Share

Bertemu Masa Lalu

Author: Agura Senja
last update Last Updated: 2023-06-03 10:29:40

Zoya yang sempat kehilangan kesadaran setelah mendengar panggilan 'Love' keluar dari bibir mantan suaminya, segera menarik napas panjang, menenangkan dadanya yang sesak ketika seluruh kenangan bersama pria itu memenuhi kepalanya.

"Ayo bicara di tempat lain," ucap Zoya seraya mengeratkan genggaman tangannya pada Elvio.

Lima belas menit kemudian, Zoya sudah berada di tepi pantai bersama Arvin. Untungnya Elvio tidak banyak protes juga tidak bertanya. Bocah enam tahun itu menurut ketika Zoya memintanya untuk bermain di tempat lain.

Suasana hening menyelimuti selama lima belas menit sejak--mau tidak mau--Zoya mengikuti lelaki berstatus mantan suami. Netra cokelat wanita itu hanya menatap gulungan ombak di hadapannya, tidak tahu harus memulai percakapan dari mana.

"Jadi, penjelasan apa yang bisa kudengar?"

Zoya menelan ludah gugup. Suara lelaki itu sudah menegaskan kalau tidak ada jalan baginya untuk membuat alasan atau mengalihkan pembicaraan. Wanita itu memberanikan diri menatap wajah tampan yang diam-diam dirindukannya sebelum kembali menunduk, menjadikan pasir putih di bawah kakinya sebagai pusat atensi.

"Elvio Gavin Kalandra," ucapnya lirih, merasakan suaranya tercekat di tenggorokan. Zoya meremat jemari sembari menarik napas panjang, menenangkan diri ketika sesak meremat jantungnya. "Usianya enam tahun, sebentar lagi masuk sekolah dasar. Sangat suka es krim rasa apa pun," lanjutnya tanpa melepas tatap dari pasir.

"Setidaknya kamu tidak lupa memasukkan nama ayahnya di sana. Tapi, kamu tidak berpikir aku hanya ingin mendengar beberapa kalimat itu, kan?"

Zoya menggigit bibir, embun yang sejak tadi menggenang tumpah ketika merasakan kemarahan dalam nada dingin yang terlontar.

Benar. Mana mungkin lelaki tegas seperti Arvin mau mendengar hanya penjelasan singkat. Zoya tahu penjelasan apa yang dimaksud, tapi tidak pernah berpikir akan datang hari dia harus menjelaskan.

Wanita itu tidak pernah menyiapkan mental. Dia selalu berusaha untuk abai atau mengambil jalan berbeda agar tidak bertemu masa lalunya. Pengecut memang, tapi itu adalah caranya melindungi diri.

Zoya tidak berani menghadapi masa lalu dan kembali terluka karenanya. Apalagi keluarga besar Aldara tidak akan membiarkan begitu saja kalau mereka tahu keberadaan Elvio. Zoya tidak mau putranya dimanfaatkan untuk memuaskan ambisi kakek dan neneknya.

“Aku baru tahu setelah kita bercerai,” ucap Zoya akhirnya, memilih jujur dari pada menambah masalah.

“Lalu, kamu tidak berniat mengatakan apa-apa?”

Dia tahu lelaki di sampingnya sedang menatap dengan marah, tapi Zoya hanya bisa menunduk, tidak berniat ikut tersulut emosi.

Memangnya apa yang bisa dia lakukan? Zoya juga ingin merasakan bahagia ketika mendapat berita kehamilannya dan mengatakan berita itu pada Arvin, tapi hubungan mereka terlanjur berakhir dan dia tidak bisa membiarkan anaknya tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak utuh.

“Aku harus mengatakan apa? Lebih baik baginya untuk tidak mengenal kamu sama sekali, dari pada harus mulai bermimpi memiliki keluarga yang utuh!”

Zoya menegakkan tubuh, memandang lelaki yang menatap tidak percaya padanya. Zoya sendiri juga tidak mempercayai kata-kata yang baru saja dia lontarkan, tapi kesulitan-kesulitan selama bertahun-tahun mengurus Elvio sendirian membuatnya lebih berani.

“Kurasa tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi,” ucapnya tegas sebelum melambaikan tangan pada bocah enam tahun yang segera berlari ke arahnya.

Zoya mengulurkan tangan. Elvio yang melihat bekas air mata di pipi sang ibu membalas tangan yang terulur, setelah melirik tajam pada lelaki dewasa yang dia ketahui sebagai ayah kandungnya.

"Seperti yang pernah kamu katakan dulu, kuharap kita tidak akan bertemu lagi!" ujar Zoya sebelum memutar langkah, menjauh dari sosok yang pernah dicintai dan menghancurkannya.

"Mama baik, kan?"

Pertanyaan yang dilontarkan Elvio membuat langkah wanita bersurai panjang itu terhenti. Zoya menatap ekspresi khawatir putranya dan menyadari bahwa dia gagal mengatur raut wajahnya.

"Mama akan selalu baik karena ada El bersama Mama," ucap Zoya sembari mengeratkan genggaman tangannya.

Mereka kembali berjalan pelan. Zoya sedikit bersyukur Arvin tidak bersikap keras kepala dan mengejar, juga tidak mendebat ketika Zoya meninggalkannya setelah mengatakan sesuatu yang cukup kasar.

"El tahu orang tadi siapa?" Zoya bertanya pelan. Meski tenggorokannya terasa tercekat, tapi dia tidak bisa menunda untuk bertanya.

"Papa, kan? Aku ingat karena wajahnya sering muncul di tv," ucap Elvio sembari mendongak, menatap tepat di netra coklat ibunya.

Zoya mengangguk, sebuah senyum terpatri di bibirnya. "Maaf, harusnya tadi Mama memperkenalkan kalian secara resmi. Kapan-kapan ... kalau bertemu lagi, Mama pasti akan mengenalkannya padamu."

Elvio menggeleng, matanya menyipit ketika senyumnya terkembang lebar. "Aku baik-baik saja, kok. Selama bisa bersama Mama, aku akan selalu baik!"

Lagi-lagi Zoya hampir menangis mendengar kata-kata dan senyum tulus putranya. Kalau ada yang bertanya kehidupan mana yang membuatnya bahagia, Zoya akan lantang mengatakan hidupnya bersama Elvio sekarang jauh lebih bahagia daripada dua puluh tahun yang ia habiskan sebagai Tuan Putri.

Zoya merasa penuh oleh cinta, kasih sayang serta kehangatan yang ia bagi bersama putranya. Tidak pernah sekali pun wanita itu menyesali keputusannya enam setengah tahun lalu.

"Terima kasih, Sayang. Bagaimana kalau nanti malam kita makan es krim lagi? Mama juga mau sesuatu yang manis-manis," ucap Zoya sembari menggoyangkan tautan tangannya dan Elvio.

Elvio yang matanya berbinar sejak mendengar ajakan ibunya mengangguk cepat, senyumnya terbit lebih cerah dari matahari.

Sampai di rumah yang sudah ditinggali selama hampir tujuh tahun, Zoya sempat merasa sedih ketika mulai mengemasi barang-barangnya. Wanita itu hanya mengemasi pakaiannya dan Elvio, memasukkannya ke dalam koper-koper besar dan segera membawanya keluar ketika taksi yang dipesan sudah datang.

"Lalu, mainan El dan yang lainnya gimana, Ma?" Elvio yang keluar kamar sambil memeluk salah satu mobil mainannya menatap sedih pada sebuah ruangan, tempat di mana mainan dan semua bukunya berada.

Zoya mengusak lembut surai kelam putranya. "Mama sudah menyewa orang untuk membawa barang-barang lain, untuk sekarang kita pindah dulu. Besok El mau ikut membereskan barang di sini juga?"

Elvio mengangguk cepat, senyumnya segera terbit sejak mendengar bahwa mainannya tidak akan ditinggal.

Zoya menuntun putranya memasuki taksi. Meninggalkan rumah pertama yang membuatnya bahagia, Zoya menatap dengan senyum teduh. Meski sedih karena rumah itu merupakan saksi tumbuh kembang Elvio, Zoya tidak mampu melakukan apa pun.

Entah bagaimana takdir mempertemukannya lagi dengan mantan suaminya. Dari semua tempat yang ada di muka bumi, kenapa Arvin harus datang ke tempat ini?

"Ma, jangan melamun!"

Teguran dari bocah enam tahun di sisinya membuat Zoya yang sempat terdiam sambil memandang keluar jendela, langsung menoleh dan tersenyum.

"Maaf, ya, Mama hanya sedang memikirkan sesuatu." Zoya meraih bahu putranya sebelum mendekatkan tubuh mereka. Wanita itu menumpukan pipinya di kepala Elvio. "Mama bersyukur sekali karena ada El di sini," ucapnya lembut.

Zoya tidak bisa membenci kehidupannya sebagai seorang Aldara secara penuh, juga tidak akan pernah menyesal sempat menikahi Arvin, karena dengan itu ia memiliki Elvio sekarang.

"Aku juga! Aku suka Mama!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Agura Senja
Salahnya sendiri kaan
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
hayo loh Arvin anaknya tau kamu tapi ga mau mengakui
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Beyond The Story 1

    Gelap. Arvin menyadari jika matanya ditutup oleh sesuatu ketika ia tidak bisa membuka kedua matanya meski kesadarannya perlahan pulih. Pria itu menggeliat pelan, hanya untuk menyadari bahwa tubuhnya terikat. Meski tidak tahu pasti posisinya, Arvin yakin saat ini ia diikat pada sebuah kursi, tangan dan kakinya tidak bisa bergerak. “Sepertinya kau mulai sadar.”Suara itu membuat Arvin menegakkan tubuh siaga. Meski baru sekali mendengar suaranya, tapi Arvin yakin itu milik pria yang sama dengan yang menodongkan pistol pada Arvin, seseorang yang dipanggil Zayn. Sial, apa Arvin terjebak di sarang musuh?!‘Bagaimana bisa aku masih diculik di usia segini?’ Arvin membatin jengkel, menyalahkan dirinya yang masih lemah dan tidak ada bedanya dengan masa kecilnya dulu. Hanya saja, dulu tidak ada yang Arvin pedulikan, karena ia percaya anak buah kakeknya akan segera datang menyelamatkan.Tapi, situasinya berbeda saat ini! Arvin memiliki orang-orang yang ingin ia lindungi. Kalau ia terjebak di tem

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Always With You

    "Kalian sengaja melakukan ini, kan? Katakan padaku, sejak kapan kalian merencanakan pengkhianatan seperti ini?" Kaindra menatap galak pada wanita yang tengah duduk dengan tenang. "Kamu bahkan tidak punya rasa bersalah, Lova! Bagaimana kamu tega melakukan ini pada adikmu?" Kaindra kembali mengejar dengan pertanyaan, kaki yang sebelumnya sempat terhenti hanya untuk menatap penuh permusuhan pada Zoya, kembali melangkah gusar mengelilingi ruangan."Jangan mengerutkan keningmu," ucap salah satu wanita di hadapan Zoya.Hari ini adalah hari pernikahan Zoya dan Arvin dilaksanakan, jaraknya hanya satu minggu dari pernikahan Kaindra dan Mia.Zoya yang sejak seminggu terakhir terus mendengar omelan Kaindra tentang pengkhianatan hanya bisa menghela napas dan mengabaikan tingkah kekanakkan saudara kembarnya.Hari ini adalah hari di mana Zoya akan menikah dengan seseorang yang dicintai dan mencintainya. Dalam pernikahannya kali ini, Zoya tidak sendirian. Meski tidak dimulai dengan mengucap janji su

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Marry Me Again

    "Dia memang sudah agak besar, tapi-- kenapa senyummu terlihat mencurigakan, Tuan Kalandra? Jangan bilang kamu belum pamit pada El?!" Zoya mengerutkan kening sejak pemuda di sisinya tampak tersenyum kikuk."Aku tidak melakukan kesalahan sama sekali," ucap Arvin membela diri, tapi jawabannya justru membuat kening Zoya semakin berkerut dalam. "Ma-maksudku ... yah, aku lupa. Tapi, bisakah sekarang kamu fokus saja ke depan?" pintanya seraya mengusap punggung wanitanya.Zoya memilih mengikuti apa yang diminta Arvin, menelan kembali kata-katanya untuk mendebat pemuda itu."Wah!" Zoya tidak bisa menahan rasa kagum melihat pemandangan di hadapannya. Lampu-lampu yang berasal dari seluruh kota di bawah sana, dipadukan dengan gemerlap bintang di langit serta keheningan di sekitarnya membuat Zoya tersenyum cerah.Dia tidak tahu apa yang Arvin persiapkan, tapi sudah bisa menebak beberapa hal. Bukankah adegan seperti ini sudah sangat biasa di akhir sebuah novel? Zoya mengulum bibir, menahan senyum h

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Berdua

    Arvin terkekeh saat Zoya memukul bahunya. Arvin meletakkan bunga di atas meja sebelum meraih Zoya ke dalam pelukan."Bisa ditahan dulu tidak menangisnya? Kita pindah ke tempat di mana tidak ada orang lain, setelah itu kamu boleh menangis lagi." Arvin berucap lembut, tangannya mengusap punggung istrinya dengan perlahan. Arvin berhasil membawa Zoya menjauh dari tempat pesta setelah wanita itu lebih tenang. Meski sempat dipelototi Kaindra dan Narendra, pemuda itu akhirnya bisa membawa wanitanya ke tempat lebih privat."Kita mau ke mana?" Zoya bertanya ketika Arvin terus menuntunnya keluar dari gedung. Pestanya belum selesai dan Zoya belum sempat berpamitan pada ibunya atau Elvio."Ke tempat di mana kita bisa bicara berdua tanpa gangguan," ucap Arvin sembari membukakan pintu mobil, senyumnya tidak pernah lepas.Zoya memasuki mobil tanpa bertanya lagi. Mereka mungkin memang perlu bicara berdua di tempat yang tenang. Sepanjang perjalanan, Zoya hanya diam, menahan diri untuk membicarakan b

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Pria dari Masa Lalu

    "Apa kau keberatan kalau aku duduk di sini?"Zoya menoleh saat seseorang mendekat, pria yang menjadi topik hangat karena menjadi best man hari ini tampak tersenyum, bertanya dengan suara lembut pada Zoya. "Ah ya, silakan, tidak apa-apa." Zoya menggeser sedikit kursinya, memberi jarak pada kursi kosong di sampingnya. "Terima kasih. Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu?"Hm? Zoya sedikit mengernyit saat pria di sisinya, aktor yang mendapat julukan sebagai pria tertampan di dunia, bertanya santai seolah mereka sudah saling mengenal cukup lama."Aku ... baik," ucap Zoya tidak yakin. "Anda sendiri ... Tuan Ragava, bagaimana bisa mengenal Kaindra?" Pria yang dipanggil Ragava menaikkan satu alis sebelum bibirnya naik, tawanya terdengar renyah dan sedikit menggelitik di telinga Zoya. Untuk sesaat wanita itu terpesona, sedikitnya mengerti alasan pria di sampingnya disebut sebagai yang tertampan dan terseksi. "Yah, hanya kebetulan bertemu saat kami sedang di luar negeri. Tapi, kau benar-benar

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Janji Suci

    "Memangnya saat kamu dan Tuan Arvin menikah, kalian tidak melempar bunga?" Grace bertanya dengan kening berkerut, setahunya pernikahan di mana-mana sama. Sayang sekali ia tidak bisa datang ke resepsi pernikahan Zoya dan Arvin karena harus menyiapkan banyak hal di kediaman utama Kalandra untuk menyambut nyonya baru.Zoya memiringkan kepala saat mengingat kembali hari pernikahannya. "Kami juga melakukannya, tapi aku tidak ingat siapa yang dapat bunga itu. Yah, waktu itu pikiranku sedikit kacau."Pernikahan pertama Zoya tidak dihadiri oleh orang tuanya, Kaindra juga tidak ada. Saat itu Zoya juga tidak punya seseorang yang bisa disebut teman selain Mia.Grace meletakkan karangan bunga lili ke atas meja kaca di sampingnya. "Maaf, seharusnya saat itu aku berusaha lebih keras untuk lebih dekat denganmu."Zoya tersenyum saat Grace menggenggam tangannya. Perasaan tulus sosok di sampingnya membuat Zoya merasa cukup. "Tidak apa-apa, semuanya sudah jadi masa lalu. Jangan memasang wajah seperti it

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status