Share

Part 5 Mendatangani Surat Perjanjian

“Nona muda, mari silahkan duduk disini.” lanjut Jimmy undur diri di hadapan tuan muda Kenzo.

Ayu yang masih berdiri di belakang Jimmy, ia langsung melangkahkan kakinya menuju meja di depannya.

Wajah yang cantik, pujian Itulah yang Kenzo klaim saat menatap wajah polos wanita muda yang berada di belakang sekretarisnya. Ternyata, melihat orangnya secara langsung, lebih cantik dibandingkan  dengan tampilan foto.

Jimmy mempersilahkan Ayu untuk duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Tuan muda Kenzo, Ayu yang diperlakukan seperti ratu, ia tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Jimmy yang berdiri di sebelahnya.

“Nona Muda Ayu Liyunma, apakah kamu mengetahui kalau Tuan Dimetri mengajakmu datang kemari?” ucap Kenzo saat melihat Ayu duduk di hadapannya.

“Aku tidak tahu, ada apa Tuan?” ucap Ayu dengan wajah penuh tanya. Ayu memang tidak kalau papa kandungnya menyuruhnya datang kemari.

Kenzo yang mendengar jawaban jujur dari Ayu, ia langsung menunjukkan senyum jahatnya. “Hahaha… Pasti Dimetri tidak menjelaskan perjanjian itu padamu!”

“Perjanjian Apa?” tanya Ayu mulai menelisik wajah tampan Kenzo.

“Iya, Papa kamu telah menjadikanmu sebagai jaminan hutangnya padaku dan kamu akan menerima semua peraturanku saat menjadi jaminan hutang papa kamu,” ucap Kenzo to the point.

Kenzo menatap wanita muda yang duduk di hadapannya dengan eksperasi wajah tak beraturan. Kenzo sangat bahagia melihat wajah Ayu yang penuh tanya. Tak henti-hentinya Kenzo menikmati setiap perubahan ekspersi wajah Ayu yang menjadi miliknya.

“Apa? Aku menjadi jaminan?” gumam Ayu dalam hati. Ayu terlihat mengerutkan keningnya. “Maksudnya?” tanya Ayu lagi.

“Jimmy, cepat jelaskan secara sedetail mungkin!” titah Kenzo terhadap sekretarisnya yang sedari tadi berdiri di sebelahnya.

“Nona Ayu, Tuan Dimetri telah mengambil semua uang perusahaan milik Tuan muda yang dipercayai oleh Tuan Dimetri. Namun, Tuan Dimetri menggunakan uang itu untuk urusan pribadi. Tuan Dimetri tidak mampu mengembalikan uang yang ia ambil dan sebagai membayar hutang itu, Tuan Dimetri menjaminkan Nona muda untuk menebus uang yang ia gunakan,” ucap Jimmy Panjang lebar.

“Kau secara terang-terangan sudah dijual untukku, Nona.” sahut Kenzo yang tidak lepas menatap wajah cantik Ayu.

Ayu yang mendengar penuturan itu, ia tak percaya kalau Papa kandungnya tega memperlakukannya seperti itu. “Tidak mungkin, ini pasti salah.” Gumam Ayu pelan.

“Jimmy, tunjukkan surat perjanjian itu.” perintah Kenzo yang dibalas anggukan oleh Jimmy. Jimmy langsung memberikan berkas surat dipegangnya menuju kea rah Tuan muda Kenzo.

“Lihat ini, kalau kau tidak percaya dengan ucapanku.” ucap Kenzo langsung melemparkan surat perjanjian itu di hadapan Ayu sembari memberikan senyuman jahatnya.

Ayu mengambil berkas itu dan ia mulai membaca berkas yang dipegangnya. Ia melihat secara detail di dalam surat itu tertera tanda tangan Dimetri yang menyerahkan anaknya sebagai jaminan hutang piutangnya. Seketika kedua bola mata Ayu membesar, dalam hatinya, ia terus bertanya mengapa papa kandungnya tega melakukan ini padanya?

Kedua bola mata Ayu memanas, ia sudah tidak tahan lagi dengan semua ini, ia bukanlah barang yang bisa menjadi jaminan hutang.

“Papa, Kenapa Papa tega padaku?” kata Ayu pada diri sendiri.

“Sudah percaya kan? Kau tinggal tanda tangani surat itu untuk menyetujui semuanya.” Celetuk Kenzo.

“Aku bukan barang yang seenaknya dijadikan jaminan hutang! Aku tidak mau!” Ayu menutup surat itu dan membanting keras berkas yang ia pegang ke atas meja di hadapannya. Matanya sudah memerah sekarang dan ia sudah tidak kuat lagi menahan air matanya.

“Papamu yang mengatakannya, Mana mungkin saya menolak menerima pembayaran hutang Papamu itu.” jawab Kenzo mantap.

“Aku akan membayar hutang-hutangnya,” ucap Ayu dengan menghapus buliran kristal yang membasahi wajah cantiknya.

“Kau yakin akan membayarnya?” tanya Kenzo menaikkan sebelah alisnya seakan tak percaya.

“Saya ya-yakin, memangnya berapa hutang ayahku?” tanya Ayu.

“ 5 Milyar.” Ucap Kenzo singkat.

Ayu tergangga dengan mata yang membulat lebar, Ia kaget dengan nominal uang yang diucapkan pria di hadapannya. Untuk apa ayahnya memakai uang sebanyak itu?

“Itu belum termasuk bunganya. Nona.” Lanjut Kenzo saat melihat perubahan wajah Ayu. Ia terus menikmari setiap ekspresi yang ditunjukkan wanita itu di depannya. Entah kenapa itu sangat lucu.

“Apa?” tanya Ayu dalam hati.

Ayu yang mendengar penjelasannya, ia hanya beristigfar dalam hati. “A-aku ak-kan membayarnya dengan cara mencicilnya.” imbuh Ayu.

“Cash,” ucap Kenzo.

“Hah?” sahut Ayu.

“Papamu itu membawa semua uangku secara cash, jika dibayar pun harus cash. Saya tidak mau menerima cicilan!” ujar Kenzo.

“Dia kejam sekali,” gumam Ayu.

“Apa bedanya? Kan yang terpenting bisa dibayar.” jawab Ayu dengan nada tak terima.

“Tidak. Harus secara cash atau tanda tangani ini.” Kenzo memberikan dua pilihan pada Ayu.

“Bagaimana ini? Uang tabunganku hanya beberapa juta, tidak cukup harus membayar secara cash.” Kata Ayu dalam hati.

“Aku mana ada uang segitu besarnya. Aku akan mencicilnya, Aku janji Tuan.” Ayu memohon kepada pria itu. Siapa tahu saja manusia di depannya ini masih masih memiliki hati nurani.

Kenzo yang mendengar itu pun berdecak sebal. “Baklah, Kau boleh mencicilmya,” ucap kenzo.

“Benarkah begitu? Dia ternyata masih memiliki hati yang baik.” Kata Ayu pada diri sendiri.

“Setelah kau men-tanda tangani surat ini, kau boleh mencicilnya setelah kita menikah.” Lanjut Kenzo.

“Aku tarik kata-kata ku tadi!” gumam Ayu kesal.

Ayu tampak terkejut. “Menikah?” tanya Ayu.

“Iya, setelah kau menerima perjanjian itu kita melangsungkan pernikahan.” jawab Kenzo santai.

“Tidak mau!” sahut Ayu.

“Cik! Banyak yang mengantri untuk memintaku untuk menikah, kenapa perempuan ini malah ketika aku yang meminta?” tanya Kenzo pada diri sendiri.

“Aku tidak memaksamu, Nona. Jika kau tidak mau kau tinggal membayar cash semua hutang papamu,” ucap Kenzo.

Ayu terdiam dengan pikiran yang berkecambuk, ia tidak memiliki uang sebanyak itu.

Jimmy yang melihat Ayu hanya terdiam pun tahu jika perempuan ini sedang binggung bagaimana membayarnya.

“Nona muda, seharusnya kau menerima saja tawaran dari Tuan Kenzo, jika kau menolak malah membuat Tuan lebih tertarik padamu.” Gumam Jimmy dalam hati.

“Aku tidak memiliki waktu banyak untuk mengurus ini.” lanjut Kenzo saat melihat tidak ada jawaban dari wanita yang duduk di hadapannya,

“A-aku,” ucap Ayu terhenti sejenak.

“Aku bisa saja membuat keluargamu itu jatuh sejatuh jatuhnya jika kau tidak mau men-tanda tangani surat ini. Tapi, sepertinya, aku masih memiliki hati untuk tidak melakukan itu,” Kenzo tersenyum miring.

“Jangan apa-apakan keluargaku.” bela Ayu.

“Hahaha… Kau masih saja membela keluargamu yang sudah membuat kau seperti pembantu di rumahmu sendiri,” ucap kenzo.

“Bagaimana bisa dia tahu.” Gumam Ayu.

“Kau lupa siapa aku?” lanjut Kenzo saat mengetahui apa yang ada di pikiran Ayu.”Jadi, bagaimana?” tanya Kenzo.

“Hiks! Bagaimana ini?” kata Ayu dalam hati.

“Baiklah, A-aku akan men-tanda tangani ini.” jawab Ayu.

Akhirnya Ayu memutuskan untuk mendatangi perjanjian itu, ia tidak ingin keluarganya terancam karena ulah laki-laki yang duduk di hadapannya. Walaupun keluarganya membencinya, tapi ia tetap menyayangi keluarganya itu.

“Aku akan mendapatkan apapun yang aku mau, Nona. Termasuk dirimu.” gumam Kenzo dalam hati.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status