Home / Rumah Tangga / Terbelenggu Dendam / Tamu yang dinantikan

Share

Tamu yang dinantikan

Author: Mak_Gabut
last update Last Updated: 2022-09-12 18:09:13

Menjelang malam Jasmin baru sampai di rumahnya, setelah tadi dia puas berjalan-jalan dan wisata kuliner dengan 'kekasih barunya' yang mungkin sebentar lagi akan menjadi calon suaminya, jika kedua orang tuanya memberi ijin padanya untuk menikah muda.

Kalaupun kedua orang tuanya tak setuju, dia akan akan memaksanya, dia akan menggunakan kekuatan tahtanya di rumah itu sebagai anak bungsu kesayangan yang setiap permintaannya harus selalu di turuti dan tak boleh di bantah.

"Welcome home princess,,,,!" teriak semua orang dari dalam rumah saat Jasmin baru saja membuka pintu utama rumah mewah milik orang tuanya yang bagaikan istana itu.

Ayah, ibu, dan semua para pelayan rumahnya berkumpul di ruang tamu menyambut kedatangan putri kesayangan dari seluruh keluarga Bagas Suseno itu, tak ketinggalan sang kakak tercinta Dimas beserta sang istri Maya, juga ikut berkumpul meramaikan acara penyambutan sang princess yang terdiam mematung di ambang pintu.

"Aku sudah besar ayah, bukan anak TK lagi!" protes Jasmin saat ayahnya memeluk erat putri kesayangannya dengan begitu eratnya.

"Bagi kami kau tetap si princess Jasmin kecil yang cantik dan lucu," ujar Rika sang ibu yang ikut bergabung dalam pelukan hangat suami dan anak bungsunya yang hanya pulang satu kali dalam setahun bahkan sudah tiga tahun terakhir ini Jasmin tidak pulang, jadi Bagas dan Rika yang mengalah untuk terbang menemui putrinya di negara tempat Jasmin menuntut ilmu.

"Hai dek, tambah cakep aja nih. Kalau bukan adek sendiri udah aku pacarin kamu!" seloroh Dimas yang tak ingin ketinggalan menyambut dan mendekati adik kesayangannya.

"Tumben waras, biasanya kan, main embat aja, gak peduli siapa, hajar!" sarkas Jasmin membuat wajah Dimas memerah dan sikapnya menjadi agak grogi akibat sindiran adiknya yang jelas dia tau kemana arahnya. Sementara Maya yang juga berada di ruangan itu hanya terdiam di tempatnya, tak ikut mendekat ke arah Jasmin yang sedang melepas rindu dengan keluarga kecilnya, yang kini juga menjadi keluarganya.

Entah mengapa Maya merasa kalau adik semata wayang Dimas itu seperti tak menyukainya dan seperti melalu menjaga jarak denganya, bahkan saat Dimas mengajaknya untuk berbulan madu ke Australia sekalian menengok Jasmin di sana karena saat mereka menikah sang princess tak bisa hadir dengan alasan sibuk kuliah, namun kenyataannya saat di datangi gadis itu malah memilih untuk pergi liburan ke Jepang, seolah tak ingin bertemu dan mengakrabkan diri dengannya yang kini sudah menjadi kakak iparnya selama tiga tahun itu.

"Hai mbak!" sapa Jasmin basa basi namun tetap terdengar dingin dan datar tak sehangat saat dirinya menyapa keluarganya yang lain, bahkan saat gadis itu menyapa beberapa asisten rumah tangga di rumah itu saja terdengar begitu hangat dengan senyum yang tulus, namun saat menyapa Maya seolah terkesan dipaksakan.

Maya pun membalasnya dengan senyuman dan tak berkata apa-apa karena Jasmin pun langsung berjalan melewatinya tanpa kata-kata lain selain 'hai, mbak!' itu saja, si puteri kesayangan semua orang itu melenggang masuk menuju ke ruang tengah dimana seluruh keluarganya biasa berkumpul dan bercengkerama hangat, setelah Jasmin menolak makan malam dengan alasan sudah makan di luar.

"Kenapa tak langsung pulang, kemana dulu tadi?" Bagas si ayah posessif namun pengertian itu menepuk kursi kosong di sebelahnya seraya menyuruh putrinya untuk duduk di dekatnya.

"Ada hal yang sangat penting yang harus aku selesaikan, Ayah." cicit Jasmin santai, nyaman sekali rasanya kembali berkumpul bersama keluarga tercintanya di rumah yang penuh kenangan itu.

"Lebih penting dari kami?"

"Oh ayolah ayah, sejak kapan ayah menjadi sangat cerewet, aku sudah dewaasa sekarang, tak perlu khawatir berlebihan seperti itu, aku juga terbiasa sendiri di sana." rajuk Jasmin.

"Oke, jadi apa rencana mu setelah lulus kuliah ini, mau buka usaha? Meneruskan usaha ayah, atau---?" Tanya Bagas menanyakan rencana putrinya kedepan.

"Menikah! Aku akan menikah, ayah." jawab Jasmin dengan lugas dan mantapnya, membuat semua orang yang ada di ruangan itu saling berpandangan bingung, bagaimana ceritanya Jasmin tiba-tiba mengatakan akan menikah sementara putrinya itu tak pernah sekalipun memperkenalkan pria sebagai kekasihnya.

"Jasmin, jangan bercanda!" Rika mulai membelalak.

"Aku tidak bercanda, ibu. Aku ingin segera menikah,"

"Tapi dengan siapa? Kamu bahkan tak pernah memperkenalkan seorang pria pun pada kami selama ini!" nada bicara Rika sudah terdengar serius, dia sangat mengenal putrinya, dan selama ini putrinya selalu bercerita segala hal padanya meski mereka berjauhan, mereka sering menghabiskan waktu untuk sekedar mengobrol segala hal melalui sambungan telepon.

"Besok dia akan datang kesini melamar ku secara resmi pada ayah dan ibu, aku yakin kalian pasti mengenalnya." Jasmin memberi clue seperti sedang bermain kuis tebak-tebakan.

"Siapa dia dek, abang kenal semua teman-teman mu, jangan bikin penasaran, abang harus tau dulu latar belakangnya!" Dimas yang juga tak kalah kagetnya dengan perkataan adik kesayangannya itu pun ikut urun bicara, sungguh dirinya tak mau jika di kemudian hari adiknya tak bahagia dalam perkawinannya, dia akan sangat murka jika sampai ada pria yang berani mempermainkan adik kesayangannya itu.

"Sabar bang, abang kenal baik kok sama dia, besok juga dia kesini, abang bisa tau langsung orangnya." kata Jasmin dengan santainya.

Sesungguhnya dia belum siap jika harus mengatakan pada keluarganya kalau pria yang akan melamarnya itu adalah Arya Perwira mantan suami Maya, menantu satu satunya di rumah itu, Jasmin takut jika terjadi penolakan sebelum Arya datang ke rumahnya untuk melamarnya, lagi pula Arya sendiri sudah mewanti wanti dirinya untuk tidak mengatakan dulu jati dirinya pada keluarganya, dia tau kalau hal itu pasti akan menjadi sebuah masalah besar , jadi Arya tak ingin Jasminmenghadapi hal besar ini sendirian, jadi dia memutuskan untuk menghadapi keluarga Suseno bersama sama.

**

Hari yang dinantikan tiba, malam ini semua keluarga sudah berkumpul dengan harap harap cemas menunggu siapa gerangan pria yang akan melamar putri kesayangan keluarga Suseno itu.

Jasmin terlihat sangat cantik dengan gaun panjang berwarna mint segar, riasan wajahnya pun di buat senatural mungkin, karena tanpa make up pun wajahnya sudah terlihat sangat cantik, sementara Maya mengenakan gaun malam glamor berwarna hitam serasi dengan jas hitam yang di kenakan Dimas malam itu, kalau Bagas dan Rika mengenakan batik dengan motif dan corak yang senada.

Tepat pukul tujuh tiga puluh malam, seorang asisten rumah tangga mengatakan kalau tamu yang di tunggu mereka sudah datang, wajah Jasmin langsung terlihat berbunga bunga, setengah berlari dia menyusul pria yang malam ini akan melamarnya secara resmi itu ke depan.

Selang beberapa menit, semua orang yang berada di ruang makan yang sudah di siapkan untuk di jadikan tempat pertemuan dan menyambut tamu yang di gadang-gadang akan mejadi calon suami Jasmin itu seketika langsung hening dan semua orang mematung sambil menganga ketika Jasmin kembali ke ruangan itu dengan menggelayut mesra di lengan kekar Arya, sungguh mereka ingin tak percaya dengan apa yang mata mereka lihat, namun sayangnya itu benar benar Arya Prawira, pria yang merupakan sahabat putranya dulu, mantan suami menantunya, dan tiba tiba kini akan melamar Jasmin, putri kesayangan mereka, Ada apa motif apa di balik semua ini? batin Bagas merasa curiga.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terbelenggu Dendam   Selamat tinggal

    Tiiiiit,,,,,,,Suara panjang terdengar dari alat monitor jantung yang terpasang di dada Arya, garis horizontal panjang juga tampak di layar monitor, menandakan jika tidak ada lagi pergerakan pada jantung pasien.Dokter di temani beberapa perawat datang ke ruangan itu untuk memeriksa keadaan Arya, setelah mereka susah payah menyaret keluar Maya yang tidak mau beranjak dari sisi ranjang suaminya sambil terus meraung-raung, namun Jasmin sepertinya tidak sekejam itu, dia merasa tidak tega melihat Maya yang sepertinya begitu terluka, dia meraih pundak Maya dan mencoba menenangkannya."Aku tau ini tidak mudah untuk mu, tapi kita harus percaya,,, apapun yang menjadi takdir Tuhan, itu pasti yang terbaik," ujar Jasmin mencoba menenangkan meski nyatanya Maya tidak menghiraukan kata-katanya dan masih tetap meraung-raung di depan pintu yang kini tertutup.Tidak sampai lima menit kemudian, para petugas medis itu keluar dari ruangan Arya, mereka menyampaikan be

  • Terbelenggu Dendam   Maaf

    Langkah Jasmin terasa berat, perasaannya gamang saat kakinya menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan dimana Arya dirawat."Tenangkan diri mu, aku hanya tidak mau kamu menyesal jika ternyata Arya tidak dapat bertahan dan belum medapatkan maaf dari mu. Sudah waktunya kamu melepaskan dan mengikhlaskan semuanya." ujar Niko.Tidak ada sepatah kata pun keluar dari bibir merah Jasmin yang kini hanya berjalan dengan pandangan matanya yang terus saja tertuju pada ubin rumah sakit, pikirannya terasa tidak menentu, memikirkan apa yang akan di katakannya saat berada di hadapan Arya nantinya."Ini ruangannya, kamu mau masuk sendiri atau aku temani?" tanya Niko menghentikan langkahnya tepat di depan pintu salah satu ruang rumah sakit yang bertuliskan ICU.Terlihat juga Maya berdiri di samping kanan pintu, matanya sembab dan lingkaran hitam di bawah matanya tampak sangat jelas, bisa dipastikan jika wanita itu pasti tidak tidur dalam beberapa hari terakhir in

  • Terbelenggu Dendam   Pengorbanan

    "Anak mu memang tidak bersalah, namun kau yang bersalah! Seharusnya kau tidak menikah dengan Arya, seharusnya kau tidak usah lagi muncul di kehidupan kami, lihatlah,,, kehadiran mu membuat rumah tangga kami menjadi hancur, dia ingin kembali mengejar mu, dan ingin meninggalkan ku! Kau sialan!" maki Maya pada Jasmin sambil mendorong Nirel dengan penuh emosi ke arah luar pagar pembatas, membuat Jasmin akhirnya tidak kuasa menyaksikan semua itu dan dia menjerit histeris dibuatnya. "Nirel,,, tidak,,,!!" jerit Jasmin terdengar pilu.Namun tanpa di duga Arya justru berlari secepat kilat menangkap tubuh mungli Nirel yang hampir saja terlempar dari pagar pembatas balkon, membuat Maya semakin di kuasai emosi karena merasa suaminya lebih membela Jasmin, bahkan rela mengorbankan apapun demi anak mantan istrinya itu."Sialan kau Arya, masih saja kau membela dia, kenapa selalu dia,,, dia,,,dan dia, aku memang bersalah, tapi tidak seharusnya aku di perlakukan tidak adil

  • Terbelenggu Dendam   Penculikan penuh drama

    Bugh,,,,Pukulan telak yang mengenai wajah Arya itu membuat pandangan Arya sedikit kabur akibat kecangnya tinju yang di layangkan Niko, beruntung dia hanya terhenyak ke sandaran jok mobil yang empuk, jika itu terjadi di luar mobil, ceritanya akan lain, mungkin dia akan tersungkur di tanah."Apa-apaan ini?" teriak Arya kesal, sambil memegangi hidungnya yang kini mengeluarkan darah segar akibat pukulan Niko.Rupanya tinju Niko tepat mengenai tulang hidung Arya sehingga seketika cairan merah kental itu mengalir dari kedua lubang hidungnya."Dimana Nirel? Kembalikan dia pada kami!" geram Niko dengan tangannya yang mencengkeram kasar bagian kerah baju Arya."Nirel? Apa maksud mu? Kenapa kau menanyakannya pada ku? aku bahkan baru saja sampai ke tempat ini!" Arya menyingkirkan tangan Niko dari hadpannya."Ini--- kau yang mengirimkan pesan ini pada kami bukan? Jika bukan kau, siapa lagi? Mengapa kau tidak pernah puas menyakiti ku? Bukank

  • Terbelenggu Dendam   Pesan misterius

    Jasmin dan Niko di buat kalang kabut mencari-cari keberadaan Nirel yang tiba-tiba menghilang dalam sekejapan mata saja, ada sedikit rasa sesal dalam hati keduanya karena mereka tadi mereka malah bermesraan sampai tidak sadar jika Nirel yang mereka kira aman-aman saja bermain di area halaman rumah, nyatanya kini menghilang begitu saja."Sebaiknya kita lapor polisi." ujar Jasmin pada Niko yang sebenarnya tidak kalah paniknya dari Jasmin, namun pria itu berpura-pura terlihat tegar agar tidak semakin membuat Jasmin panik."Tapi laporan kehilangan orang baru bisa di terima jika tang bersangkutan sudah menghilang 1X24 jam." jawab Niko dengan lemas. Selain tubuhnya yang terasa lelah karena sudah mengemudi selama berjam jam lamanya, pikirannya juga tidak kalah lelahnya karena harus di peras memikirkan dimana keberadaan Nirel yang tiba-tiba menghilang."24 jam? Bagaimana jika ternyata dia tersesat di hutan, lantas bertemu dengan hewan buas? Mana bisa kita menungg

  • Terbelenggu Dendam   Memulainya dari awal

    "Tidak perlu memaksakan diri untuk berusaha mencintaiku, percayalah,,, aku tidak akan kemana-mana. Aku akan tetap menunggu hingga kamu benar-benar mencintai ku." Goda Niko pagi itu saat mendapati jasmin yang sudah berada di dapur dengan wajah yang terlihat berkeringat karena menyiapkan bebrapa menu masakan.Hari ini, karena weekend Niko ingin mengajak Jasmin dan Nirel untuk pergi ke salah satu villa milik keluarganya yang berada di pegunungan, Niko ingin membuat jasmin melupakan kesdihan dan ketegangannya akibat pertengkarannya dengan Arya tempo hari, jadilah hari ini Jasmin memasak lebih banyak dari hari biasanya karena sebagian makanannya akan dia bekal untuk pejalanan yang mungkin akan di tempuh selama tiga sampai empat jam itu.Mendengar ucapan Niko, Jasmin menoleh ke arah sumber suara sambil tersenyum lebar. "Orang bilang memikat pria itu harus di mulai dari perutnya, setelah itu maka dia akan menaklukan hatinya." celoteh Jasmin, membuat kini Giliran Ni

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status