Share

Chapter 2

Setelah selesain mengurus persiapan hidangan untuk acara pesta mereka melanjutkan perjalanan ke Villa. Dalam perjalanan menuju Villa Rio hanya terdiam. Perasaannya sudah tidak karuan. Namun dalam hatinya dia bersumpah untuk mendapatkan Inara dengan cara apapun dan merebutnya dari Arga.

Berhari hari mempersiapkan pesta, hari dimana telah ditunggu tunggu Hesti tiba. Pesta yang sangat mewah dihadiri tamu tamu pilihan dan juga teman teman Hesti dan Inara di masa sekolah dan kuliah yang rata rata dari kaum borjuis.

Inara bersiap siap akan berangkat ke Villa di daerah puncak tempat pesta itu diadakan.

"Ma Pa Inara hari ini mau ke acara Hesti di puncak, mungkin sampai malam nanti aku disana, sekalian bantu bantu Hesti disana."

"Puncak itu lumayan jauh Inara, papa kawatir kalo kamu berangkat sendiri, kamu harus mendapat pengawalan biar ajudan papa mengawal kamu apalagi acaranya sampai malam," papa Inara yang khawatir memintanya untuk pergi bersama ajudan.

"Gak papa kok pah, santai aja, aku gak enak papa kalau harus dikawal serasa gak bebas aja, masak acara pesta nanti aku dibuntutin sama ajudan papa, biar Inara pergi sendiri ya."

"Puncak itu jauh nak, tapi ya sudahlah kamu hati hati, tetap kamu kabari papa mama ya kalau sampai disana," Papa Inara yang sangat menyayangi putri satu satunya itu sangat merasa khawatir.

"Mama ikut ya Nara, perasaan mama kok gak enak ya kalau kamu pergi sendirian sampai malam, biar mama temenin ya Nak," mama Inara yang juga mulai mengkhawatirkan Inara meminta kepada Inara agar diperbolehkan untuk menemaninya.

"Ya ampun mama papa Inara sudah besar lo sudah biasa kemana mana sendiri, ini giliran Inara mau ke puncak yang cuma dua jam sampai sampai segininya kawatirnya, percaya Inara baik baik aja kok nanti Inara bakalan telpon mama papa deh video call."

Inara mencium tangan, pipi dan memeluk kedua orang tuanya setelah itu Inara berangkat.

"Pa perasaan mama tumben tumbenan ya gak enak banget kenapa ya Pa gak biasanya," kekhawatiran mama Inara ketika melihat putri kesayangannya pergi sendiri itu muncul. Perasaan seorang ibu yang merasakan putrinya itu akan mengalami sesuatu kejadian buruk memang sangat kuat.

"Papa juga begitu, kita doakan saja semoga tidak ada apa apa ma."

Dalam perjalan Inara mendapat telpon dari nomer yang tidak dikenal, segera Inara menjawabnya.

"Halo maaf ini dengan siapa ya?"

"Hai Ra aku Rio kamu berangkat ke pesta Hesti? kebetulan aku sendiri Nara kalau kamu gak keberatan kita bisa berangkat bareng," Rio menawarkan kepada Inara.

"Aduh maaf Rio aku sudah dijalan udah tiga puluh menit yang lalu aku berangkat, kamu sich gak dari tadi telponnya, ya sudah hati hati ya sampai jumpa disana."

Rio mendengar kata kata Inara tersenyum. Perasaan Rio tanpa disadarinya ternyata sangat dalam. Ini kesempatan untuk mendekati Inara yang tidak bersama Arga.

Sesampainya disana tamu tamu undangan sudah datang memenuhi pesta Hesti. Tampak mewah sekali pesta bernuansa outdor itu Inara segera turun dari mobil dan masuk kedalam bergabung bersama undangan yang lain.

"Hay Ra, kamu kok telat sich?"

"Hehe maaf Hes aku tadi ada sedikit kerjaan dan juga agak macet jalan kesini."

Inara nampak sangat menikmati pesta itu. Dia bertemu teman teman lamanya, bernostalgia mengingat masa masa mereka menuntut ilmu bersama. Tampak ada yang datang bersama pasangan, ada yang dalam keadaan hamil, ada juga yang datang bersama pasangan dan anak mereka.

"Seneng banget ya Hes, bisa kumpul kumpul kaya gini lagi, makasih lo Hes kamu udah bikin cara dengan tema reuni."

Disela sela Inara dan Hesti yang sedang menikmati pesta, Rio datang menghampiri membawa hadiah dan juga karangan bunga untuk Hesti.

"Selamat ulang tahun ya Hes, maaf aku datang telat nikh cari ini dulu."

"Hehehe gak papa kok, kamu datang aja seneng banget rasanya," jawab Hesti sambil tersipu malu.

"Aku tinggal kesana dulu ya sebentar, kamu santai aja disini, tu ditemenin Nara yang lagi ditinggal pasangannya heheheh," Hesti menggoda Inara dan Rio lalu Hesti pergi meninggalkan Rio dan Inara.

Mereka berdua terlihat canggung, hingga akhirnya ada teman Inara menghampiri Inara dan mereka ngobrol panjang hingga Rio pun terabaikan. Rio meninggalkan pesta itu, dia pergi menyendiri.

Waktu menunjukkan telah pukul 22:0 pesta telah selesai selesai, tinggal petugas yang sedang membersihkan sisa pesta. Inara yang merasa ini telah malam dia berpamitan kepada Hesti.

"Aku pulang juga Hes, dah malam ini."

"Ra ini udah malam, kamu bawa mobil sendiri, please Ra kamu tinggal disini nemenin aku ya, orang tuamu juga pasti setuju kok daripada kamu ada apa apa dijalan."

"Gimana ya, ya udahlah Hes aku hubungi mama papa dulu ya."

Inara menghubungi papa dan mamanya untuk meminta ijin bermalam bersama Hesti di Vilannya. Mereka berdua menghabiskan waktu untuk mengobrol berdua, berceruta sambil tertawa terbahak bahak hingga malam semakin larut.

"Yuk Istirahat besok pagi pagi kita jalan jalan Ra menikmati udara pagi disni mumpung disini kan, kamu pakek baju aku aja ya, kamu pasti gak bawa baju kan?"

Mereka menuju kamar untuk istirahat, disaat mereka pergi kekamar ada yang aneh tampak diluar ada mobil Rio yang masih terparkir.

"Rio masih ada disini Ra?"

"Kurang tahu juga Hes tadi waktu aku tinggal ngobrol dia pergi gitu aja gak tau kemana."

"Aneh tu orang, biarin aja lah mungkin dia masih nikmati suasana malam disini sebelum pulang, aku juga tadi gak perhatian sama dia karna sibuk sama tamu tamu, yuk kita tidur!"

Malam semakin sepi, Hesti dan Inara yang telah terlelap tidur dan kelelahan lupa tidak memperhatikan sekitar. Mereka tidak menyadari ada pintu yang belum terkunci setelah petugas keluar. Rio yang dari tadi menghabiskan waktu sendiri di taman dengan rokok dan minuman keras yang dia bawa berjalan sempoyongan masuk kedalam Villa, dalam keadaan mabuk berat dia merebahkan diri disofa depan.

Inara yang telah tertidur itu terbangun. Dia merasa tenggorokanya kering dan haus, dia mencoba mengabaikannya, namun rasa haus itu mengganggu tidurnya. Inara membuka pintu kamar, dan berjalan menuju dapur. Dia menoleh kearah jendela dan masih nampak mobil Rio yang sedang terparkir. Inara yang mengabaikan itu dan melanjutkan pergi ke dapur dan mengambil minum.

Rio yang dalam keadaan mabuk berat rupanya mendengar suara pintu terbuka, dengan langkah sempoyongan dia berjalan menuju dapur yang nampak terang. Disana dia melihat Inara sedang duduk sambil minum. Rio mendekati Inara dengan langkah yang berat karena dirinya sedang dalam pengaruh alkohol.

"Hai Inara, disini rupanya kamu sayangku,"

"Rio, bagaimana kamu bisa disini, Rio kamu mabuk mulutmu bau alkohol,"

"Hahahaha iya sayang aku mabuk, mabuk cinta karnamu mabuk berat, sini sayang Inara,"

Rio terus mendekati Inara yang beranjak dari tempat duduknya dan terus melangkah menjauh dari Rio, namun Inara bukan menuju jalan keluar dia malah terpojok disudut dapur. Rio yang yang terus mendekatinya berhasil mendekapnya, dengan terus meracau.

"Lepaskan Rio, apa apaan kamu Rio, sadar Rio apa yang kamu lakukan."

"Santai sayangku aku hanya ingin memelukmu, kamu tahu aku sangat menyukaimu Inara, hatiku sakit ketika kamu bersamanya, sekarang aku mendapatkanmu, aku mencintaimu Inara," Rio yang terus meracau dengan mendekap erat tubuh Inara.

"Lepaskan Rio, tolong, ,tooo...." teriakan Inara terputus karena dengan segera tangan Rio membekap mulut Inara.

"Jangan takut sayang aku hanya ingin memelukmu Inara, jangan teriak aku tidak ingi ada yang mengganggu malam berdua hanya denganmu Inaraku," Rio terus meracau sambil membekap Inara. Inara yang nampak ketakutan dengan perlakuan Rio dan dan dalam keadaan terbekap merasa dirinya kehilangan tenaga dan pingsan dalam pelukan Rio yang mabuk berat.

"Inara, sayangku, bangun," Rio nampak bingung melihat Inara pingsan dia mencoba menepuk nepuk Inara untuk membangunkannya namun Inara belum sadarkan diri. Rio yang tidak ingin ada yang melihat dirinya bersama Inara segera menggendong tubuh Inara dengan langkah yang masih sempoyongan dan membawanya ke kadalam kamar.

Rio membaringkan tubuh Inara diatas ranjang, namun akal sehatnya telah hilang karna pengaruh alkohol, segera dia mengunci kamar. Rio memandangi wajah Inara yang sangat cantik.

"Inara, akhirnya aku bisa sedekat ini denganmu sayang, kamu cantik sekali sayang," Rio memandanginya dan terus mencium Inara tanpa henti.

Melihat Inara yang belum sadarkan diri, hasrat ingin memiliki Inara seutuhnya pun muncul. Rio mulai melepaskan pakaian Inara yang masih belum sadar setelah melihat tubuh Indah Inara tak tertutup sehelai kain. Rio masih terus membelai tubuhnya.

"Inara aku bersumpah kamu akan aku dapatkan, dan aku miliki sayang."

Rio memulai menjarah tubuh Inara yang sedang terkulai tak sadarkan diri. Ciuman dan belaian itu mendarat ditubuh Inara tanpa henti semalaman. Hingga Rio yang puas meluapkan hasratnya mengecup kening Inara dan tidur memeluk erat Inara dengan tersenyum bahagia setelah melewati malam bersama wanita impiannya.

Inara yang mulai tersadar, membuka matanya, nampak jam dinding menunjukkan pukul 4 pagi. Inara terkejut mendapati Rio sedang memeluk tubuhnya dengan keadaan sama sama tanpa kain sehelai pun.

"Ya Tuhan apa yang sudah terjadi, ya Tuhan ampuni, apa yang telah aku lakukan," Inara terus membekap mulutnya dan menangisi kejadian yang telah menimpa dirinya.

"Rio, kenapa kamu tega Rio melakukan ini sama aku Rio."

Tanpa pikir panjang Inara segera memakai bajunya yang telah tercecer di bawah. Dia segera pergi menuju mobilnya, dan meninggalkan vila itu tanpa berpamitan kepada Hesti.

Inara yang merasakan lemas disekujur tubuhnya berusaha untuk mampu membawa mobilnya. Di sepanjang jalan Inara terus menangis terisak isak membayangkan apa yang selanjutnya terjadi setelah Rio menodainya. Hingga dia berhenti di sebuah rest area untuk mencuci wajahnya yang sembab karna air mata yang tak kunjung henti. Dia tidak ingin orang tuanya tau apa yang telah menimpanya.

Sementara itu Rio yang juga mulai tersadar, mencari Inara yang telah pergi meninggalkannya, dia langsung terbangun dan meninggalkan villa itu setelah memakai pakainnya.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Saraswati_5
rio kebangetan banget sumpah
goodnovel comment avatar
Nur Wenda
............ Ya ampun , kasiannya Inara
goodnovel comment avatar
MAF_0808
eh mereka udah nananinu belum
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status