Share

Part 3 Harapan Ayu

Author: Yuni Ayu Izma
last update Last Updated: 2021-07-15 14:06:28

Setelah menyelesaikan semua tugas yang biasa Ayu lakukan sebagai anak rumah tangga. Ayu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar Ayu terdapat kasur ukuran kecil dan lemari plastik yang hampir roboh. Tidak ada AC atau kipas angin yang dapat mendinginkan suhu kamar Ayu. Melainkan, Ayu yang merasa kepanasan, ia langsung membuka jendela kamar agar udara segar masuk ke dalam kamar.

Entah bagaimana pola pikir papa kandung Ayu, yang selalu membencinya tanpa sebab. Dulu, Dimetri memberikan semua fasilitas mewah pada Ayu. Namun, semenjak Dimetri menikahi janda anak satu, Ayu tidak mendapatkan rasa ketenangan di rumahnya. Semua fasilitas yang ia miliki, lenyap begitu saja dan tersisa hanyalah Ayu menerima penderitaan siksaan oleh Ibu tiri dan saudari tirinya. Ibu tirinya dengan seenak jidatnya menyuruh Ayu melakukan semua pekerjaan rumah, tanpa memberikan istirahat dan Ayu tidak dapat melawan keinginan ibu tirinya. Begitupun, papa kandungnya hanya cuek bebek saja saat melihat istrinya menyiksa anak kandungnya. Dimetri sengaja tidak membela anak kandungnya, ia sangat membenci Ayu, anak kandungnya.

Ayu menatap sekeliling kamarnya yang disebut sebagai ruangr  Di rumahnya, hanya memiliki 6 kamar, ada 2 kamar di lantai 1 yang dimana kamar utamanya dihuni oleh kedua orang tuanya dan kakak tirinya, ada 2 kamar berada di lantai dasar yang satu kamar sebagai ruang kerja ayahnya dan kamar satunya sebagai kamar tamu. Ada 2 kamar di lantai dasar yang dihuni oleh 4 maid.

Ayu, disuruh menempatkan ruang Gudang yang menjadi kamarnya yang sekarang. Dulu, kamar Nada merupakan kamar Ayu  tetapi Nada menginginkan kamar Ayu dan papa nya lebih membela kakak tirinya dibandingkan Ayu yang merupakan anak kandungnya. Bahkan, Ayu sering disebut oleh papanya sebagai anak pembawa sial.

“Mama, pasti sangat bersedih melihat aku diperlakukan tidak adil seperti ini.” gumam Ayu mengeluarkan buliran kristal yang membasahi wajah cantiknya.

"Mama, pasti tidak akan percaya dengan sikap Papa yang kejam memperlakukanku, hiks..."  Ayu menghapus buliran kristal yang membasahi wajah cantiknya. "Kapan papa akan berubah untuk bersikap baik padaku?" lanjut Ayu.

"Mama, maafin Ayu karena Ayu terlahir di dunia ini mama pergu ninggalin papa untuk selama-lamanya. Kalau bisa waktu bisa diputar kembali, biarkan Ayu yang meninggal dan Mama sama papa bisa hidup bahagia di dunia, Hiks... Hiks..." Ayu menghela nafas panjang. "Aku lelah diperlakukan seperti ini, ma. Biarkan aku istirahat dan menyusul bersamamu, hiks..."

Ayu menyentuh foto Mama kandungnya di genggamnya. "Tapi, kalau aku melakukan bunuh diri, Mama pasti marah padaku." 

"Maafkanlah semua perbuatan salah Papa ya ma, Ayu baik-baik saja kok hidup bersama Papa di rumah."

Hari ini yang dilakukan Ayu hanya menangis dan berbicarae sendiri di dalam kamarnya. Ayu memeluk foto mama kandungnya untuk meluapkan semua rasa sakit hatinya.

Walaupun, Ayu tidak menerima jawaban tetapi hatinya terasa lega karena ia dapat mencurahkan isi hatinya.

“Ayu! Dimana kamu! Cepat kemari!" teriak seorang pria dengan suara beratnya membuat Ayu tersentak kaget dari duduknya.

Dengan cekatan, Ayu menghapus sisa buliran kristal di wajah cantiknya. Ayu bangkit dari duduknya dan ia langsung merapikan hijabnya yang berantakan. Setelah dirasa semuanya rapi, ia melangkahkan kaki berjalan keluar dari kamarnya untuk menuju asal suara yang dikenalnya.

Laki-laki itu terlihat senang melihat putri kandungnya yang berdiri di hadapannya dengan pandangan tak dapat diartikan.

“Bersiap-siaplah besok, gunakan pakaian baju yang dikirimkan oleh sekretaris Jimmy padamu." jelas Dimetri singkat.

“Aku mau kemana, pa?” tanya Ayu dengan menatap Ayahnya dengan pandangan penuh tanda tanya.

“Kamu sebagai jaminan hutangku pada Tuan Muda Kenzo maka kamu harus mematuhi semua perintahku!" bentak Dimetri.

Ayu menundukkan kepalanya untuk menahan buliran kristal yang hampir lolos membasahi wajahnya. Ayu selalu menerima bentakan dan kata kasar yang keluar dari mulut Ayahnya. Namun,entah kenapa ia masih mengeluarkan buliran kristal saat dibentak oleh Dimetri.

“Iy-yaa,” ucap Ayu terbata-bata. Benar dugaan Ayu, ternyata dirinya akan bersangkut paut dengan seorang tuan muda Kenzo bersama Papanya yang tengah berada di kafe tempat ia selama ini bekerja.

Tiba-tiba, mereka mendengar suara yang sangat familiar dari arah pintu rumah. Dimetri dan Ayu menatap ke arah sumber suara itu dan mendapati sosok Miyana dan Nada yang sedang berjalan masuk menuju ruang tamu dengan membawa banyak tas khas belanja di tangannya.

"Papa sudah pulang," ucap Nada tersenyum sembari mengulurkan tangannya untuk mencium punggung tangan ayahnya dan memeluknya.

Ayu yang melihat pemandangan manis yang di hadapannya hanya tersenyum paksa. Rasanya, Ayu ingin diperlakukan manis seperti itu, tapi, seumur hidupnya, Ayu tidak bisa memeluk papanya. Dimetri tidak Sudi memeluk Ayu, bahkan untuk mengajaknya mengobrol dan tersenyum hangat tidak pernah Ayu terima dari Papa kandungnya.

Selama ini, Ayu hanya mendapatkan tatapan tajam bak elang dan nada bentakan yang setiap kali Dimetri ucapkan kepadanya.

Terkadang, Ayu merasa iri dengki dengan kakak tirinya yang mendapatkan kasih sayang dari ayahnya sedangkan dirinya sebagai anak kandung dari ayahnya tidak pernah di perlakukan semanis itu.

“Sayang, kamu beli apa?” tanya Dimetri di hadapan Miyana.

“Oh, aku beli ponsel branded pengeluaran terbaru yang aku mau.” jawab Nada dengan wajah cerianya dengan mengangkat ponsel yang baru dibelinya.

“Iya Papa, aku yang mengajak Nada belanja, kasian sekali dia punya ponsel lamanya udah jadul dan ketinggalan jaman.” lanjut Miyana dengan menampilkan senyuman manisnya di wajahnya.

“Ya sudah, kamu bersih-bersih sana. Pasti capek kan?” tanya Dimetri.

“Oke Papa, aku ke kamar dulu. Love you mama sama Papa,” ucap Nada berjalan melewati Ayu yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka. Nada sempat melirik dengan memberikan senyuman penuh kemenangan di hadapan Ayu.

Ayu yang melihat itu hanya bisa diam, ia berusaha menerima kenyataan pahit yang di hadapinya. Jika dirinya membela diri, ia pun tidak menang melainkan mendapatkan perlakukan kasar dari kedua orang tuanya.

“Hey kamu! Sudah selesai belum beresin tugas yang saya berikan tadi? tanya Miyana.

“Sudah Ma,” ucap Ayu pelan.

“Bagus! Kau bisa pergi dari hadapanku, sekarang juga. Bisa sakit mataku lama-lama lihat kamu.” Imbuh Miyana.

Ayu menatap kedua orang yang berdiri di hadapannya, ia kecewa dengan Papanya yang tidak membelanya. Ia mempercepat langkah kakinya menuju kamarnya, Setelah sampai di kamarnya, ia menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam kamar. Ayu menjatuhkan diri di belakang pintu dan ia menangis sejadi-jadinya.

"Sakit, Hiks… Hiks,"

"Mama,  Aku anak tak diinginkan! Hiks… Hiks," kata Ayu dalam hati.

Drt… Drt,

Ayu menoleh ke arah sumber suara ponselnya dan ia menghapus buliran kristal di wajahnya. Ia bangun dari duduknya dan melangkahkan kaki menuju ponselnya dan ia melihat siapa yang menelponnya. Setelah tahu, ia mengangkat panggilan masuk itu dan menempelkan ponselnya ke telinganya.

“W*’alaikum, Ada apa Li?" tanya Ayu melalui telepon di ponselnya.

“Ayu, sepertinya ada orang-orang yang datang kemari,“ jawab Lina.

“Sudah ku katakan berulang kali, aku gak mau status itu terungkap dengan cepat. Bilang saja kalo aku sedang tidak ada di tempat.” ucap Ayu.

“Tapi, Bagaimana dengannn...“ sahut Lina dari balik ponselnya.

“Kamulah menjadi wakilnya dan bilang saja kalau kamu sekretaris aku.” imbuh Ayu.

“Okelah.” jawab Lina.

“Iya kalau begitu, aku tutup dulu telponnya." setelah memutuskan panggilan masuk secara sepihak.

Ayu menatap kosong ke arah sekeliling kamarnya, ia menatap sebuah bingkai foto yang menampilkan foto pernikahan Mamanya bersama Papanya yang sedang tersenyum senang ke arah kamera. Setelah ia merasa puas menatap figura gambar itu, ia mengalihkan tatapan matanya menuju ke arah jendela kamar yang menampilkan posisi bulan dan bintang yang terlihat indah di atas langit.

"Semoga semuanya akan berubah menjadi lebih baik." gumam Ayu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Cinta CEO Yang Kejam   Part 80 Bukti Cintaku - Tamat

    Kevin merasa tidak suka jika berjalan di tempat keramaian orang. Tubuhnya yang kecil membuat takut jika berjalan di sekumpulan orang dewasa seperti ini. " Keyla mau endong sama Mama ! " potong Keyra sebelum Ayu ingin mengendong Kevin. Anak perempuan itu tampak ingin di gendong juga oleh sang Mama. " Kepin duluan yang di endong ! " " Keyla ! " " Kepinn ! " Dengan melihat di antara kedua anak di hadapannya ingin memperebutkannya membuat Ayu mengalihkan pandangannya pada pria di sampingnya. Kenzo mengerti dengan tatapan mata wanitanya ini, dengan segera ia mendekati kedua anaknya itu. " Sudah - sudah, Mama kalian hari ini menjadi milikku jadi tidak boleh ada yang digendong oleh kalian. Lebih baik kalian meminta gendong sana pada anak buahku di belakang, " ucap Kenzo membuat wajah Keyra dan Kevin menoleh ke arah belakang tubuh Papanya itu. Disana terlihat beberapa bodyguard berbadan besar yang berdiri di belakang Kenzo. Keyra dan Kevin diam menatap Papanya. "Ndak mau! Mau

  • Terjebak Cinta CEO Yang Kejam   Part 79 Pulang Kampung

    Di pagi harinya, Ayu sudah bersiap dengan membawa kopernya. Ya! sekarang dia akan kembali ke jogyakarta untuk mengurus beberapa pekerjaan, kemarin juga saat itu sudah mengizinkan dirinya jadi Ayu memutuskan untuk pergi hari ini bersama kedua anaknya. " Yee pulang ! " ucap Keyra merasa senang. Mereka sekarang berada di kamar milik Kenzo. Kedua anaknya itu memang tidur disini karna Keyra menginginkan tidur dengan sang papa dan alhasil mereka berempat tidur di kamar ini. " Papa ikut Ma ? " tanya Kevin yang sedang duduk di pinggir kasur tidur. Ayu mengangguk pelan, sebenarnya ia tidak ingin Kenzo ikut ke sana tapi tetap kekeh ingin ikut beralasan sebagai bulan madu mereka. " Sudah siap semuanya ? " tanya seseorang di belakang Ayu.Mendengar perkataan itu Ayu langsung membalikkan tubuhnya dan melihat asal suara di belakangnya. " Hm. " gumam Ayu mengiyakan ucapan Kenzo. Kenzo sudah siap dengan pakaian formalnya, terlihat senyuman hangat tercetak di wajah dingin itu. Ayu ikut terseny

  • Terjebak Cinta CEO Yang Kejam   Part 78 Lima Ponsel Mahal?

    " Ck ! Kau fokus sekali menonton berita tak bermutu itu, " ucap Kenzo sambil menatap wanita duduk di sampingnya yang nampak fokus menatap Televisi. Ayu hanya diam, ia menekan remot televisi di tangannya dengan asal. Kenzo yang merasa diabaikan itu menatap kesal pada wanitanya. " Kau masih marah padaku?" tanya Kenzo membuat Ayu hanya menatap sekilas ke arahnya lalu kembali fokus pada televisi di hadapannya. " Ck ! Aku tidak suka diabaikan ! " ucap Kenzo tajam saat menatap Ayu tapi ya ampun wanita itu tetap diam tak bergeming. " Huh ! Membosankan sekali siarannya, tidak ada yang bagus, " ucap Ayu dengan mematikan televisi di hadapannya dan bangkit dari duduknya. Sebelum Ayu melangkah pergi dari Kenzo, Kenzo terlebih dahulu mencekal tangan wanitanya. " Kau mau kemana ? " Ayu menghentikan langkah kakinya dan menghempaskan tangan yang di pegang oleh Kenzo agar tangan Kenzo terlepas darinya. " Ke kamar. " setelah tangan Kenzo terlepas darinya, Ayu kembali melangkah pergi menu

  • Terjebak Cinta CEO Yang Kejam   Part 77 Ayu Kesal Dengan Cemburu Kenzo

    Ayu yang masih teringat perkataan Rena barusan. Di dalam hati, ia menyayangkan sikap Rena, apa Rena tega memisahkan ibu dari anaknya ? Mengapa Rena selalu seperti ini ? " Maaf, sa - saya tidak mau uang itu Nyonya, saya tidak mau berpisah dengan anak saya apalagi bercerai sama Kenzo, " ucap Ayu dengan pelan saat mengatakan kata terakhir itu. Rena berdecak sebal dengan menatap menantu di hadapannya dengan tatapan meremehkan. " Mengapa ? Uangnya kurang ? sebutin saja mau berapa nanti saya tinggal tranfer uangnya. " " Saya yang melahirkan mereka, seberapa besar uang yang nyonya berikan tidak akan membuat keputusan saya berubah. " sahut Ayu mencoba untuk tetap tenang di Rena hati ia sudah emosi dengan sikap Lia yang terus meremehkannya. " Saya tahu kalau saya bukan dari kalangan atas, saya juga tahu status saya jauh dengan Nyonya maupun Kenzo. " " Uang bukan segalanya Nyonya, memang hidup perlu uang tapi tak semuanya harus dibayar dengan uang termasuk kebahagiaan. " Ayu menghe

  • Terjebak Cinta CEO Yang Kejam   Part 76 Tawaran 100 Juta

    " Sudah. " jawab Ayu dengan singkat dan mengiyakan pertanyaan suaminya tadi. kenzo memperhatikan pandangannya kepada para pengikutnya yang sekarang malahan dengan dunia mereka. Melihat wajah tenang dari kevin dan Keyra, Kenzo pun kembali menatap wanitanya. " Kita pulang sekarang, " ucap Kenzo dengan dingin. Ya , hari sudah mulai petang jadi sudah waktunya mereka pulang dari kantor. Dengan cepat Ayu mengangguk dan bangkit dari sofanya. " Kita pulang yuk ? " Ayu menatap Kevin dan Keyra yang hanya diam dengan ekspresi wajah polosnya tapi tak lama kedua anak itu pun turun dari sofanya masing - masing dan berjalan menuju pintu keluar ruangan ini. Ayu yang melihat itu langsung mengikuti kedua anaknya agar tidak kabur seperti tadi. Ia hanya takut terjadi apa - apa lagi pada Kevin dan Keyra. Sebelum keluar dari pintu, Ayu terlebih dahulu menghentikan langkah kaki kedua anaknya dan menatap mereka sekarang berdiri di hadapannya. "Keyra sama Kevin mau digendong?" tanya Ayu dengan te

  • Terjebak Cinta CEO Yang Kejam   Part 75 Ayu Terkejut

    " Itu memang wanitaku, bodoh ! " Kenzo mendekat ke arah Ayu dan duduk di samping wanita itu kembali. Orang yang masuk tadi masih menatap kedua orang di hadapannya dengan pandangan tak percaya. " Kakak ipar ? " Miko berjalan mendekat ke Ayu dengan kedua tangan yang ingin memeluknya sebelum memeluk Ayu.Kenzo berjalan terlebih dahulu mencegahnya. " Hei ! Berani - beraninya kau ingin memeluk wanitaku ! " tajam Kenzo menatap temannya dengan penuh dendam membuat Miko mengurungkan niatnya untuk memeluk wanita yang disebut kakak ipar olehnya . " Ck ! Aku hanya ingin melepas rindu dengannya, memeluk saja tidak boleh. " Miko menatap Kenzo tak kalah tajamnya. " Dasar posesif. " gumamnya kecil agar tidak mendengar pria di hadapannya." Cari saja wanita lain untuk kau peluk ! " ujar Kenzo membuat Miko menekkukan wajahnya dan ikut duduk di sofa yang berada di samping teman Kenzo. " Aku ini hanya menyukai adikmu tapi Lia menolakku hiks, menolak rasa sakit hati ku ini, " ucap Miko dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status