Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 209. Bertemu keluargaku

Share

Bab 209. Bertemu keluargaku

last update Last Updated: 2025-07-08 22:34:09

Aku menekan bel, dan Mama Siska membuka pintu. Dia masih mengenakan daster, rambutnya masih basah sepertinya baru saja selesai mandi, dan dia tampak bingung.

“Raka, aku bingung mau pakai baju apa,” katanya, memegang handuk kecil.

Aku tersenyum, memandangnya dari atas ke bawah. “Sayang, kamu pakai pakaian apapun tetap cantik tapi mungkin coba pakai pakaian yang terlihat sopan tapi menarik. Aku ingin di momen pertama kali bertemu denganmu, mereka suka sama kamu dan memberikan kesan yang baik. Coba pakai dress midi yang warna krem itu, yang ada renda di lengannya. Terus tambahin syal sutra yang biru muda, biar elegan. Terus pakai sepatu hak rendah aja, biar nyaman tapi tetap cantik.”

Mama Siska mengangguk, sedikit tersipu malu. “Kamu benar juga, aku merasa bingung takutnya nanti mereka tidak menyukaiku."

“Pakai daster seperti tadi juga sebenarnya kamu tetap cantik, tapi mungkin lebih baik yang membuat mereka terkesan. Aku yakin, saat melihatmu nanti, pasti langsung terpesona." kataku, me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 235. Jalan berdua

    Semua tertawa, termasuk Siska, yang duduk di samping Raka, memandangnya penuh cinta.Raka kembali menggoda Nayla, “Nay, kamu memang si raja eksis, apa-apa di foto. Lagi makan foto, main apalagi, bahkan lagi tidur dan berak juga di foto."Semua orang kembali tertawa, Nayla dengan gaya cemberutnya berkata, "Enak aja, Abang tuh yang gitu, bukankah Abang ahlinya. Fotografer aja lewat,"Setelah sarapan, Mr. Henri memberikan hadiah untuk Reza, Liana, dan Sarah: tiket pesawat gratis pulang ke Jakarta, suvenir Bali berupa kain batik dan ukiran kayu, serta amplop berisi sejumlah uang sebagai tanda terima kasih.“Ini buat kalian, hati-hati di jalan! Terima kasih banyak karena sudah mau datang jauh-jauh ke Bali.” kata Mr. Henri.Reza tersipu, “Sama-sama Pak, Raka teman kami jadi kami pasti datang."Pukul 08:30, Raka, Siska, Reza, Liana, dan Sarah bersiap ke bandara. Pak Herdi, sopir setia keluarga Dupont, mengemudikan mobil mewah berwarna hitam dengan interior kulit dan AC sejuk. Sebelum berangk

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 234. Reunian dengan rekan kerja dulu

    Setelah kemeriahan pesta ulang tahun Raka, suasana di villa keluarga Dupont di Seminyak masih hangat meski malam semakin larut. Raka meminta Reza, Liana, dan Sarah, sahabat-sahabatnya dari kantor lama, untuk menginap di villa alih-alih di hotel yang disediakan untuk tamu undangan. Awalnya, mereka menolak, merasa sungkan dengan kemewahan villa dan kehadiran keluarga Dupont.“Ka, kami di hotel aja, nggak enak sama keluarga lu,” kata Reza, menggosok tengkuknya.Raka tersenyum, memaksa dengan nada canda, “Jangan sungkan gitu, kalian kan tetap sahabatku. Masa iya aku tega biarin kalian begitu saja. Kalau kalian gak mau, berarti tidak menganggapku sebagai teman kalian."Liana tertawa, “Ya ampun, Ka, kamu tetep aja kayak dulu. Oke deh, kami nginep sini.”Sarah mengangguk, “Tapi kami nggak enak sama keluargamu, kalau bisa kita-kita aja yang ngobrol. Bukannya gak mau ketemu mereka, sungkan aja gitu karena mereka itu orang besar."Raka mengacungkan jempol, “Tenang, mereka lagi sibuk sama tamu l

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 233. Kabar Raka sampai pada Tiara

    Seketika, ruangan hening, lalu pecah dalam tepuk tangan meriah. Mrs. Sariani, dengan air mata mengalir, memeluk Raka erat, diikuti Mr. Henri yang juga terharu. Siska, yang masih berdiri di panggung dengan gaun emerald yang memukau, ditarik Mrs. Sariani untuk bergabung dalam pelukan. Nayla dan Lila, yang tak kuasa menahan air mata, naik ke panggung, memeluk Siska dan Raka. Suasana menjadi haru, lampu-lampu kamera wartawan berkedip tanpa henti, merekam momen emosional itu.Di antara tamu, teman-teman kerja Raka dulu Reza, Liana, dan Sarah berdiri dengan mata berkaca-kaca, tersentuh oleh kata-kata Raka. Namun, tidak semua setuju. Paman George, yang duduk di barisan depan, memandang dengan wajah kaku, jelas tidak merestui hubungan ini. Beberapa tamu bisnis konservatif juga berbisik, masih mempertanyakan keputusan Raka.Pesta berlanjut dengan suasana yang kembali meriah. Satu per satu, tamu mendekati Raka dan Siska untuk mengucapkan selamat, meski beberapa hanya berbasa-basi. Mr. Henri men

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 232. Suasana memanas

    Sore itu, semua sibuk berdandan. Nayla mengenakan gaun midi berwarna lavender dengan detail renda, rambutnya digelung elegan. Tom, Jack, Liam, dan Ethan memakai jas hitam dan putih, tampak gagah. Lila memilih gaun merah cerah yang memperlihatkan sisi glamornya, sementara Sam mengenakan jas biru tua, sesekali melirik Nayla. Siska keluar dari kamar dengan gaun sutra emerald yang dipilih Mrs. Sariani, lengkap dengan anting mutiara dan riasan natural yang membuatnya terlihat seperti gadis berusia 20-an.Semua terpana, terutama Raka, yang berkata, “Sis eh Ma, kamu sangat cantik.”Paman George menimpali, “Iya benar, Bu Siska memang sangat cantik."Siska tersipu malu, walaupun banyak perempuan muda tapi pesona Siska tidak kalah dengan anak gadis.Perjalanan ke gedung sedikit macet karena banyaknya tamu yang datang. Sesampainya di gedung, suasana sudah ramai. Ballroom berkilau dengan lampu-lampu emas, meja-meja penuh bunga kamboja dan lilin kecil, dan teras luar menghadap pantai dengan ombak

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 231. Calon menantu

    Sementara itu, villa menjadi sepi. Claire dan Mike pamit untuk membeli oleh-oleh di **Pasar Seni Sukawati**, ingin membawa kain batik dan ukiran kayu untuk keluarganya di Prancis. Tinggal Mr. Henri, Mrs. Sariani, Raka, dan Siska di villa. Mereka pindah ke halaman belakang, duduk di gazebo kayu yang dikelilingi kebun bunga kamboja dan anggrek liar. Meja kecil di gazebo dipenuhi teh jahe hangat dan kue jaja uli yang manis.Mrs. Sariani dan Siska langsung akrab, ngobrol tentang resep masakan Bali.“Siska, kamu katanya kemarin bisa bikin bebek betutu, ya? Nanti ajarin Ibu ya cara bikinnya,” kata Mrs. Sariani, tersenyum.Siska tersenyum malu, “Bisa, Bu. Tapi masakan Ibu pasti lebih enak. Kemarin bebek betutunya sangat lezat.”"Ah nggak ko, itu karena di bantu chef makanya enak." obrolkan mereka semakin seru.Sementara itu, Mr. Henri dan Raka berjalan ke kolam ikan koi di sudut kebun, meninggalkan Siska dan Mrs. Sariani.Mr. Henri menatap Raka serius, “Raka, semalam Ayah sama Ibu ngobrol pa

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 230. Rencana pesta ulang tahun Raka

    Keringat mulai bercucuran, untungnya setiap kamar memiliki kedap suara jadi suara desahan mereka tidak akan terdengar oleh orang lain. Nayla kembali di baringkan di atas kasur dan Tom semakin mempercepat gerakannya, tubuhnya mulai bergetar dan dia sudah berada di titik puncak."Ahhhh sayang, aku sampai..." Akhirnya semuanya berakhir, Tom segera membersihkan badannya ke kamar mandi diikuti oleh Nayla."Tom, kamu harus segera kembali ke kamarmu. Aku takut nanti ada yang lihat." kata Nayla menatap wajah Tom gelisah."Tenang sayang, gak akan ada yang tahu ko. Semua orang sudah tidur, habis ini aku langsung kembali ke kamarku. Makasih sayang, sekarang aku merasa lega," Tom mencium kening Nayla.Setelah mereka bersih-bersih, Tom kembali berpakaian dan kembali ke kamarnya. Nayla juga kembali tidur, ia merasa puas tapi juga was-was takut Siska atau Raka mengetahuinya.Sementara itu, Raka sudah terlebih dahulu kembali ke kamarnya. Tanpa mereka sadari, keduanya sama-sama melakukan hubungan int

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status