Share

Keluarga Kolongmerat

Author: J. Hanin
last update Last Updated: 2025-10-06 12:51:41

“Aku menolak perjodohanku yang ditawarkan.” Ucap David di tengah keluarga mereka yang kini sedang makan malam, disampingnya ada Agnes yang berusaha untuk terlihat tidak gugup.

Sunyi, dingin, begitu kiranya suasana di tengah-tengah keluarga Hendrix yang sedang berkumpul. Semuanya tampak memperhatikan setiap gerak-gerik wanita yang dibawa oleh cucu sulung keluarga Liam.

Agnes yang kini menjadi pusat perhatian hanya bisa tersenyum canggung pada setiap mata yang berpapasan dengan bola matanya, suara jarum jam dinding yang terus bergerak justru kian menambah suasana menjadi tidak nyaman.

“Aku kira kamu setuju dengan acara pertunangan yang ayahmu sampaikan!” celetuk Betty, ibu tiri David yang sejak tadi secara terang-terangan melemparkan sorotan tajam pada Agnes semenjak wanita itu datang.

“Bukan ayah yang menginginkan, tapi tante sendiri!” jawab David dengan wajahnya yang terlihat datar, enggan untuk menanggapi ucapan Betty yang pasti akan memberondong dengan beberapa pertanyaan.

“Lagipula dimana kurangnya Lucy?” tanya Betty yang tak puas dengan jawaban David.

“Siapa Lucy?” batin Agnes yang menoleh pada David, tentu saja dia hanya mampu berbicara di dalam hati pasalnya acara makan malam yang digelar secara dadakan ini tidak mengarah pada acara berkumpulnya suatu keluarga, melainkan seperti sidak sebuah masalah.

“Tidak ada, aku hanya tidak mencintainya.” Jawab David yang sejak tadi enggan menatap wajah menyebalkan ibu tirinya, dia hanya menatap gelas dihadapannya, memainkannya dengan tangan kanannya.

Hendric hanya bisa menggelengkan kepalanya, setiap David dan ibu tirinya disatukan dalam satu meja, bahkan satu ruangan saja akan menimbulkan perdebatan yang berawal dari masalah sepele. Max, ayah Betty hanya bisa menarik napas panjang, menahan kesabaran yang entah sampai kapan bersemayam di relung hatinya, padahal tadinya dia sangat bahagia dengan kedatangan David.

Meski Max bisa dikatakan hanya kakek tiri untuk David, tapi dia tidak bisa mengabaikan David. Sikap David benar-benar mengingatkannya pada sahabat lamanya, Liam. David tidak menginginkan Betty dalam keluarganya namun dia tetap menghormati Max.

“Jadi siapa namamu?” Tanya Max memotong perdebatan di antara anak dan ibu tiri yang tak akan pernah selesai itu.

“Agnes Lidya Zeline.” Jawab Agnes dengan senyuman yang dipaksakan ramah, akhirnya giliran dia mengeluarkan sepatah kata itu tiba, tidak menjadi patung kala drama sedang berlangsung.

“Apa pekerjaanmu?” Sahut Betty terdengar begitu sinis, melihat Agnes dengan pakaian kantor tidak menampilkan bahwa dia salah satu kaum elit seperti mereka.

“Saya salah satu karyawan di Perusahaan Pak David.” Jawab Agnes seraya melirik David yang kini menatapnya, wanita itu takut jika salah bicara namun melihat reaksi lelaki itu yang hanya memperhatikannya membuat Agnes sedikit bisa bernapas.

“Dia bawahanmu? Apa kamu menjadikan dia sebagai istrimu, agar bisa menolak Lucy?” Tanya hendric tampak tidak menyangka, ia pikir David mempunyai alasan lain mengapa ia tidak bersedia menikahi Lucy.

“Mana mungkin sayang, bukankah putra kesayanganmu itu tidak bisa lari dari bayang-bayang Lisa.” Sahut Betty dengan tertawa hambar, mengingat bagaimana David hampir gila karena ditinggal Lisa.

Betty membuang muka begitu David menatapnya tajam dengan tangan yang mengepal. Lelaki itu begitu mudah terpancing emosi jika menyangkut sang mantan kekasih. Tatapan David yang begitu tajam bake lang mencari mangsa selalu mampu melumpuhkan aksi ibu tirinya agar tidak bertindak melampaui batas. Sedangkan disampingnya, Agnes tampak seperti orang bingung, sibuk menerka-nerka kemana arah pembicaraan ini.

“Siapa Lucy? Kemudian Lisa? Sepertinya hidup David memang dikelilingi dengan beberapa wanita.” Batin Agnes menatap David dengan tatapan yang sulit diartikan, lelaki itu menaikkan sebelah alisnya meminta penjelasan dari tatapan Agnes yang tampak mengintimidasinya.

Agnes sibuk dengan pertanyaan yang muncul secara berkala di otaknya. Wanita itu memilih menjadi pendengar saja, suasana makan malam di keluarga David penuh dengan pertarungan sengit, setiap kalimat yang terdengar mengandung serangan satu sama lain.

“Bagaimana hubunganku dengan Lucy atau pun Lisa tidak ada hubungannya denganmu, Tante! Anda cukup tahu bahwa Agnes adalah calon istri saya, sudah itulah ranah anda!” Tegas David menghentikan Betty agar tidak terus menyebut wanita di masa lalunya itu, lagipula biarlah itu menjadi kisah abadi yang tak perlu David ceritakan pada Agnes.

“Bagaimana bisa? Bukankah kakekmu sudah menentukan siapa yang akan menjadi calon istrimu!” bantah Betty tampak tidak senang dengan sikap David yang tidak pernah menghargainya, wanita paruhbaya itu melirik Hendric dan Max mencoba mendapatkan bantuan dari mereka.

“Iya, Kakek sudah menentukan dengan siapa aku menikah! dengan Agnes! Agneslah yang tertulis di wasiat itu? Bukan Lucy!” Ucap David membuat semua mata tertuju padanya, membulat sempurna terkejut mendengar pernyataan David.

Betty bungkam, kalimat itu membuatnya tidak bisa berkutik. Dia memang tidak tahu apapun tentang surat wasiat ayah mertuanya itu, yang ia tahu lelaki tua itu tidak memberikan hartanya pada putranya, Derry.

“Lagipula siapa yang sudah membaca surat wasiat itu? Pengacara Han hanya memberitahuku secara pribadi? Apakah Tante sudah membacanya?” Tanya David sinis, melihat raut wajah Betty yang terpaku tidak bisa membantah membuat David tertawa menang.

“Aku akan menikahi Agnes secepatnya, mulai sekarang siapapun yang berani mengusik wanitaku aku tidak segan-segan memberikan Pelajaran.” Tatapan David berapi-api, terlebih penuh penekanan ketika matanya dan mata saudara tirinya bertemu, sebuah ancaman serius untuk Derry.

Max yang mendengar ucapan sang cucu hanya menatap lekat David, mencoba mencari kebohongan juga membaca apa yang sedang direncanakan oleh David. Dari wajah David yang tampak tegas, sorot matanya lurus menembus tembok besar memperlihatkan bahwa lelaki bertubuh atletis itu bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Betty yang sejak tadi meremehkan keberadaan Agnes, kini tampak menatapnya tajam bak seekor singa yang siap menerkam. Agnes menahan napas, suasana yang tadinya cukup tegang kini kian terasa dingin, lagi dan lagi detak jantungnya berdetak duakali lebih cepat.

“Aku lebih percaya kau ingin segera menikah dengan Lisa daripada gadis ini!” Seru Derry akhirnya angkat bicara, David membuang mukanya tertawa lantang, menggema di seluruh ruangan. Agnes yang melihat perubahan suasana hati David yang dengan mudah berubah justru bergedik ngeri.

“Kenapa? Kamu mulai tertarik dengan wanitaku? Lagi?” Tanya David pada Derry, kata terakhir membuat ruangan menjadi hening, sebuah kejadian yang terlupakan kembali berputar di hadapan mereka.

“Kamu yakin wanita ini yang ditulis kakekmu Dav?” Tanya Hendric memastikan bahwa David tidak salah atau pun terjebak dengan suatu hal lain.

“Benar, Ayah! Lagipula David justru tidak yakin jika Lucy yang dijodohkan kakek untukku. Sedangkan yang mengenal Lucy dengan sangat baik hanya Tante Betty!” sekali lagi, ucapan David tepat sasaran membuat Betty membeku ditempatnya, wanita parubaya itu tidak mampu menjawabnya, Betty beberapa kali menarik napas, semua mata tertuju padanya menuntut penjelasan.

“Kakek memang tidak berhak ikut campur di kehidupan kamu, Kakek harap meski kamu menikah karena perjodohan masa lampau kau tidak mempermaikannya Dav!” Jelas Max, seketika Agnes merasa sangat kesulitan meneguk ludahnya, benar-benar tepat sasaran.

“Tentu saja tidak Kakek! Janji suci itu begitu sakral tidak mungkin aku mempermainkannya!” bantah David kemudian menggenggam erat tangan Agnes yang dalam genggamannya terasa begitu dingin, lelaki itu menunduk sejenak tak kuasa menahan senyumannya karena Agnes yang berada disampingnya tampak pendiam dan hanya menyimak, berbeda jauh kala mereka hanya berdua saja.

“Bukan begitu, Nes?” tanya David menggoyangkan genggamannya, membangunkan Agnes dari lamunannya. Matanya menatap satu per satu mata yang kini menatapnya lekat dan penuh makna, terutama Max.

Sang kakek tampak tersenyum penuh harap, Agnes akhirnya mengangguk pelan.

“Aku tidak setuju.” Gumam Betty yang sejak tadi sibuk dengan lamunannya sendiri, kini semua mata tertuju padanya terlebih David. Lelaki itu hanya menghela napas kemudian membuang pandangannya.

“Ayah! Bagaimana bisa cucu kolongmerat seperti David menikahi karyawannya sendiri? bukankah lebih baik David dengan Lucy, pernikahan mereka nanti akan membuat citra perusahaan semakin baik begitu juga dengan kerja samanya.” Jelas Betty pada Max yang kini tampak berpikir.

“Jangan mengatur hidupku! Kamu bukan ibuku!” Sarkas David dengan mata yang tajam siap mencabik-cabik setiap objek yang tertangkap dengan matanya.

“Dav!” tegur Hendrix yang mulai merasakan jika putranya mulai tersulut emosi.

“Aku pamit.” ucap David berdiri, sedikit menarik tangan Agnes dengan paksa, lelaki itu melenggang pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Agnes yang memang hanya menjadi peran pendukung hanya pasrah, dia tersenyum canggung pada orang tua David juga sang kakek. Rasanya dia sudah pusing, hidup seorang yang kaya raya memang benar-benar rumit.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Pangeran Negeri Dongeng

    Secangkir kopi panas dan sepotong sandwich menemani gadis yang sejak tadi hanya duduk di balkon apartemennya, beberapa hari dia sudah tidak bekerja lagi. Setiap hari dia menerima pesan dari rekan kerjanya, menanyakan kemana dia pergi! Mengapa lagi-lagi absen ke kantor, belum lagi pertanyaan dari para sahabatnya yang terus mendesaknya soal pernikahannya yang mendadak itu.Eric : Kau kemana Agnes! Sudah beberapa hari kamu tidak berangkat kerja! Sebuah pesan kembali membuat ponselnya bergetar, Agnes hanya meliriknya sekilas tidak ada niatan untuk membalas apalagi sekadar membuka. Dia berharap dia bisa tenang setelah melewati berbagai persoalan rumit yang sebenarnya bukan dia yang mencarinya.Ddrttt.. drrrtt..Laura is calling… Ponsel Agnes kembali menyala, menampilkan sebuah nama. Gadis itu meraih ponselnya dengan malas, ia tahu apa yang akan dibicarakan oleh sahabatnya itu tanpa perlu bertemu. Mereka bukan dua orang yang saling mengenal satu atau dua bulan, mereka sudah lama bersahaba

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Just Patner No More

    Momen bahagia yang harusnya diiringi tangis haru untuk setiap orang, namun tidak dengan Agnes. Gaun yang tampak serasi dengan tuxedo milik David membuat pikirannya keruh, dia tidak bisa menampilkan wajah yang datar atau bahkan bahagia. Air matanya tertahan di pelupuk mata, entah mengapa hatinya merasa miris karena momen suci di kehidupannya harus terjadi dengan lelaki yang tak ia cintai dan hanya sebuah sandiwara belaka.Selain itu, ketidakhadiran kedua orang tuanya di momentum ini semakin menyayat hati. Betapa memprihatinkan keadaannya, seorang wanita yang hidup sebatang kara di usia muda. Hanya sanak sodara, keluarag Bibi Hilda yang sebagai formalitas keluarga besar, hanya sebatas silsilah keluarga tanpa keharmonisan keluarga.Sejak tadi David diam-diam mengamati perubahan raut wajah Agnes, gadis itu tampak pendiam dan hanya memandang kosong tamu undangan yang tampak lebih bahagia darinya. Beberapa kali pula, Agnes menghela napas seperti menahan air matanya agar tidak luruh."Kamu b

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Mystery Of Man

    Wanita itu menenteng tas kerjanya, langkahnya terlihat hati-hati seperti menghindari sesuatu. Wajahnya tampak celingak-celinguk melihat situasi agar tak ada seorang pun yang mengetahuinya.Diam-diam Agnes mengendap masuk ke sebuah mobil sport, napasnya lega begitu ia berhasil masuk ke sebuah mobil yang tentu saja bukan miliknya. Seseorang di kursi pengemudi yang duduk di sampingnya terkekeh geli melihat tingkah Agnes sejak keluar kantor."Udah cosplay jadi malingnya?" Tanya David dengan nada meledek, tidak ada jawaban hanya lirikan tajam dari wanita itu."Ngapain sih harus sekarang, Pak David bilang kan kita gak perlu fitting baju segala." Gerutu Agnes meledak, dia kesal karena harus mencari alasan kepada Eric agar diijinkan untuk masuk setengah hari.Walaupun David adalah presdir di perusahaannya, tidak mungkin dia akan mengatakan jika ia akan izin karena ada urusan dengan David, apa kabar gosip hangat terkini nantinya. Meski sekarang kabar David akan menikah dengan salah satu karyaw

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Pria Tangguh

    Seminggu berlalu setelah pertemuan keluarga Agnes dengan David, laki-laki itu tampaknya sedang mempertimbangkan tawaran Agnes perihal rumah yang dijadikan syarat untuk menerima lamarannya.Agnes beberapa kali berpapasan dengan David, beberapa kali pula mereka berada satu ruangan namun David tampak mengabaikannya. berlagak seolah mereka tidak saling kenal."Sepertinya syarat yang kuminta tidak mampu dia penuhi." batin Agnes begitu David tak sengaja menatapnya dan mengalihkan pandangannya dengan cepat.apakah Agnes sedih? tentu saja tidak. gadis itu tampak tertawa lepas, beban di pundaknya serasa lenyap tertiup angin dengan mudahnya. Wajahnya tidak bisa berhenti untuk mengulas senyum tipis."Apa hari-harimu akhir ini begitu tenang?" tanya Eric, rekan kerjanya yang sejak tadi mengamati mimik wajah temannya tampak berseri-seri seperti mendapatkan keberuntungan tak terduga."Tidak, aku baik- baik saja." elak Agnes dengan menundukkan wajahnya, menyembunyikan rasa malunya tiba-tiba."Nes dip

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Problematik Keluarga Besar

    David tidak memungkiri rumah itu benar-benar megah, tidak kalah dengan rumah milik orang tuanya, Hendric. Bangunannya tampak di design khusus, sepertinya memang permintaan dari sang pemilik. Pantas saja jika Agnes akan naik pitam jika David membelinya dengan harga asal.“Nyonya sedang sarapan Nona! Silahkan masuk!” Ucap Hana mempersilahkan sepasang manusia yang sejak tadi hanya diam, sibuk dengan fikiran masing-masing.David memang kagum dengan design interior yang disajikan rumah itu, benar-benar memanjakan setiap mata yang memandang. Namun lelaki itu menutupinya dengan sikap angkuh dan dingin, matanya terhenti pada satu keluarga yang kini berkumpul di ruang makan. Aktivitas mereka terhenti begitu Agnes datang.Suasana mendadak tidak dingin, David bisa merasakan setiap pasang mata yang kini menatapnya dengan sinis. Terlebih, gadis disampingnya kini berubah tidak seperti Agnes yang ia kenal, gadis itu tak kalah angkuh darinya.“Ternyata rumor yang tersebar diluar sana benar, Nes! Kamu

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Mystery Of Box

    Sebuah mobil sport berhenti tepat di depan sebuah bangunan mewah, rumah itu tampak megah dibalik pagar yang menjulang tinggi terdapat sebuah taman yang terawat. Meski pagar itu nyaris mengelilingi rumah itu, namun sela-sela pagar masih memperlihatkan betapa megahnya bangunan bak istana negeri dongeng.“Sekarang saya tahu, mengapa kamu sama sekali tidak tergiur dengan uang yang saya tawarkan!” celetuk David setelah lama tertegun, terlena dengan kemegahan rumah dihadapannya, meski ia dari keluarga bangsawan dia tidak menampik.“Anda bisa membatalkan niat anda untuk menikah dengan saya! Ini masih belum terlambat.” Ucap Agnes Santai, gadis itu seperti menemukan sebuah keraguan dari dalam David, kepercayaan lelaki itu mendadak pudar.“Tidak bisa! Saya tidak akan membatalkan pernikahan kita! Bukankah kamu juga mendengar tekad bulat saya beberapa hari yang lalu saat kamu datang ke rumah orang tua saya!” Tolak David mentah-mentah, raut wajahnya terlihat jengkel mendengar ucapan Agnes yang tam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status