Share

Sikap yang canggung

Penulis: luscie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-05 20:43:18

Eloise duduk di tepi ranjang dengan tidak nyaman. Ia memakai kaos rajut berkerah turtle neck lengan pendek dengan celana model paperbag. Terlihat pas di lekuk tubuh Eloise. Pilihan baju yang cantik untuk menutupi lehernya yang penuh tanda merah.

Sebastian memperhatikan Eloise saat keluar dari kamar mandi. "Hari ini tidak ada agenda pertemuan, aku akan menemani mu jika kau ingin jalan-jalan, " ucap Sebastian.

"Aku ingin di kamar saja jika kau tidak keberatan. Kau bisa keluar dengan yang lain. "

Sebastian tidak merespon.

"Bisakah aku meminta tolong? " tanya Eloise kemudian, terlihat resah.

"Ada apa? "

Eloise tampak ragu sejenak. "Tolong belikan aku pil pencegah kehamilan. " Eloise memandang Sebastian dengan wajah memelas.

"Kita melakukannya hanya sekali, aku tidak yakin kau bisa hamil. "

Eloise menggeleng cepat. "Aku tidak mau mengambil resiko."

"Memangnya kenapa jika kau hamil? Kau keberatan? "

Eloise menunduk. "Aku tak mau anakku tak punya seorang ayah. "

Se
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Malam Perayaan Ulang Tahun Olympic Corp

    Sebastian merasa jiwanya tersesat. Ia berkendara malam ini dengan tujuan pulang. Tapi entah mengapa ia berkeliling seperti orang kebingungan. Sebastian tidak tahu apa yang ada di pikirannya saat ini karena tiba-tiba saja ia sudah duduk membeku di dalam mobil memandang tempat tinggal Eloise. Lama ia memperhatikan gerak gerik wanita itu dari seberang jalan. Dan sepertinya Eloise tak menyadari jika Sebastian sedang mengamati nya dari dalam mobil. Jendela kaca toko belum tertutup tirai. Eloise saat ini tampak sedang duduk di sebuah kursi kayu di samping meja kasir. Ia tampak melamun. "Apa yang sedang kau pikirkan, Eloise?" tanya Sebastian dalam hati. Eloise menunduk. Sejurus kemudian ia terlihat menyeka pipinya. Apakah Eloise sedang menangis? Sebastian menahan diri untuk tidak turun dari mobilnya dan berlari memeluk perempuan itu. Eloise tidak menginginkannya, wanita itu lebih memilih Sean. Ada sebuah ganjalan di hati Sebastian. Sejak kapan mereka bersama? Eloise selalu ada di de

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Amarah Sebastian

    Malam tiba. Suara deru mobil terdengar dari depan toko. Sean yang duduk di sofa bangkit berdiri dan menatap Eloise. "Ayo, Eloise."Eloise merasa seperti sedang menghadapi hukuman mati. Ia berjalan gontai mengikuti langkah Sean. Sean menutup pintu kamar dari dalam. "Kemari, mendekatlah," perintah Sean mengulurkan tangan. Eloise menurut. Matanya telah basah. Ia pasrah saat tangan kanan Sean memeluk pinggangnya sementara tangan kirinya menyandarkan kepala Eloise di bahunya. Eloise terisak. "Diamlah, Eloise. Kau ingin rencana ini berantakan?" geram Sean mengancam. Eloise menggigit bibir bawah menahan tangis. Mereka menunggu dengan gelisah. Eloise tak bisa membayangkan kemarahan Sebastian setelah melihat mereka berdua. Sementara itu Sean menyiapkan diri menerima pukulan dari Sebastian. Pintu terbuka. Tak ada suara. Detik selanjutnya terdengar umpatan dari bibir Sebastian. "Brengsek! Apa-apaan ini?!" Sean memalingkan wajah ke arah Sebastian, berpura-pura kaget, sementara Eloise

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Rencana Sean

    Eloise memandang Sean, meredakan gejolak di hatinya. Ini mungkin saatnya untuk menebus dosanya. “Aku akan bertanggung jawab atas semua kejahatanku, aku siap di penjara.” Eloise meneguhkan hati. Ia mengusap kasar air mata yang jatuh di pipinya untuk kesekian kali. “Kau siap dipenjara bersama bayi dalam kandunganmu?” Eloise tertegun. Alexa pasti sudah bercerita pada Sean tentang kehamilannya. Eloise gentar sesaat. Dulu ia ketakutan saat Sebastian mengancam akan memenjarakannya. Saat itu dirinya tidak menanggung beban apapun. Sekarang dia hamil, mampukah ia bertahan di dalam penjara? Tapi ia tak memiliki pilihan lain. “Akan kutanggung dosaku pada ayahmu,” bisik Eloise dengan suara bergetar. Sean menyeringai. Eloise tertegun melihatnya. Tak pernah sekalipun mengenal Sean, pria itu memiliki senyum sesinis itu. “Akan kupastikan juga Sebastian ikut serta menanggung dosamu.” “Tidak, ia tidak terlibat.” “Jangan bohong!Rekaman ini kau dapat darinya!” “Tidak, jangan libatkan Sebastian,

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Video pembunuhan

    Eloise merasa lebih baik dari hari ke hari. Rosa menemaninya mulai pagi hingga sore sebelum waktu Sebastian pulang. Setelah Sebastian pulang, ganti pria itu yang akan menyediakan kebutuhan Eloise. Eloise merasa bahagia meski mengalami mual dan muntah setiap pagi bahkan siang hari di tiga bulan awal kehamilan. Perhatian dari Sebastian menguatkan mentalnya untuk tidak mengeluh setiap saat. “Kau sudah minum vitaminmu?” tanya Sebastian malam itu. “Sudah.” “Susu hamil?” “Sudah.” “Jangan lupa makan buah juga, nutrisi selama kehamilan harus terjaga.” Eloise memeluk tubuh Sebastian dari belakang. Pria itu tengah sibuk menuang kopi untuk dirinya sendiri. “Jangan cerewet, aku sudah hafal semuanya.” Sebastian melepas ikatan tangan Eloise di pinggangnya. Ia berbalik dan ganti melingkarkan lengannya ke pinggang Eloise. “Tapi kenapa kemarin kau tak minum vitaminmu?” "Aku lupa." Eloise mengerutkan kening, “bagaiamana kau bisa tahu?” “Aku menghitung jumlahnya, harusnya…” “K

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Perhatian seorang suami

    Malam harinya Sebastian menepati janji untuk pulang, ia mempercepat jadwal perjalanan bisnisnya. Ia meminta Sean untuk mewakili dirinya untuk sehari ke depan. Sebastian tiba di bandara JFK International Airport dan langsung menuju tempat tinggal Eloise dengan menempuh perjalanan sekitar satu jam karena letak toko yang berada di pinggiran kota. Sebastian menelepon Eloise saat telah berada di depan pintu. Pintu terbuka. Memperlihatkan mata sembab Eloise. Sebastian meletakkan koper dan tasnya. Ia mendekat perlahan dan memeluk perempuan itu. Eloise kembali menangis. "Kamu tega sekali, Sebastian.""Aku sengaja melakukanya, aku ingin kamu hamil.""Tapi aku belum siap. Aku sendirian.""Ada aku, Eloise." Sebastian mengelus rambut Eloise, "ada aku," ucapnya menenangkan. Sebastian menunggu hingga tangis Eloise mereda, setelahnya ia membawa wanita itu ke kamar tidur. Sebastian menyelimuti tubuh Eloise yang berbaring menyamping. Pria itu duduk di tepi ranjang memperhatikan mata Eloise yang

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Hamil

    Daniel menyapa Eloise yang sedang menata bunga pada pajangan di depan toko pagi itu. "Kau ada waktu nanti malam?" tanya Daniel, "aku ingin mengajakmu nonton ke bioskop, ada film baru minggu ini.""Maaf, Daniel aku tak bisa." Eloise menolak dengan senyum. Ia tak enak hati selalu mengecewakan pria itu tapi ia juga tak mau membuat masalah dengan Sebastian, karena hampir tiap malam Sebastian selalu menginap di tokonya. "Baiklah, mungkin lain kali." Daniel beranjak pergi saat terlihat dua wanita mendekati toko bunga Eloise. "Hanya toko jelek seperti ini membuatmu jadi sombong?! " Jolie berkacak pinggang. Eloise tampak kaget, tak mengira ibunya dan Jolie datang berkunjung. Darimana mereka tahu tentang toko bunganya? "Kau sudah ingkar janji, Eloise," ucap Valerie tanpa basa basi. "Aku sudah berusaha meminta Sebastian.. ""Omong kosong!" bentak Jolie menyela. Eloise menghela nafas kasar. "Jangan salahkan aku jika ia tidak ingin bercerai dariku, Jolie."Jolie berjalan mendekat. "Kau sam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status