Share

Wait and See

Author: Mak_Gabut
last update Last Updated: 2022-09-14 18:53:09

Arya berjalan dengan penuh percaya diri, seperti tak pernah ada konflik besar di antara mereka semua, Arya bahkan melemparkan senyuman hangatnya pada semua orang yang berada di ruangan itu, dimana hampir semua orang disana hanya bisa fiam terpaku, tiba-tiba mereka merasa kaku bahkan hanya untuk membalas senyuman pria yang pernah di sakiti sedemikian rupa oleh anak dan menantu keluarga besar Suseno itu.

"Selamat malam semuanya," sapa Arya dengan begitu ramah, tak tampak sama sekali guratan benci atau marah di wajah pria tampan itu, semua berjalan normal seperti dulu saat dirinya sering main ke rumah itu untuk menemui Dimas.

Bagas mengangguk tanpa bersuara, ingin sekali membalas sapaan pria itu, namun suaranya seakan tertahan di tenggorokannya, dia hanya mampu memberikan senyum tipis namun kaku dan terkesan dingin saat menyambut pria yang konon katanya ingin melamar putri kesayangannya itu.

Seakan terhipnotis, semua orang yang berada di sana mengikuti apa yang dilakukan Bagas, tersenyum kaku tanpa membalas sapaan Arya, seolah mereka semua adalah robot yang di setel seperti itu oleh pemiliknya.

"Maaf jika kedatangan saya mengganggu kenyamanan Anda semua, kedatangan saya kesini adalah untuk mela---"

"Tunggu, sejak kapan kalian berhubungan, kenapa diantara kami tak ada yang tahu akan hal itu?" Bagas memotong kalimat Arya yangbbelum sempat di selesaikannya.

"Ayah, tak penting berapa lama kami berhubungan, yang paling penting adalah bagaimana keseriusan kami dalam menjalani ini semua, iya kan kak?" Jasmin seperti mengerti kalau kekasihnya akan di intimidasi oleh ayahnya, dan itu tidak akan dia biarkan..

"Tentu saja, sayang. Kedatangan ku kali ini juga ingin menyampaikan maksud kepada ayah dan ibu mu, kalau aku ingin menikahi mu sesegera mungkin." Pandangan mata Arya menatap mesra Jasmin yang pipinya langsung merona dan langsung menyembunyikan wajahnya di balik lengan kekar Arya tempatnya bergelayutan.

"Jasmin, apa kamu hamil?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Rika sang ibu yang sejak tadi belum mengeluarkan suaranya sama sekali akibat masih merasa syok dengan sosok pria yang di kenalkan putrinya sebagai calon suami itu.

"Bu, kenapa menuduh kami senista itu, kami tak pernah melakukan hubungannyang di luar batas norma." bantah Jasmin kesal.

Tentu saja mereka tak pernah melakukan hal-hal semacam itu, berpacaran saja baru kemarin, ada pun Arya yang bersikeras mengajak Jasmin menikah itu karena ada tujuan lain yang ingin dia capai melalui pernikahannya dengan Jasmin.

Perbincangan di sela makan malam antara Arya dan keluarga besar Jasmin terasa panjang dan alot, rata-rata semua merasa aneh dan janggal dengan hubungan Arya dan Jasmin, kecuali Dimas dan Maya, orang tua Jasmin terus mencecar Arya dengan berbagai pertanyaan, tentang apa alasannya ingin mempersunting putrinya, hal apa yang di sukai Arya dari putrinya, dan percaya atau tidak, Arya dapat menjawab semua itu dengan lugas dan percaya diri, bahkan semua jawabannya membuat Bagas dan Rika menaruh rasa percaya yang begitu besar jika sang putri akan bahagia di tangan Arya.

"Maaf, tapi ini harus kami tanyakan, kau akan sering bertemu dengan Dimas dan Maya jika kau sudah menikah dengan Jasmin, apa itu tidak menjadi suatu masalah?" meskipun agak ragu, Bagas harus mempertanyakan hal itu pada calon suami putrinya itu.

Sebenarnya ingin sekali Bagas mengatakan untuk menunda dulu pernikahan putri mereka itu karena terus terang saja masih ada beberapa kejanggalan di hatinya yang tak bisa di ungkapkan, namun sepertinya Jasmin putri kesayangannya itu terlihat sangat bahagia bersama Arya, wajahnya terus berseri dengan mata yang berbinar saat bersama Arya, membuat dirinya tak tega jika harus merusak kebahagiaan putrinya itu.

"Saya rasa itu sudah lama berlalu, Pak. Itu tidak menjadi suatu masalah buat saya, karena saya hidup untuk masa depan, hal-hal buruk di masa lalu tak perlu di ingat-ingat lagi, saat ini Jasmin adalah masa depan saya, yang harus saya perjuangkan kebahagiannya. Bukan begitu Dim, May?" Tanya Arya, membuat sepasang suami istri yang sejak tadi tak berani mengeluarkan suaranya pun menjawab dengan tergagap.

"I-iya!" jawab mereka hampir serentak, membuat Arya terrawa lebar dalam hatinya.

'Ini baru pemanasan, belum masuk ke permainan inti, kalian akan tergagap lebih dari sekarang ini, wait and see,' gumam Arya dalam hatinya menertawakan dua sejoli di hadapannya yang tak berani berkutik sedikit pun karena merasa malu atas kesalahan yang pernah mereka perbuat padanya tiga tahun yang lalu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terbelenggu Dendam   Selamat tinggal

    Tiiiiit,,,,,,,Suara panjang terdengar dari alat monitor jantung yang terpasang di dada Arya, garis horizontal panjang juga tampak di layar monitor, menandakan jika tidak ada lagi pergerakan pada jantung pasien.Dokter di temani beberapa perawat datang ke ruangan itu untuk memeriksa keadaan Arya, setelah mereka susah payah menyaret keluar Maya yang tidak mau beranjak dari sisi ranjang suaminya sambil terus meraung-raung, namun Jasmin sepertinya tidak sekejam itu, dia merasa tidak tega melihat Maya yang sepertinya begitu terluka, dia meraih pundak Maya dan mencoba menenangkannya."Aku tau ini tidak mudah untuk mu, tapi kita harus percaya,,, apapun yang menjadi takdir Tuhan, itu pasti yang terbaik," ujar Jasmin mencoba menenangkan meski nyatanya Maya tidak menghiraukan kata-katanya dan masih tetap meraung-raung di depan pintu yang kini tertutup.Tidak sampai lima menit kemudian, para petugas medis itu keluar dari ruangan Arya, mereka menyampaikan be

  • Terbelenggu Dendam   Maaf

    Langkah Jasmin terasa berat, perasaannya gamang saat kakinya menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan dimana Arya dirawat."Tenangkan diri mu, aku hanya tidak mau kamu menyesal jika ternyata Arya tidak dapat bertahan dan belum medapatkan maaf dari mu. Sudah waktunya kamu melepaskan dan mengikhlaskan semuanya." ujar Niko.Tidak ada sepatah kata pun keluar dari bibir merah Jasmin yang kini hanya berjalan dengan pandangan matanya yang terus saja tertuju pada ubin rumah sakit, pikirannya terasa tidak menentu, memikirkan apa yang akan di katakannya saat berada di hadapan Arya nantinya."Ini ruangannya, kamu mau masuk sendiri atau aku temani?" tanya Niko menghentikan langkahnya tepat di depan pintu salah satu ruang rumah sakit yang bertuliskan ICU.Terlihat juga Maya berdiri di samping kanan pintu, matanya sembab dan lingkaran hitam di bawah matanya tampak sangat jelas, bisa dipastikan jika wanita itu pasti tidak tidur dalam beberapa hari terakhir in

  • Terbelenggu Dendam   Pengorbanan

    "Anak mu memang tidak bersalah, namun kau yang bersalah! Seharusnya kau tidak menikah dengan Arya, seharusnya kau tidak usah lagi muncul di kehidupan kami, lihatlah,,, kehadiran mu membuat rumah tangga kami menjadi hancur, dia ingin kembali mengejar mu, dan ingin meninggalkan ku! Kau sialan!" maki Maya pada Jasmin sambil mendorong Nirel dengan penuh emosi ke arah luar pagar pembatas, membuat Jasmin akhirnya tidak kuasa menyaksikan semua itu dan dia menjerit histeris dibuatnya. "Nirel,,, tidak,,,!!" jerit Jasmin terdengar pilu.Namun tanpa di duga Arya justru berlari secepat kilat menangkap tubuh mungli Nirel yang hampir saja terlempar dari pagar pembatas balkon, membuat Maya semakin di kuasai emosi karena merasa suaminya lebih membela Jasmin, bahkan rela mengorbankan apapun demi anak mantan istrinya itu."Sialan kau Arya, masih saja kau membela dia, kenapa selalu dia,,, dia,,,dan dia, aku memang bersalah, tapi tidak seharusnya aku di perlakukan tidak adil

  • Terbelenggu Dendam   Penculikan penuh drama

    Bugh,,,,Pukulan telak yang mengenai wajah Arya itu membuat pandangan Arya sedikit kabur akibat kecangnya tinju yang di layangkan Niko, beruntung dia hanya terhenyak ke sandaran jok mobil yang empuk, jika itu terjadi di luar mobil, ceritanya akan lain, mungkin dia akan tersungkur di tanah."Apa-apaan ini?" teriak Arya kesal, sambil memegangi hidungnya yang kini mengeluarkan darah segar akibat pukulan Niko.Rupanya tinju Niko tepat mengenai tulang hidung Arya sehingga seketika cairan merah kental itu mengalir dari kedua lubang hidungnya."Dimana Nirel? Kembalikan dia pada kami!" geram Niko dengan tangannya yang mencengkeram kasar bagian kerah baju Arya."Nirel? Apa maksud mu? Kenapa kau menanyakannya pada ku? aku bahkan baru saja sampai ke tempat ini!" Arya menyingkirkan tangan Niko dari hadpannya."Ini--- kau yang mengirimkan pesan ini pada kami bukan? Jika bukan kau, siapa lagi? Mengapa kau tidak pernah puas menyakiti ku? Bukank

  • Terbelenggu Dendam   Pesan misterius

    Jasmin dan Niko di buat kalang kabut mencari-cari keberadaan Nirel yang tiba-tiba menghilang dalam sekejapan mata saja, ada sedikit rasa sesal dalam hati keduanya karena mereka tadi mereka malah bermesraan sampai tidak sadar jika Nirel yang mereka kira aman-aman saja bermain di area halaman rumah, nyatanya kini menghilang begitu saja."Sebaiknya kita lapor polisi." ujar Jasmin pada Niko yang sebenarnya tidak kalah paniknya dari Jasmin, namun pria itu berpura-pura terlihat tegar agar tidak semakin membuat Jasmin panik."Tapi laporan kehilangan orang baru bisa di terima jika tang bersangkutan sudah menghilang 1X24 jam." jawab Niko dengan lemas. Selain tubuhnya yang terasa lelah karena sudah mengemudi selama berjam jam lamanya, pikirannya juga tidak kalah lelahnya karena harus di peras memikirkan dimana keberadaan Nirel yang tiba-tiba menghilang."24 jam? Bagaimana jika ternyata dia tersesat di hutan, lantas bertemu dengan hewan buas? Mana bisa kita menungg

  • Terbelenggu Dendam   Memulainya dari awal

    "Tidak perlu memaksakan diri untuk berusaha mencintaiku, percayalah,,, aku tidak akan kemana-mana. Aku akan tetap menunggu hingga kamu benar-benar mencintai ku." Goda Niko pagi itu saat mendapati jasmin yang sudah berada di dapur dengan wajah yang terlihat berkeringat karena menyiapkan bebrapa menu masakan.Hari ini, karena weekend Niko ingin mengajak Jasmin dan Nirel untuk pergi ke salah satu villa milik keluarganya yang berada di pegunungan, Niko ingin membuat jasmin melupakan kesdihan dan ketegangannya akibat pertengkarannya dengan Arya tempo hari, jadilah hari ini Jasmin memasak lebih banyak dari hari biasanya karena sebagian makanannya akan dia bekal untuk pejalanan yang mungkin akan di tempuh selama tiga sampai empat jam itu.Mendengar ucapan Niko, Jasmin menoleh ke arah sumber suara sambil tersenyum lebar. "Orang bilang memikat pria itu harus di mulai dari perutnya, setelah itu maka dia akan menaklukan hatinya." celoteh Jasmin, membuat kini Giliran Ni

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status