Share

Tentu Saja Dia Putri Kandungku
Tentu Saja Dia Putri Kandungku
Penulis: Yoyo

Bab 1

Penulis: Yoyo
Aku dan putriku, Aisha Gunardy baru pulang dari inspeksi proyek medis di luar negeri. Begitu sampai di rumah, kami langsung tercengang.

Ada sekerumunan orang bahkan kerabat jauh yang biasanya jarang terlihat pun sudah datang kemari.

Melihat situasi seperti ini, orang lain pasti mengira keluarga Gunardy sedang mengadakan pertemuan keluarga besar Gunardy.

Pemandangan yang paling mencolok adalah Lisha Barito yang terisak-isak, sedang duduk di tengah sofa.

Yarji Gunardy, “suamiku yang baik" yang sudah bertahun-tahun tidak pulang, sedang memeluk wanita itu dengan penuh kasih sayang, dia membujuknya dengan lembut.

Aku mengangkat alis, sembari meletakkan koperku di pinggir dan menatap Yarji.

"Hari ini ada acara istimewa apa, sih? Kok sampai begitu meriah?"

Aisha ikut di belakangku, dia melipat tangannya dengan dingin, menatap Lisha dengan jijik.

Samar-samar, dia sudah menduga identitas wanita ini.

Ibu mertuaku duduk di kursi utama, wajahnya tampak cemberut, seperti hendak mengatakan sesuatu tetapi tidak sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Sebelum Yarji sempat berkata apa-apa, Lisha bergegas menghampiri Aisha, air mata pun mengalir di kedua pipinya.

"Putriku sayang, akulah ibu kandungmu yang sebenarnya!"

Aisha dengan lincah menghindarinya, alisnya berkerut memperlihatkan rasa kesal dan muaknya, seolah-olah Lisha adalah sesuatu yang kotor dan menjijikan.

Dia mundur selangkah. Dengan nada cuek, dia berkata, "Ibuku bernama Yuni Hamida."

Anak ini benar-benar gadis kecilku yang manis.

Aku menggenggam tangan Aisha, memberinya tatapan yang menenangkan, lalu mengangkat tanganku dan menampar wajah Lisha.

Suara tamparan yang keras langsung menggema di ruang tamu.

"Jangan sembarangan ngaku-ngaku," kataku, nada suaraku sedingin es, tatapanku setajam pisau.

Yarji langsung berdiri. Dengan penuh perasaan sayang, dia memapah Lisha berdiri. Dia menunjuk ke arahku dan meraung.

"Yuni, apa kamu gila? Beraninya kamu memukul Lisha!"

Yarji mengangkat tangannya seolah ingin memukulku juga.

Aisha yang cerdas dan cekatan langsung melangkah maju dan menampar Yarji sebagai balasan.

"Beraninya kamu memukul ibuku?" Suara Aisha memang tidak besar, tetapi terdengar sangat berwibawa.

Yarji tertegun. Dengan kesal dan geram, dia mengangkat tangannya hendak memukul Aisha.

Namun, Lisha menahannya. Dengan munafik, dia berkata, "Yarji, jangan! Itu putri kita!"

Ekspresinya bak seorang ibu yang pengasih dan penyayang, membuat aku ingin muntah melihatnya.

Yarji menurunkan tangannya dan memelototi Aisha dengan tajam, "Kalau bukan karena ibu kandungmu ini, aku pasti akan memberimu pelajaran hari ini!"

Aisha mencibir, "Hegh, aku ingin melihat pelajaran apa yang bisa kamu berikan."

Mata Aisha yang tajam mengingatkan aku pada rupa diriku saat masih muda.

Diam-diam, aku merasa senang. Dia memang putri yang kudidik dan kubesarkan dengan sepenuh hati!

Seorang kerabat senior berdeham, mencoba untuk menenangkan suasana yang kacau ini.

"Kalian semua bisa tenang, nggak?" Suaranya terdengar penuh berwibawa.

Semua orang perlahan-lahan pun mengheningkan diri, mata mereka tertuju pada kerabat senior itu.

Dia menatap Yarji, "Yarji, kamu memanggil semua orang datang ke sini, ada apa?"

Yarji menarik napas dalam-dalam, seolah-olah sedang mengumpulkan segenap keberaniannya.

Dia merangkul bahu Lisha dengan penuh kasih sayang yang mendalam.

"Sebenarnya, aku ada pengumuman penting hari ini." Dia berhenti sejenak, tatapannya menyapu kerumunan, akhirnya tertuju pada Aisha dan aku.

Aku mengamati Yarji dengan tenang, menunggu dia memainkan triknya.

"Aisha, dia... dia bukan putri kandung Yuni." Suara Yarji tidak terlalu keras, tetapi terdengar seperti bom yang meledak di ruang tamu.

Aisha menoleh ke arahku, matanya penuh keterkejutan.

Aku memberi isyarat agar Aisha tenang.

Para kerabat di sekitar kami saling berbisik dengan penuh semangat seperti kawanan serigala yang mencium bau darah amis.

"Dulu, saat kami melakukan program bayi tabung..." Yarji berhenti sejenak, seolah-olah dia tidak sanggup berbicara. "Dokter bilang sel telur Yuni tidak cukup bagus... Agar tidak merusak keinginannya untuk menjadi seorang ibu, aku mengganti sel telur Yuni dengan sel telur Lisha..."

Si idiot Yarji ini sudah melakukan kesalahan, sekarang dia malah melimpahkan kesalahannya padaku!

Yarji sengaja melirikku dengan sinis, dia mengira aku akan lepas kendali dan meledak marah.

Namun aku tetap tenang-tenang saja, jadi dia tidak punya pilihan lain selain melanjutkan sandiwaranya.

"Aku memanggil semua orang datang ke sini hari ini untuk menyaksikan..." Dia menatap Lisha dengan penuh kasih sayang, "Aisha mengakui ibu kandungnya lagi."

Para kerabat di sekeliling langsung meledak kegirangan.

"Aisha bukan putrinya Yuni. Dia pasti akan mengakui ibu kandungnya!"

"Benar. Yuni tidak melahirkan keturunan untuk keluarga Gunardy, tapi telah menguasai posisi sebagai menantu keluarga Gunardy selama bertahun-tahun. Sudah waktunya Yuni mundur dan memberi jalan pada seseorang yang lebih pantas menduduki posisi ini!"

"Yuni telah memonopoli aset keluarga Gunardy selama bertahun-tahun. Sekarang kebenaran sudah terungkap, saatnya bagi Yuni untuk mundur dari Gunardy Grup!"

Mendengarkan pembicaraan seperti ini, aku hanya mencibir dalam hati.

Kerabat keluarga Gunardy yang menyimpan niat jahat ini telah dikekang dan disingkirkan dari manajemen perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Mereka hanya bisa menikmati keuntungan dividen pada akhir tahun, tentu saja mereka tidak puas denganku.

Mereka senang melihat drama seperti ini terungkap. Mereka ingin melihat Yarji dan aku berselisih, agar mereka dapat kembali ke perusahaan dan mendapatkan bagian dari aksinya.

Aisha menatap para kerabat yang tampak serakah, dia mengeratkan genggamannya di tanganku.

Aku buka mulut dan berkata, "Aisha adalah putriku. Dia hanya akan menjadi anakku."

Suaraku tidak keras, tetapi cukup menggema.

Lisha memasang ekspresi tidak berdaya.

Dengan suara tersedak, dia berkata, "Kakak, sampai kapan kamu mau menipu dirimu sendiri?"

Aku tidak menipu diriku sendiri, Aisha memang anakku.

Apa Yarji dan Lisha benar-benar mengira mereka bisa mengelabuiku?

Waktu itu, Yarji menderita asthenospermia, jadi kami memutuskan untuk menjalani program bayi tabung.

Sebelum proses pengabungan sperma dengan sel telur terbentuk menjadi zigot, tanpa sengaja, aku memergoki Yarji dan perawat sedang diam-diam mengutak-atik lemari penyimpanan sel telurku. Aku juga mendengar Yarji menelepon Lisha. Dengan senang, dia memberi tahu Lisha kalau sel telurku telah diganti menjadi sel telur Lisha.

Waktu itu, aku tidak langsung menguaknya. Tanpa komentar sepatah kata pun, aku langsung mencari dokter dan memberikan dua miliar, meminta dokter untuk mengganti sel telurnya dengan sel telur lain milikku yang masih tersisa.

Aku bahkan dengan "niat baik" meminta dokter untuk mengganti sperma Yarji dengan sperma mantan pacarku.

Pada hari pengabungan sel telur dengan sperma menjadi zigot, aku menyaksikan proses "yang penuh mujizat" ini bersama Yarji.

Dia senang bukan main, mungkin dia mengira itu adalah anaknya dengan Lisha.

Melihat ekspresi Yarji yang konyol itu, aku tertawa geli dalam hati.

Selama bertahun-tahun, aku melihat Yarji seperti badut berusaha menyenangkan Aisha, aku justru merasa sangat senang.

Yarji ingin menipuku, tetapi dia sendiri tidak menyadari kalau dia sudah menjadi ayah palsu selama lebih dari dua puluh tahun.

Yarji membuyarkan lamunanku, dia mengejekku.

"Dasar keras kepala! Aisha memang lahir dari rahimmu, tetapi sel telur itu bukan milikmu! Ibu kandung Aisha adalah Lisha."

Nada suaraku sangat tenang, tetapi sedikit provokasi, "Kamu bermimpi?"

"Kalau kamu nggak percaya, ayo kita tes DNA!" kata Yarji tegas.

"Aku juga akan menceraikanmu! Kamu seperti pemujaku, memaksaku menikahimu. Aku sudah bersamamu selama dua puluh lima tahun, aku sudah menuntaskan semua kewajibanku padamu!"

Ketika Yarji mengungkap kata cerai, secercah kegembiraan terpancar di wajahnya.

Sepertinya dia memang sudah memikirkannya sejak lama.

Hegh! Beraninya Yarji bilang sudah melakukan semua kewajibannya sebagai suami?

Dua puluh lima tahun aku menikah dengannya, itu artinya aku sudah menjanda selama dua puluh lima tahun.

Saat aku membesarkan anak sendirian, dia malah berselingkuh dengan Lisha. Sementara aku bekerja keras di dunia bisnis untuk menghidupi keluarga Gunardy, dia malah berfoya-foya di tempat hiburan.

Namun ada satu hal yang salah dalam ucapannya. Aku bukan mencintai dan memuja Yarji.

Aku menikah dengan Yarji, hanya untuk mendapat gelar Nyonya Muda keluarga Gunardy saja, agar aku bisa mengendalikan Gunardy Grup.

Sekarang, Gunardy Grup sudah sepenuhnya berada di bawah kekuasaanku.

Jadi, Yarji sudah tidak bermanfaat lagi!

"Mau cerai, boleh-boleh saja." Aku mengangkat bahu acuh tak acuh.

"Tapi nggak perlu tes DNA segala. Aku yakin Aisha adalah anakku."

Aisha menatapku dengan tegas,"Ibu, aku yakin dan percaya padamu."

Yarji dan Lisha langsung cemas.

"Aisha, apa kamu nggak percaya pada Ayah?"

Aisha tidak menggubrisnya, dia malah merapatkan diri padaku dengan erat.

Pada saat ini, seorang anak laki-laki yang tampak seperti mahasiswa menyerbu masuk.

Dia langsung menghampiri Aisha. Dengan semangat, dia memanggil, "Kakak!"

Semua orang yang hadir pun tercengang.

Tadi sudah muncul orang yang mengaku Ibunya Aisha, kok sekarang malah bertambah lagi seorang adik?

Melihat tampang anak laki-laki ini mirip seperti Lisha, secara samar-samar aku sudah bisa menebak jati diri anak ini.

Dia ini mungkin anak haramnya Yarji dengan Lisha.

Mereka telah merahasiakannya selama lebih dari dua puluh tahun.

Tampaknya drama ini bakal lebih seru dari yang aku bayangkan.

Ibu mertuaku duduk di ujung meja, menatap anak laki-laki itu. Dengan tegas, dia bertanya "Yarji, ada apa ini?"

Suasana di ruang tamu kembali membeku.

Mata anak laki-laki itu tampak memerah, seolah-olah dia mau menangis.

"Kakak, namaku Joni Gunardy. Aku... Aku selalu tahu tentangmu."

Dia berbicara dengan sedikit gagap, suaranya tidak besar tetapi terdengar agak gemetar.

Diam-diam dia melirikku sekilas, lalu cepat-cepat menundukkan kepalanya lagi, seolah-olah takut aku akan memarahinya.

"Ibu... Ibuku sering bercerita tentangmu, dia bilang kamu sangat luar biasa, juga sangat cantik..."

Lisha mulai terisak, menutup mulutnya dengan sapu tangan, bahunya tampak bergetar.

"Aisha, putriku sayang. Ibu sangat merindukanmu beberapa tahun terakhir ini..."

Dia mengangkat kepalanya, air mata menggenang di matanya, seolah-olah dia telah mengalami ketidakadilan.

"Joni dia... dia juga selalu merindukanmu. Kami sering diam-diam mengintipmu dari jauh..."

Joni mengangguk cepat dengan penuh semangat.

Dia menambahkan, "Sungguhan, Kak! Aku sekolah di sekolah yang sama denganmu, hanya untuk... agar lebih dekat denganmu..."

Dia mengeluarkan setumpuk foto dari sakunya. Dengan hati-hati, dia menyerahkan foto-foto itu pada Aisha.

"Ini foto-fotomu. Aku... aku memotretnya diam-diam..."

Aisha mengambil tumpukan foto itu dan melihatnya sekilas. Di beberapa foto, Aisha mengenakan gaun wisuda, tersenyum cerah. Ada juga foto Aisha tampak lelah setelah latihan tari. Ada foto lain, Aisha bersemangat sedang berdebat dengan teman-teman sekelasnya...

Aisha langsung merinding. Ternyata selama bertahun-tahun, ada orang yang sakit jiwa bersembunyi di sisi Aisha, memata-matainya dan diam-diam mengambil fotonya!

Yarji juga tidak tinggal diam. Dia menghampiri ibu mertuaku, menunjuk ke arah Joni dan berkata dengan serius.

"Bu, ini cucu keluarga Gunardy! Semua kerabat keluarga Gunardy berada di sini dan menyaksikannya. Ibu... Ibu akui saja Joni!"

Yarji memang cerdik. Dia tahu setelah ayah mertuaku meninggal, sebenarnya ibu mertuaku-lah yang memegang keputusan akhir dalam keluarga Gunardy.

Dia telah mengundang semua kerabat keluarga datang, hanya untuk memaksa ibu mertuaku mengakui anak ini.

Dia yakin kalau ibu mertuaku setuju dan mengakui Joni sebagai keturunan keluarga Gunardy, maka aku tidak akan bisa berbicara apa-apa lagi.

Lagipula, selama dua puluh lima tahun ini, dia sudah melihat bagaimana aku mematuhi dan berbakti pada ibu mertuaku.

Joni sangat cerdas. Dia segera beralih ke ibu mertuaku. Dengan hormat, dia memanggil, "Nenek."

Ibu mertuaku menatap ke Joni lalu menatap ke arahku dengan ekspresi rumit. Dia tidak langsung menjawab Joni.

Aku tahu ibu mertuaku sangat menyayangiku.

Aku tidak tahan melihat dia terjebak dalam kesusahan, jadi aku angkat bicara untuk memecahkan keheningan.

"Yarji, tujuan utamamu sebenarnya ingin anak haram ini diakui dan menjadi pewaris keluarga Gunardy, ‘kan? Kenapa kamu malah menyeret Aisha ke dalam masalah ini?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 9

    Aisha menyaksikan tragedi pertumpahan darah yang terjadi di hadapannya itu dengan ngeri, sementara aku menikmatinya sambil menyesap teh panas dengan puas.Tidak berselang lama, Polisi pun datang dan membawa Yarji pergi.Dengan linglung Aisha bertanya, "Bu, inikah drama yang Ibu minta aku tonton itu?"Aku meletakkan cangkir teh dan menjelaskannya dengan penuh perasaan."Aisha, hari ini ibu mengajarimu satu hal, jangan iba saat menghadapi musuhmu.""Yarji dan rekannya itu mencoba merampas aset kita, kita bisa mengusirnya saja, kenapa harus begitu kejam?" tanya Aisha bingung."Karena sewaktu ayahmu terluka di lokasi konstruksi, itu bukan murni kecelakaan biasa. Yarji yang telah menipunya pergi ke sana. Sedangkan truk yang lepas kendali itu, karena talinya telah dipotong Lisha."Aku berusaha untuk tetap tenang, tetapi masih terdengar ada nada kebencian yang tersirat dalam suaraku.Sampai sekarang, aku masih tidak bisa melupakan perasaanku saat melihat Yogi bersimbah darah.Setiap hari sela

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 8

    Yarji dan Lisha yang tidak berhasil mendapatkan uang pun saling menyalahkan.Setelah seratus juta itu habis dipakai, Yarji sudah tidak punya uang lagi.Lisha tidak mungkin mau mengeluarkan tabungan pribadinya yang hanya tersisa beberapa ratus juta itu untuk menghidupi Yarji. Jadi, Lisha pun mendesak Yarji mencari pekerjaan. Kalau tidak, Lisha akan mengusirnya.Lalu aku dengan maksud baik menelepon seorang agen pencari kerja. Aku memintanya mencari pekerjaan untuk Yarji.Beberapa waktu kemudian, aku mengundang Aisha untuk makan bersama.Dalam perjalanan ke restoran, aku pun bersenandung.Aisha bertanya padaku kenapa aku terlihat begitu senang.Aku berkata, "Karena nanti kita bisa menonton drama bagus."Kami duduk di lantai dua di dalam kamar VIP restoran dengan dapur terbuka. Aisha duduk di samping jendela dan melihat melalui kaca transparan.Dia bisa melihat Yarji yang dulunya pemalas, berseragam koki sedang memasak di lantai satu. Aisha mengangkat sebelah alis memandang ke arahku, "Ha

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 7

    Aku mencibir Yarji dan mengeluarkan laporan tes DNA lain dari tasku."Ini laporan tes DNA Aisha dengan Yogi."Aku membuka laporan itu dan menunjukkannya kepada semua orang. "Kalian tidak perlu percaya. Yoga ada di ruang perawatan rumah sakit dan Aisha juga berada di sini. Kalian bisa mengambil sampel dan melakukan pengujian langsung di tempat, lewat lembaga pengujian DNA tingkat nasional."“Aisha memiliki garis keturunan keluarga Gunardy. Aku yakin semua orang puas dengan hasil ini!"Lisha dan putranya tercengang.Mereka tidak pernah membayangkan kalau Aisha sebenarnya adalah anaknya Yogi.Nyonya Besar keluarga Gunardy masih tampak tenang dan tak bergeming, tetapi terlihat air mata melintas sekilas di matanya.Kerabat keluarga Gunardy lainnya pun mulai mendiskusikan masalah ini."Ternyata Aisha adalah anaknya Yogi!""Kalau begitu, Aisha barulah pewaris sejati keluarga Gunardy!""Yarji si anak haram ini tampaknya sudah tidak punya peluang untuk merebut kekayaan keluarga Gunardy!"Mereka

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 6

    Ibu mertuaku yang biasanya terlihat tenang, mulai pulih dari keterkejutannya.Dia tidak mengubris Yarji sama sekali, ekspresinya rumit dan tidak seorang pun bisa memahaminya.Dia sangat jarang terlihat lepas kendali. Dengan suara gemetar, dia bertanya, "Yuni, benarkah itu?"Melihat rupanya yang seperti ini, air mata tiba-tiba menggenang di mataku."Memang benar, Bu."Yarji yang tidak puas dengan reaksi ibu mertuaku pun segera meraih tangan wanita tua ini, "Bu, cepat umumkan kalau Joni adalah pewaris keluarga Gunardy!"Setelah menenangkan diri, Ibu mertuaku pun menepis tangan Yarji dan bertanya dengan tenang, "Apakah kamu tahu siapa mantan pacar Yuni?"Yarji menggaruk kepalanya dengan cemas. "Siapapun dia, bukan urusanku. Intinya, Aisha bukan keturunan keluarga Gunardy!""Mantan pacar Yuni adalah abangmu, Yogi Gunardy. Jadi, Aisha masih keturunan keluarga Gunardy. Dia juga satu-satunya pewaris sah!"Ucapan ibu mertuaku ini terdengar bagaikan sebuah bom granat yang dilontarkan ke muka um

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 5

    Petugas yang memeriksa berdeham dan mulai membacakan hasilnya."Berdasarkan perbandingan DNA, Nona Lisha Barito dan Nona Aisha Gunardy..."Petugas itu sengaja berhenti sejenak, membuat Lisha dan Yarji semakin tegang. Mereka menjulurkan lehernya tinggi-tinggi, seakan-akan telinga mereka kurang dekat dengan mulut petugas yang membacakan hasil itu.Para kerabat keluarga Gunardy lainnya yang berada di sekeliling juga menahan napas. Masing-masing menunjukkan ekspresi yang berbeda, mereka ingin melihat leluconku."...Tidak memiliki hubungan orang tua dan anak."Atmosfer di sekeliling terasa membeku.Mata Yarji melebar, dia berteriak histeris seperti orang yang kehilangan kewarasannya, "Mustahil! Ini pasti ada kesalahan!"Lisha juga berteriak, "Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin tidak ada hubungan orang tua dan anak, sih?"Wajahnya langsung memucat, bahkan riasan wajahnya yang rapi pun tidak mampu menyembunyikan kengerian yang terpancar di wajahnya."Apakah kamu rabun tua,

  • Tentu Saja Dia Putri Kandungku   Bab 4

    Hari yang ditunggu-tunggu Lisha akhirnya tiba.Aku bangun pagi-pagi, berdandan dengan baik dan memakai riasan tipis.Lagipula, aku harus berpenampilan sebaik mungkin untuk melihat bagaimana Lisha menanggung malu.Selain ibu mertuaku, Yarji juga mengundang seluruh kerabat keluarga Gunardy ke kantor lembaga pemeriksaan forensik sebagai saksi mata. Dia mungkin ingin lebih banyak orang melihat aku malu.Hegh, dia sungguh naif.Dia ingin semua orang menertawakanku, tetapi sebenarnya dialah yang paling konyol.Sebelum melihat hasilnya, aku bertanya pada Yarji sambil tersenyum tipis."Kamu sendiri yang memilih lembaga pemeriksaan forensik ini, kamu nggak akan keberatan dengan hasilnya, ‘kan?"Yarji menegakkan punggungnya dan berkata dengan percaya diri."Tentu saja nggak keberatan. Aku selalu menepati janjiku!"Aku hampir tertawa terbahak-bahak.Dia tidak akan menyesal sebelum tahu hasilnya.Sebelum petugas pemeriksa kembali, Lisha sudah mulai bertingkah. Dengan mesra, dia merangkul lengan Ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status