Share

Part 8 Tidur Satu Kamar

Hari ini adalah hari pernikahan antara Kenzo bersama Ayu. Tidak terasa satu minggu telah berlalu. Semua perlengkapan telah siap dan tertata rapi. Dekorasi mewah dengan pernak-pernik berkilauan menyinari ruangan. Berbagai macam makanan mewah telah tersedia.

Para tamu undangan telah datang memenuhi ruangan dan disinilah Ayu berada, ia menatap sekelilingnya sedang berbincang ramai. Penghulu yang dibayar oleh Kenzo pun telah datang dan janji suci pernikahan telah diucapkan dan akhirnya dinyatakan sah atas pernikahannya.

Ayu menatap tak percaya bahwa tuan muda itu benar-benar menikahinya. Ayu menatap ke samping dimana tuan mudanya duduk, sekarang Ayu tahu kenapa ia disuruh mencoba mengenakan gaun pengantin kemarin. Saat ini, Kenzo sedang mengenakan jas casual berwarna abu yang senada dengan dirinya. Tampan itulah kesan pertama saat Ayu bertemu dengan Kenzo. Ayu tak menyangka suaminya kelak adalah seorang Kenzo Rihandra, entahlah pernikahan ini akan bertahan lama tau sementara yang jelas Ayu harus menikmati pesta pernikahannya.

Disini tidak terlalu ramai, acara resepsi hanya dilakukan di taman belakang mension milik Kenzo. Walau tak semewah dan tak sebesar pernikahan orang kaya pada umumnya tetapi Ayu bersyukur karena keluarganya datang dan menyaksikan acara pernikahannya.

Sekarang mereka masih bersalam-salaman karena banyak yang memberikannya ucapan selamat, di lubuk hati yang terdalam, sebenarnya Ayu menginginkan pernikahan ini Ayu menikah dengan seorang pria yang dicintainya dan mungkin saat ini ia sangat bahagia. Saat ini, ia hanya menunjukkan rasa bahagia palsu di hadapan semua orang.

Ayu hanya tersenyum saat orang lain menyapanya, ia sama sekali tidak mengenakan mereka. Namun, Ayu berusaha bersikap sopan.

“Hay kakak ipar!” panggil seorang wanita muda.

Ayu mengalihkan pandangannya kepada wanita muda yang tidak lain bernama Lia Rihandra yang merupakan adik kandung dari seorang Kenzo Rihandra dan ia masih bersekolah di salah satu sekolah menengah atas. Ayu tersenyum menyambut pelukan hangat itu dan di sampingnya terlihat seorang ibu mertuanya yang sedang berdiri tidak jauh dari keberadaan mereka. Rena menatap sinis ke arah Ayu, ia membiarkan ini berjalan dengan baik, nanti ia akan pikirkan lagi bagaimana caranya untuk memisahkan mereka.

“Kakak ipar cantik sekali, kenapa kakak ipar mau dengan kakakku?” tanya Lia polos.

“Kau kepo sekali, urusi saja Kevinmu itu.” Sahut Kenzo saat menatap wajah Ayu binggung harus menjawab apa.

Lia yang mendengar itu mengkerutkan bibirnya, kenapa kakaknya ini tahu tentang Kevin.

“Aku bukan orang tuanya kenapa aku harus mengurusi hidupnya.” Celetuk Lia menatap kedua bola matanya malas ke arah Kenzo.

Setelah berpelukan, Lia pun pergi menuju ke arah saudara-saudara yang jarang berkunjung di mensionnya.

“Aku ingin ke kamar mandi dulu.” Pamit Ayu di depan Kenzo.

Kenzo yang melihat itu hanya mengangguk. “Mau aku antar?” tawar Kenzo.

“Emmm… Gak usah aku bisa sendiri.” Ayu melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi, ia membuang semua urusannya disana setelah itu ia keluar dengan gaun yang masih dikenakannya.

“Berat sekali gaunnya.” Gumam Ayu pelan.

Lena berjalan menuju dimana Kenzo berada, Namun, sebelum melangkah dari arah belakang ada yang menarik tangannya.

Ayu melihat siapa yang memegang tangannya. “M-maam,” ucap Ayu.

Lena menatap ke depan, setelah merasa Ayu tidak bisa bergerak, ia pun melepaskan gengamannya.

“Sampai kapan pun, aku tidak mau menerima kau sebagai menantu di keluargaku.” Ucap Lena menatap tajam ke arah Ayu. Ayu menunduk ia tahu mama dari tuan mudanya belum menerimanya. Ia mencoba kuat di keluarga ini karena Ayu harus membayar semua hutang piutang ayahnya terhadap tuan muda.

“Lihat saja dari semua keluargamu itu, mereka tidak selevel dengan keluarga Rihandra. Kau harus sadar itu!” ucap Lena.

“Aku tidak akan membiarkan mu hidup nyaman di mension ini.” lanjut Lena.

“Maaf nyonya, saya menikah dengan anak anda karena dia sendiri memilih saya dan suka maupun tidak suka nyonya harus menerima keberadaan saya. Saya permisi, suami saya sudah menunggu saya di depan.” sahut Ayu memberanikan diri melawan Ibu mertuanya dan berjalan melewatinya begitu saja.

“Kurang ajar, berani sekali dia melawanku. Tunggu saja permainanku nanti!” gumam Lena menatap kesal kea rah Ayu yang berjalan menjauhinya.

“Kenapa aku menyebutnya sebagai suamiku dan juga kenapa aku harus melawan perkataan dari Ibu mertuaku? Tetapi ia memang suamiku kok sekarang.” kata Ayu dalam hati.

Ayu berjalan menuju Kenzo yang sedari tadi merasa gelisah karena Ayu tidak muncul juga, ia ingin menyusul wanitanya. Namun, banyak tamu yang datang dan memberikan ucapan selamat pada Kenzo.

“Kau lama sekali, dari mana saja kamu?” tanya Kenzo saat melihat Ayu sudah berada di sampingnya.

“Ibumu yang menahanku tadi.” jawab Ayu dalam hati. Ia tidak berani berkata jujur karena ia tahu betul bagaimana hubungan seorang anak dengan orang tuanya tidak sedang baik-baik saja.

“Aku hanya membenarkan gaun ini. Maaf sudah menunggu lama,” ucap Ayu.

Pernikahan masih berlanjut hingga sore hari, setelah selesai mereka semua pun mulai pulang termasuk keluarga dari Ayu.

“Ayah pamit pulang dulu, Ayu. Selamat atas pernikahanmu,” ucap Dimetri kepada anak kandungnya.

Ayu yang mendengar itu ia berusaha untuk tidak menangis, apa ayahnya ini tidak merasa bersalah? Atau menyesal dengan perbuatannya? Oh iya, ia lupa bahwa ayahnya itu mungkin senang karena anak pembawa sialnya telah pergi dai rumah mereka.

Ayu hanya menganggukkan kepala tanpa berbicara apapun. Dimetri berjalan bersama keluarga barunya tanpa memperdulikan Ayu yang mulai meneteskan air matanya.

“Kamu ngapain masih disini?” ucap Kenzo.

“eh..em ak-ku mengantarkan ayahku pulang tadi.” jawab Ayu gagap.

“Ayahmu sudah menjualmu kepadaku, lalu kenapa kau masih saja patuh padanya,” ucap Kenzo cetus.

“Bagaimana pun dia ayah kandungku, tuan!” Ayu menundukkan kepala saat mendapati tatapan tajam dari Kenzo.

Kenzo yang mendengar itu hanya diam dan berjalan menuju ke mensionnya diikuti Ayu dari belakang.

Para maid mulai membereskan semuanya, Jimmy hanya diam menatap semua yang sedang bekerja.

***

Saat ini, Ayu sudah berada di dalam kamar yang bernuasa abu dan sangat asing baginya. Ia tahu bahwa ini pasti kamar Kenzo.

Ceklek!

Kenzo keluar dari kamar mandi, ia sudah melepaskan bajunya dan ia hanya memakai handuk yang terlilit di perutnya sampai ke bewah. Rambutnya yang basah membuat kadar ketampanan Kenzo lebih berkali lipat dari sebelumnya, Badannya yang terlihat kekar dan juga berbentuk kotak-kotak pada bagian perutnya. Kedua bola mata Ayu menatap kagum ke arah Kenzo.

“Tutup mulutmu dan hapus air liurmu yang terjatuh.” titah Kenzo saat menatap wajah Ayu yang hanya menganga seperti itu. Mendengar suara berat dari Kenzo membuat Ayu merasa kesal dan bercampur rasa malu. “Setiap hari kalo lihatin yang beginian kira-kira bakalan khilaf aku.” Gumam Ayu pelan tetapi masih terdengar jelas oleh Kenzo.

“Kau terpesona?” goda Kenzo saat wajah Ayu mulai memerah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status