Share

Bab 18 ( Ulat Bulu)

Suci mencoba untuk mendorong tubuh Rangga agar bisa terlepas dari ciuman pria itu. Suci berusaha agar tidak membuka mulutnya sampai Rangga benar-benar menyerah dan menghentikan ciumannya.

"Apa kau pikir, pikiranku begitu picik. Sampai-sampai harus mengorbankan dirimu? Dan jangan pernah menyinggung soal perceraian!" Rangga menatap dingin wajah wanita yang kini menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.

"Bibirmu manis, aku suka."

Suci memalingkan wajahnya ke arah jendela. Ia malas untuk menanggapi atau berdebat dengan Rangga. Malam ini begitu melelahkan dan yang ingin ia lakukan hanyalah berbaring di atas kasur untuk meregangkan otot-otot tubuhnya.

Rangga menyentuh bibirnya, merasakan sisa-sisa rasa manis yang ditinggalkan oleh Suci.

***

Semenjak kejadian semalam, baik Rangga maupun Suci belum ada yang berniat untuk bertegur sapa terlebih dahulu. Keduanya sama-sama diam dan tak ingin saling pandang satu sama lainnya.

"Hallo, selamat Pagi!"

Rangga dan Suci saling pandang dan melihat ke a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status