Home / Romansa / Tergoda Hasrat Ayah Mantanku / Bab 1: Pengkhianatan Berujung Malam Panas

Share

Tergoda Hasrat Ayah Mantanku
Tergoda Hasrat Ayah Mantanku
Author: Salwa Maulidya

Bab 1: Pengkhianatan Berujung Malam Panas

last update Last Updated: 2025-09-08 15:29:16

“Eugh, pelan-pelan, Pat. Kau bisa merusak gaunku.”

“Aku akan membelikanmu gaun baru,” sahut suara pria yang terdengar serak. “Kita tidak punya banyak waktu, Klara sebentar lagi akan sampai.”

Wajah Klara memucat ketika mendengar namanya disebut. Percakapan yang diiringi desahan-desahan itu terdengar menggelikan di telinganya.

Ketika erangan itu semakin meliar dan terdengar keras, Klara pun tidak tahan untuk membuka lebar pintu kamar hotel yang kebetulan tidak ditutup rapat.

Brak!

“K-kalian?!”

Dugaan Klara ternyata tepat. Patryk, kekasihnya terlihat sedang menguasai Claudia, sepupu yang paling dia percaya selama ini.

Dua sosok yang dia pikir setia, justru terlihat begitu mesra bahkan nyaris telanjang bulat dan menempel bagai lintah.

“Klara, aku bisa jelaskan. Ini salah paham.” Patryk buru-buru menghampiri Klara.

Pria itu mencoba meraih tangannya, tetapi Klara menepisnya dengan cepat.

“Jangan sentuh aku!” geramnya. “Jadi, pengkhianatan ini yang kau sebut hadiah ulang tahun?!”

Patryk terdiam, sementara Claudia berjalan menghampiri mereka setelah membalut tubuhnya dengan selimut.

“Sudahlah, Klara, tidak usah drama,” kata Claudia sembari melipat tangan di dadanya. “Kau memang tidak pantas mendapat hadiah indah dari Patryk. Kau tidak lebih dari gadis culun yang hanya dimanfaatkan!”

Sontak mata Patryk membola mendengar ucapan Claudia tadi. “Claudia!” ujarnya memperingatkan.

“Kenapa, Sayang? Memang begitu adanya, kan?” ucap Claudia sambil tersenyum licik.

“Dua tahun, Patryk! Dua tahun kita bersama dan kau mengkhianatiku? Dan apa tadi? Kau hanya ingin memanfaatkanku saja? Apa maksudmu?!” pekik Klara tidak terima.

“Klara aku—”

Klara membuang muka. Wajah memelas Patryk hanya membuatnya mual.

Meski rasa sakit di hatinya membuat matanya terasa panas, tapi Klara berusaha agar air matanya tidak tumpah.

Dia tidak sudi menangis di hadapan dua orang yang telah mengkhianatinya.

“Silakan lanjutkan kegiatan kalian yang menjijikkan itu!” Ia menatap Patryk, mengultimatum dengan tegas. “Mulai sekarang, hubungan kita berakhir, Pat!”

Tidak membuang waktu, Klara meninggalkan kamar hotel dengan langkah cepat.

Ia menyetop taksi di lobi, lalu menyebutkan nama sebuah tempat.

Satu-satunya yang terpikir oleh Klara adalah melarikan diri.

Dan, di sinilah dia sekarang. Di sebuah kelab malam.

“Tequila, satu!” pintanya pada bartender. Ia terus meminta gelasnya diisi tiap kali minuman pahit itu tandas.

Klara tidak sadar, seorang pria berjas rapi, tampan, punya tatapan setajam elang sedari tadi menatap ke arahnya.

Tepat ketika Klara ingin menambah cairan memabukkan itu lagi, pria itu menghentikannya.

“Apa kau gila, huh? Kau bisa membunuh dirimu!”

Klara yang sudah merasakan kepalanya berat, memicingkan mata ke arah pria tersebut. Ia terkekeh, lalu berusaha duduk tegak meski sempoyongan.

“Hei, tampan. Siapa kau?” racaunya sambil memperhatikan wajah pria di hadapannya itu.

“Ah, itu tidak penting … bukankah semua pria sama saja? Sama-sama brengsek!” katanya lalu memberikan pukulan ke dada pria itu.

Tenaga Klara yang sudah mabuk tentu bukan masalah. Badan tegap dan atletis itu tidak merasa sakit ataupun goyah karena pukulan-pukulan kecil Klara.

“Di mana kamarmu? Ayo, biar kuantar,” ajak pria itu.

Ia mengaitkan tangannya ke bawah ketiak Klara, lalu memapah gadis itu.

“Tidak mau! Aku tidak sudi kembali ke sana! Si Brengsek Patryk pasti sedang melakukan hubungan menjijikkan itu di mana-mana!” Klara berontak.

Ia berhasil menghentikan langkah pria yang akan membawanya.

“Kalau begitu, ayo kuantar pulang.” Lagi, pria bersuara bariton itu mencoba membujuk Klara.

Klara terkekeh. “Pulang ke mana?” Ia menjeda lagi dengan tawa. “Aku bahkan tidak punya rumah. Ehm, atau … bolehkah aku ke tempatmu? Aku janji akan jadi gadis manis.” Ia mengerjapkan kedua matanya kemudian terkekeh lagi.

“Kau sepertinya sudah benar-benar mabuk, Klara,” ujar pria itu. Ia berusaha merogoh saku untuk mencari ponselnya.

Namun sayang, belitan tangan Klara yang tiba-tiba mencegahnya. “Kau kenal aku?” tanyanya heran.

“Pertanyaan bodoh, tentu saja aku mengenalmu!” sahut pria itu dengan nada tegas.

Klara memiringkan kepalanya, mencoba mengingat sosok pria di hadapannya itu. Namun, kesadarannya yang menipis sama sekali tidak membantu.

Selama beberapa detik, gadis itu terus menatap dalam pria yang jauh lebih tinggi darinya itu. Posisi mereka yang begitu dekat, membuat keduanya merasakan panas di sekujur tubuh.

“Badanmu bagus,” puji Klara. Tangannya mulai bergerilya di atas dada tegap pria itu. “Kau juga harum…,” lanjutnya lagi. Kali ini ia menempelkan hidungnya ke ceruk leher pria itu.

Embusan napas Klara yang hangat, sentuhan lembut yang terasa di antara nyata dan tidak itu justru mulai membuat tubuh pria itu terbakar. Klara yang sudah mabuk benar-benar semakin liar tidak terkendali.

“Hentikan, Klara, atau kau akan menyesal….”

Andai saja Klara tahu, ia adalah pria yang sangat normal. Gerakan Klara yang seduktif membuat pria itu sangat tidak nyaman.

“Aku tau kau menikmatinya juga. Aku bisa merasakan milikmu mengeras di bawah sana.” Klara berjinjit lalu menempelkan bibirnya ke bibir pria itu dan berbisik sensual.

Entah apa yang merasukinya saat ini, tapi yang jelas, sesuatu dalam dirinya seolah baru saja meledak. Tanpa berpikir panjang, Klara kemudian memagut lembut bibir pria itu.

Klara bisa merasakan, pria itu semula tidak merespons. Namun, kelihaiannya membuat sang lawan lama kelamaan membalas dengan sama panas.

“Klara, kau masih punya pilihan jika ingin menghentikannya sebelum–”

Cup!

Klara membungkam pria itu dengan sebuah kecupan. “Aku menginginkannya.”

Dan ketika persetujuan itu terucap, dua insan itu pun bergerak semakin dalam. Pria itu menarik tangan Klara dan membawanya ke kamar hotel yang sudah dia pesan.

Begitu tiba di sana, tidak ada lagi jeda di antara mereka. Klara mencium brutal pria tampan itu dengan desahan yang membuat pria itu mengumpat kasar.

“Sial!”

Klara menjadi begitu agresif karena pengaruh minuman. Namun hal itu justru semakin memantik hasrat sang pria.

“Ahh….”

Pria itu tahu, ini adalah yang pertama untuk Klara. Miliknya kesusahan menerobos, membuat Klara menitikkan air mata karena perpaduan rasa perih dan asing.

“Rileks, Sayang. Aku akan melakukannya perlahan.”

Sesuai janjinya, pria itu benar-benar lihai membuat Klara terbuai. Tubuh Klara yang semula menegang, perlahan melentur dan sanggup mengikuti ritme pria itu yang tidak beraturan.

Erangan dan decakan tidak berhenti terdengar di kamar hotel president suite itu. Klara menyerah lebih dulu, baru diikuti ejakulasi sang pria yang tidak lagi tertahan.

Di akhir pergulatan, Klara langsung tertidur pulas. Sementara pria itu langsung menghubungi seseorang melalui telepon.

“Cari tahu informasi mengenai Klara.” Mata pria itu menatap penuh ke arah Klara yang masih pulas. “Terutama sudah sejauh apa hubungannya dengan… anakku!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 9: Bukan Simpanan, Tapi ....

    Pagi itu, kantor pusat Wojcik Group tampak seperti biasa: sibuk, penuh karyawan yang berlalu-lalang dengan tumpukan berkas, suara langkah sepatu, dan bunyi pintu lift yang terus berdenting.Klara berjalan dengan cepat menuju meja kerjanya sembari mencoba menata diri. Malam sebelumnya masih membekas di kepalanya, bagaimana Adrian hampir saja mencium bibirnya, lalu diselamatkan oleh dering telepon.Wajahnya merona setiap kali bayangan itu kembali. Ia menggeleng, berusaha mengusir rasa kacau yang mengganggu konsentrasinya.“Ah, sial! Aku tidak bisa melupakan malam itu lagi,” gerutunya pada dirinya sendiri.Belum sempat dia duduk, suasana kantor mendadak tegang. Beberapa staf saling melirik dan berbisik-bisik. Klara mengikuti arah pandangan mereka—Patryk.Pria itu berdiri tegak di lobby kantor mengenakan setelan jasnya rapi, tapi sorot matanya penuh amarah.Ia berjalan cepat seolah siap menerobos ke ruangan CEO. Dan benar saja, tanpa basa-basi, Patryk langsung menuju pintu ruangan Adrian,

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 8: Akan Terus Merayu Klara

    “Ak-aku ….” Klara menelan ludahnya mendengar bisikan Adrian yang berhasil membuat degup jantungnya semakin kencang. Klara tak sanggup berkata lagi karena tubuhnya sudah lebih dulu tegang. “Kenapa wajahmu tegang sekali?” suara baritonnya pecah dalam keheningan sehingga terdengar begitu rendah dan menggetarkan. Klara kembali menelan ludahnya dengan susah payah. “Jangan bicara tentang malam itu lagi, Paman—”“Just call me Adrian. Kita sudah resmi jadi sepasang kekasih, bukan? Kenapa kau masih memanggilku dengan embel-embel itu?” bisiknya dengan wajah yang begitu dekat menatap Klara. Klara menghela napasnya lalu mengangguk pasrah. “Baiklah, Adrian. Jangan bahas soal malam itu lagi.”Bukannya merespon, Adrian justru menggeser tubuhnya dan mendekat hingga jarak mereka hanya tinggal helaan napas. Aroma parfumnya yang maskulin menyergap indera Klara hingga membuatnya sulit bernapas. Tangan Adrian nyaris menyentuh punggung tangannya, namun Klara dengan cepat menarik diri.“Aku hanya ingin

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 7: Ingin lebih dari Ini?

    Ruangan VIP itu jauh dari hiruk pikuk pesta. Lampu redup, aroma kayu manis dari lilin aromaterapi memenuhi udara, menenangkan sekaligus memancing detak jantung yang tak menentu.Musik lembut dari grand piano di sudut ruangan terdengar samar, seakan menjadi saksi bisu bagi gejolak yang sebentar lagi meledak.Klara duduk di sofa kulit berwarna marun, tubuhnya masih tegang. Gaun putihnya yang anggun kini terasa terlalu sesak di dada.Tangannya meremas ujung roknya, matanya menatap kosong pada permukaan meja kaca di depannya.Adrian menuangkan minuman ke dua gelas kristal. Cairan amber berkilau terkena pantulan cahaya lampu. Gerakan pria itu tenang, elegan, dan menghipnotis.“Minumlah.” Adrian menyodorkan satu gelas pada Klara. Suara baritonnya lembut, tapi penuh perintah.Klara menoleh dan menatap gelas itu sebentar, lalu menerimanya.Ia meneguknya perlahan, membiarkan rasa hangat alkohol merambat ke tenggorokannya. “Aku … masih tidak percaya, Paman,” ucapnya lirih.Adrian mengangkat ali

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 6: Dendam Patryk

    Suasana pesta yang semula riuh dengan musik jazz dan tawa ringan para tamu mendadak menjadi tegang. Beberapa kepala mulai menoleh ke arah mereka.Tatapan mata para undangan yang semula hanya mengagumi penampilan Adrian dan Klara kini berubah penuh rasa ingin tahu.Ada yang berbisik, ada yang saling menyikut, bahkan ada yang diam-diam mengangkat ponsel untuk merekam.Klara merasakan degup jantungnya menggema di telinga. Ia tidak pernah menyangka akan ada drama seperti ini di depan publik.Tangannya yang tadi sempat digenggam kasar oleh Patryk masih terasa berdenyut.Namun genggaman protektif Adrian yang kokoh membuatnya seolah berada di benteng yang tak tergoyahkan.“Lepaskan dia, Son!” suara Adrian meninggi, begitu tajam hingga membuat beberapa pelayan tertegun di tempat.Tatapan matanya dingin, menusuk, penuh ancaman.Patryk, dengan wajah merah padam, tidak juga melepaskan Klara. “Dad, kau sudah gila! Dia itu mantan kekasihku! Bagaimana bisa kau–kau—” suaranya tercekat, nyaris patah

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 5: Kita Sama Gilanya

    “Aku bersedia, Paman.”Katakan Adrian adalah pria gila dan nekad. Akan tetapi, Klara yang berakhir bersedia menjadi sugar baby sang ayah mantan itu sudah sama gilanya.Tatapan mata, sentuhan lembut, dan bahkan suara Adrian membuat Klara seolah tersihir hingga ia dengan mudah menyetujui penawaran itu. Senyum di bibir Adrian seketika merekah mendengar jawaban Klara, “Good girl,” ucap Adrian. Setelahnya, pria itu mengecup bibir Klara dengan cepat.“Bersiaplah, nanti malam ada acara ulang tahun perusahaan. Temani aku, dan jadilah gadis manis yang memesona. Tunjukkan pada Patryk bahwa kau pantas hadir di acara pesta itu.”Sekujur tubuh Klara meremang bukan main. Namun anehnya, ia tidak bisa marah ketika Adrian tadi mencuri kecupan dari bibirnya.Dan puncaknya adalah … ia menuruti Adrian untuk menjelma menjadi gadis yang memesona malam ini.Dengan sebuah backless dress putih yang mengikuti lekuk tubuhnya, Klara tampak sederhana, tetapi anggun.Potongan one-shoulder yang dipadukan dengan ke

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 4: Jadilah Sugar Baby-ku

    “Tidak mungkin aku tidur dengan Paman!” Klara nyaris berteriak saking kagetnya.“Paman adalah ayahnya Patryk, tidak mungkin,” ulangnya lagi seperti orang linglung.Adrian duduk di kursi kerjanya dan menatap Klara dengan sorot mata yang tenang.Tidak ada sedikit pun keraguan atau penyangkalan. Namun, senyum tipisnya justru membuat Klara semakin panik.“Akulah yang bersamamu semalam, Klara,” tegas Adrian lagi. “Apa perlu kita ulangi agar kau ingat?”Seketika, tubuh Klara meremang tak karuan. Pangkal pahanya pun berdenyut, membayangkan hubungan tabu yang mereka lakukan semalam.“I-ini salah, Paman.” Klara menggelengkan kepalanya. Matanya sudah mengembun, karena didera panik.“Maafkan aku. Aku mabuk berat semalam. Aku tidak bermaksud menggoda Paman Adrian. Bisakah kita lupakan saja kejadian semalam?”“Melupakannya?” ulang Adrian. Wajahnya mengeras. Ia tampak tidak setuju.“Bagaimana kalau kau hamil? Kau tahu … kita tidak hanya melakukannya sekali, dan aku tidak menggunakan pengaman apa pu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status