Share

Terbelenggu Dokter Tampan
Terbelenggu Dokter Tampan
Penulis: Oxel Ghaisanara

Chapter 1

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday ya Hes, selamat ulang tahun semoga panjang umur, sehat selalu dan cepet dapat jodoh hehehe," Inara mengucapkan selamat ulang tahun kepada sahabat dari masa kecilnya yang saat ini seeang berada di London melalui telepon.

"Makasih ya Ra kamu temen baikku yang selalu inget sama ulang tahunku."

"Kamu gak pulang Hes? dah kangen ini aku sama kamu udah dua tahun lo gak pulang."

"Aduh maaf sayang gak deh kayaknya aku lagi banyak kerjaan disini, dan juga lagi fokus nyelesein tesis aku," Hesti sengaja berbohong karena dia berniat memberikan suprise kepada sahabatnya itu soal kepulangannya dan acara pesta yang akan ia adakan.

"Ah ya udah lah, yang penting kamu sehat dan baik baik ya disana."

Setelah mengakhiri percakapan mereka Inara segera bersiap untuk pergi mengajar karena Inara adalah seorang dosen di sebuah perguruan tinggi ternama. Walaupun Inara adalah anak seorang walikota di kotanya namun dia merupakan gadis sederhana yang tidak mengandalkan kesuksesan ayahnya.

Setelah bersiap siap, Inara turun untuk gabung sarapan bersama papa dan mamanya. Mereka mengobrol dimeja makan sambil sarapan, disela sela obrolan mama Inara bertanya tentang hubungannya bersama Arga tunangannya.

"Ra gimana kabar kamu dan Arga, kalian baik baik aja kan? kok mama liat kalian jarang banget komunikasi apalagi ketemu."

"Baik kok ma Alhamdulillah, kita gak ada apa apa cuma Arga yang lagi sibuk banget sama projectnya dan aku juga sibuk ngajar."

"Syukur kalo baik baik aja Ra mama kawatir, kalian cepet cepet nikah lah biar mama ini punya cucu gak kesepian dirumah."

"Heheh sabar ma kita juga lagi nyiapain kok, lagi nabung juga."

"Buat apa nabung kan udah siap semua to," papa Inara berkomentar tentang jawaban Inara.

"Hehehe udahlah Inara berangkat dulu ya," Inara berpamitan dan mencium tangan dan pipi kedua orang tuanya.

Hesti yang telah bersiap siap akan kembali ke Indonesia segera menelpon Rio teman masa SMA dan satu kampusnya dulu yang berprofesi sebagai dokter disebuah rumah sakit besar. Hesti sangat menyukai Rio sejak mereka SMA namun perasaan Hesti belum terbalaskan karena Rio type orang yang susah jatuh cinta walaupun dia dikenal play boy karena sikapnya yang perhatian dan lembut kepada semua perempuan.

"Halo Rio, mungkin pukul empat sore nanti aku tiba di Indonesia, kamu jadi kan mau jemput aku?"

"Kamu beneran pulang Hes, ok deh aku jemput tapi aku selesein dulu kerjaku ya di rumah sakit kebetulan aku praktek sampai jam tiga, kalo misal terlambat dikit gak papa kan kamu nunggu?"

"It's ok, ya udah aku ini jadwal penerbangan 30 menit lagi, makasih ya selamat kerja ya pak dokter Rio."

"Kamu hati hati ya Hes, nanti hubungi aku kalo dah sampai,"

Tepat pukul 16:00 Hesti telah sampai, dan Rio yang dari tadi sudah selesai segera berangkat dari rumah sakit untuk menjemput Hesti.

"Rio aku dah sampai nikh, kamu dimana?"

"Tunggu bentar ya Hes aku lagi dijalan ini lima belas menit lagi sampai kok."

Sembari menunggu Rio Hesti menelpon Inara sahabatnya.

"Halo Ra kamu dimana, aku bisa minta tolong gak nanti mama aku mau kerumahmu boleh kan, mama ada perlu sama kamu penting katanya."

"Ada apa Hes tumben banget, ini aku sudah dirumah kok baru aja datang dari ngajar."

"Ok tunggu bentar ya Ra satu jam lagi mama aku sampai kok."

Hesti tersenyum sendiri mendengarkan sahabatnya kebingungan, dan sudah berhasil dia bohongi. Tak lama kemudian Rio datang, dan segera menghampiri Hesti. Sebelum perjalanan Hesti meminta Rio mengantarnya ke rumah Inara.

"Rio bisa gak kita kerumah Inara dulu?"

"Inara tu sapa Hes?" Rio yang tidak pernah akrab dengan Inara bertanya kepada Hesti.

"Inara itu dulu juga teman satu SMA dan satu kampus sama kita, dia sahabat aku dari bayi heheheh."

"Oh gitu, ok siap!"

Dalam perjalanan Hesti dan Rio mengobrol dan cerita panjang, tak terasa mereka telah sampai di depan rumah Inara.

Selamat sore, ada yang bisa dibantu?"

"Selamat sore, kami mau bertemu dengan Inara bapak," jawab Rio.

"Boleh kami melihat tanda pengenal?"

Lalu Rio dan Hesti memberikan kartu identitas mereka kepada petugas penjaga rumah.

"Kami sudah bikin janji kok pak dengan Inara," Hesti mencoba menjelaskan kepada petugas itu.

"Baik tunggu sebentar," lalu petugas pun memeriksa mobil Rio dengan alat untuk memastikan tamu yang mereka persilahkan masuk benar benar aman.

Setiap tamu yang akan memasuki rumah Inara harus melalui pemerikasaan terlebih dahulu dari penjaga dirumahnya, karna Inara tinggal dirumah dinas pejabat.

"Harap tunggu sebentar, petugas itu lalu pergi kedalam rumah.

"Hes, begini amat ya mau masuk kerumah Inara?" tanya Rio yang memang baru pertama kali kerumah Inara.

"Maklum kita mau masuk rumah walikota jadi ya harus ikuti protokoler gini lah," Hesti menjelaskan kepada Rio.

Rio semakin penasaran dengan Inara yang ternyata juga anak seorang pemimpin di kotanya. Setelah melalui pemeriksaan mereka bisa masuk kedalam rumah Inara.

Didepan pintu Hesti sudah bersiap siap memberi kejutan kepada Inara, dia menelpon Inara dan mengatakan mamanya sudah didepan pintu. Inara segera turun dan menuju ruang tamu. Hesti yang telah duduk didepan langsung berteriak ketika melihat Inara.

"Kejutaaaaaaaaan, suprise,"

"Jahat kamu Hes datang gak bilang bilang, pakek nipu segala jahat kamu," Inara memukul Hesti dan mereka langsung berpelukan.

Rio yang langsung kagum melihat kecantikan Inara dia hanya terdiam memandang wajah Inara yang cantik. Jantungnya terasa mau copot, berdetak sangat kencang, sudah lama dia tidak merasakan itu semenjak dulu pertama kali dia bertemu kekasihnya yang bisa membuatnya jatuh cinta yang sekarang telah tiada.

Rio yang masih bengong menatap Inara, tiba tiba disadarkan oleh Hesti dengan menepuk pundaknya.

"Rio , heiii bengong, kenalkan ini Inara dosen cantik."

"Inara ini kenalin dokter Rio, dia teman kita juga lo Ra, satu SMA dan satu kampus tapi kamu gak pernah akrab aja kan."

"Hai, Inara," Inara menyapa Rio sambil mengarahkan tangannya untuk bersalaman.

Rio yang masih kagum dengan Inara, dengan terbata bata dia membalas salam Inara.

"Ri ri rio, kenalkan saya Rio," dia menjabat tangan Inara, jantungnya bertambah kencang detaknya.

"Salam kenal Rio, yuk masuk!" ajak Inara dengan senyumnya, melihat senyum Inara Rio semakin tak berdaya, dadanya terasa sesak. Dokter tampan itu rupanya sedang terserang jantungnya karena jatuh cinta pada pertama.

Didalam mereka mengobrol panjang disaat Hesti dan Inara sedang asik bercerita dan bercanda Rio hanya memandangi Inara. Ditengah obrolan Hesti menceritakan niatnya untuk mengadakan pesta, dan bertema reuni dengan mengundang teman teman waktu SMA dan kuliah mereka. Inara yang beesemangat langsung mendukung rencana pesta itu. Sebelum pulang Inara dan Hesti membuat rencana besok akan memulai mempersiapkan pesta yang akan diadakan pada hari minggu.

"Ok fix ya Hes besok kamu kerumah jam berapa, jangan siang siang biar kita bisa lebih santai nyiapin semuanya."

"Jam 9 aja gimana Ra, emang kamu besok off Ra?"

"Aku kebetulan besok gak ada jadwal ngajar kok aku bisa ijin juga, ok besok aku tunggu, Rio ikut juga kan besok?"

Rio yang masih setengah sadar karna terbius kekagumannya kepada Inara hanya diam ketika Inara bertanya. Hesti langsung menepuk Rio lagi.

"Rio kamu kenapa sich dari tadi bengooong aja? ditanya tu kamu mau iku gak besok nyiapin pesta ku hari minggu di villa puncak."

"Oh ok bisa, besok habis aku pulang dari rumah sakit ya soalnya malam ini aku ada jadwal jaga di IGD."

Hesti dan Rio lalu berpamitan. Dalam perjalanan pulang Rio bertanya tentang Inara dan membicarakan Inara, Inara dan Inara, mendengar itu Hesti agak cemburu dan bertanya apakah Rio suka dengan Inara. Namun Rio masih menyembunyikan perasaannya itu.

Sesampainya dirumah Hesti, Rio langsung berpamitan untuk langsung kerumah sakit.

"Aku langsung ke rumah sakit ya Hes, sampai ketemu besok ya, kamu istirahat jangan bobok malam malam kan capek habis seharian gak istirahat."

"Ok pak dokter hati hati ya selamat bekerja," Hesti beranjak meninggalkan Rio masuk kedalam sambil tersenyum karena perhatian dokter tampan itu.

Rio yang masih terus teringat wajah Inara dan bahkan tidak bisa melupakannya, dia tersenyum senyum disepanjang perjalanan hingga sampai di rumah sakit.

Keesokan harinya setelah pulang dari rumah sakit, Rio menuju apartemennya dia segera mandi dan beristirahat sebentar, merebahkan tubuhnya yang semalaman tidak bisa tidur karena sedang banyak sekali pasien.

Rio memejamkan matanya sejenak dia tersenyum ketika Inara melintas didalam pikirannya, "Inara" gumamnya sebelum dia terlelap tidur.

Satu jam Rio tertidur, dia bangun dan segera bersiap siap untuk menjemput Hesti.

Rio turun dan menuju mobilnya, segera dia berangkat menuju rumah Hesti, Rio yang semangat karna berharap bisa bertemu lagi dengan Inara. Rio segera menelpon Hesti memberitahu dia sudah didepan.

"Hes aku dah didepan nikh."

"Oya tunggu bentar ya aku kedepan ya," Hesti yang sudah siap segera berlari ke depan.

"Masuk dulu yuk."

"Gimana kalo langsung aja Hes nanti keburu siang."

"Ok deh kalo gitu, aku ambil tas dulu ya."

Hesti segera menelpon Inara memberitahu kalau dia dan Rio sudah berangkat menuju rumahnya.

"Ra ni aku sama Rio udah berangkat ya."

"Ok aku tunggu," jawab Inara singkat.

Mendengar Inara telpon Arga yang saat itu sedang bersama Inara bertanya kepada Inara.

"Siapa sayang yang telpon?"

"Oh Hesti sayang dia mau kerumah sayang mau jemput aku dan ajak ke vilanya untuk menyiapkan acaranya dia besok minggu."

Inara menjawab dan menjelaskan kepada Arga.

"Hesti bukannya dia diluar negeri, emang dia ada di Indo?."

"Baru kemarin dia datang sayang di Indo, mangkanya dia mau ngadakan acara reuni dan pesta ulang tahun di villa keluarganya, kamu ikut juga ya sayang hitung hitung quality time buat kita yang jarang banget bisa berdua."

"Maaf gak bisa sayang, kan aku dah cerita aku sabtu pagi harus berangkat ke Lombok ada kerjaan disana sampai lima bulan kedepan."

Mendengar perkataan Arga wajah Inara langsung berubah, dia cemberut.

"Sayang kita udah 3 bulan tidak pernah ketemu lo, baru hari ini kita bisa berdua, dan besok Sabtu mau ditinggal 5 bulan lagi, mama sudah mulai bertanya soal hubungan kita sayang."

Protes Inara kepada Arga yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.

"Ini terakhir aku ninggalin kamu lama ya, aku janji sayang setelah selesai semua kerjaanku, kita fokus sama pernikahan kita ya, aku juga sudah capek sayang LDR seperti ini sayang."

Arga berusaha merayu Inara yang sedang ngambek.

"Ok kalau begitu, aku akan setia sabar nunggu kamu, kamu janji harus setia juga disana, tapi hari ini aku minta kamu ikut ya temenin aku kemana aja sebelum aku ditinggal lama lagi."

"Siap Nyonya Arga."

Dengan tersenyum Arga menjawab permintaan Inara sambil memeluknya.

Disaat Arga dan Inara sedang melanjutkan obrolan mereka, dari depan terdengar pintu diketuk segera Inara kedepan ternyata itu adalah penjaga rumah Inara yang mengabarkan ada tamu didepan untuk Inara bernama Hesti dan Rio.

Inara meminta kepada penjaga rumahnya untuk mempersilahkan masuk. Penjaga rumah Inara segera menghampiri Hesti dan Rio dan mempersilahkan masuk. Tampak dari kejauhan Inara sudah menunggu diteras rumahnya dan langsung menyambut Hesti dan Rio.

"Yuk masuk Hes Rio," Inara mempersilahkan mereka masuk.

Rio menatap Inara kekaguman Rio semakin bertambah ketika dia melihat wajah cantik Inara. Mereka bertiga segera memasuki rumah Inara.

"Aku buatin minum dulu ya kalian santai aja dulu, gak keburu kan Hes?"

"Gak kok Ra, gak usah minum juga gak papa Ra kayak kedatangan tamu aja hehehehehe."

"Iya kamu biasa ,tapi tu Rio kasian, mau minum apa Rio?"

Rio hanya diam dan bengong tidak menjawab pertanyaan Inara, dia menatap Inara sampai tidak mendengar pertanyaan Inara.

"Hmmmm bengong nglamun aja, Rio tu ditanya Inara."

Rio yang terhipnotis menatap kecantikan Inara segera tersadar karena di kagetkan oleh Hesti.

"Iya Ra ada apa maaf gak denger tadi."

"Kamu mau minum apa?" sambil tersenyum Inara bertanya dan menawarkan mau minuman apa kepada Rio .

"Terserah Inara saja," jawab Rio sambil tersenyum.

Segera Inara masuk kedalam untuk meminta pelayannya membuat minuman. Inara yang telah selesai meminta pelayan membuat minum segera berejalan kedepan, dan dia menghampiri Arga yang sedang duduk diruang tengah dan meminta Arga untuk menemui Hesti dan Rio.

Hesti langsung menyapa ketika melihat Arga "Hai Arga."

"Halo Hes pa kabar kamu, kapan datang?"

"Kemarin Ga," lalu Hesti mengenalkan Rio pada Arga.

"Ga Kenalin ini Dokter Rio teman kita dulu sekampus." dan setelah itu Hesti mengenalkan Arga kepada Rio.

"Rio ini Arga calon nya Inara,"

mendengar itu Rio sontak langsung terkejut bagaikan tersambar petir disaat cerah. Inara wanita yang mengganggu pikirannya dan berhasil masuk kedalam hatinya sejak mereka pertama bertemu ternyata telah ada yang memiliki.

Rio tertunduk lemas yang semula dia bersemangat sekarang dia hanya diam. Inara dari dalam membawa minuman dan kue datang dan bergabung bersama mereka. Rio terus memandangi wajah Inara, hatinya tiba tiba merasakan sakit karna baru mengetahui kenyataan jika wanita yang baru ingin dia kenal lebih jauh ternyata sudah memiliki pasangan.

Rio tidak melepaskan tatapannya dari Inara yang duduk disamping Arga, lalu Rio memejamkan matanya menyandarkan kepalanya di kursi dan menarik nafas panjang. Rio tidak menghiraukan obrolan mereka. Setelah ngobrol sebentar Inara mengajak Hesti untuk segera jalan karena sudah siang.

"Yuk Hes kita berangkat keburu kesorean nanti," ajak Inara.

"Ok, Rio ayuk,"

Rio yang sedang galau perasaanya tidak menanggapi ajakan Hesti dia masih memejamkan matanya. Hesti mengulangi lagi sambil menepuk badan Rio

"Rio ayooo, kamu kenapa sich," Rio terkejut "Hmm maaf Hes aku ketiduran,"jawab Rio beralasan ketiduran yang sebenarnya sedang menyembunyikan perasaanya yang sedang patah hati karena Inara.

Melihat Rio dalam keadaan lelah Inara meminta agar Arga saja yang membawa mobil.

"Hes kita naik mobil Arga aja ya, biar Arga yang bawa mobil kasian Rio mungkin dia capek."

Rio tersenyum kepada Inara sambil menatap wajah Inara.

"Iya gak papa ya, maaf ya Nara semalaman saya gak istirahat karena pasien banyak sekali."

"Iya Gak papa kok santai aja, yuk buruan berangkat."

Mereka menuju mobil, Inara meminta agar Rio bersama Arga duduk didepan saja, setelah memasuki mobil merekapun berangkat untuk mempersiapkan keperluan pesta Hesti.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ririichan13
ciee ada yang patah hati ......
goodnovel comment avatar
Saraswati_5
pasti ibarat cantik banget ya, sampai Rio terpesona seperti itu.
goodnovel comment avatar
Viala La
Dokter Rio kena serangan jantung lihat Inara.. hihihi tapi makin serangan jantung nggak tuh, setelah tahu Inara sudah ada calon
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status