"Bagus! Siapkan semua pakaianmu, sore ini kau akan ikut pulang bersamaku dan minggu depan kita akan melangsungkan pernikahan kita di belakang mensionku," ucap Kenzo.
"Apa? Pulang bersamamu dan minggu depan melangsungkan pernikahan," sahut Ayu kaget.
"Jimmy! Antar dia pulang ke rumahnya!" titah Kenzo. Jimmy yang mendengar perintah dari tuan mudanya, mengangguk patuh. "Baik Tuan." jawab Jimmy.
"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri." sahut Ayu menolak.
"Jangan pernah membantah perintah ku!" bentak Kenzo menatap tajam ke arah Ayu. Ayu yang menerima bentakannya hanya mengabaikannya saja dan ia berjalan menuju pintu keluar Restoran. Ayu lelah diperlakukan seenak jidatnya oleh ayahnya.
"Hey! Ayy..." ucap Kenzo terhenti saat mendengar ucapan dari Ayu.
"Tuan, maaf saya lancang. Sepertinya, Nona muda ingin menenangkan hatinya terlebih dahulu. Mungkin, Nona muda tidak percaya dengan perlakuan dari ayahnya." jelas Jimmy saat melihat Kenzo ingin mengejar wanita itu.
Sejak kapan diriku peduli dengan wanita? Aku menyukainya?" gumam Kenzo kesal.
"Eh! Sepertinya Tuan Muda cemburu," kata Jimmy dalam hati.
"Bukan begitu maksud saya,tuan," ucap Jimmy menunduk.
"Baiklah, biarkan dia menenangkan dirinya dan kau awasi saja dia!" perintah Kenzo seraya melangkahkan kakinya menuju tempat parkiran mobil mewahnya.
Jimmy yang melihat tuan mudanya seperti itu, ia menatap tak percaya terhadap tuan mudanya.
"Sejak kapan tuan muda perduli dengan orang lain?" tanya Jimmy dalam hati.
Sementara di tempat lain, Rara berjalan menelusuri jalan raya, dari tadi ia menahan buliran kristal agar tidak jatuh di hadapan tuan muda. Sekarang, buliran kristal itu tak bisa dibendung lagi olehnya. Di sepanjang jalan, Ayu terus menangis dengan langkah kaki yang entah kemana.
Ayu melangkahkan kakinya tanpa henti. "Kenapa semua orang jahat padaku? Apa salahku? Kenapa ayah kandungku tega menjual ku dan menjadikanku sebagai jaminan hutangnya? Apa benar aku anak kandungnya, hiks..." kata Ayu pada dirinya sendiri.
Tak terasa hari sudah menunjukkan pukul 3 sore, Ayu bergegas berjalan menuju tempat tinggalnya.
"Apa aku tidak usah pulang saja?" gumam Ayu binggung.
Sejujurnya, Ayu bimbang pulang ke rumahnya tetapi ia sudah menandatangani surat perjanjian itu, Tuan muda pasti tidak akan main-main dengan ancamannya bisa menghancurkan seluruh keluarganya.
"Semoga saja ini keputusan yang baik," ucap Ayu tulus.
Ayu tidak mau kelurganya hancur, walaupun keluarganya memperlakukannya seperti itu tetapi mereka tetaplah keluarga. Ayu mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan ia membuka aplikasi sebagai alat transportasinya agar lebih cepat sampai di rumah.
"Maaf, ini Ibu Ayu bukan?" tanya Wanita yang berpakaian lengkap ojol online.
Ayu yang fokus menatap layar ponselnya, ia mengalihkan pandangannya menuju sumber suara itu. "Iya benar, ayo Mbak." jawab Ayu. "Ini helmnya, Bu," ucap Wanita itu sopan.
Ayu menaiki motor dan motor yang ditumpanginya melaju menuju ke arah rumahnya.
Tanpa Ayu sadari bahwa dari balik pohon yang besar, seseorang sedang mengawasinya dan melaporkan semua aktivitasnya.
Setelah sampai di depan halaman rumahnya, Ayu turun dari motor dan memberikan satu lembar uang berwarna merah kepada ojol itu.
"Terima kasih banyak Bu," ucap Ojol itu bersyukur karena telah diberikan banyak bonus yang sangat besar.
"Iya sama-sama." Jawab Ayu melangkahkan kakinya menuju pintu depan rumahnya. Saat sampai di ruang keluarga, Ayu melihat kedua orang tuanya sedang duduk santai menonton TV. Ayu menatap wajah ayahnya yang terlihat biasa saja dan tak terlihat melakukan kesalahan apapun kepada anak kandungnya.
Ayu melangkahkan kaki menuju kamarnya, Dimetri yang mendengar langkah kaki seseorang, ia mengalihkan pandangannya dari Tv.
"Ayu, bagaimana? Kamu setuju kan?" tanya Dimetri saat menatap anak kandungnya berjalan tanpa menyapa.
Ayu yang mendengar ayahnya hanya menanyakan tentang surat perjanjian itu dan tidak pernah sedikit pun menanyakan tentang dirinya yang merasa kecewa.
"Apa ayah tidak cukup memperlakukanku seperti ini? Ayah tega menjadikanku sebagai jaminan hutang, salahku apa ayah setega itu kah dirimu memperlakukanku," ucap Ayu yang merasa tidak kuat lagi menahan rasa kecewa beratnya saat ayah kandungnya memperlakukan dirinya seperti itu.
Dimetri yang mendengar isi curahan hati anaknya, ia terdiam dan tak bisa berkata-kata lagi.
"Apa karena aku sudah membunuh Mama? Jadi, ayah sebenci ini padaku! Hiks... Kalo tahu aku begini, aku juga tidak ingin dilahirkan, ayah. Biarkan Mama hidup saja! Hiks," ucap Ayu dengan buliran kristal membasahi pipi cabinya.
Miyana yang mendengar itu semua merasa kesal. "Ayu cukup, kurr-" ucap Miyana terhenti.
"Mama pasti disana kecewa, anak yang dia lahirkan mati-matian diperlukan seperti ini oleh ayah kandungnya." lanjut Ayu.
Deg!
Tiba-tiba, jantungnya terhenti sejenak. Dimetri menatap kedua bola mata anaknya, ia melihat anak kandungnya, darah dagingnya sendiri memberikan tatapan kecewa dan marah.
"Ayu, kamu tidak sopan! Kamu disini siapa? Dasar anak gak tahu diuntung!" bentak Miyana menatap tajam bak elang ke arah Ayu.
Ayu yang merasa ditatap, ia menoleh ke arah ibu tirinya. "Anda, Nyonya Miyana Albert. Anda menang, menang telah mengeluarkan saya dari rumah ini dan tenang saja, seluruh harta warisan dari ayah kandungnya saya akan jatuh ditangan anda dan anak kesayangan anda," ucap Ayu menahan tangisannya.
Plak!
Dimetri menampar anak kandungnya, Ayu yang merasa sakit di bagian pipi pun langsung memegang pipinya yang terkena tamparan dari ayahnya. Walaupun sakit, tapi tidak sesakit yang ia rasakan saat ini.
Hiks! Hiks! Hiks!
Dimetri mengantungkan tangannya di udara, ia menatap tangannya dan secara bersamaan ia melihat Ayu menjatuhkan buliran kristal lagi. Ayu menatap dalam ke arahnya.
"Anda tenang saja Tuan Dimetri Albert. Saya menerima perjanjian anda dengan tuan muda. Saya masih menghormati anda sebagai ayah saya," ucap Ayu berdiri di hadapan Dimetri.
Prok! Prok! Prok!
Mereka mengalihkan pandangannya menuju sumber suara dari arah depan pintu.
Seketika Dimetri bergetar, ia melihat di depan sana ada tuan muda. Kenzo melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga yang dimana mereka sedang berdiri dan diikuti Jimmy dari belakang.
"Tuan Dimetri, anda ini tidak punya hati sekali ya... Hahaha, kau membela istrimu ini dan menampar anak kandung mu sendiri. Bagaimana ada orang sekejam dirimu disini," ucap Kenzo dengan santai.
Ayu dan Jimmy yang mendengar ocehan dari Kenzo, mereka menatap malas. "Seharusnya kau lah lebih kejam, coba lah mengaca, woi!" gumam Ayu dalam hati.
Kenzo berdiri di samping Ayu, ia melihat kedua orang yang berdiri di depannya, ia memberikan senyuman miringnya. Kenzo merangkul tangannya ke arah pundak Ayu, orang yang ia rangkul menatap kaget ke arahnya.
"Sayang, apakah kamu ingin membalas perbuatan jahat mereka padamu?" tanya Kenzo dengan pandangan lembut ke arah wanita yang berdiri di sebelahnya.
"Ini orang kenapa sih sifatnya berubah-ubah," gumam Ayu dalam hati.
Ayu menggeleng-gelengkan kepalanya, ia menahan buliran kristal agar tidak jatuh lagi.
"Baiklah, jika kau tidak ingin membalas perbuatan mereka, biarkan aku yang membalasnya," ucap Kenzo menatap kedua orang yang berdiri di hadapannya dengan senyuman penuh arti.
Ayu melepaskan rangkulan tangan Kenzo, ia meminta izin untuk segera kembali ke kamar untuk membereskan semua pakaian dan barang yang akan dibawanya. Ayu memasukkannya ke dalam tas koper berwarna pink miliknya. Setelah selesai membereskan, ia melangkahkan kakinya menuju pintu keluar kamar dan berjalan ke arah ruang tamu. Ayu berjalan menuju ruang tamu sembari membawa tas kopernya. Di sana, ia menatap semua orang yang berada di depannya dengan tatapan sendu. "Jimmy, bawakan tas kopernya!" perintah Kenzo. Jimmy yang mendengar namanya dipanggil, ia langsung menganggukkan kepala dan membawa tas koper milik Ayu. Ayu pun mengucapkan terima kasih di hadapan Jimmy. "Ayah, aku pamit pergi," ucap Ayu menatap wajah Dimetri yang berdiri di depannya. Dimetri y
Hari ini adalah hari pernikahan antara Kenzo bersama Ayu. Tidak terasa satu minggu telah berlalu. Semua perlengkapan telah siap dan tertata rapi. Dekorasi mewah dengan pernak-pernik berkilauan menyinari ruangan. Berbagai macam makanan mewah telah tersedia. Para tamu undangan telah datang memenuhi ruangan dan disinilah Ayu berada, ia menatap sekelilingnya sedang berbincang ramai. Penghulu yang dibayar oleh Kenzo pun telah datang dan janji suci pernikahan telah diucapkan dan akhirnya dinyatakan sah atas pernikahannya. Ayu menatap tak percaya bahwa tuan muda itu benar-benar menikahinya. Ayu menatap ke samping dimana tuan mudanya duduk, sekarang Ayu tahu kenapa ia disuruh mencoba mengenakan gaun pengantin kemarin. Saat ini, Kenzo sedang mengenakan jas casual berwarna abu yang senada dengan dirinya. Tampan itulah kesan pertama saat Ayu bertemu dengan Kenzo. Ayu tak menyangka suaminya kelak adalah seorang Kenzo Rihandra, entahlah pernikahan ini akan bertahan lama t
Ayu yang mendengar ucapan dari Kenzo, ia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya di depan Kenzo."Ak-ku tidak terpesona dengan tuan," ucap Ayu dengan mengalihkan pandangannya menatap Kenzo menuju ke arah samping. Ayu menutup wajahnya yang terlihat merah merona dengan kedua tangannya. "Kenapa wanita ini berbeda dengan orang yang selalu memujaku di luar sana." kata Kenzo dalam hati, ia menatap intens ke arah Ayu. Ayu yang ditatap begitu menjadi salah tingkah. Kenzo berjalan menuju tempat tidur yang sedang diduduki oleh Ayu. Ayu melihat Kenzo yang sedang berjalan mendekati dirinya. Kenzo menyentuh ujung rambut Ayu, Ayu merasakan ada yang tidak beres dan ia berjaga-jaga agar tidak terjadi sesuatu yang diinginkan oleh Kenzo. "Jadi, kau tidak terpesona dengan tubuh tegapku?" ucap Kenzo dingin. "Bu-bukan begitu tuan, aku..." ucapan Ayu terhenti saat mendengar ucapan Kenzo yang memotong pembicaraannya. "Lalu apa?" tanya Kenzo mulai memainka
Ayu yang mendengar ucapan dari Kenzo itu, ia hanya mengucapkan istigfar dalam hatinya. Barusan tuannya ini memujinya karna pijatan nya enak, Setelah itu, malah ia? Ah... Sudahlah Ayu hanya mencoba tersenyum menanggapi tuannya ini. "Tuan apa ki..ta tidur sekamar?" Dengan segala keberanian akhirnya Ayu mengucapkan apa yang ingin ia sampaikan. "Kau ingin tidur denganku?" sahut Kenzo dengan pandangan seperti om-om hidung belang yang mengajak seorang wanita untuk menemani malamnya, pikir Ayu. "A..ku bisa pergi ke kamar ku sekarang tuan." jawab Ayu, ia ingin sekali cepat keluar dari kamar terkutuk ini karna mereka hanya berdua di kamar ini yang membuat Ayu takut khilaf karna perut Kenzo yang masih terpampang jelas di depannya. Ayu mulai terbangun dari duduknya, namun, suara itu yang membuat ia menghentikan gerakannya. "Aku tak keberatan jika harus berbagi tempat tidur denganmu." sahut Kenzo dengan ekspresi wajah datarnya. Aku tidak berharap tidur de
*Flashback On* Kenzo melihat jika Ayu sudah tertidur di sofa tersebut, ia sebenarnya tak tega melihat istrinya itu tidur disana namun Rara yang memilih tidur disitu, ia pun tidak ingin melarangnya. Kenzo berjalan kearah tepat dimana Ayu tertidur. "Good night My angel." Kenzo tersenyum melihat wajah damai dari wanitanya, Ketika sudah mendengar nafas Ayu yang teratur, ia pun inisiatif menggendong Ayu dan merebahkan badan wanita itu di kasurnya, Melihat tidak ada gerak-gerik seperti terusik di tubuh Ayu, akhirnya, Kenzo pun ikut tidur di samping gadis itu. Kenzo tersenyum saat menatap gadis di depannya, akhirnya, setelah sekian lama mencari ia bisa mendapatkan gadis ini. setelah itu Kenzo pun ikut tertidur dengan Ayu di sampingnya. *Flashback Off* Ayu sedikit membuka matanya ketika merasa ada cahaya yang masuk kedalam kamar ini. Setelah sadar dari tidurnya, ia pun bangkit duduk di kasur tersebut. Ayu menatap kamar ini, ia tersadar jika tadi malam
Kenzo menatap tajam menuju ke arah Ayu, bisa-bisa nya dia meninggalkan Kenzo di kamar sendirian, seharusnya Ayu menunggunya di depan pintu atau setidaknya mereka turun bersama-sama. Namun, Ayu sepertinya turun terlebih dahulu karna Kenzo juga melihat Lia di samping wanitanya. Ayu yang merasa ditatap seperti itu hanya mengalihkan pandangannya ke arah mana saja yang penting ia tak ingin menatap mata pria yang menikahinya. Mati aku "Lia, sini sayang duduk, kita sarapan," ucap Mommy kepada anaknya itu tanpa menyapa Ayu. "Kak, ayo sarapan," ucap Lia saat melihat mommy nya ini hanya menyapa nya tanpa menyapa kakak ipar. Mereka pun duduk dan menikmati sarapan masing-masing, tidak ada yang bersuara sedikit pun dimeja ini karna memang peraturannya masing-masing, tidak ada yang berkata sedikit pun di meja ini karna memang peraturannya jika sedang berada di meja makan tidak boleh berbincang atau mengobrol karna tidak sopan katanya. Ada rasa senang di hati terdalam Ayu karna ia
"Kembalian nya ambil aja ya, pak," ucap Ayu saat turun dari motor itu dan memberikan uang berwarna merah dari dalam tasnya. "Duh kebanyakan banget uang kembaliannya, dek," ucap laki-laki yang mungkin umurnya seperti ayahnya. "Iya sekalian saya bersedekah pak, makasih ya." Ayu berjalan memasuki Bangunan Butik besar yang ada di hadapannya. "Eh ada Ibu Ayu," ucap salah satu pegawai yang ber-tag Meli disaat melihat Ayu masuk ke dalam Butiknya. Ayu mengedarkan pandangan nya ke sekeliling Bangunan ini. "lya Mel, dimana yang lain kok terlihat sepi?" tanya Ayu yang menatap ke arah ke sekelilingnya. "Ada di belakang Bu, biasa masih bersih-bersih." jawab Meli sopan. "Oh, ya udah Mel, aku ke atas dulu ya." balas Ayu. "Iya mbak." jawab Meli dan ia menatap punggung Ayu yang ditutupi oleh hijab. Ayu berjalan menuju ke arah ruangannya yang terletak di lantai 2 gedung ini. sembari berjalan ia menatap hasil dari jerih payahnya selama in
Ayu bingung harus menjawab apa? Jika ia bilang yang sebenarnya, kemungkinan besar ibu-ibu ini akan menceritakan nya pada semua orang? Jujur saja, ia belum siap jika harus melihat wajah munafik dari orang-orang yang dulu selalu menatap ia rendah, Ayu nyaman dengan ini karna ia tau mana orang yang benar-benar tulus padanya dan mana orang yang memang benar-benar tak suka padanya. Drt! Drt! Ayu mengalihkan pandangannya menuju ke arah tas milik salah satu wanita itu dan wanita itu mengambil ponsel dari tas branded original pengeluaran terbaru. "Eh, suamiku sudah menjemputku. Ayo pulang bareng aku nanti aku kenalin anak gadis aku yang super cantik," ucap Versyah dan dibalas anggukan oleh Maudi. Mereka berdua pamit di hadapan Ayu dan Ayu menatap kepergian mereka yang kian menjauh. "Syukurlah, aku tidak bilang yang sebenarnya." kata Ayu dalam hati. *** Kenzo mendapatkan laporan dari bodyguard nya yang ia suruh mengikuti Ayu. Jika wanita itu pe