella. Wanita itu kembali mengarahkan pandangannya pada jalanan yang dilalui mobil Stev."Sudah kuduga kau tidak akan tahu siapa dia," ucap Stev sembari mendengus pelan. "Apa dia begitu penting bagimu?" tanya Bella, dan Stev mendecih pelan setelahnya. "Dia begitu penting bagiku. Aku sang

  • Tawanan Tuan Mafia   73. Kenangan Buruk

    "Kau bisa menggunakan pedang?" "Tidak," balas Bella dengan senyum lebarnya. Membuat Stev yang melihat wanita itu hanya mendengus pelan. "Kupikir kau bisa menggunakannya," ucap Stev lagi. Pria itu kembali memasukkan semua pistolnya pada loker dan mengunci tempat tersebut. Bella terkekeh pelan. "Aku suka sekali saat melihat film yang orang-orangnya menggunakan pedang. Jadi, kupikir aku akan terlihat keren jika bisa menggunakan pedang," balas Bella sembari membayangkan dirinya dapat melayangkan pedang pada orang-orang jahat yang mengganggunya seperti film-film yang bertemakan kerjaan. Sementara Stev hanya mendecih pelan saat mendengarnya."Simpan kata kerenmu itu. Kau tidak begitu cocok menggunakan pedang. Mengangkat pedang saja entah kuat entah tidak." Bella memutar kedua bola matanya bosan saat ia mendengar ucapan bernada ejekan dari Stev. Pria itu suka sekali meremehkannya. "Jangan mengejekku!" balas Bella dengan sebal. Wanita itu membuang mukanya dari Stev dan berjalan keluar

  • Tawanan Tuan Mafia   72. Tidak Ingin Terulang Kembali

    Pekerjaannya saat itu hanyalah seorang pelukis jalanan. Dia tidak kaya, dan Jack mengakuinya. Dirinya hidup dengan mengandalkan uang dari hasil menjadi pelukis jalanan dan kerja sampingan di sebuah toko kecil. Jennie tidak merasa risih dengan keadaannya. Wanita itu malah mengajak dirinya untuk mengobrol dan mengajukan diri untuk di lukis oleh dirinya. Sepanjang waktu wanita itu habiskan untuk terus berbicara dengan Jack. Dan tidak ada yang bisa Jack lakukan saat itu selain hanya tertawa sembari membalas ucapan Jennie dengan kalimat seadanya.Setelah Jack selesai melukis wanita itu. Jennie benar-benar kagum dengan hasil yang dibuat pria itu. Satu kata dari Jennie untuk hasil lukisan Jack.Mengagumkan. Wanita itu benar-benar kagum dengan lukisan Jack. Ia pun mengusulkan Jack agar pria itu membangun sebuah galeri untuk menampung semua hasil lukisannya. Namun yang dilakukan Jack saat itu hanyalah menggeleng pelan sembari tersenyum tipis. Ia tidak akan bisa membangun galeri seperti

  • Tawanan Tuan Mafia   71. Berakhir dan Setelahnya

    Bella meletakkan pantatnya pada ranjang yang ada dalam kamar tersebut. Ia mendesah pelan saat matanya tak sengaja melihat Stev yang masuk. Pria itu berjalan ke arahnya seperti biasa. Tanpa ekspresi. "Kau sedang apa?" tanya Stev. Pria itu berdiri tepat di hadapan Bella yang kini membuka sedikit mulutnya memandang pria itu. "Tidak ada yang bisa kulakukan di sini, kan? Aku sedang bersantai," ucap Bella. Wanita itu mengangkat kedua kakinya untuk naik ke atas ranjang. Meluruskannya dengan badan yang bersandar pada kepala ranjang agar lebih rileks. "Kau pikir kau seorang putri?" sindir Stev. Pria itu mendencih pelan sembari meletakkan ponselnya di atas meja. "Turun," perintah Stev. Menyuruh agar wanita itu turun dari ranjang. Entah karena apa.Hal itu membuat Bella mau tak mau harus berkata pada diri sendiri untuk sabar. Ia sudah biasa menghadapi pria dengan karakteristik yang sama seperti Stev. Pria yang hanya mementingkan diri sendiri dan sama sekali tidak mempedulikan orang lain. "

  • Tawanan Tuan Mafia   70. Bercinta

    Jennie mengangkat wajahnya saat pintu ruangannya terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Ia dapat melihat wajah tampan kekasihnya muncul dari balik sana."Jack, kau datang lagi?" sapa Jennie sembari mengulas senyum manis. Wanita itu tampak bahagia dengan kehadiran Jack ke Jenjay. Pria itu balas tersenyum dan berjalan mendekati wanita itu. "Aku sangat merindukanmu, bagaimana ini?" ucap Jack sembari terkekeh pelan. Ia memeluk Jennie yang begitu dirindukannya dengan erat. Seolah tidak ingin jika wanita itu sedikit pun berada jauh darinya. Ia tidak bisa hidup tanpa Jennie, dia adalah satu-satunya wanita yang dapat mengubah kehidupannya dulu yang begitu gelap."Aku juga merindukanmu," ucap Jennie sembari membalas pelukan pria itu sama eratnya.Jennie melepaskan pelukannya. Wanita itu menangkup wajah Jack dengan kedua telapak tangannya yang bersih. Ia kemudian mengecup bibir pria itu dengan cepat."Aku akan menyuruh Freya memesankan kau kopi," ucap Jennie. Wanita itu sudah akan melangkah

  • Tawanan Tuan Mafia   69. Jangan Pernah Mencintai

    Bella menyipitkan kedua matanya pada Stev yang saat ini duduk di depannya dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada. "Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang kau pikirkan, Stev," ucap Bella sembari menghela napas pelan. Sementara Stev hanya menatapnya datar tanpa minat. "Kau terlalu banyak bicara," ucap pria itu sembari mendengus pelan. Membiarkan Bella menatap sebal padanya. "Kau aneh," ucap Bella lagi. "Kita pulang.""Tidak!" ucap wanita itu sembari menahan Stev yang akan beranjak dari tempat duduknya. Pria itu mendengus sebelum akhirnya menuruti Bella. Ia kembali mendudukkan diri pada kursi yang ada di tempat itu.Bella terkekeh pelan. Wanita itu lantas menatap meja yang ada di hadapannya penuh dengan berbagai makanan yang tersaji. Ya. Mereka berdua kini ada pada salah satu restoran di kota ini. Stev tidak bilang pada Bella lebih dulu jika pria itu akan membawa dirinya mencari makanan. Pria itu tadi berucap tidak saat dirinya bertanya apakah Stev akan mengajakny

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status