Share

22. Pikiran Aneh

Happy Reading

*****

Silvia mencubit kecil lengan kanan Wening karena sang sepupu sama sekali tidak merespon perkataannya.

"Aduh," ucap Wening merasa cubitan Silvia menyakitinya. "Ish, kamu kebiasaan deh. Main cubit-cubit saja. Sakit tahu. Coba sini, Mbak yang cubit. Biar kamu tahu rasa sakitnya."

Silvia berjalan mendahului Wening. "Mbak itu bengong saja. Apa sih istimewanya cowok itu. Sejak di terminal tadi selau bengong lihat dia. Jangan-jangan Mbak Ning naksir dia, ya." Memainkan kedua alis, menggoda sang sepupu.

Wening mencebik. "Ngomong apa kamu, Dik. Ayo cepet masuk dan pesankan Mbakmu ini es yang bisa menghilangkan rasa penasaran."

Salah satu pegawai yang berada di pintu kafe membungkuk hormat dan berkata, "Selamat datang di kafe WEFA. Silakan mencari meja dan memesan minuman serta makanan kami." Pegawai itu menunjuk dengan tangannya pada deretan meja yang masih kosong.

"Terima kasih, Mbak." Silvia melempar senyuman pada pegawai kafe tersebut.

"Ramah banget pegawainya, Vi," kat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status