Share

Pov Udin

Author: Nannys0903
last update Last Updated: 2021-07-29 10:41:47

Bab 4

Pov Akang Udin

Aku seorang perantau di ibukota. Pekerjaan hanya penjaga toko matrial, wajah pas-pasan tidak ganteng ataupun jelek. Setidaknya tidak malu-maluin hanya saja aku hanya orang miskin. 

Aku tipe lelaki yang tidak banyak gaya. Apa adanya karena memang penghasilanku pas-pasan. Karakterku sulit ditebak. 

Eni, gadis yang bekerja di kasir restoran seberang tokoku. Awalnya aku minder dan malu jika berdekatan dengannya. 

Eni gadis cantik dan bertubuh ramping, banyak pemuda yang mengejar cintanya, tapi entah mengapa ia sangat menyukaiku. 

Jujur aku tak punya rasa padanya. Sikapku pada gadis itu cuek dan dingin. 

Lima bulan kenal, kami janjian di taman kota, ia mengenggam tanganku. Baru pertama kali aku bersentuhan dengan wanita lain selain umi. 

"Kang, aku ingin mengatakan sesuatu," ucapnya. Wajah cantiknya terlihat gusar. 

"Ada apa?" 

"A-aku tahu. Aku hanya wanita biasa. Tapi, setidaknya izinkan aku mengungkapkannya. A-aku ...." Matanya menatapku dengan penuh harap. 

"Aku apa?" tanyaku heran. 

"Aku cinta sama Akang. Maafkan, kalau sudah lancang. Perasaan ini amat menyiksa. Sejak pertama melihatmu. Rasa itu sudah bergetar. Izinkan aku berada di sampingmu," ungkapnya. 

Aku hanya menganggukkan kepala dan tersenyum. Ia memeluk tubuhku erat. Seakan tak ingin melepaskannya.

"Terima kasih, Kang. Sudah menerimaku." 

Kubelai rambutnya yang panjang dan harum. Aku juga belum pernah memiliki kekasih. 

Setiap hari kami selalu bertemu. Ia yang menghampiriku ke toko karena jam kerjaku bebas tak seperti dirinya. 

Ketika aku hendak pulang kampung, Eni ingin ikut dengan alasan bersilatuhrahmi, akhirnya menuruti permintaannya. 

Ia membawa oleh-oleh sangat banyak. Ini yang aku suka, ia sangat royal kepadaku dan keluarga.

"Udin, ini siapa?" tanya umi. Ketika Eni mencium tangannya takzim. 

"Ini, teman Udin dari Jakarta."

Tak berapa lama lagi. Dina keluar dengan wajah polosnya." Kang Udin bawa awewe uey," godanya.

Umi dan Dina menyukai Eni. Mereka terlihat kompak dan sangat akrab. Eni terlihat bahagian bisa bertemu dengan keluargaku. 

"Udin, cepat lamar Eni sebelum ada yang duluin. Pokoknya Umi maunya Eni jadi mantu Umi," bujuknya. 

Mereka terus membujukku untuk menikahinya. Akhirnya, aku menikahi  Eni demi umi.

Dua belas tahun menikah aku tak tahu, adakah cinta di hati ini. Kami dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik seperti ibunya. 

Setidaknya, aku masih punya keturunan, pikiranku selama ini. Mungkin hanya rasa sayang kepadanya. Bersyukur dia wanita mandiri tak pernah mengeluh dengan apa yang kuberi. 

Hari-hari kulalui bersama mereka. Apa aku bahagia. Tentu aku sangat bahagia. Memiliki mereka adalah anugerah.

Tapi, entah mengapa diriku masih belum merasakan rasa itu. Aku juga menikmati setiap permainan ranjang kami. Terkadang, aku meminta jatah double dan Eni melayaniku hingga tubuhnya terkapar lemas.

Godaan itu akhirnya datang juga mengetuk hati ini. Merubah semuanya. Tanpa aku sadari ini adalah kebodohan diri.

Aku jatuh cinta pada seorang gadis muda yang kukenal lewat online. Kami sering berchat ria, ternyata ia tinggal dekat dengan kampungku. Perasaanku padanya rasanya berbeda. Melihat fotonya saja jantung ini berdegup.

Wajah imut, kulit bersih dan terlihat polos. Kami juga sudah saling mendengar suara satu sama lain. Suaranya sangat manja dan mengemaskan. Seperti anak muda yang sedang kasmaran.

Aku meminta izin pulang kampung kepada istriku dengan alasan menjenguk umi. Padahal ingin bertemu pujaan hatiku.

Kami pun bertemu secara langsung. Gadis imut berumur tujuh belas tahun dengan pinggul yang kecil. Wajahnya manis dan bibir yang menggoda. Aku terpana melihat penampilannya jantungku berdetak dengan cepat bagaikan kupu-kupu yang bertebaran. Inikah cinta pada pandangan pertama. Foto dan aslinya sama persis.

Begitu juga Rini, ia membalas perasaanku. Aku sering ke rumah Rini dan bermalam di rumahnya. Sebagai seorang lelaki normal aku tak tahan untuk menyantapnya tanpa penolakan dari Rini, lampu hijau dinyalakan.

Kami menikmati segala pergumulan ranjang tanpa dosa dan beban yang kami pikirkan. Aku terus ketagihan dan tak berhenti menikmati setiap malam.

 Orang tua Rini terlihat cuek. Ia menyuruh kami tidur satu kamar. Dua kali aku menginap, mereka menyuruh kami untuk menikah siri. Aku menuruti kemauan orang tua Rini.

"Udin, sebaiknya kalian menikah siri saja tidak enak dengan tetangga. Lagian saya sudah tua, sudah lelah mengurus Rini. Sikap dan sifatnya yang keras kepala dan manja," ucap bapaknya sambil duduk dan minum kopi. 

"Tapi Pak, saya sudah menikah. Apa Rini mau menjadi istri kedua saya?" tanya aku.

"Udin, anaknya saya pasti mau, dia juga sudah tidur denganmu berkali-kali. Saya pun pernah muda," ungkapnya sambil terkekeh.

Aku hanya menggaruk kepalaku yang tak gatal. Wajahku memerah ternyata mereka mengetahuinya. Rini terlihat menutup wajahnya dengan tangannya. Mungkin suara desahan kami yang tak bisa dikendalikan.

Akhirnya aku menikahi Rini tanpa izin dari Eni. Ada rasa bersalah dalam diri ini ketika melihat Rini memakai kebaya putih. Wajah Eni selalu terlihat di mataku. 

Aku membawa Rini ke rumah umi. Umi terlihat terkejut, tapi aku yakin umi akan memberi restu kepadaku. 

"Umi, ini istri Udin," ucapku dengan lantang tanpa memikirkan perasaan wanita yang semakin tua. 

Keesok harinya, istri dan anakku datang menyusul. Rini terlihat gugup ia menggenggam jemariku. Tangannya dingin, aku menatap dan tersenyum padanya bahwa semua akan baik-baik saja.

Aku yakin Eni mau di madu, karena ia begitu mencintaiku dan tak ingin melepaskanku. Aku yakin, semua akan baik- baik saja.

 Bersama dengan Rini aku merasakan di butuhkan. Rini selalu mengandalkanku dalam segala hal. Eni istri pertamaku yang mandiri ia jarang meminta apapun dariku karena ia mempunyai segalanya yang ia mau. 

Aku tidak bisa meninggalkan Eni ataupun Rini aku akan membuat mereka selalu berada di sampingku. Sikapku, berubah semanis mungkin, agar Eni tak pergi dariku. Egoiskah aku?  tentu tidak, karena kami saling membutuhkan. Aku membutuhkan Rini dan Eni membutuhkanku. 

**

"Akang, jangan pergi Rini ikut," ucapnya manja. Merengek seperti anak kecil.

"Akang harus balik ke kota nanti balik lagi ke sini," bujuk aku. Bagaimanapun juga aku harus bertanggung jawab kepada keluargaku di Jakarta.

"Akang, nanti Rini kangen boleh gak nyusul," tanyanya dengan mengandeng lenganku.

"Boleh dong, Sayang," jawabku mencuil hidungnya. Ia tersipu malu.

Aku mencium punggung tangan Umi takzim.  Rini memelukku erat dan terisak. Ada rasa tak tega meninggalkannya. Ongkos tak cukup untuk berdua.Aku memberi alasan kepada Rini hanya sebentar saja. 

Apakah aku egois. Tak ingin kehilangan Eni dan tak mau melepas Rini. Jauh dari istri pertama rasa rindu begitu membuncah.

Rini kembali terisak ketika kulambaikan tangan. Aku iba melihat wanita pujaanku menangis. Aku terpaksa pulang agar Eni tak pergi dariku.

Pov Udin End

***

Pov Author 

Setelah kang Udin pergi

Isakan tangis Rini tak kunjung reda. Ia sedih karena ditinggal suaminya. Hidupnya terasa hampa padahal baru beberapa jam Udin pergi.

"Hiks ... hiks ... Akang, Rini kangen." Ia menghapus air matanya kasar. Matanya sembab rambutnya acak-acakkan.

"Sudah jangan lebay, deh," sindir umi padanya. 

Rini menghapus air matanya dan mengusap perutnya. Ia melangkahkan kakinya ke dalam rumah dan mengangkat tudung nasi. 

"Yah, sambel lagi sambel lagi," ucapnya dengan kecewa.

Di dalam kamar, sang mertua terkekeh melihat mantunya di balik hordeng. Ia mengambil bungkus nasi yang berisi nasi padang. 

"Alhamdulillah, dapat transferan dari mantu kesayangan," ucapnya sambil menikmati makanannya. 

"Makan sambal sono biar moncrot."  Melahap makanannya.

Bersambung...

****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tergoda Gadis Muda   Ending

    Tergoda Gadis MudaHari pernikahan telah tiba. Lala mengenakan kebaya putih untuk melakukan akad nikah. Makeup menambah kecantikan Lala.Aura terlihat cerah, sebelum menikah Lala melakukan puasa selama tiga hari. Membaluri tubuh dengan lulur kunyit yang dipercaya mencerahkan kulit tubuh.Sedangkan, Arka memakai jas hitam. Tampan dan berwibawa. Arka memandang dirinya dari pantulan kaca."Sebentar lagi, tittle dudamu akan berganti menjadi suami orang," ucapnya pada diri sendiri..Arka tak ingin menunda lagi. Memiliki Lala seutuhnya. Mumpung masih berada di Di Indonesia. Ini adalah kesempatan emas bagi lelaki beranak satu."Papa!" sapa Rafatar ketika melihat Arka."Hei, jagoan papa. Ganteng banget," puji Arka mencium pipi gembul anaknya."Anak siapa dulu, dong!" ucapnya bangga."Kamu sudah siap?" tanya Susi mengendong anaknya."Pasti Mbak."

  • Tergoda Gadis Muda   Lamaran

    Tergoda Gadis MudaLala menatap Arka penuh selidik. Dari mana lelaki itu mendapatkan foto dan video tersebut. Lala hendak berdiri. Namun, Baron mencegah tubuh Lala agar duduk kembali, menenangkan diri. Menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya."Sabar, Bos. Kita lihat dulu."Wajah Lala memerah, semua orang yang berada di sana tertawa. Foto Lala sejak kecil hingga masuk sekolah.Foto Lala tanpa busana sewaktu kecil. Bermain tanah dan lumpur. Wajah Lala marah saat di ambil gambarnya.Lala yang jutek dan galak sejak kecil terlihat jelas di wajah, kulitnya tropis karena ia senang bermain bola dan layangan.Lala ketika berlomba 17 Agustus merayakan ulang tahun kemerdekaan. Pakaian dan wajahnya terkena lumpur mengikuti panjat pinang.Tawa mereka masih mengema. Video Lala ketika masuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan SMA 80, tempat Arka mengajar dan bertemu Lala.Vide

  • Tergoda Gadis Muda   Surprise

    Tergoda Gadis MudaLala mendapatkan kabar kalau ibunya telah melahirkan. Berita baik ini membuat Lala semakin bahagia. Davin yang memberi informasi tersebut."Mas, ibu sudah lahiran." Lala menghampiri apartemen kekasihnya yang baru saja sampai."Alhamdulillah.""Adikku kembar. Laki-laki dan perempuan.""Apa kamu berniat untuk ke sana?" Menepuk sofa agar kekasihnya duduk."Maunya. Tapi ....""Sebentar lagi liburan musim semi. Sebulan lumayan itu. Bagaimana kalau kita pulang ke Indonesia. Aku kangen Rafatar.""Benarkah! Asik! Kita bisa ke Indonesia."Lala mempersiapkan semua kebutuhannya yang akan di bawa ke sana. Nancy mendekatinya."Kamu jadi ke Indonesia?""Tentu. Sekolah telah libur sebulan. Aku ingin bertemu adikku.""Ehm, enak sekali. Aku sendirian dong.""Kan ada Abdul. Dia bisa nemenin kam

  • Tergoda Gadis Muda   Katakan Cinta

    Tergoda Gadis MudaLala hendak melayangkan tangan lentik yang selalu dirawatnya hingga putih dan bersih ke arah pipi Arka. Lelaki berkaos hitam dengan jaket coklat menahan jemari Lala dengan tangan kekarnya. Lala hendak memberontak namun, kekuatan Arka tak sebanding dengannya. "Kamu masa lupa kalau kita melakukannya." Memeringkan sedikit kepala. Menyadari semakin cantik wajah Lala."Kapan?!" Membulatkan mata tak percaya."Ehm, waktu di gudang sekolah. Iya, gudang sekolah." Arka tak berani mengatakan yang sesungguhnya. Lelaki itu telah mencuri ciuman pertama Lala."Bohong!" hardiknya."Ehm, suer." Senyum terpaksa di bibir mantan guru Lala."Kita gak melakukannya dan itu gak kena bibir. Aku masih ingat." "Eh. Kamu masih ingat kejadian itu." Menaikkan salah satu alis. Mengoda Lala gemas. "Ehm, gak juga." Menarik lengannya dari

  • Tergoda Gadis Muda   Asrama

    Tergoda Gadis Muda"La, tadi aku ke temu cowok ganteng banget! Meleleh liatnya." Nancy masuk tanpa mengucapkan salam.Melatakkan buku dan tas di atas meja belajar. Kamar mereka cukup luas. Lala tidur di kamar sebelah kanan dan Nancy sebelah kiri. "Ck, nih orang. Ucapain salam dulu baru ngomong." "Abis itu om-om ganteng banget." Memeluk boneka Lala gemas. "Oh, om-om aku kira anak muda. Kenapa gak kenalan?" Lala kembali fokus di buku pelajarannya. "Gak. Cuma bisa lihat dari jauh. Kayaknya dia nyasar La. Kasihan. Wajahnya bingung banget. Pasti pertama kali ke Inggris. Pengen nolongin tapi takut." "Mau nolong apa nyolong sampe takut segala." Terkekeh geli. "Ih, kamu itu. Emangnya aku cewek apaan nyamperin cowok." "Lah, kan mau kasih pertolongan bukan keperawanan, Nancy." "Tapi, kayaknya dia dari Indonesia. Mungkin orang jawa. Seandainya aja aku kenal sama dia. Past

  • Tergoda Gadis Muda   Setelah Menikah

    Tergoda Gadis MudaLala berusaha beradaptasi dengan teman-temannya. Untung saja Lala memiliki teman satu negara. Ia bernama Nancy. Gadis dengan rambut sebahu memiliki lesung pipit menambah kecantikan alami.Banyak lelaki di kampus mengincar Nancy berwajah asia. Gadis itu menolak tawaran para pemuda dengan halus dan lembut agar mereka tak sakit hati cintanya di tolak."Nancy, aku pinjam catatanmu, dong," pinta Lala. Mendekati meja belajar milik Nancy.Mereka satu jurusan dan satu kelas. Nancy lebih pintar darinya. Sudah hampir sebulan Lala berada di Inggris.Setiap hari Eni selalu melakukan video call dengan putrinya."Ibu kalau pagi-pagi gak lihat kamu. Pasti mual dan muntah." Ucapannya terdengar manja. Wajah Eni khas bangun tidur langsung mengubungi sang anak."Kayaknya, debaynya mirip Lala." Terkekeh menatap sang ibu yang terlihat sedikit merajuk."Lala, ibu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status