“Nona muda, mari silahkan duduk disini.” lanjut Jimmy undur diri di hadapan tuan muda Kenzo.
Ayu yang masih berdiri di belakang Jimmy, ia langsung melangkahkan kakinya menuju meja di depannya.
Wajah yang cantik, pujian Itulah yang Kenzo klaim saat menatap wajah polos wanita muda yang berada di belakang sekretarisnya. Ternyata, melihat orangnya secara langsung, lebih cantik dibandingkan dengan tampilan foto.
Jimmy mempersilahkan Ayu untuk duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Tuan muda Kenzo, Ayu yang diperlakukan seperti ratu, ia tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Jimmy yang berdiri di sebelahnya.
“Nona Muda Ayu Liyunma, apakah kamu mengetahui kalau Tuan Dimetri mengajakmu datang kemari?” ucap Kenzo saat melihat Ayu duduk di hadapannya.
“Aku tidak tahu, ada apa Tuan?” ucap Ayu dengan wajah penuh tanya. Ayu memang tidak kalau papa kandungnya menyuruhnya datang kemari.
Kenzo yang mendengar jawaban jujur dari Ayu, ia langsung menunjukkan senyum jahatnya. “Hahaha… Pasti Dimetri tidak menjelaskan perjanjian itu padamu!”
“Perjanjian Apa?” tanya Ayu mulai menelisik wajah tampan Kenzo.
“Iya, Papa kamu telah menjadikanmu sebagai jaminan hutangnya padaku dan kamu akan menerima semua peraturanku saat menjadi jaminan hutang papa kamu,” ucap Kenzo to the point.
Kenzo menatap wanita muda yang duduk di hadapannya dengan eksperasi wajah tak beraturan. Kenzo sangat bahagia melihat wajah Ayu yang penuh tanya. Tak henti-hentinya Kenzo menikmati setiap perubahan ekspersi wajah Ayu yang menjadi miliknya.
“Apa? Aku menjadi jaminan?” gumam Ayu dalam hati. Ayu terlihat mengerutkan keningnya. “Maksudnya?” tanya Ayu lagi.
“Jimmy, cepat jelaskan secara sedetail mungkin!” titah Kenzo terhadap sekretarisnya yang sedari tadi berdiri di sebelahnya.
“Nona Ayu, Tuan Dimetri telah mengambil semua uang perusahaan milik Tuan muda yang dipercayai oleh Tuan Dimetri. Namun, Tuan Dimetri menggunakan uang itu untuk urusan pribadi. Tuan Dimetri tidak mampu mengembalikan uang yang ia ambil dan sebagai membayar hutang itu, Tuan Dimetri menjaminkan Nona muda untuk menebus uang yang ia gunakan,” ucap Jimmy Panjang lebar.
“Kau secara terang-terangan sudah dijual untukku, Nona.” sahut Kenzo yang tidak lepas menatap wajah cantik Ayu.
Ayu yang mendengar penuturan itu, ia tak percaya kalau Papa kandungnya tega memperlakukannya seperti itu. “Tidak mungkin, ini pasti salah.” Gumam Ayu pelan.
“Jimmy, tunjukkan surat perjanjian itu.” perintah Kenzo yang dibalas anggukan oleh Jimmy. Jimmy langsung memberikan berkas surat dipegangnya menuju kea rah Tuan muda Kenzo.
“Lihat ini, kalau kau tidak percaya dengan ucapanku.” ucap Kenzo langsung melemparkan surat perjanjian itu di hadapan Ayu sembari memberikan senyuman jahatnya.
Ayu mengambil berkas itu dan ia mulai membaca berkas yang dipegangnya. Ia melihat secara detail di dalam surat itu tertera tanda tangan Dimetri yang menyerahkan anaknya sebagai jaminan hutang piutangnya. Seketika kedua bola mata Ayu membesar, dalam hatinya, ia terus bertanya mengapa papa kandungnya tega melakukan ini padanya?
Kedua bola mata Ayu memanas, ia sudah tidak tahan lagi dengan semua ini, ia bukanlah barang yang bisa menjadi jaminan hutang.
“Papa, Kenapa Papa tega padaku?” kata Ayu pada diri sendiri.
“Sudah percaya kan? Kau tinggal tanda tangani surat itu untuk menyetujui semuanya.” Celetuk Kenzo.
“Aku bukan barang yang seenaknya dijadikan jaminan hutang! Aku tidak mau!” Ayu menutup surat itu dan membanting keras berkas yang ia pegang ke atas meja di hadapannya. Matanya sudah memerah sekarang dan ia sudah tidak kuat lagi menahan air matanya.
“Papamu yang mengatakannya, Mana mungkin saya menolak menerima pembayaran hutang Papamu itu.” jawab Kenzo mantap.
“Aku akan membayar hutang-hutangnya,” ucap Ayu dengan menghapus buliran kristal yang membasahi wajah cantiknya.
“Kau yakin akan membayarnya?” tanya Kenzo menaikkan sebelah alisnya seakan tak percaya.
“Saya ya-yakin, memangnya berapa hutang ayahku?” tanya Ayu.
“ 5 Milyar.” Ucap Kenzo singkat.
Ayu tergangga dengan mata yang membulat lebar, Ia kaget dengan nominal uang yang diucapkan pria di hadapannya. Untuk apa ayahnya memakai uang sebanyak itu?
“Itu belum termasuk bunganya. Nona.” Lanjut Kenzo saat melihat perubahan wajah Ayu. Ia terus menikmari setiap ekspresi yang ditunjukkan wanita itu di depannya. Entah kenapa itu sangat lucu.
“Apa?” tanya Ayu dalam hati.
Ayu yang mendengar penjelasannya, ia hanya beristigfar dalam hati. “A-aku ak-kan membayarnya dengan cara mencicilnya.” imbuh Ayu.
“Cash,” ucap Kenzo.
“Hah?” sahut Ayu.
“Papamu itu membawa semua uangku secara cash, jika dibayar pun harus cash. Saya tidak mau menerima cicilan!” ujar Kenzo.
“Dia kejam sekali,” gumam Ayu.
“Apa bedanya? Kan yang terpenting bisa dibayar.” jawab Ayu dengan nada tak terima.
“Tidak. Harus secara cash atau tanda tangani ini.” Kenzo memberikan dua pilihan pada Ayu.
“Bagaimana ini? Uang tabunganku hanya beberapa juta, tidak cukup harus membayar secara cash.” Kata Ayu dalam hati.
“Aku mana ada uang segitu besarnya. Aku akan mencicilnya, Aku janji Tuan.” Ayu memohon kepada pria itu. Siapa tahu saja manusia di depannya ini masih masih memiliki hati nurani.
Kenzo yang mendengar itu pun berdecak sebal. “Baklah, Kau boleh mencicilmya,” ucap kenzo.
“Benarkah begitu? Dia ternyata masih memiliki hati yang baik.” Kata Ayu pada diri sendiri.
“Setelah kau men-tanda tangani surat ini, kau boleh mencicilnya setelah kita menikah.” Lanjut Kenzo.
“Aku tarik kata-kata ku tadi!” gumam Ayu kesal.
Ayu tampak terkejut. “Menikah?” tanya Ayu.
“Iya, setelah kau menerima perjanjian itu kita melangsungkan pernikahan.” jawab Kenzo santai.
“Tidak mau!” sahut Ayu.
“Cik! Banyak yang mengantri untuk memintaku untuk menikah, kenapa perempuan ini malah ketika aku yang meminta?” tanya Kenzo pada diri sendiri.
“Aku tidak memaksamu, Nona. Jika kau tidak mau kau tinggal membayar cash semua hutang papamu,” ucap Kenzo.
Ayu terdiam dengan pikiran yang berkecambuk, ia tidak memiliki uang sebanyak itu.
Jimmy yang melihat Ayu hanya terdiam pun tahu jika perempuan ini sedang binggung bagaimana membayarnya.
“Nona muda, seharusnya kau menerima saja tawaran dari Tuan Kenzo, jika kau menolak malah membuat Tuan lebih tertarik padamu.” Gumam Jimmy dalam hati.
“Aku tidak memiliki waktu banyak untuk mengurus ini.” lanjut Kenzo saat melihat tidak ada jawaban dari wanita yang duduk di hadapannya,
“A-aku,” ucap Ayu terhenti sejenak.
“Aku bisa saja membuat keluargamu itu jatuh sejatuh jatuhnya jika kau tidak mau men-tanda tangani surat ini. Tapi, sepertinya, aku masih memiliki hati untuk tidak melakukan itu,” Kenzo tersenyum miring.
“Jangan apa-apakan keluargaku.” bela Ayu.
“Hahaha… Kau masih saja membela keluargamu yang sudah membuat kau seperti pembantu di rumahmu sendiri,” ucap kenzo.
“Bagaimana bisa dia tahu.” Gumam Ayu.
“Kau lupa siapa aku?” lanjut Kenzo saat mengetahui apa yang ada di pikiran Ayu.”Jadi, bagaimana?” tanya Kenzo.
“Hiks! Bagaimana ini?” kata Ayu dalam hati.
“Baiklah, A-aku akan men-tanda tangani ini.” jawab Ayu.
Akhirnya Ayu memutuskan untuk mendatangi perjanjian itu, ia tidak ingin keluarganya terancam karena ulah laki-laki yang duduk di hadapannya. Walaupun keluarganya membencinya, tapi ia tetap menyayangi keluarganya itu.
“Aku akan mendapatkan apapun yang aku mau, Nona. Termasuk dirimu.” gumam Kenzo dalam hati.
Kevin merasa tidak suka jika berjalan di tempat keramaian orang. Tubuhnya yang kecil membuat takut jika berjalan di sekumpulan orang dewasa seperti ini. " Keyla mau endong sama Mama ! " potong Keyra sebelum Ayu ingin mengendong Kevin. Anak perempuan itu tampak ingin di gendong juga oleh sang Mama. " Kepin duluan yang di endong ! " " Keyla ! " " Kepinn ! " Dengan melihat di antara kedua anak di hadapannya ingin memperebutkannya membuat Ayu mengalihkan pandangannya pada pria di sampingnya. Kenzo mengerti dengan tatapan mata wanitanya ini, dengan segera ia mendekati kedua anaknya itu. " Sudah - sudah, Mama kalian hari ini menjadi milikku jadi tidak boleh ada yang digendong oleh kalian. Lebih baik kalian meminta gendong sana pada anak buahku di belakang, " ucap Kenzo membuat wajah Keyra dan Kevin menoleh ke arah belakang tubuh Papanya itu. Disana terlihat beberapa bodyguard berbadan besar yang berdiri di belakang Kenzo. Keyra dan Kevin diam menatap Papanya. "Ndak mau! Mau
Di pagi harinya, Ayu sudah bersiap dengan membawa kopernya. Ya! sekarang dia akan kembali ke jogyakarta untuk mengurus beberapa pekerjaan, kemarin juga saat itu sudah mengizinkan dirinya jadi Ayu memutuskan untuk pergi hari ini bersama kedua anaknya. " Yee pulang ! " ucap Keyra merasa senang. Mereka sekarang berada di kamar milik Kenzo. Kedua anaknya itu memang tidur disini karna Keyra menginginkan tidur dengan sang papa dan alhasil mereka berempat tidur di kamar ini. " Papa ikut Ma ? " tanya Kevin yang sedang duduk di pinggir kasur tidur. Ayu mengangguk pelan, sebenarnya ia tidak ingin Kenzo ikut ke sana tapi tetap kekeh ingin ikut beralasan sebagai bulan madu mereka. " Sudah siap semuanya ? " tanya seseorang di belakang Ayu.Mendengar perkataan itu Ayu langsung membalikkan tubuhnya dan melihat asal suara di belakangnya. " Hm. " gumam Ayu mengiyakan ucapan Kenzo. Kenzo sudah siap dengan pakaian formalnya, terlihat senyuman hangat tercetak di wajah dingin itu. Ayu ikut terseny
" Ck ! Kau fokus sekali menonton berita tak bermutu itu, " ucap Kenzo sambil menatap wanita duduk di sampingnya yang nampak fokus menatap Televisi. Ayu hanya diam, ia menekan remot televisi di tangannya dengan asal. Kenzo yang merasa diabaikan itu menatap kesal pada wanitanya. " Kau masih marah padaku?" tanya Kenzo membuat Ayu hanya menatap sekilas ke arahnya lalu kembali fokus pada televisi di hadapannya. " Ck ! Aku tidak suka diabaikan ! " ucap Kenzo tajam saat menatap Ayu tapi ya ampun wanita itu tetap diam tak bergeming. " Huh ! Membosankan sekali siarannya, tidak ada yang bagus, " ucap Ayu dengan mematikan televisi di hadapannya dan bangkit dari duduknya. Sebelum Ayu melangkah pergi dari Kenzo, Kenzo terlebih dahulu mencekal tangan wanitanya. " Kau mau kemana ? " Ayu menghentikan langkah kakinya dan menghempaskan tangan yang di pegang oleh Kenzo agar tangan Kenzo terlepas darinya. " Ke kamar. " setelah tangan Kenzo terlepas darinya, Ayu kembali melangkah pergi menu
Ayu yang masih teringat perkataan Rena barusan. Di dalam hati, ia menyayangkan sikap Rena, apa Rena tega memisahkan ibu dari anaknya ? Mengapa Rena selalu seperti ini ? " Maaf, sa - saya tidak mau uang itu Nyonya, saya tidak mau berpisah dengan anak saya apalagi bercerai sama Kenzo, " ucap Ayu dengan pelan saat mengatakan kata terakhir itu. Rena berdecak sebal dengan menatap menantu di hadapannya dengan tatapan meremehkan. " Mengapa ? Uangnya kurang ? sebutin saja mau berapa nanti saya tinggal tranfer uangnya. " " Saya yang melahirkan mereka, seberapa besar uang yang nyonya berikan tidak akan membuat keputusan saya berubah. " sahut Ayu mencoba untuk tetap tenang di Rena hati ia sudah emosi dengan sikap Lia yang terus meremehkannya. " Saya tahu kalau saya bukan dari kalangan atas, saya juga tahu status saya jauh dengan Nyonya maupun Kenzo. " " Uang bukan segalanya Nyonya, memang hidup perlu uang tapi tak semuanya harus dibayar dengan uang termasuk kebahagiaan. " Ayu menghe
" Sudah. " jawab Ayu dengan singkat dan mengiyakan pertanyaan suaminya tadi. kenzo memperhatikan pandangannya kepada para pengikutnya yang sekarang malahan dengan dunia mereka. Melihat wajah tenang dari kevin dan Keyra, Kenzo pun kembali menatap wanitanya. " Kita pulang sekarang, " ucap Kenzo dengan dingin. Ya , hari sudah mulai petang jadi sudah waktunya mereka pulang dari kantor. Dengan cepat Ayu mengangguk dan bangkit dari sofanya. " Kita pulang yuk ? " Ayu menatap Kevin dan Keyra yang hanya diam dengan ekspresi wajah polosnya tapi tak lama kedua anak itu pun turun dari sofanya masing - masing dan berjalan menuju pintu keluar ruangan ini. Ayu yang melihat itu langsung mengikuti kedua anaknya agar tidak kabur seperti tadi. Ia hanya takut terjadi apa - apa lagi pada Kevin dan Keyra. Sebelum keluar dari pintu, Ayu terlebih dahulu menghentikan langkah kaki kedua anaknya dan menatap mereka sekarang berdiri di hadapannya. "Keyra sama Kevin mau digendong?" tanya Ayu dengan te
" Itu memang wanitaku, bodoh ! " Kenzo mendekat ke arah Ayu dan duduk di samping wanita itu kembali. Orang yang masuk tadi masih menatap kedua orang di hadapannya dengan pandangan tak percaya. " Kakak ipar ? " Miko berjalan mendekat ke Ayu dengan kedua tangan yang ingin memeluknya sebelum memeluk Ayu.Kenzo berjalan terlebih dahulu mencegahnya. " Hei ! Berani - beraninya kau ingin memeluk wanitaku ! " tajam Kenzo menatap temannya dengan penuh dendam membuat Miko mengurungkan niatnya untuk memeluk wanita yang disebut kakak ipar olehnya . " Ck ! Aku hanya ingin melepas rindu dengannya, memeluk saja tidak boleh. " Miko menatap Kenzo tak kalah tajamnya. " Dasar posesif. " gumamnya kecil agar tidak mendengar pria di hadapannya." Cari saja wanita lain untuk kau peluk ! " ujar Kenzo membuat Miko menekkukan wajahnya dan ikut duduk di sofa yang berada di samping teman Kenzo. " Aku ini hanya menyukai adikmu tapi Lia menolakku hiks, menolak rasa sakit hati ku ini, " ucap Miko dengan