Home / Romansa / Terapi Hasrat Dokter Bagas / Bab 87 — Akhirnya

Share

Bab 87 — Akhirnya

Author: Dark_Pen
last update Last Updated: 2025-12-25 20:19:40

Jantungnya berdetak tidak karuan ketika Bagas memutar layar ponselnya menghadap ke arah Tania. Di sana, video itu berjalan—tanpa jeda, tanpa filter, tanpa belas kasihan.

Yanuar. Helena. Di ranjang yang tidak asing. Tertawa. Mencumbu. Seolah dunia hanya mereka berdua.

Tubuh Tania membeku. Matanya terpaku pada layar, tidak sanggup berkedip. Otot rahangnya menegang, seperti berusaha menahan air mata yang hendak jatuh.

“Berhenti….”

Suara Tania lirih, hampir tidak terdengar. Seperti memohon pada kenyataan.

Bagas tidak menghentikan videonya. Ia justru memperbesar layar, mengatur volume hingga suara erangan samar terdengar. “Dengar baik-baik,” katanya pelan. “Ini bukan hanya perselingkuhan, Tania. Ini… kesengajaan.”

Tania menggigit bibirnya terlalu keras sampai terasa asin darah.

“Aku… aku tidak—”

Suaranya pecah.

Bagas menyandarkan tubuhnya, menikmati setiap detik kejatuhan Tania yang perlahan mengikis kesombongannya.

“Kamu selalu membela Yanuar. Kamu selalu bilang dia tidak mungkin. Tapi li
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 90 — Bagas Menang Telak

    Yanuar duduk lemas, tangannya mencengkeram pinggiran kursi kayu yang terasa sangat dingin. Kepalanya tertunduk, matanya menatap kosong ke lantai ruangan yang mengkilap. Dunia yang ia bangun dengan kebohongan kini runtuh tepat di atas kepalanya."Ini belum berakhir, Helena..." desis Yanuar dengan suara serak, mencoba mengumpulkan sisa keberaniannya. "Kau tidak punya hak untuk menghancurkanku seperti ini."Helena hanya tertawa kecil, suara tawa yang merdu namun terdengar seperti lonceng kematian bagi telinga Yanuar. "Aku tidak menghancurkanmu, Yanuar. Kau sendiri yang menanam benihnya, aku hanya membantu memanen hasilnya."Tepat saat itu, pintu ruang rapat kembali terbuka. Dua orang pria bertubuh tegap dengan setelan kemeja rapi dan tanda pengenal kepolisian tergantung di leher mereka melangkah masuk. Kehadiran mereka membuat suasana ruangan yang sudah tegang menjadi semakin mencekam.Ketua Komite berdiri. "Dokter Yanuar, kami telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait temuan b

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 89 — Karma Setimpal

    “Hah, dewan komite?”Tentu saja hal itu membuat Yanuar cukup terkejut. Ia bingung, kenapa ia dipanggil tiba-tiba begini.“Helena, ada apa ini?” tanyanya penasaran.Helena tersenyum tipis. “Nanti anda akan tahu sendiri.”Alis Yanuar langsung terangkat, ia mulai menyadari sikap Helena hari ini. Dia tidak semanis sebelumnya, hari ini Helena nampak sedikit dingin.Dengan penuh tanda tanya di kepala dan rasa gugup yang menyergap, Yanuar melangkah Pelang di belakang Helena—mengikutinya menuju ruang rapat.Bahkan Yanuar sendiri tahu, jika dewan komite mengadakan rapat dadakan seperti ini pasti ada sesuatu yang telah terjadi.Ingatannya langsung melayang jauh saat-saat dimana hari pemecatan Bagas di putuskan. Kejadiannya hampir serupa dengan hari ini. Rapat dadakan.Yanuar begitu bingung dengan keadaan ini. Belum lagi masalah Tania yang meminta cerai belum ia selesaikan.“Ada apa ini? Kenapa semuanya tiba-tiba aneh begini?” batin Yanuar bertanya-tanya.Sementara Helena hanya tersenyum puas, i

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 88 — Mulai Hancur

    Setelah kepergian Tania, Bagas langsung mengambil ponselnya untuk menelepon Helena.“Halo,” kata Bagas pelan namun berwibawa.“Halo, sayang!” terdengar suara Helena begitu manja di seberang sana.“Ada apa? Tumben nelpon jam segini, kamu kangen ya?”“Helena, sekarang saatnya menyeret Yanuar ke penjara.”“Hah?”Kata-kata Bagas tersebut membuat Helena sedikit terkejut.“Tania sudah menemuiku barusan. Aku sudah mengatakan semuanya,” lanjut Bagas.“Hmm, begitu ya?”Helena diam sejenak. “Baiklah, jika itu yang kamu mau.”“Aku tidak mau berlama-lama. Aku sudah muak dengan mereka berdua,” kata Bagas lagi. Suaranya terdengar berat.Helena terkekeh pelan. “Tenang, sayang. Aku pastikan Yanuar tidak bisa lari. Aku akan mengurus semuanya.”Bagas akhirnya tersenyum. Helena memang sangat bisa diandalkan. Dia pintar dan juga sangat licik.“Terima kasih, Helena. Kamu memang dapat diandalkan.”Helena kembali terkekeh. “Tentu saja, sayang. Tapi aku mau nanti malam kita menghabiskan waktu bersama sampai

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 87 — Akhirnya

    Jantungnya berdetak tidak karuan ketika Bagas memutar layar ponselnya menghadap ke arah Tania. Di sana, video itu berjalan—tanpa jeda, tanpa filter, tanpa belas kasihan.Yanuar. Helena. Di ranjang yang tidak asing. Tertawa. Mencumbu. Seolah dunia hanya mereka berdua.Tubuh Tania membeku. Matanya terpaku pada layar, tidak sanggup berkedip. Otot rahangnya menegang, seperti berusaha menahan air mata yang hendak jatuh.“Berhenti….”Suara Tania lirih, hampir tidak terdengar. Seperti memohon pada kenyataan.Bagas tidak menghentikan videonya. Ia justru memperbesar layar, mengatur volume hingga suara erangan samar terdengar. “Dengar baik-baik,” katanya pelan. “Ini bukan hanya perselingkuhan, Tania. Ini… kesengajaan.”Tania menggigit bibirnya terlalu keras sampai terasa asin darah.“Aku… aku tidak—”Suaranya pecah.Bagas menyandarkan tubuhnya, menikmati setiap detik kejatuhan Tania yang perlahan mengikis kesombongannya.“Kamu selalu membela Yanuar. Kamu selalu bilang dia tidak mungkin. Tapi li

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 86 — Bagas VS Tania

    Tepat jam sepuluh menjelang siang, akhirnya Tania tiba di klinik tempat Bagas bekerja. Klinik ini bukan klinik yang dibuka untuk umum, bahkan hanya segelintir orang yang tahu jika klinik ini ada. Tania sendiri mendapat informasi mengenai klinik ini dari Yanuar waktu itu. Bagi Tania, klinik tak ubahnya klinik kecil pada umumnya, tidak sebanding dengan pekerjaan Yanuar di rumah sakit.Dengan raut wajah yang menyiratkan kekesalan, Tania melangkah masuk ke dalam—mendorong pintu kaca dengan lagak bak putri raja, padahal ia hanyalah seonggok sampah yang tidak tahu diri.Tania mengenakan blouse off-shoulder dan celana wide-leg. Setelan yang membuatnya tampil begitu menawan dan menggoda, dengan leher putih yang tampak memikat.Di lobi, ia bertemu dengan Suster Mayra yang sudah kembali duduk di balik meja kerjanya.Sambil menenteng tas kecil di tangannya, ia mendekat.“Sus, dokter Bagasnya ada?”Suster Mayra mengangkat wajahnya menatap Tania begitu lama. Lalu ia bangkit dan tersenyum ramah.“M

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 85 — Masuk Perangkap

    Esok harinya, Tania terlihat begitu dingin. Bahkan kehangatan yang biasanya terasa saat sarapan kini pudar.Yanuar yang merasakan perbedaan sikap istrinya langsung melempar pertanyaan.“Tan, kamu kenapa? Kok dari tadi diam aja?”Tania menggeleng pelan. Ia terus saja memasukkan suap demi suap makanan ke dalam mulutnya.“Aku enggak apa-apa kok.”“Beneran?” tanya Yanuar kembali memastikan.Tania akhirnya mengangkat wajahnya.“Iya, beneran. Aku cuma enggak enak badan aja.”Yanuar menghela napas ringan. Ia belum sadar jika saja rumah tangganya telah disusupi oleh Helena.“Ya udah, nanti kamu istirahat aja di rumah.”Tania mengangguk pelan. Ia kembali menundukkan wajahnya dan melanjutkan makan. Demikian juga dengan Yanuar, ia tidak menaruh curiga sama sekali.Tepat pukul delapan pagi, akhirnya Yanuar berpamitan untuk bekerja. Ada beberapa pasien di rumah sakit yang harus ia urus.“Sayang, aku berangkat dulu ya?”Yanuar sudah siap dengan jas dokter yang biasa ia kenakan. Ia juga menenteng ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status