• THEY SAY THAT THE DEVIL IS A CHARMING MAN • Ksatria tidak mengerti kata 'setia' di dalam kamusnya. Baginya, tidak ada hubungan antara lelaki dan perempuan yang akan bertahan selamanya. Hidup hanya sekali, jadi Ksatria memutuskan untuk bersenang-senang dengan banyak perempuan. Bertemu, tidur bersama, lalu berpisah—semudah itu. • SHE IS AN ANGEL WITH A DEVILISH KISS • Di sisi lain, ada Rinai—asisten pribadi sekaligus sahabat Ksatria sejak kecil—yang baru kembali ke kehidupan Ksatria setelah menghilang selama setahun. Sampai kemudian satu ciuman di antara mereka mengubah semuanya, akankah Ksatria mau membuka hatinya untuk Rinai dan merayu Rinai agar menjadi miliknya? Padahal Ksatria tahu, sejak dulu Rinai tidak pernah menganggapnya sebagai lelaki yang akan membuat jantungnya berdebar, hanya karena sebuah ciuman dan malam yang panjang. • ONCE UPON A TIME, AN ANGEL AND A DEVIL FELL IN LOVE •
view moreVictoria's POV
Oh no, no, no! Shit! I glanced at my wristwatch and then at the lengthy line of traffic in front of the signal ahead. It seemed the whole of New York was at a standstill.“Sir, can you tell me how long it will take?” I asked the driver.The man shook his head. “I don’t know, madame. It seems it will take a long time,” he replied in a thick French accent.Fuck! Why is it always me facing such tragedies? I needed to reach the birthday celebration before 6 p.m., and it was 5:50.Oh lord! I had no choice. After paying the cab’s fare, I took a deep breath, quickly exited the taxi, and rushed down the street. I loved my husband so much and would do anything for him, including rush like mad, so I wouldn’t be late for his grandmother’s seventieth birthday.My husband and I had been living together for three years, and I had been suppressing my personality just to be with him. But I took a pregnancy test the week before and was expecting a baby! I couldn’t wait to tell him the good news!Though engrossed in my thoughts, I didn’t miss it when a car approached, looking as if it were about to hit an old woman on the side of the road.Without a thought, I ran to her and pushed her out of the way. But I tripped and fell into a mud puddle. “Aah,” I whimpered in pain.The old woman tried to help me stand. “Oh, my sweet little girl.”With a slight help from her, I rose, feeling a terrible ache in my right arm. It messily fell under my stomach. God knew if I broke my hand.“You okay, sweetheart?” the old lady asked. “Let me take you to the doctor.”“No, ma’am, It’s alright. I have to leave.” Despite the excruciating agony in my arm, I didn’t waste a second before getting back underway. I looked at my dress. Oh, good Lord, my dress is a mess. Alessandro would be so angry. But it was already past six, and there was no time for me to change.After receiving several odd looks from people on the street, I reached the hotel. My husband stood in the foyer, maybe waiting for me?“Alessandro...” I walked toward him, hoping he would understand my situation.But the moment his eyes fell on me, his cold gaze turned into an icy stare, and his jaw clenched. “Of all days, how could you be late today? This will make me lose face in front of everyone!”“I—Alessandro, let me explain. I was—”“Enough!” He raised his hand. “I don’t want to hear any of your bullshit!”Quickly, I lowered my eyes, not wanting him to see the tears that threatening to form. I knew this would happen, but was it my fault? The thought blurred my vision even more, despite me trying so hard not to let my tears spill.Worse, two ladies approached, sneering—Alessandro’s cousins. They paused, and one said, “Today is Madame Devonte’s birthday. Are you dressing like this to embarrass us?”The other looked at her and said, “I think she shouldn’t go in.” Then her gaze shifted to me. “You’ll only make my grandma angry.”I peered at my husband through my eyelashes. His face had turned gloomier at their words.Thanks, bitches.“Change into a sober dress,” Alessandro ordered coldly and walked into the dining hall, obviously ashamed to be seen with me.I closed my eyes, taking a sharp breath to control my tears before changing clothes.A shadow appeared beside me. “What the fuck are you wearing?” Alessandro’s ex-girlfriend, Camilla, asked, her voice dripping with vicious disdain. “What? Is that your new fashion choice?”Oh no, not again. Not this woman!She had continued to pursue Alessandro, despite him being married to me for years. Worse, since she saved his life in an accident, his family loved her, thought of her as an angel.Angel, my foot!Considering my distressed mood, her insults only inflamed me further. However, I was already late and Alessandro was angry. Answering her would only make things worse.So I kept my expression neutral and began to walk away. She grabbed my injured arm, and a painful whimper escaped my lips.Her nails dug into my flesh. “How long are you going to occupy my Alessandro?” she hissed like a poisonous snake.Ugh. That was the limit. I had tried to avoid the argument, but Camilla hadn’t let me. Pulling my arm free from her, I turned to her. “That man is my lawful husband. How can you say I am occupying him?”“You are shameless!” Camilla shouted. “He wouldn’t have married you if you hadn’t seduced him with your despicable methods!”“You’re the one who’s despicable,” I shouted back, unable to suppress my voice any longer. And why would I? I was his lawfully wedded wife, after all.Camilla raised her hand, and I watched as it came down to strike my cheek. But then she stopped abruptly and started crying, pulling me toward her until she fell to the ground. “Please, don’t hit me,” she pleaded. “I promise I will never meet Alessandro again.”Wait? What?“Are you hurt?” Alessandro’s concerned voice met my ears. But his concern wasn’t for me. I watched in horror as he bent beside Camilla.Amid her sobbing, she said, “Victoria pushed me. I think I broke my ankle.”“I didn’t push her! She fell,” I said, raising my voice.“Shut up!” Alessandro spat, his eyes turning into angry slits as he peered at me. He turned back to Camilla, picked her up and strode away with her in his arms.In shock, I stood and watched, not knowing how to feel, how to process what I’d just witnessed. Did he truly believe her over me?When I thought nothing more disastrous could happen, Alessandro’s aunt, Gina, appeared out of nowhere, gripping my hurt arm harshly. But I barely let out a whimper before she screamed, “You bitch! You dare bully Camilla! I’m going to tell Grandma!”"Rinai beneran ninggalin kamu berdua sama Rengga?""Iya." Ksatria menyuapi Rengga yang menerima suapannya dengan riang. "Kenapa?""Wah... kasihan Rinai nanti pas pulang," jawab Yogas dari seberang sana. "Menurut pengalamanku setelah lihat temen-temen kita, bapak dan anak kecil yang ditinggal sama istrinya pasti akan bikin kekacauan.""Aku nggak bikin kekacauan," tampik Ksatria, setengah keki. Enak saja Yogas bicara seperti itu! Maksudnya Ksatria dan Rengga bisa jadi biang onar sampai Rinai pusing, begitu?!“Lagipula kamu juga ditinggal Shua!” sambung Ksatria. “Nggak usah jemawa gitu!”“Tapi aku nggak pernah separah Badai dan Ipang.”“Halah, itu kan karena Tuhan belum nunjukin aibmu aja!”
"Berhenti cengar-cengirnya, bisa nggak? Kamu nggak takut dikira kurang waras sama orang lain kah?"Ksatria menggeleng tanpa pikir panjang. Tangannya meraih tangan Rinai yang ada di atas meja, tapi perempuan itu dengan iseng menarik tangannya menjauh dari Ksatria."Aku nggak takut, soalnya nggak peduli kata orang." Ksatria masih saja nyengir saat menjawab Rinai. "Aku seneng banget.""Aku juga."Ah, senang sekali mendengar dari bibir Rinai secara langsung kalau ia juga senang.Ksatria merekam senyum di wajah Rinai dengan latar belakang dinding Huize Trivelli yang dipenuhi figura dan hiasan dinding lawas lainnya.Sore ini Rinai mengajak Ksatria ke sebuah restoran yang bisa dibilang cukup tersembunyi di kawasan Cideng, Jakarta Pusat. Restor
Rinai melangkah keluar dari lift dengan perasaan rindu. Wah, ternyata ia lumayan rindu datang dan bekerja di sini, di Heavenly & Co. Dari perusahaan keluarga Ksatria ini juga, tumbuh kecintaan Rinai terhadap wewangian dan semua proses menyangkut wewangian."Mbak Rinaiii!"Rinai terkekeh melihat bagaimana hebohnya Fiona saat melihat dirinya. Ia merentangkan tangan dan Fiona yang segera keluar dari mejanya langsung menyambut Rinai ke dalam pelukan."Kangen deeeh," kata Fiona sambil mengeratkan pelukannya pada Rinai. Rinai sendiri tertawa mendengarnya. "Apa kabar? Sehat, Mbak?""Sehat kok. Kamu sendiri?""Sehattt, Bos Kecil jarang lembur soalnya, hehehe."Rinai tertawa dan merenggangkan pelukan mereka. Setelah menikah dengan Ksatria, h
Kehidupan sebagai orangtua baru bukanlah hal yang mudah.Ksatria belajar banyak hal dari pengalamannya selama enam bulan ini bersama Rengga, anak pertamanya dengan Rinai. Pengalaman Ksatria saat ikut menyaksikan bagaimana tumbuh kembang anak-anak sahabatnya, nyatanya hanya sebagian kecil daripada apa yang harusnya ia lakukan."Rengga ganteng, anaknya Papa yang ganteng juga... tidur yuk...." Ksatria masih menimang-nimang tubuh mungil Arengga Cakra Abimayu di dalam dekapannya. Anaknya yang biasa dipanggil Rengga itu masih menangis, meski tangisannya sudah tidak sekeras tadi. "Kan minum susu udah... dibawa keliling kamar udah... sekarang waktunya bobo yuk? Ikut Mama tidur... siapa tahu ketemu di mimpi."Omongan panjang lebar Ksatria kali ini ternyata berhasil meredakan tangis anaknya. Kini, tangisan Rengga semakin memelan. Anaknya itu mulai mengerj
Mungkin jika dibandingkan dengan lelaki sebayanya, Ksatria telah melalui hari persalinan lebih banyak dibanding orang-orang di luar sana.Ksatria pernah beberapa kali ikut menemani sahabatnya yang menanti kelahiran buah hati mereka dengan harap-harap cemas. Jadi ia sudah cukup berpengalaman untuk mengetahui bagaimana biasanya seorang calon ayah menghadapi situasi seperti ini.Dulu, Ksatria akan mencatat di dalam hatinya bahwa ia akan melakukan A atau tidak akan melakukan B kalau suatu hari ia akan mendampingi istrinya melahirkan. Tapi lihatlah saat ini….Pengetahuan yang Ksatria simpan, entah hilang ke mana saat harinya sebagai calon ayah baru datang.“Kacau banget kelihatannya.” Yogas datang sambil tertawa. Tangan lelaki itu menyodorkan segelas kopi hangat yang langsung d
Ksatria menatap nanar ke arah laptopnya, di mana terpampang fotonya dan Rinai di SUBO saat mereka masih sebagai kekasih. Lelaki itu mengembuskan napasnya, sebal karena lima menit yang lalu, formulir untuk RSVP ke SUBO besok telah ditutup alias reservasinya sudah penuh.Padahal Ksatria ingin sekali ke sana. Sejak semalam lelaki itu sudah membayangkan bagaimana indahnya makan siang dengan menu yang tidak ia tahu apa (karena memang begitu sistem di Subo, mereka tidak punya menu pasti), sambil mendengarkan lagu-lagu gubahan Glenn Fredly dan The Bakuucakar lewat piringan hitam.Hal itu memang sudah pernah ia dan Rinai lakukan. Tapi Ksatria tiba-tiba terpikirkan ingin mengulangi lagi salah satu momen kencan manisnya dengan sang istri."Pak Ksatria....""Hmmm?" Ksatria bergumam asal tanpa mendongak untuk me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments