Short
Sepuluh Tahun Terperangkap Di Pernikahan Yang Salah

Sepuluh Tahun Terperangkap Di Pernikahan Yang Salah

By:  LotusCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
9Chapters
5views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Hari peringatan pernikahan kami yang ke-10, suamiku, Franky melangkah masuk sambil merangkul pacar barunya yang ke-100. Lalu dengan tangannya sendiri melepas kalung simbol cinta kami dan memakaikannya ke leher gadis itu. Di tengah tawa para tamu, gadis itu dengan malu-malu menarik gaun yang kupakai dan berkata, “Kak, Pak Franky bilang dia ingin aku memakai gaun ini sekarang.” Gaun itu adalah hasil modifikasi dari gaun pengantinku sepuluh tahun lalu. Aku sengaja mengenakannya hari ini dan dengan bodohnya berpikir Franky akan mengingatnya. Namun, pada hari peringatan pernikahan kami, dia malah menyuruh istrinya melepaskan gaun di depan semua orang untuk pacarnya. Di tengah semua tatapan meremehkan itu, akhirnya aku memberinya senyuman tulus pertama yang kuberikan selama sepuluh tahun ini. “Franky, kita cerai saja.”

View More

Chapter 1

Bab 1

Setelah suamiku membawa pulang pacarnya yang ke-100 tepat di hari peringatan pernikahan, dengan tenang aku berkata, “Franky, kita cerai.”

Setelah hening sesaat, tawa keras pun meledak. Seolah aku baru saja melontarkan lelucon paling lucu tahun ini.

“Hahaha! Pak Franky, sudah berapa kali istrimu mengungkitnya?”

“Seharusnya sudah seratus kali bilang mau cerai, ‘kan? Perlu dirayakan?”

Tatapan Franky berubah dari dingin menjadi meremehkan.

Dia melangkah maju dan mencengkeram daguku, kekuatannya hampir seperti mau meremukkan tulang.

“Cerai?”

Dia mencibir, “Irene, kamu nggak bosan akting drama ini selama sepuluh tahun? Perempuan yang menyuruh ibunya menjebakku dengan obat bius dan naik ke ranjangku, punya hak bicara soal cerai? Tanpa dirimu, alat bantu napas ibumu bakal langsung dicabut besok!”

Tuduhan itu lagi. Sudah sepuluh tahun, dia masih yakin dirikulah yang menyuruh ibu menjebaknya dengan obat dan merusak hubungannya dengan Tia, cinta pertamanya.

Diamku dianggap sebagai tanda bersalah. Franky tersenyum dingin dan menarik kembali tangannya. Vivian yang mirip dengan Tia berdiri di sampingnya, dengan sigap menyodorkan sapu tangan sutra.

Franky mengusap jarinya keras-keras, seolah baru saja menyentuh sesuatu yang kotor. Dia berkata, “Vivian sudah capek, dia butuh kamar terbaik dan siapkan juga baju yang cocok untuknya.”

“Iya,” jawabku dengan datar tanpa emosi. “Bagaimana dengan kamar tamu di sebelah kamar utama? Itu kamar yang dipakai 99 mantan sebelumnya.”

Franky mengerutkan alisnya, ekspresi yang sangat familiar bagiku. Setiap kali diriku tak bereaksi terpuruk seperti yang dia harapkan, raut wajahnya seolah sedang menyiratkan, ‘wanita ini mulai berpura-pura lagi’.

“Cih.” Dia mendengus dingin, merangkul pinggang Vivian, lalu menjawab, “Terserah saja, asalkan Vivian suka. Dia nggak bawa baju bagus. Jadi, ambilkan beberapa gaun edisi terbatas yang belum pernah kamu pakai dari lemari dan juga perhiasan berlian biru di kotak perhiasanmu, berikan semuanya padanya.”

Dia terdiam sejenak, pandangannya menyapu gaun yang kupakai, niat jahatnya semakin menjadi, “Dan juga yang kamu pakai sekarang, cepat lepaskan untuk dia. Vivian suka model ini.”

Tawa riuh para tamu pun berhenti. Merampas pakaian dan perhiasan sudah merupakan penghinaan yang luar biasa, sekarang bahkan ingin aku melepaskan gaun bermakna khusus ini di depan umum?

Ini benar-benar menginjak habis-habisan harga diriku!

Vivian dengan kooperatif memanyunkan bibirnya, menunjukkan ekspresi malu-malu, tapi sangat mengharapkannya. Jari-jarinya juga menyentuh ujung gaun.

“Boleh,” ucapku dengan lugas, lalu mengangkat tangan dan menarik tali bahu.

“Srak!” Suara robekan sutra terdengar nyaring!

Belum sempat semua orang bereaksi, jariku sudah menyentuh kaitan di punggung.

“Cukup!” teriak Franky tiba-tiba. Dia menepis tanganku dan melanjutkan, “Irene! Kamu nggak tahu malu?! Balik dan ganti bajumu!”

Dia membantingku menjauh. Aku terhuyung dan menabrak menara sampanye di belakang. Cairan dingin bercampur pecahan kaca menusuk kulit, menimbulkan rasa sakit yang membakar.

Aku memejamkan mata dan saat membukanya lagi, isinya hanyalah kekosongan yang mematikan.

“Baik.”

Seperti yang diduga, tawa sinis yang tertahan menyebar seperti riak air di antara para tamu yang berpakaian rapi.

“Cih, demi uang, harga diri pun sudah nggak mau lagi… berani-beraninya minta cerai? Keberanian dari mana?”

“Nyonya Franky? Cih, bahkan pembantu pun lebih terhormat darinya!”

“Kudengar ibunya sakit-sakitan dan sepenuhnya ditanggung oleh Pak Franky, nggak heran dia bisa begitu sabar….”

Bisikan tajam seperti pisau menggores gendang telingaku. Mereka tidak tahu, ini memang permintaan ceraiku yang keseratus.

Dan ini juga pertama kalinya, tabungan di rekeningku cukup untuk membawa ibuku pergi dari sini.

Larut malam, terdengar suara kemesraan dari kamar utama. Aku berdiri di depan pintu kamar utama dan mendengarkannya.

Itu adalah aturan yang ditetapkan Franky. Jika pacar barunya ‘tidak berpengalaman’, akulah yang harus ‘mengajarinya’.

Sembilan puluh sembilan yang sebelumnya, semuanya kuajari sendiri.

Suara Franky terdengar puas, “Pinggang Vivian lembut sekali… Irene! Ambilkan kotak di laci lemari itu!”

Aku berdiri di luar pintu, tangan dan kakiku pun terasa dingin. Setelah mendorong pintu, aku berjalan ke arah lemari tanpa menoleh.

Vivian mengenakan gaun tidur sutraku dan tersenyum menantang ke arahku. Franky bersandar di kepala ranjang sambil merokok, tatapannya tampak mengejek.

Aku membuka laci dan di dalamnya memang ada ‘benda’ yang dia sebutkan. Aku pun mengulurkan tangan dengan pasrah.

Ujung jariku baru saja menyentuh laci.

“Kring!!”

Ponsel di saku baju tidurku bergetar hebat. Layar menyala terang, [Panggilan Darurat Dari Rumah Sakit Harapan Kasih!].

Rasa dingin langsung menjalar dari telapak kaki ke puncak kepala. Aku mengangkat telepon dengan tangan gemetar.

“Bu Irene, tolong segera datang ke rumah sakit!” Suara di balik telepon terdengar panik, “Ibumu mengalami gagal multi organ! Tiga kali suntikan epinefrin nggak berpengaruh….”

“Ibu!” Aku membelalakkan mata, tak peduli lagi pada harga diriku dan berlutut di lantai, mencengkeram ujung celana Franky.

“Franky! Tolong suruh sopir mengantarku ke rumah sakit Harapan Kasih! Dokter bilang… kondisi ibuku sedang kritis!” ujarku sambil terisak dan berlinang air mata. Ketakutan membuat seluruh tubuhku gemetar.

“Oh? Pertemuan terakhir?” Dia mendengus sinis dan menepisku.

“Irene, tipu muslihatmu benar-benar nggak ada habisnya. Baru selesai sandiwara cerai siang tadi, malamnya sudah ganti sandiwara belas kasihan? Sampai mengutuk ibumu sendiri hanya untuk menarik perhatianku?”

“Ini benaran! Dengar teleponnya!” Aku meraih ponsel yang masih bergetar di lantai dan berjuang untuk bangkit, lalu melanjutkan, “Franky, kumohon! Kasih saja kunci mobimu!”

Vivian sepertinya takut melihat kegilaanku, dia pun meringkuk di pelukan Franky.

Franky menepuk punggungnya dan menenangkan, lalu menatapku dengan jijik.

“Sudah cukup? Sudah puas dramanya? Benar-benar mengganggu suasana hatiku saja, ini tujuanmu, ‘kan? Benar-benar menjijikkan! Pak Budi!”

Pak Budi, si kepala pelayan pun bergegas datang.

“Kurung dia di ruang bawah tanah, biar dia tenangkan diri dulu! Jangan lepaskan dia, tanpa seizinku!”
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status