Beranda / Romansa / Terjebak Ambisi Sang Pewaris / Ada apa dengan Sebastian

Share

Ada apa dengan Sebastian

Penulis: luscie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-13 23:21:44
Beberapa hari tanpa kehadiran Valerie membuat hari-hari Eloise menjadi tenang. Stephen kembali menghubungi Eloise. Kliennya puas dengan hasil karya Eloise saat acara di Tribeca Rooftop NYC,. Proyek selanjutnya akan dilaksanakan dua minggu kemudian. Stephen meminta Eloise membantunya lagi. Eloise menyanggupi tanpa bernegosiasi gaji. Berapapun akan ia terima.

Alexa terlihat mendatangi Eloise di kamarnya dengan wajah pucat dan tegang.

“Eloise,” ucap Alexa tak mampu bicara lagi. Tangisnya pecah kemudian.

Eloise tiba-tiba merasa jantungnya berdegup kencang. Apa ini ada hubungannya dengan Sebastian?

“Apa yang terjadi, Alexa?” tanya Eloise gugup.

Alexa tak berbicara, ia masih terus menangis. Eloise memeluk Alexa erat. “Apa yang terjadi?” tanyanya kembali.

“Andrew membuat video tentang kami yang sedang berhubungan badan,” ujar Alexa terbata-bata setelah tangisnya mereda, “dan dia mengancamku akan menyebarkan video itu jika aku tak memberinya uang.” Alexa kembali terisak.

Eloise
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Kepulangan Jolie

    "Percuma aku pindah ke sini jika akhirnya kau lebih sering pulang larut malam." Jolie protes dengan suara keras saat malam itu Sean pulang terlambat. Lagi. "Keadaan cabang sedang tidak baik-baik saja, Jolie. Aku sudah pernah mengatakan itu padamu."Jolie enggan untuk berdebat. Bukan karena ia merasa Sean memiliki alasan yang tepat. Tapi karena penolakan Sean yang pada akhirnya membuat jurang di antara mereka semakin dalam. "Baiklah, kurasa keputusanku salah untuk tinggal di sini agar lebih dekat denganmu, karena pada dasarnya hati kita yang semakin jauh, Sean." Jolie menyilangkan kedua tangan di depan dada, "aku akan kembali ke New York besok."Sean menatap lekat mata istrinya yang dingin dan tajam. Mencari rasa yang selama ini dicarinya di sana. Tapi Sean tak menemukannya. Kosong. "Mungkin itu jalan terbaik bagi kita." Sean tanpa ragu melangkah menuju kamar mandi. Melepas penat dengan mandi air hangat dan membiarkan Jolie semakin meradang. Jolie yang berkorban untuk lebih dekat d

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Perasaan berbeda

    Percintaan panas Sebastian dan Eloise berakhir di ranjang. Keduanya mengatur nafas saat telah mencapai pelepasan. Sebastian mencium bibir Eloise dengan lembut. "Kau mengantuk, Sayang?" Ia memperhatikan mata Eloise yang meredup. "Ya, mengantuk dan puas. Kombinasi yang sempurna," jawab Eloise dengan senyum bahagia. Ia menyurukkan wajah di antara dada dan bahu Sebastian. Eloise memejamkan mata. "Tidurlah, Sayang." Sebastian mengecup kening Eloise dan merapikan rambut cokelat istrinya yang menutupi kening dan pipi. "Aku mencintaimu, Sebastian," bisik Eloise sebelum tertidur."Aku juga mencintaimu, Eloise."Sebastian mendekap erat tubuh Eloise, kemudian ia ikut tertidur pulas. Sean sengaja berangkat lebih pagi, ia ingin menghindari pertengkaran dengan Jolie saat semalam tercipta suasana tidak nyaman di antara keduanya. Jolie belum bangun saat Sean menutup pintu apartemen dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara. Suasana masih sepi di kantor. Tentu saja karena Sean datang satu

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Sarah

    Hari baru. Semangat baru. Sean mengawali hari dengan mengadakan rapat pagi ini dengan agenda khusus mengevaluasi kegagalan penjualan di semester satu, selain itu ia memberi tugas kepada tim pemasaran untuk mendongkrak penjualan yang terpuruk di semester satu. Sarah duduk agak jauh dari Sean, tapi pembicaraan semalam tak bisa Sean lupakan. Sesekali ia mencuri pandang pada wanita itu. Dengan menahan pening akibat minuman keras semalam, Sarah berusaha untuk tetap fokus di rapat kali ini. Ia berkali-kali meneguk gelas berisi air mineral di atas meja. "Kau baik-baik saja?" tanya Sean seraya mengulurkan sebutir aspirin kepada Sarah saat rapat selesai dua jam kemudian"Aku baik-baik saja, Pak." Sarah tertegun mendapati Sean begitu perhatian padanya. Ia mengeluh dalam hati. Berharap pembicaraan semalam hanya sekedar angin lalu bagi bosnya. Dan ucapan-ucapan Sean yang sedikit mengarah pada godaan hanya karena pria itu dalam keadaan mabuk. Sarah sangat menginginkan pekerjaan ini, sebagai ka

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Sean mabuk

    Sarah duduk bersebelahan dengan Sean, menikmati segelas wiski di atas meja bar."Apakah ini karena laporan keuangan yang aku berikan, Pak?" tanya Sarah menunjuk pada minuman keras yang tengah dipegang oleh Sean. Sean meringis sembari menyesap minumannya. "Jangan bicarakan pekerjaan di sini, dan jangan memanggilku 'Pak' saat di luar kantor. Kau membuatku merasa sangat tua."Sarah terkekeh. Entah karena minuman keras atau suasana hatinya yang resah, Sean merasa tawa Sarah terlihat menawan. "Kau cantik," bisik Sean spontan. "Dan kau sedang mabuk, Pak. " balas SarahSean menyentuh botol bir Sarah dengan gelas minumnya. "Sudah ku bilang jangan memanggilku Pak.""Oke... Sean.""Itu lebih baik." Sean memandang sekilas ke arah Sarah sebelum kembali menyesap minumannya. Ia ingin mabuk malam ini dan melupakan angka-angka di laporan keuangan yang membuatnya depresi. Sean memberi isyarat pada bartender untuk mendekat. "Lagi," ucap Sean seraya menggeser gelas kosongnya. Sang bartender kembali

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Kerugian perusahaan

    Eloise terjaga dari tidurnya saat mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Pukul satu dini hari. Apakah Sebastian baru saja pulang? Eloise bergerak duduk dan bersandar di sandaran tempat tidur. Suara gemericik air berhenti, tak lama kemudian pintu terbuka dan Sebastian muncul dengan hanya memakai handuk di pinggang. "Mengapa pulang selarut ini, Sebastian?" tanya Eloise sembari turun dari ranjang. "Maaf, apa aku mengganggu tidurmu?" tanya Sebastian, ia berjalan menuju lemari pakaian dan berganti dengan piyama tidur. "Tidak, tapi beberapa hari ini kau selalu pulang tengah malam. Aku khawatir." Eloise mengulurkan segelas air yang diambilnya dari atas meja. Sebastian menghabiskan sekaligus dalam sekali teguk. "Terima kasih, Sayang." Ia meletakkan gelas dan beranjak menuju ranjang, membaringkan tubuh penatnya sembari memejamkan mata. Eloise ikut berbaring di samping Sebastian. "Aku harus menggantikan Sean sementara ini selama dia berada di Kansas." "Ya, aku ta

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Pindah

    Jolie mulai melakukan persiapan untuk pindah ke Kansas. Ia telah mengemasi baju, sepatu hingga alat make up nya. "Mau kemana kamu, Jolie?" Valerie mengerutkan kening saat memasuki kamar Jolie siang itu. Tanpa menghentikan kesibukan, Jolie menjawab. "Aku akan pindah ke Kansas bersama Sean.""Apa?""Aku harus menemani suamiku. Aku sedang menjalani program kehamilan bersama Sean, jadi aku tak ingin tinggal berjauhan dengannya."Valerie mendengus sinis. "Kau sudah sadar rupanya untuk segera memiliki anak darinya?"Jolie terdiam. Ia memandang Valerie sesaat. "Ini tak seperti yang Ibu pikirkan. Aku benar-benar menginginkan seorang anak.""Apa bedanya? Yang penting saat kau memiliki anak dari Sean, kau bisa mengendalikan suamimu."Jolie nyaris saja bercerita tentang hasil tes kesuburan Sean, ia menggigit bibir supaya tidak keceplosan bicara. Jolie belajar banyak hal dari pernikahannya meski hanya seumur jagung, ia belajar tentang saling menghormati pasangan. Salah satunya adalah saling me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status