Home / Romansa / Terjebak Ambisi Sang Pewaris / Pertemuan dengan teman lama

Share

Pertemuan dengan teman lama

Author: luscie
last update Last Updated: 2025-06-27 16:16:20

Pekerjaan awal tahun menumpuk. Jadwal pertemuan dengan beberapa mitra kerja baru menyita waktu Sebastian.

Hari ini agenda pertemuan dengan salah satu pemasok baru untuk bahan baku produk Olympic Corp.

Sebastian tiba lebih dulu di ruang pertemuan. Suara derap sepatu khas wanita memecah suasana hening di dalam ruangan.

Sebastian yang sedari tadi menunduk, sibuk dengan layar laptopnya segera mendongak.

Sosok wanita dengan setelan blazer dan celana panjang warna coklat terlihat berjalan mendekat di dampingi oleh Sean. Wajahnya cantik dengan rambut dicepol tinggi memperlihatkan leher jenjangnya. Tinggi tubuhnya menyamai tinggi Sean saat wanita itu memakai stiletto heel setinggi 7 senti.

Sebastian mengingat-ingat wajah wanita itu, seseorang yang pernah dikenalnya tapi ia lupa.

"Sebastian, perkenalkan ini Nona Grace, perwakilan dari perusahaan mitra baru kita."

Wanita cantik itu tersenyum penuh arti pada Sebastian. "Kami sudah kenal," ucapnya santai sembari berdiri di depan Sebastian.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Sean mabuk

    Sarah duduk bersebelahan dengan Sean, menikmati segelas wiski di atas meja bar."Apakah ini karena laporan keuangan yang aku berikan, Pak?" tanya Sarah menunjuk pada minuman keras yang tengah dipegang oleh Sean. Sean meringis sembari menyesap minumannya. "Jangan bicarakan pekerjaan di sini, dan jangan memanggilku 'Pak' saat di luar kantor. Kau membuatku merasa sangat tua."Sarah terkekeh. Entah karena minuman keras atau suasana hatinya yang resah, Sean merasa tawa Sarah terlihat menawan. "Kau cantik," bisik Sean spontan. "Dan kau sedang mabuk, Pak. " balas SarahSean menyentuh botol bir Sarah dengan gelas minumnya. "Sudah ku bilang jangan memanggilku Pak.""Oke... Sean.""Itu lebih baik." Sean memandang sekilas ke arah Sarah sebelum kembali menyesap minumannya. Ia ingin mabuk malam ini dan melupakan angka-angka di laporan keuangan yang membuatnya depresi. Sean memberi isyarat pada bartender untuk mendekat. "Lagi," ucap Sean seraya menggeser gelas kosongnya. Sang bartender kembali

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Kerugian perusahaan

    Eloise terjaga dari tidurnya saat mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Pukul satu dini hari. Apakah Sebastian baru saja pulang? Eloise bergerak duduk dan bersandar di sandaran tempat tidur. Suara gemericik air berhenti, tak lama kemudian pintu terbuka dan Sebastian muncul dengan hanya memakai handuk di pinggang. "Mengapa pulang selarut ini, Sebastian?" tanya Eloise sembari turun dari ranjang. "Maaf, apa aku mengganggu tidurmu?" tanya Sebastian, ia berjalan menuju lemari pakaian dan berganti dengan piyama tidur. "Tidak, tapi beberapa hari ini kau selalu pulang tengah malam. Aku khawatir." Eloise mengulurkan segelas air yang diambilnya dari atas meja. Sebastian menghabiskan sekaligus dalam sekali teguk. "Terima kasih, Sayang." Ia meletakkan gelas dan beranjak menuju ranjang, membaringkan tubuh penatnya sembari memejamkan mata. Eloise ikut berbaring di samping Sebastian. "Aku harus menggantikan Sean sementara ini selama dia berada di Kansas." "Ya, aku ta

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Pindah

    Jolie mulai melakukan persiapan untuk pindah ke Kansas. Ia telah mengemasi baju, sepatu hingga alat make up nya. "Mau kemana kamu, Jolie?" Valerie mengerutkan kening saat memasuki kamar Jolie siang itu. Tanpa menghentikan kesibukan, Jolie menjawab. "Aku akan pindah ke Kansas bersama Sean.""Apa?""Aku harus menemani suamiku. Aku sedang menjalani program kehamilan bersama Sean, jadi aku tak ingin tinggal berjauhan dengannya."Valerie mendengus sinis. "Kau sudah sadar rupanya untuk segera memiliki anak darinya?"Jolie terdiam. Ia memandang Valerie sesaat. "Ini tak seperti yang Ibu pikirkan. Aku benar-benar menginginkan seorang anak.""Apa bedanya? Yang penting saat kau memiliki anak dari Sean, kau bisa mengendalikan suamimu."Jolie nyaris saja bercerita tentang hasil tes kesuburan Sean, ia menggigit bibir supaya tidak keceplosan bicara. Jolie belajar banyak hal dari pernikahannya meski hanya seumur jagung, ia belajar tentang saling menghormati pasangan. Salah satunya adalah saling me

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Keresahan Jolie

    Sean semakin tenggelam dalam kesibukan di awal-awal pembukaan cabang baru. Sean lebih sering menghabiskan waktunya di Kansas dan memilih menyewa apartemen alih-alih harus tiap hari pulang dengan pertimbangan jarak NYC Kansas yang membutuhkan waktu hampir 4 jam dengan pesawat terbang. Intensitas pertemuan dengan Jolie semakin berkurang membuat Jolie semakin putus asa. Hari Jumat siang itu, Eloise memanjakan diri di spa langganan. Saat melakukan konfirmasi pendaftaran, dari arah pintu masuk terlihat Jolie datang mendekat. Wajahnya tampak lesu. "Hai Eloise," sapa Jolie. "Hai, Jolie. Apa kabar?" Eloise mengamati wajah adik tirinya, "kau tampak pucat, kau tak apa-apa?"Jolie diam sejenak, tersenyum samar. "Aku sedang ada masalah dengan Sean," jawab Jolie akhirnya. Ia seperti ingin menangis. "Kau ingin menceritakannya?" tanya Eloise penuh perhatian. Jolie merasakan ketulusan Eloise. Ia sadar selama ini telah bersikap jahat pada Eloise, meski Eloise mencoba mempertahankan diri dengan

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Peninjauan cabang baru

    Seminggu kemudian Sebastian dan Sean pergi ke Kansas untuk meninjau persiapan cabang baru.Tim legal telah menyelesaikan masalah perijinan sementara tim HRD mulai melakukan perekrutan. Sebastian yang pernah menjabat sebagai manajer produksi turun langsung ke lapangan mengecek persiapan awal. Mesin-mesin berat telah didatangkan seminggu sebelumnya dan bahan baku akan tiba saat pekerja di bagian produksi telah siap. Sebastian termenung sejenak. Ia sempat melihat anggaran yang dibuat bagian keuangan dan telah disetujui oleh Sean selaku presdir. Jumlah yang tidak sedikit ditengah gempuran persaingan produk serupa oleh pesaing mereka. Sebastian berharap ambisi Sean untuk memperluas jangkauan produk mereka tidak merugikan perusahaan. Ia tidak berkomentar lebih jauh lagi saat Sean kembali berapi-api menjelaskan visinya. Dua hari setelah tiba di NYC, Sebastian mendapat berita tentang penetapan hukuman Naomi yang harus dihadirinya. Juri dan hakim memutuskan hukuman 12 tahun penjara denga

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Hasil laboratorium

    Keduanya telah berada di depan meja dokter, wanita setengah baya itu tengah menatap serius hasil laboratorium milik Sean. "Jumlah sperma anda terlalu sedikit, Tuan Barnard," ucap dokter kandungan. Sean mengerutkan kening. Tak paham dengan bahasa medis yang diucapkan sang dokter. "Maksudnya?""Jumlah minimum sperma normal adalah lebih dari 15 juta per milimeter, sedangkan milik anda kurang dan kondisi itu menyebabkan peluang untuk membuahi sel telur menjadi menurun."Jolie menegakkan tubuh dengan kaku. Tiba-tiba ia menjadi resah. "Apakah itu penyebab saya tidak bisa hamil, Dok?" tanya Jolie hati-hati tapi tak urung membuat suasana berubah tidak nyaman. Sean duduk dengan tegang. Menunggu dokter menyampaikan lebih lanjut. "Sementara saya akan memberi vitamin dan rencana untuk mengubah gaya hidup sehat dan pola makan. Fokus utamanya adalah detoks tubuh, meningkatkan hormon testosteron alami, dan mendukung spermatogenesis atau pembentukan sperma.""Apapun yang terbaik, Dok," ucap Jolie

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status