Share

Tamu yang dinantikan

Menjelang malam Jasmin baru sampai di rumahnya, setelah tadi dia puas berjalan-jalan dan wisata kuliner dengan 'kekasih barunya' yang mungkin sebentar lagi akan menjadi calon suaminya, jika kedua orang tuanya memberi ijin padanya untuk menikah muda.

Kalaupun kedua orang tuanya tak setuju, dia akan akan memaksanya, dia akan menggunakan kekuatan tahtanya di rumah itu sebagai anak bungsu kesayangan yang setiap permintaannya harus selalu di turuti dan tak boleh di bantah.

"Welcome home princess,,,,!" teriak semua orang dari dalam rumah saat Jasmin baru saja membuka pintu utama rumah mewah milik orang tuanya yang bagaikan istana itu.

Ayah, ibu, dan semua para pelayan rumahnya berkumpul di ruang tamu menyambut kedatangan putri kesayangan dari seluruh keluarga Bagas Suseno itu, tak ketinggalan sang kakak tercinta Dimas beserta sang istri Maya, juga ikut berkumpul meramaikan acara penyambutan sang princess yang terdiam mematung di ambang pintu.

"Aku sudah besar ayah, bukan anak TK lagi!" protes Jasmin saat ayahnya memeluk erat putri kesayangannya dengan begitu eratnya.

"Bagi kami kau tetap si princess Jasmin kecil yang cantik dan lucu," ujar Rika sang ibu yang ikut bergabung dalam pelukan hangat suami dan anak bungsunya yang hanya pulang satu kali dalam setahun bahkan sudah tiga tahun terakhir ini Jasmin tidak pulang, jadi Bagas dan Rika yang mengalah untuk terbang menemui putrinya di negara tempat Jasmin menuntut ilmu.

"Hai dek, tambah cakep aja nih. Kalau bukan adek sendiri udah aku pacarin kamu!" seloroh Dimas yang tak ingin ketinggalan menyambut dan mendekati adik kesayangannya.

"Tumben waras, biasanya kan, main embat aja, gak peduli siapa, hajar!" sarkas Jasmin membuat wajah Dimas memerah dan sikapnya menjadi agak grogi akibat sindiran adiknya yang jelas dia tau kemana arahnya. Sementara Maya yang juga berada di ruangan itu hanya terdiam di tempatnya, tak ikut mendekat ke arah Jasmin yang sedang melepas rindu dengan keluarga kecilnya, yang kini juga menjadi keluarganya.

Entah mengapa Maya merasa kalau adik semata wayang Dimas itu seperti tak menyukainya dan seperti melalu menjaga jarak denganya, bahkan saat Dimas mengajaknya untuk berbulan madu ke Australia sekalian menengok Jasmin di sana karena saat mereka menikah sang princess tak bisa hadir dengan alasan sibuk kuliah, namun kenyataannya saat di datangi gadis itu malah memilih untuk pergi liburan ke Jepang, seolah tak ingin bertemu dan mengakrabkan diri dengannya yang kini sudah menjadi kakak iparnya selama tiga tahun itu.

"Hai mbak!" sapa Jasmin basa basi namun tetap terdengar dingin dan datar tak sehangat saat dirinya menyapa keluarganya yang lain, bahkan saat gadis itu menyapa beberapa asisten rumah tangga di rumah itu saja terdengar begitu hangat dengan senyum yang tulus, namun saat menyapa Maya seolah terkesan dipaksakan.

Maya pun membalasnya dengan senyuman dan tak berkata apa-apa karena Jasmin pun langsung berjalan melewatinya tanpa kata-kata lain selain 'hai, mbak!' itu saja, si puteri kesayangan semua orang itu melenggang masuk menuju ke ruang tengah dimana seluruh keluarganya biasa berkumpul dan bercengkerama hangat, setelah Jasmin menolak makan malam dengan alasan sudah makan di luar.

"Kenapa tak langsung pulang, kemana dulu tadi?" Bagas si ayah posessif namun pengertian itu menepuk kursi kosong di sebelahnya seraya menyuruh putrinya untuk duduk di dekatnya.

"Ada hal yang sangat penting yang harus aku selesaikan, Ayah." cicit Jasmin santai, nyaman sekali rasanya kembali berkumpul bersama keluarga tercintanya di rumah yang penuh kenangan itu.

"Lebih penting dari kami?"

"Oh ayolah ayah, sejak kapan ayah menjadi sangat cerewet, aku sudah dewaasa sekarang, tak perlu khawatir berlebihan seperti itu, aku juga terbiasa sendiri di sana." rajuk Jasmin.

"Oke, jadi apa rencana mu setelah lulus kuliah ini, mau buka usaha? Meneruskan usaha ayah, atau---?" Tanya Bagas menanyakan rencana putrinya kedepan.

"Menikah! Aku akan menikah, ayah." jawab Jasmin dengan lugas dan mantapnya, membuat semua orang yang ada di ruangan itu saling berpandangan bingung, bagaimana ceritanya Jasmin tiba-tiba mengatakan akan menikah sementara putrinya itu tak pernah sekalipun memperkenalkan pria sebagai kekasihnya.

"Jasmin, jangan bercanda!" Rika mulai membelalak.

"Aku tidak bercanda, ibu. Aku ingin segera menikah,"

"Tapi dengan siapa? Kamu bahkan tak pernah memperkenalkan seorang pria pun pada kami selama ini!" nada bicara Rika sudah terdengar serius, dia sangat mengenal putrinya, dan selama ini putrinya selalu bercerita segala hal padanya meski mereka berjauhan, mereka sering menghabiskan waktu untuk sekedar mengobrol segala hal melalui sambungan telepon.

"Besok dia akan datang kesini melamar ku secara resmi pada ayah dan ibu, aku yakin kalian pasti mengenalnya." Jasmin memberi clue seperti sedang bermain kuis tebak-tebakan.

"Siapa dia dek, abang kenal semua teman-teman mu, jangan bikin penasaran, abang harus tau dulu latar belakangnya!" Dimas yang juga tak kalah kagetnya dengan perkataan adik kesayangannya itu pun ikut urun bicara, sungguh dirinya tak mau jika di kemudian hari adiknya tak bahagia dalam perkawinannya, dia akan sangat murka jika sampai ada pria yang berani mempermainkan adik kesayangannya itu.

"Sabar bang, abang kenal baik kok sama dia, besok juga dia kesini, abang bisa tau langsung orangnya." kata Jasmin dengan santainya.

Sesungguhnya dia belum siap jika harus mengatakan pada keluarganya kalau pria yang akan melamarnya itu adalah Arya Perwira mantan suami Maya, menantu satu satunya di rumah itu, Jasmin takut jika terjadi penolakan sebelum Arya datang ke rumahnya untuk melamarnya, lagi pula Arya sendiri sudah mewanti wanti dirinya untuk tidak mengatakan dulu jati dirinya pada keluarganya, dia tau kalau hal itu pasti akan menjadi sebuah masalah besar , jadi Arya tak ingin Jasminmenghadapi hal besar ini sendirian, jadi dia memutuskan untuk menghadapi keluarga Suseno bersama sama.

**

Hari yang dinantikan tiba, malam ini semua keluarga sudah berkumpul dengan harap harap cemas menunggu siapa gerangan pria yang akan melamar putri kesayangan keluarga Suseno itu.

Jasmin terlihat sangat cantik dengan gaun panjang berwarna mint segar, riasan wajahnya pun di buat senatural mungkin, karena tanpa make up pun wajahnya sudah terlihat sangat cantik, sementara Maya mengenakan gaun malam glamor berwarna hitam serasi dengan jas hitam yang di kenakan Dimas malam itu, kalau Bagas dan Rika mengenakan batik dengan motif dan corak yang senada.

Tepat pukul tujuh tiga puluh malam, seorang asisten rumah tangga mengatakan kalau tamu yang di tunggu mereka sudah datang, wajah Jasmin langsung terlihat berbunga bunga, setengah berlari dia menyusul pria yang malam ini akan melamarnya secara resmi itu ke depan.

Selang beberapa menit, semua orang yang berada di ruang makan yang sudah di siapkan untuk di jadikan tempat pertemuan dan menyambut tamu yang di gadang-gadang akan mejadi calon suami Jasmin itu seketika langsung hening dan semua orang mematung sambil menganga ketika Jasmin kembali ke ruangan itu dengan menggelayut mesra di lengan kekar Arya, sungguh mereka ingin tak percaya dengan apa yang mata mereka lihat, namun sayangnya itu benar benar Arya Prawira, pria yang merupakan sahabat putranya dulu, mantan suami menantunya, dan tiba tiba kini akan melamar Jasmin, putri kesayangan mereka, Ada apa motif apa di balik semua ini? batin Bagas merasa curiga.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status