Share

Part 6 Pesta Pernikahan

"Bagus! Siapkan semua pakaianmu, sore ini kau akan ikut pulang bersamaku dan minggu depan kita akan melangsungkan pernikahan kita di belakang mensionku," ucap Kenzo.

"Apa? Pulang bersamamu dan minggu depan melangsungkan pernikahan," sahut Ayu kaget.

"Jimmy! Antar dia pulang ke rumahnya!" titah Kenzo. Jimmy yang mendengar perintah dari tuan mudanya, mengangguk patuh. "Baik Tuan." jawab Jimmy.

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri." sahut Ayu menolak.

"Jangan pernah membantah perintah ku!" bentak Kenzo menatap tajam ke arah Ayu. Ayu yang menerima bentakannya hanya mengabaikannya saja dan ia berjalan menuju pintu keluar Restoran. Ayu lelah diperlakukan seenak jidatnya oleh ayahnya.

"Hey! Ayy..." ucap Kenzo terhenti saat mendengar ucapan dari Ayu.

"Tuan, maaf saya lancang. Sepertinya, Nona muda ingin menenangkan hatinya terlebih dahulu. Mungkin, Nona muda tidak percaya dengan perlakuan dari ayahnya." jelas Jimmy saat melihat Kenzo ingin mengejar wanita itu.

Sejak kapan diriku peduli dengan wanita? Aku menyukainya?" gumam Kenzo kesal.

"Eh! Sepertinya Tuan Muda cemburu," kata Jimmy dalam hati.

"Bukan begitu maksud saya,tuan," ucap Jimmy menunduk.

"Baiklah, biarkan dia menenangkan dirinya dan kau awasi saja dia!" perintah Kenzo seraya melangkahkan kakinya menuju tempat parkiran mobil mewahnya.

Jimmy yang melihat tuan mudanya seperti itu, ia menatap tak percaya terhadap tuan mudanya.

"Sejak kapan tuan muda perduli dengan orang lain?" tanya Jimmy dalam hati.

Sementara di tempat lain, Rara berjalan menelusuri jalan raya, dari tadi ia menahan buliran kristal agar tidak jatuh di hadapan tuan muda. Sekarang, buliran kristal itu tak bisa dibendung lagi olehnya. Di sepanjang jalan, Ayu terus menangis dengan langkah kaki yang entah kemana.

Ayu melangkahkan kakinya tanpa henti. "Kenapa semua orang jahat padaku? Apa salahku? Kenapa ayah kandungku tega menjual ku dan menjadikanku sebagai jaminan hutangnya? Apa benar aku anak kandungnya, hiks..." kata Ayu pada dirinya sendiri.

Tak terasa hari sudah menunjukkan pukul 3 sore, Ayu bergegas berjalan menuju tempat tinggalnya.

"Apa aku tidak usah pulang saja?" gumam Ayu binggung.

Sejujurnya, Ayu bimbang pulang ke rumahnya tetapi ia sudah menandatangani surat perjanjian itu, Tuan muda pasti tidak akan main-main dengan ancamannya bisa menghancurkan seluruh keluarganya.

"Semoga saja ini keputusan yang baik," ucap Ayu tulus.

Ayu tidak mau kelurganya hancur, walaupun keluarganya memperlakukannya seperti itu tetapi mereka tetaplah keluarga. Ayu mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan ia membuka aplikasi sebagai alat transportasinya agar lebih cepat sampai di rumah.

"Maaf, ini Ibu Ayu bukan?" tanya Wanita yang berpakaian lengkap ojol online.

Ayu yang fokus menatap layar ponselnya, ia mengalihkan pandangannya menuju sumber suara itu. "Iya benar, ayo Mbak." jawab Ayu. "Ini helmnya, Bu," ucap Wanita itu sopan.

Ayu menaiki motor dan motor yang ditumpanginya melaju menuju ke arah rumahnya.

Tanpa Ayu sadari bahwa dari balik pohon yang besar, seseorang sedang mengawasinya dan melaporkan semua aktivitasnya.

Setelah sampai di depan halaman rumahnya, Ayu turun dari motor dan memberikan satu lembar uang berwarna merah kepada ojol itu.

"Terima kasih banyak Bu," ucap Ojol itu bersyukur karena telah diberikan banyak  bonus yang sangat besar.

"Iya sama-sama." Jawab Ayu melangkahkan kakinya menuju pintu depan rumahnya. Saat sampai di ruang keluarga, Ayu melihat kedua orang tuanya sedang duduk santai menonton TV. Ayu menatap wajah ayahnya yang terlihat biasa saja dan tak terlihat melakukan kesalahan apapun kepada anak kandungnya.

Ayu melangkahkan kaki menuju kamarnya, Dimetri yang mendengar langkah kaki seseorang, ia mengalihkan pandangannya dari Tv.

"Ayu, bagaimana? Kamu setuju kan?" tanya Dimetri saat menatap anak kandungnya berjalan tanpa menyapa.

Ayu yang mendengar ayahnya hanya menanyakan tentang surat perjanjian itu dan tidak pernah sedikit pun menanyakan tentang dirinya yang merasa kecewa.

"Apa ayah tidak cukup memperlakukanku seperti ini? Ayah tega menjadikanku sebagai jaminan hutang, salahku apa ayah setega itu kah dirimu memperlakukanku," ucap Ayu yang merasa tidak kuat lagi menahan rasa kecewa beratnya saat ayah kandungnya memperlakukan dirinya seperti itu.

Dimetri yang mendengar isi curahan hati anaknya, ia terdiam dan tak bisa berkata-kata lagi.

"Apa karena aku sudah membunuh Mama? Jadi, ayah sebenci ini padaku! Hiks... Kalo tahu aku begini, aku juga tidak ingin dilahirkan, ayah. Biarkan Mama hidup saja! Hiks," ucap Ayu dengan buliran kristal membasahi pipi cabinya.

Miyana yang mendengar itu semua merasa kesal. "Ayu cukup, kurr-" ucap Miyana terhenti.

"Mama pasti disana kecewa, anak yang dia lahirkan mati-matian diperlukan seperti ini oleh ayah kandungnya." lanjut Ayu.

Deg!

Tiba-tiba, jantungnya terhenti sejenak. Dimetri menatap kedua bola mata anaknya, ia melihat anak kandungnya, darah dagingnya sendiri memberikan tatapan kecewa dan marah.

"Ayu, kamu tidak sopan! Kamu disini siapa? Dasar anak gak tahu diuntung!" bentak Miyana menatap tajam bak elang ke arah Ayu.

Ayu yang merasa ditatap, ia menoleh ke arah ibu tirinya. "Anda, Nyonya Miyana Albert. Anda menang, menang telah mengeluarkan saya dari rumah ini dan tenang saja, seluruh harta warisan dari ayah kandungnya saya akan jatuh ditangan anda dan anak kesayangan anda," ucap Ayu menahan tangisannya.

Plak!

Dimetri menampar anak kandungnya, Ayu yang merasa sakit di bagian pipi pun langsung memegang pipinya yang terkena tamparan dari ayahnya. Walaupun sakit, tapi tidak sesakit yang ia rasakan saat ini.

Hiks! Hiks! Hiks!

Dimetri mengantungkan tangannya di udara, ia menatap tangannya dan secara bersamaan ia melihat Ayu menjatuhkan buliran kristal lagi. Ayu menatap dalam ke arahnya.

"Anda tenang saja Tuan Dimetri Albert. Saya menerima perjanjian anda dengan tuan muda. Saya masih menghormati anda sebagai ayah saya," ucap Ayu berdiri di hadapan Dimetri.

Prok! Prok! Prok!

Mereka mengalihkan pandangannya menuju sumber suara dari arah depan pintu.

Seketika Dimetri bergetar, ia melihat di depan sana ada tuan muda. Kenzo melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga yang dimana mereka sedang berdiri dan diikuti Jimmy dari belakang.

"Tuan Dimetri, anda ini tidak punya hati sekali ya... Hahaha, kau membela istrimu ini dan menampar anak kandung mu sendiri. Bagaimana ada orang sekejam dirimu disini," ucap Kenzo dengan santai.

Ayu dan Jimmy yang mendengar ocehan dari Kenzo, mereka menatap malas. "Seharusnya kau lah lebih kejam, coba lah mengaca, woi!" gumam Ayu dalam hati.

Kenzo berdiri di samping Ayu, ia melihat kedua orang yang berdiri di depannya, ia memberikan senyuman miringnya. Kenzo merangkul tangannya ke arah pundak Ayu, orang yang ia rangkul menatap kaget ke arahnya.

"Sayang, apakah kamu ingin membalas perbuatan jahat mereka padamu?" tanya Kenzo dengan pandangan lembut ke arah wanita yang berdiri di sebelahnya.

"Ini orang kenapa sih sifatnya berubah-ubah," gumam Ayu dalam hati.

Ayu menggeleng-gelengkan kepalanya, ia menahan buliran kristal agar tidak jatuh lagi.

"Baiklah, jika kau tidak ingin membalas perbuatan mereka, biarkan aku yang membalasnya," ucap Kenzo menatap kedua orang yang berdiri di hadapannya dengan senyuman penuh arti.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status