Share

Bab 7: Sogokan Tante Vega

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2025-12-07 22:13:14

"Makasih yaa sudah mau nemenin aku ke supermarket..."

Setelah mobil SUV kompak itu sampai di parkiran kampus kembali, Berlina pun akhirnya bersuara, tatapannya yang cantik terlihat lesu.

Satria geram, tak habis pikir ada laki-laki bodoh yang menyia-nyiakan wanita sekelas Berlina.

"Kak, kamu pasti akan dapat yang lebih baik dari laki-laki berengsek itu..."

Setelah tersenyum tipis, tiba-tiba di dalam mobil ber-AC, Berlina membuka jaketnya. Kini ia hanya mengenakan tanktop putih ketat.

Leher jenjangnya dan dadanya yang putih seketika terlihat jelas, apalagi saat ia mengangkat tangan, memperlihatkan ketiaknya yang mulus tak bercela.

Kalamenjing Satria sontak bergerak naik dan turun.

"Boleh aku peluk? Sebagai ucapan makasih dan tanda pertemanan...?"

Tenggorokan Satria kering, pe–peluk katanya?!

Belum sempat ia menjawab, Berlina sudah bergerak cepat.

Bruk!

Tubuh Satria yang kaku dipeluk erat. Campuran aroma parfum dan asam keringat tipis Berlina menghantam indranya. Apalagi sensasi gundukan empuk yang penuh menekan kuat ke dadanya.

Celana Satria seketika sesak tak tertahankan. Ia hampir hilang akal di dalam pelukan memabukkan itu.

“K-Kak… kelasku sudah mau mulai… Maaf yaa…” Satria berusaha dengan lembut melepaskan pelukan Berlina.

Bukan, bukan karena Satria tidak mau. Sebenarnya mau banget malah. Tapi… Satria takut Berlina menyadari jika apa yang ada di dalam celana pemuda itu sudah berontak begitu kuat.

“Ehhh… Maaf yaa. Jadi Keenakan…” Senyum Berlina pada Satria begitu manis, juga penuh… arti?!

Buru-buru Satria keluar dari mobil Berlina dan berjalan cepat, menjauh dari mobil.

“Duehhh… godaannya kuat banget…”

Baru saja masuk ke gedung kampus, Satria kaget, 3 mahasiswa yang kemarin dia tabrak sudah berada di depannya.

“Heii kurus, kamu tadi kemana saja diajak si Berlina?” orang yang kemarin tarik kerah bajunya langsung tembak dirinya dengan pertanyaan menohok.

“H-hanya ke supermarket Bang, nemani belanja,” suara Satria kali ini tenang saja, karena dia aslinya bukanlah tipe pria pengecut, hanya tak ingin bikin ribut.

“Dengar yaa, mulai kini awas kalau berani ajak Berlina jalan lagi, atau…!” tiba-tiba salah satu mahasiswa ini ambil minumannya dan Satria kaget bukan kepalang, air minumnya di siramkan ke kepalanya, basahlah rambut dan pakaiannya.

“Ini hanya peringatan, lain kali berani temani Berlina jalan, aku hajar kamu,” kata orang ini dan ketiganya berlalu, sambil tendang kursi plastik di depan Satria.

Satria sampai gemeretakkan giginya menahan amarah. Agaknya kesabarannya mulai menipis.

“Sabar Satria, mereka itu anggota Menwa dan terkenal sok jago di kampus ini,” Syarif sahabat dekatnya datang sambil ikut ngelap tubuhnya dengan tissue.

Syarif lantas cerita, Trio Doni, Anjar dan Toni 'premannya' di kampus ini, apalagi mereka itu andalan di klub basket kampus mereka.

“Aku tak akan mengalah lagi…cukup bullyan ini,” batin Satria.

**

Baru saja Satria meletakkan tas ranselnya dan masih kesal dengan perbuatan Doni, Anjar dan Toni, pintu kamarnya diketuk dengan ketukan cepat.

Dengan ogah-ogahan dia menuju ke pintu, begitu dibuka, Tante Vega. Wajahnya panik dan matanya terlihat memancarkan ketegangan. Tanpa tedeng aling-aling, wanita itu nyelonong masuk.

“Satria… Tante mau bicara! Sekarang!” Tante Vega, yang tingginya hanya sebatas hidung Satria, menatap tajam ke atas, sorot matanya yang lentik seolah menuntut pengakuan.

“Iya Tante… S-satria dengarkan!” Satria langsung berdiri tegak di hadapannya, merasakan aura serius yang belum pernah ia lihat.

“Kamu harus jaga rahasia! Jangan sampai Om kamu tahu aku tadi jalan dengan seorang pria di supermarket... Itu tak seperti yang kamu bayangkan!” desis Tante Vega.

“I-iya Tante, aku akan jaga rahasia ini!”

“Janji... sumpah?” desak Tante Vega, kini meraih lengan Satria.

“Aku janji... dan bersumpah Tante, tak akan bocorkan ini pada Om atau siapapun!” sela Satria cepat.

Tante Vega menarik napas lega, namun matanya masih memindai Satria. “Bagus. Tante percaya kamu. Nah, kalau kamu benar-benar menjaga rahasia tadi, tante akan kasih sesuatu buat kamu!”

Satria menelan ludah, membayangkan imbalan materi. Memangnya apa yang Tante Vega mau berikan? Uang jajan tambahan? Otak polosnya kontan bersorak, siapa yang nolak batinnya.

Namun, tindakan Tante Vega selanjutnya membuat jantung Satria berhenti berdetak.

Tanpa peringatan, Tante Vega meraih bagian depan celana jeans Satria. Jemari halusnya menyentuh kain denim tebal itu, lalu dengan gerakan cepat, ia menarik ritsleting celana Satria hingga turun. Satria terlonjak kaget, tubuhnya seketika kaku seperti patung.

"Ta-tante mau apa?!" Suara Satria terdengar serak dan nyaris tak keluar.

Tante Vega tersenyum, senyum nakal yang sungguh asing dan mendebarkan. Ia memajukan wajahnya, memanyunkan bibir merahnya yang masih berlumur gincu, mendekat ke telinga Satria.

“Tentu saja kasih kamu sogokan lebih biar tutup mulut...”

Lalu, diiringi desahan samar, Tante Vega mulai membungkuk.

**

Lanjut teruss yaaa....!!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terhimpit! Tante Tiri dan Pembantu Cantik   Bab 8: Gagal Maning

    Saat Tante Vega akan menarik celananya, tiba-tiba ada suara Ajeng yang memanggil nama Satria, kontan si tante ini berdiri dan…ngacir secepattnya dari kamar keponakan tirinya ini."Huhh sialan, ganggu kesenangan orang ajah!" masih terdengar gerutuan si tante ini.Tante Vea meninggalkan Satria yang hanya bisa terdiam, seakan masih terhipnotis dengan ulah nakal sang tante barusan.Ajeng sebenarnya tahu Tante Vega tadi diam - diam keluar dari kamar Satria, namun si ART ini pura-pura tak tahu saja, tapi senyum miterius terkembang di bibirnya.“Ehemm…ada yang nekat dengan si kurus tampan itu,” gumamnya tertawa sinis, hanya dia yang tahu arti tawa sinisnya itu.Jangankan Ajeng, Satria pun sampai lama termangu di kursi belajarnya, ini bak mimpi saja baginya, hampir saja miliknya di…lumat bibir merah tantenya, tapi di detik terakhir malah gagal maning.Tok..tok tok…!”Saat Satria menoleh, si denok Ajeng sudah berdiri di depan pintu kamarnya.“Maaf ganteng, nggak ganggu kan?” sapa Ajeng dengan

  • Terhimpit! Tante Tiri dan Pembantu Cantik   Bab 7: Sogokan Tante Vega

    "Makasih yaa sudah mau nemenin aku ke supermarket..."Setelah mobil SUV kompak itu sampai di parkiran kampus kembali, Berlina pun akhirnya bersuara, tatapannya yang cantik terlihat lesu.Satria geram, tak habis pikir ada laki-laki bodoh yang menyia-nyiakan wanita sekelas Berlina."Kak, kamu pasti akan dapat yang lebih baik dari laki-laki berengsek itu..."Setelah tersenyum tipis, tiba-tiba di dalam mobil ber-AC, Berlina membuka jaketnya. Kini ia hanya mengenakan tanktop putih ketat.Leher jenjangnya dan dadanya yang putih seketika terlihat jelas, apalagi saat ia mengangkat tangan, memperlihatkan ketiaknya yang mulus tak bercela.Kalamenjing Satria sontak bergerak naik dan turun."Boleh aku peluk? Sebagai ucapan makasih dan tanda pertemanan...?"Tenggorokan Satria kering, pe–peluk katanya?!Belum sempat ia menjawab, Berlina sudah bergerak cepat.Bruk!Tubuh Satria yang kaku dipeluk erat. Campuran aroma parfum dan asam keringat tipis Berlina menghantam indranya. Apalagi sensasi gundukan

  • Terhimpit! Tante Tiri dan Pembantu Cantik   Bab 6: Tak Sengaja Lihat Tante Vega dan Seorang Pemuda

    Satria makan dengan lahap, dia memang belum sarapan, karena tadi pagi langsung ke kampus. Sehingga selesai perkuliahan dia langsung ke kantin kampus isi perut.Saat akan membayar dan mencari-cari dompetnya di tas, bingung dan kagetlah Satria, dompetnya tak ada.“Aduuh di mana dompetku?” batinnya bingung sendiri.Paniklah Satria, bingung bagaimana bayar makanan dan pastinya surat – surat berharga miliknya, seperti SIM dan STNK di dompet itu, di tambah KTP dan kartu mahasiswa, pastinya uang miliknya ada di dompet yang hilang tersebut.Satria pun menyesali diri, kenapa dompet ia taruh di tas, harusnya di saku celana belakang miliknya.“Kamu cari ini ya…?” tiba – tiba di depannya sudah duduk seorang mahasiswa cantik berbody atletis dan di tangannya memegang dompet miliknya.“Eh iya, itu dompet aku, kok ada pada kamu??!” seru Satria terkejut.“Hemm…lupa yaa, pagi tadi kamu nabrak aku?” si wanita ini balik menembak Satria.“Astagaa…a-aku minta maaf, tadi pagi jalan sangat terburu – buru, ta

  • Terhimpit! Tante Tiri dan Pembantu Cantik   Bab 5: Hari yang Apes

    “Lagi belajar apa sih, serius amat…!”Entah disengaja atau tidak, Ajeng sengaja jongkok sambil melihat laptop Satria, sehingga dasternya yang agak longgar memperlihatkan isinya yang bikin mata Satria mau tak mau melirik juga. “Alamak…” batin pemuda ini, kalamenjingnya mulai bergerak tak beraturan.Dari pandangannya, ia melihat dengan utuh bagian atas tubuh molek milik Ajeng yang… Satria sendiri tak mampu berkata-kata!Walaupun selama ini sering bercengkrama, tapi gara – gara ngintip tadi sore, pikiran Satria mulai konslet juga.Dia pun mulai perhatikan tubuh Ajeng yang baginya sangatlah menggiurkan. Apalagi saat dekat begini, aroma Ajeng sungguhlah sangat menggoda.“La-lagi…nyangkul…eh maksudnya belajar, eh ngulang pelajaran tadi siang Ka?” jawaban Satria yang terbata-bata bikin Ajeng menahan tawa.“Kok gugup gitu sih, hayo mikir apa sih?” goda Ajeng, sampai dengus nafasnya terasa di pipi Satria.“A–anu…” lidah Satria kelu, bicara dekat begini, di tambah ngintip Ajeng dan Om Brata s

  • Terhimpit! Tante Tiri dan Pembantu Cantik   Bab 4: Bingung Sendiri

    Tok…tok…tok!“Satria, kamu sudah pulang ya dari kampus?” terdengar suara dari Ajeng dari luar kamarnya, Satria dengan malas-malasan membuka dan si ART bertubuh penuh ini sudah berdiri di depan pintu kamarnya.“Baru bangun tidur yaa?”“Iya ka Ajeng, aku tadi di kampus kurang enak badan, makanya setelah pulang langsung bobok,” kata Satria berbohong pastinya.“Hmm…gitukah?” Ajeng yang masih basah rambutnya terlihat sangsi dengan jawaban anak muda kurus ini, tapi saat menatap mata Satria yang agak merah, Ajeng pun percaya.“Kamu….eee..ya..ya udahlah, aku mau beres-beres dulu,” sahut Ajeng lagi dan dengan lenggang kangkung perlihatkan pinggulnya yang tak kalah aduhainya dengan milik Tante Vega, si ART ini pun berlalu dari hadapan Satria.“Amboii…pinggul itulah yang goyang koplo Om aku,” batin Satria menahan tawa.Kini sebuah rahasia besar sudah dia ketahui di rumah ini, Om Brata sepupu ayahnya yang mantan tentara, tapi kini berkarir di pemerintahan, diam – diam memiliki skandal dengan…Ajen

  • Terhimpit! Tante Tiri dan Pembantu Cantik   Bab 3: Ajeng si ART

    “Ehemmm…!” tegur Tante Vega.“Aiiihhh…ada nyonyah besar, duehh sampe kagak lihat, gara-gara si mas ganteng bertubuh ceking ini he-he-he!” wanita muda cantik bertubuh penuh ini kontan merubah sikapnya, dia adalah Ajeng, ART di rumah ini.Sejak Satria tinggal di sini, dia memang sering berinteraksi dengan Ajeng dan mereka biasanya bercanda.Candaannya mereka malah kadang nakal, tapi hanya sebatas di mulut, Satria mana berani menjurus ke hal–hal yang aneh.Ia masih ingat pesan ayahnya, sebelum dia pamit kuliah di Jakarta agar jaga sikap dan kelakuan.“Ingat jangan nakal, ayah tahu kelakuanmu di desa ini, suka banget ngintip, apalagi kalau ada penganten baru dengan teman – temanmu itu, malah sampai pernah berurusan dengan RT segala, jangan ulangi kelakuan itu, memalukan bagi keluarga kita. Biarpun miskin begini kita ini keturunan darah biru Satria, makanya nama kamu itu Satria…!”Itulah pesan ayahnya yang tentu saja di ingat betul oleh Satria. Namun ia tak tahu, darah biru kerajaan mana,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status