Share

Chapter 1

     Siulan itu bersua bersamaan jejakan kaki yang berirama merdu keluar dari bangunan apartemen mewah. Ia begitu bersuka cita saat deretan digit fantastis tertera masuk melalui notifikasi m-bangking.

Entah bergelar sultan apa kliennya itu atau konglomerat dari bidang usaha apa, entahlah dan sungguh ia tidak peduli. Tugasnya selesai, dompet aman dan hatinya riang begitulah suasana sisa harinya yang ia habiskan malam ini dengan duduk lesehan ditemani makanan angkringan mulai dari usus goreng, nasi kucing,dimsum mentai, berbagai olahan sate, nasi bakar, bakso iga sapi larva dan makanan lainnya yang mampu menggugah selera laparnya berkali kali lipat.

Suasananya yang sehabis hujan memang membuat pengujung angkringan ini sedikit lebih ramai dari biasanya. Jajaran payung berwarna warni menjadi hiasan dengan percikan air hujan yang masih menjuntai alami. 

Mao,wanita berhati suka cita itu tengah duduk di pinggir tenda yang memperlihatkan jalanan luar dimana orang lalu lalang berlindung atap payung atau menerobos beralas tas atau apapun itu untuk menghalau rintik itu turun menghujam.

Fokusnya masih disana sampai sebuah notifikasi berbunyi dua kali yang lagi membuat ia tersenyum. Mao merasa hangat seketika meski sekarang hawanya sedang berhembus dingin. 

*Pelanggan room 385

Terima kasih nona, pelayanan anda sungguh memuaskan.

Majikan saya sangat menyukai anda. Oiya, ada tambahan bonus akan saya transfer segera. 

YESSS, REKENINGKU KIAN GENDUTTT SELAMAAAAT SAYANG, Mao berteriak histeris dalam hati. 

*Rafz

Baca pesan. Kamu dimana? Kenapa gak ada dirumah? 

Plis, jgn buat aku marah sama kamu! !!! 

Sebelum menarikan jarinya, tiba tiba saja pikiran Mao melalang buana membayangkan sosok seorang Rafan Malik Zaidan yang sudah hampir 5 bulan ini mengisi hari harinya. Perasaan senang karena mendapat bonus yang tidak diduga dengan cepat terkikis oleh bayangan yang memaksanya untuk kembali diputar. Dimana Mao yang terlalu lelah menghadapi dunia. 

Bukan, bukan karena dirinya yang terlalu memandang buruk dunia atau tidak bersyukur atas karunia Tuhan sehingga memunculkan statement tersebut. Tapi, mungkin saat ini tidak hanya Mao yang mengutip kata 'lelah', diluaran sana bahkan sudah banyak manusia yang sudah atau sedang berdiri diambang 'menyerah'. 

Tepatnya, sudah satu tahun berlalu. Semua tatanan kehidupan seakan bergejolak paksa saat virus tak kasat mata hadir secara membabi buta memburu siapapun yang ia kehendaki dengan rakus.

Rontaan kepedihan serta kehilangan seakan memberi warna baru yang menutup cahaya pelangi pengharapan terhadap dunia. Banyak manusia yang terdampar hingga mengais pilu demi meraih asa memungut keping keping pendar uang hanya untuk bertahan hidup. 

Rafa begitu sapaan akrab itu biasa terdengar. Pria baik hati dan oh jangan lupakan bentuk rincian wajahnya yang tergurat hampir mendekati sempurna dan proposi badannya yang memiliki kotak kotak menggiurkan, persis seperti oppa oppa yang keberadaannya sedang digandrungi pecinta drama korea, tak terkecuali Mao yang sangat menggilai salah satu personil boyband bahkan hampir tak pernah absen nonton siaran langsungnya dan jiwa fangirl nya akan muncul secara mengejutkan. 

Rafa Malik yang sudah memiliki followers di i*******m nya yang hampir 1 juta pengikut itu memilih menjalin hubungan dengan seorang yang pesimis terhadap dunia dan kepasrahannya terhadap sesuatu dibanding menjalin hubungan dengan wanita lain yang jelas jelas begitu mengagumi sosoknya.

Bahkan, setiap hari dm i*******m nya tak pernah absen sapaan mesra yang terkadang langsung diblokir nya tanpa ampun.

Kejam memang, namun begitulah adanya. Sok ganteng, tapi emang gantenggggg BANGET. Sok kecakepan, emanggggg cakep bangetttt duuuuuh duuuuuh. Bingung netizen julid harus bully apaaa! 

Pilihan introvert sejatinya tidak pernah berkenalan dengan kepribadian seorang Maudy atau Mao sapaannya. Sosok gadis periang,humble dan selalu menumbuh kembangkan sifat optimis. 

Namun, sayangnya semua hal positif yang pernah menjadi tameng sosok dirinya perlahan terkikis saat embun air matanya mulai menggenangi muaranya kala itu. 

Kehilangan keluarga satu satunya yaitu ibu yang meninggal karena terpapar virus dan yang lebih memilukan ia tidak bisa mencium, memeluk atau bahkan melihat untuk terakhir kalinya wajah damai sang ibu. Adalah hal menyakitkan bagi dirinya.

Beliau seolah tak bisa terjamah sekalipun meski seluruh dunia tau bahwa Mao adalah anak kandung satu satunya. Tempat dahaga mereguk kasih dan sayang itu telah pergi jauh dan gadis 24 tahun itu kehilangan arah. 

Belum selesai rasa duka itu terobati dan sampai kapan pun tidak pernah sembuh. Mao harus dihadapkan bahwa tempat kerjanya yang sudah berhasil membiayai kebutuhan sehari hari dengan sang ibu selama kurang lebih 3 tahun harus rela gulung tikar dan semua karyawannya di PHK tak kenal senior atau junior tanpa pesangon.

Pondasi sisa serakan kepingan hati yang belum selesai ia bangun kembali setelah ditinggal orang yang amat berharga dalam hidupnya, membuat Mao makin kian terpuruk. 

Kehilangan, hampa, kesedihan melebur hancur menjadi satu. Terseok hingga pincang hidupnya, Mao berusaha bangkit meski tertatih untuk kembali menyebar berbagai kertas lamaran namun sayang semua seolah sedang disibukkan dengan cara bertahan hidup didalam sebuah virus yang semakin merajalela.

Mao tersenyum pilu mengingat itu semua dan segera mengalihkan pandang saat dering handponenya sudah merengek untuk diangkat.

"Yaaak Maudy Malik! Apa jarimu sedang amnesia sehingga lupa huruf abjad dan berakhir mengabaikan pesanku!”

Mao mengerlingkan matanya. Rafa selalu saja menyematkan nama belakangnya seolah mereka adalah sepasang suami istri dimana sang suami begitu menghawatirkan istrinya yang tampak tak kunjung pulang ke istana.

Helooowww, macam anak abg saja! 

Biasanya jika mereka sedang berada jarak yang dekat, Mao sigap protes dan berakhir dengan cubitan maut yang mampir di perut lemak milik ke kasihnya itu. Perut lemak? Tentu tidak. Mao hanya tidak pernah mengaku jika Rafa memiliki badan yang bagus. Itu saja. 

"Mohon maaf pak. Anda sepertinya salah sam.. "

"MAUDYYYY! ASTAGA. Share lock sekarang atau handpone kamu aku pasang chip untuk dilacak"

"Huhuhu.. Dasar manusia tidak sabaran. ANGKRINGAN MENTAI LANGGANANKU!!"

"JANGAN MEMBENT .."

Tut.. Tut.. 

Mao tertawa perlahan membayangkan wajah murka sang kekasih dan segera menghabiskan minuman setelah itu ia memakai kembali masker berwarna lilac menunggu dalam beberapa menit kedepan, pemilik nama Rafa Malik Zaidan itu akan segera sampai dengan wajahnya yang marah tapi menggemaskan.

Tidak percaya? Sini cepetan kamu datang deh! 

Tak peduli jarak dekat atau jauh bahkan kalau harus ditempuh ber mil mil, pria itu akan mampu mencapai waktu dalam beberapa menit. Berani taruhan?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status