Share

Bab 2

Penulis: Yoyo
Aku menoleh ke arah Aisha, kami saling bertukar pandang.

"Meskipun Aisha bukan anak kandungku, dia tetaplah anakku satu-satunya."

"Aku akan mewariskan seluruh harta kekayaan yang aku miliki padanya, termasuk properti, saham, modal dan 20 persen sahamku di Gunardy Grup."

"Kalau begitu, Aisha, kamu lebih suka bersamaku atau bersama ayahmu dan... ibumu yang nggak jelas ini?"

Otak putri kecilku ini langsung berputar dengan cepat, matanya langsung bercahaya, dia langsung mengerti apa yang aku maksud.

Dia langsung menghambur ke pelukanku, pipinya mengusap ke bahuku dan berseru dengan suara lantang.

"Sekarang Ayah sudah punya anak laki-laki, mana mungkin dia mau mewariskan hartanya padaku. Tentu saja aku akan ikut Ibu!"

Anak pintar! Tidak sia-sia aku mendidikmu dengan cermat! Dia bisa langsung membalas maksud ucapanku dengan memutarbalikkannya.

Begitu Lisha mendengar kalau aku bersedia memberikan semua harta kekayaanku pada Aisha, matanya langsung berbinar, bahkan lebih terang dari bola lampu 1.000 watt.

Dia tahu aku punya banyak aset. Logam mulia, perhiasan dan properti tidak bergerak saja sudah merupakan harta yang tidak ternilai.

Ditambah lagi 20 persen saham Gunardy, ini sama saja dengan tambang emas!

Ketamakan dan keserakahan langsung terpancar di wajah Lisha.

Dia langsung mendekatkan bibirnya ke telinga Yarji dan berbisik.

"Waktu Tuan Besar Gunardy meninggal, untuk menjaga keseimbangan agar semuanya tetap terkendali, dia membagi 60 persen saham Gunardy yang ada di tangannya menjadi empat bagian. Dia memberikan 20 persen pada Yuni, 20 persen diberikan ke Nyonya Besar Gunardy dan 10 persen untuk Aisha. Kamu hanya dapat 10 persen. Jika Yuni mengalihkan sahamnya pada Aisha, kelak kita bisa membujuk Aisha memberikan sahamnya pada kita, maka kamu akan memiliki 40 persen saham!"

"Hal yang paling penting sekarang adalah membuat Yuni menyerahkan saham dan kekayaannya! Biarkan dia keluar dengan tangan kosong, lalu menarik Aisha masuk ke pihak kita!"

Setelah berpikir sejenak, Yarji setuju dengan ucapan Lisha.

Dia melangkah maju dan menyapa Aisha dengan penuh kasih seorang ayah.

"Aisha, adikmu ‘kan laki-laki, jadi dia bisa mengurus dirinya sendiri. Dia tidak akan berebut harta denganmu. Aku juga bersedia memberikan semua hartaku padamu!"

Dia berhenti sejenak, lalu menambahkan syarat, "Tapi, kamu dan Lisha harus menjalani tes DNA! Kalau tes tersebut menunjukkan kalian punya hubungan ibu dan anak kandung, maka kamu harus mengakui Lisha sebagai ibumu dan memperlakukan dia dengan baik!"

Aisha melirik ke arahku sekilas, samar-samar aku mengangguk sedikit.

"Oke!" Aisha langsung setuju, tetapi dia juga mengajukan syarat dengan cerdik.

"Tapi sebelum tes DNA, Ibu dan Ayah harus pergi bersamaku ke kantor notaris, untuk menghibahkan semua harta padaku secara gratis!"

Aku memuji Aisha dalam hati, harus kuakui anak ini memang sangat pintar!

Mendapatkan aset tersebut di tangan kita sendiri barulah hal yang nyata. Jangan hanya percaya pada janji-janji kosong belaka!

Pada saat ini, para kerabat keluarga Gunardy yang menonton pun sangat senang.

Apa yang terpikir oleh Lisha, tentu saja mereka juga tahu. Mereka pun menggosok-gosok telapak tangan, seolah barusan melihat harta kekayaan yang tidak terhitung jumlahnya sedang melambai-lambai tangan pada mereka.

Yarji sama sekali tidak punya naluri bisnis, kalau Gunardy Grup sampai jatuh ke tangan Yarji, bukankah ini kesempatan buat mereka?

"Hebat, hebat! Memang seharusnya begitu!" sorak salah seorang kerabat Gunardy.

"Aku akan segera menghubungi kantor notaris!" kata salah seorang lainnya yang mengeluarkan ponsel dan menekan ponsel.

Sekelompok orang tampak begitu sibuk, seolah-olah mereka sedang merayakan hari kebahagiaan.

Saat mereka sedang sibuk-sibuknya, ibu mertuaku menghentikan aku dengan cemas.

"Menantuku yang baik, bagaimana kalau kamu pertimbangkan lagi soal hibah harta?"

Aku tersenyum dan menggelengkan kepala, meyakinkan ibu mertuaku, "Bu, jangan khawatir, aku tahu apa yang aku lakukan."

Selama ini, Ibu mertuaku memang sudah tahu kehebatanku. Melihat aku begitu tenang, dia pun berhenti membujukku.

Dengan "bantuan" para kerabat inilah, semua aset milikku dan Yarji akhirnya berhasil dialihkan ke Aisha, kecuali biaya hidup kami masing-masing sebesar seratus juta.

Di kantor notaris, Yarji dan Lisha menatap Aisha dengan penuh kasih sayang.

Mereka tersenyum bahagia seolah-olah mereka telah melihat masa depan mereka yang bersinar gemilang saat menguasai Gunardy Grup.

Aku melihat mereka yang sedang melamun, lalu menatap putriku yang tiba-tiba menjadi seorang miliarder, aku pun ikut tersenyum.

Namun keberhasilan menguras harta Yarji ini masih belum cukup, aku juga akan mengompas Lisha.

"Lisha, bukankah kamu bilang kamu sangat mencintai Aisha? Apakah kamu tidak ingin membuktikannya juga?"

Aku bertanya dengan santai, mataku menyapu wajah Lisha yang penuh kepalsuan itu.

"Selama dua puluh tahun ini, aku telah menghabiskan ratusan juta untuk membesarkan Aisha untukmu."

"Aku nggak perlu kamu memberikan kompensasi apa pun, berikan saja uang itu pada Aisha. Apalagi dia adalah orang yang paling aku cintai."

Aisha memanfaatkan kesempatan ini dan berkata, "Tante Lisha, tante sudah bersama ayahku selama lebih dari dua puluh tahun. Tante pasti punya ratusan juta, ‘kan? Kebetulan saat ini kita masih berada di kantor notaris. Apakah Tante bersedia menunjukkan kesetiaan padaku? Kalau tidak, aku curiga Tante sebenarnya tidak mencintaiku, ‘kan? Tante mengakuiku hanya demi kekayaan keluarga Gunardy yang ada di belakangku!"

Wajah Lisha membeku, terjebak dalam dilema.

Bila dia memberikan uangnya, dia pasti akan merasa sakit hati.

Kalau tidak diberikan, maka Aisha akan mencurigai motif pengakuan hubungan darah kali ini.

Kalau tidak melakukan sedikit pengorbanan, maka semua ini tidak mungkin berhasil. Lisha menggertakkan giginya dan mengeluarkan selembar kartu atm dari tasnya. Lalu menyerahkan kartu atm itu pada Aisha.

"Aisha, tentu saja Ibu mencintaimu! Ini ada sepuluh miliar, aku sudah menabungnya selama puluhan tahun!"

Aisha menerima kartu atm itu tanpa sungkan sedikit pun dan memanggil notaris untuk segera mengesahkannya.

Lisha hanya bisa tersenyum tipis, tetapi senyumannya itu sedikit melengkung, seolah-olah dia baru saja dijambret.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 9

    Aisha menyaksikan tragedi pertumpahan darah yang terjadi di hadapannya itu dengan ngeri, sementara aku menikmatinya sambil menyesap teh panas dengan puas.Tidak berselang lama, Polisi pun datang dan membawa Yarji pergi.Dengan linglung Aisha bertanya, "Bu, inikah drama yang Ibu minta aku tonton itu?"Aku meletakkan cangkir teh dan menjelaskannya dengan penuh perasaan."Aisha, hari ini ibu mengajarimu satu hal, jangan iba saat menghadapi musuhmu.""Yarji dan rekannya itu mencoba merampas aset kita, kita bisa mengusirnya saja, kenapa harus begitu kejam?" tanya Aisha bingung."Karena sewaktu ayahmu terluka di lokasi konstruksi, itu bukan murni kecelakaan biasa. Yarji yang telah menipunya pergi ke sana. Sedangkan truk yang lepas kendali itu, karena talinya telah dipotong Lisha."Aku berusaha untuk tetap tenang, tetapi masih terdengar ada nada kebencian yang tersirat dalam suaraku.Sampai sekarang, aku masih tidak bisa melupakan perasaanku saat melihat Yogi bersimbah darah.Setiap hari sela

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 8

    Yarji dan Lisha yang tidak berhasil mendapatkan uang pun saling menyalahkan.Setelah seratus juta itu habis dipakai, Yarji sudah tidak punya uang lagi.Lisha tidak mungkin mau mengeluarkan tabungan pribadinya yang hanya tersisa beberapa ratus juta itu untuk menghidupi Yarji. Jadi, Lisha pun mendesak Yarji mencari pekerjaan. Kalau tidak, Lisha akan mengusirnya.Lalu aku dengan maksud baik menelepon seorang agen pencari kerja. Aku memintanya mencari pekerjaan untuk Yarji.Beberapa waktu kemudian, aku mengundang Aisha untuk makan bersama.Dalam perjalanan ke restoran, aku pun bersenandung.Aisha bertanya padaku kenapa aku terlihat begitu senang.Aku berkata, "Karena nanti kita bisa menonton drama bagus."Kami duduk di lantai dua di dalam kamar VIP restoran dengan dapur terbuka. Aisha duduk di samping jendela dan melihat melalui kaca transparan.Dia bisa melihat Yarji yang dulunya pemalas, berseragam koki sedang memasak di lantai satu. Aisha mengangkat sebelah alis memandang ke arahku, "Ha

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 7

    Aku mencibir Yarji dan mengeluarkan laporan tes DNA lain dari tasku."Ini laporan tes DNA Aisha dengan Yogi."Aku membuka laporan itu dan menunjukkannya kepada semua orang. "Kalian tidak perlu percaya. Yoga ada di ruang perawatan rumah sakit dan Aisha juga berada di sini. Kalian bisa mengambil sampel dan melakukan pengujian langsung di tempat, lewat lembaga pengujian DNA tingkat nasional."“Aisha memiliki garis keturunan keluarga Gunardy. Aku yakin semua orang puas dengan hasil ini!"Lisha dan putranya tercengang.Mereka tidak pernah membayangkan kalau Aisha sebenarnya adalah anaknya Yogi.Nyonya Besar keluarga Gunardy masih tampak tenang dan tak bergeming, tetapi terlihat air mata melintas sekilas di matanya.Kerabat keluarga Gunardy lainnya pun mulai mendiskusikan masalah ini."Ternyata Aisha adalah anaknya Yogi!""Kalau begitu, Aisha barulah pewaris sejati keluarga Gunardy!""Yarji si anak haram ini tampaknya sudah tidak punya peluang untuk merebut kekayaan keluarga Gunardy!"Mereka

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 6

    Ibu mertuaku yang biasanya terlihat tenang, mulai pulih dari keterkejutannya.Dia tidak mengubris Yarji sama sekali, ekspresinya rumit dan tidak seorang pun bisa memahaminya.Dia sangat jarang terlihat lepas kendali. Dengan suara gemetar, dia bertanya, "Yuni, benarkah itu?"Melihat rupanya yang seperti ini, air mata tiba-tiba menggenang di mataku."Memang benar, Bu."Yarji yang tidak puas dengan reaksi ibu mertuaku pun segera meraih tangan wanita tua ini, "Bu, cepat umumkan kalau Joni adalah pewaris keluarga Gunardy!"Setelah menenangkan diri, Ibu mertuaku pun menepis tangan Yarji dan bertanya dengan tenang, "Apakah kamu tahu siapa mantan pacar Yuni?"Yarji menggaruk kepalanya dengan cemas. "Siapapun dia, bukan urusanku. Intinya, Aisha bukan keturunan keluarga Gunardy!""Mantan pacar Yuni adalah abangmu, Yogi Gunardy. Jadi, Aisha masih keturunan keluarga Gunardy. Dia juga satu-satunya pewaris sah!"Ucapan ibu mertuaku ini terdengar bagaikan sebuah bom granat yang dilontarkan ke muka um

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 5

    Petugas yang memeriksa berdeham dan mulai membacakan hasilnya."Berdasarkan perbandingan DNA, Nona Lisha Barito dan Nona Aisha Gunardy..."Petugas itu sengaja berhenti sejenak, membuat Lisha dan Yarji semakin tegang. Mereka menjulurkan lehernya tinggi-tinggi, seakan-akan telinga mereka kurang dekat dengan mulut petugas yang membacakan hasil itu.Para kerabat keluarga Gunardy lainnya yang berada di sekeliling juga menahan napas. Masing-masing menunjukkan ekspresi yang berbeda, mereka ingin melihat leluconku."...Tidak memiliki hubungan orang tua dan anak."Atmosfer di sekeliling terasa membeku.Mata Yarji melebar, dia berteriak histeris seperti orang yang kehilangan kewarasannya, "Mustahil! Ini pasti ada kesalahan!"Lisha juga berteriak, "Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin tidak ada hubungan orang tua dan anak, sih?"Wajahnya langsung memucat, bahkan riasan wajahnya yang rapi pun tidak mampu menyembunyikan kengerian yang terpancar di wajahnya."Apakah kamu rabun tua,

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 4

    Hari yang ditunggu-tunggu Lisha akhirnya tiba.Aku bangun pagi-pagi, berdandan dengan baik dan memakai riasan tipis.Lagipula, aku harus berpenampilan sebaik mungkin untuk melihat bagaimana Lisha menanggung malu.Selain ibu mertuaku, Yarji juga mengundang seluruh kerabat keluarga Gunardy ke kantor lembaga pemeriksaan forensik sebagai saksi mata. Dia mungkin ingin lebih banyak orang melihat aku malu.Hegh, dia sungguh naif.Dia ingin semua orang menertawakanku, tetapi sebenarnya dialah yang paling konyol.Sebelum melihat hasilnya, aku bertanya pada Yarji sambil tersenyum tipis."Kamu sendiri yang memilih lembaga pemeriksaan forensik ini, kamu nggak akan keberatan dengan hasilnya, ‘kan?"Yarji menegakkan punggungnya dan berkata dengan percaya diri."Tentu saja nggak keberatan. Aku selalu menepati janjiku!"Aku hampir tertawa terbahak-bahak.Dia tidak akan menyesal sebelum tahu hasilnya.Sebelum petugas pemeriksa kembali, Lisha sudah mulai bertingkah. Dengan mesra, dia merangkul lengan Ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status