Ayu yang mendengar ucapan dari Kenzo, ia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya di depan Kenzo.
"Ak-ku tidak terpesona dengan tuan," ucap Ayu dengan mengalihkan pandangannya menatap Kenzo menuju ke arah samping. Ayu menutup wajahnya yang terlihat merah merona dengan kedua tangannya."Kenapa wanita ini berbeda dengan orang yang selalu memujaku di luar sana." kata Kenzo dalam hati, ia menatap intens ke arah Ayu.
Ayu yang ditatap begitu menjadi salah tingkah. Kenzo berjalan menuju tempat tidur yang sedang diduduki oleh Ayu. Ayu melihat Kenzo yang sedang berjalan mendekati dirinya.
Kenzo menyentuh ujung rambut Ayu, Ayu merasakan ada yang tidak beres dan ia berjaga-jaga agar tidak terjadi sesuatu yang diinginkan oleh Kenzo.
"Jadi, kau tidak terpesona dengan tubuh tegapku?" ucap Kenzo dingin.
"Bu-bukan begitu tuan, aku..." ucapan Ayu terhenti saat mendengar ucapan Kenzo yang memotong pembicaraannya.
"Lalu apa?" tanya Kenzo mulai memainkan rambut Ayu di tangannya.
"Jika terpesona, bilang saja. Dasar kau itu payah sekali." lanjut Kenzo.
"Apa?" ucap Ayu dengan mulut menganga di depan Kenzo.
"Kau mulai melawan! Berani sekali kau menganga mulutmu di depanku. Cepat tutup mulutmu atau aku sendiri yang akan membungkam mulutnya itu. Ayu langsung menutup rapat mulutnya yang hampir mengeluarkan air liur atas mulutnya yang terbuka lebar.
"Maaf tuan, maksudku dirimu itu sangat terpesona. Aku suka dengan ketampananmu." tutur Ayu tanpa menyaring terlebih dahulu dan akhirnya ia berbicara dengan asal.
"Hahaha... Aku memang pria tampan dan terpesona. Banyak wanita di luar sana yang sengaja melemparkan dirinya untukku dan apakah kau tahu?" sahut Kenzo seraya menarik paksa dagu Ayu agar mendekatinya.
Kini, wajah Ayu dengan Kenzo begitu dekat dan Ayu merasakan hembusan nafas dari Kenzo. Ayu merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Tuhan, tolong aku agar terlepas darinya. Aku belum siap dan aku tidak mencintainya." batin Ayu.
"Dia cantik sekali." kata Kenzo dalam hati dan terus menatap wajah cantik Ayu.
Ayu masih duduk di atas tempat tidur dengan pakaian pengantinnya. Rasanya, ia ingin menggelamkan diri menuju tempat persembunyian semut. Tapi, ia tidak bisa melihat tatapan Kenzo yang sangat tajam mampu menghentikan niatnya.
"Cepat keringkan rambutku!" titah Kenzo seraya menyentuh rambut basahnya. Ayu yang melihat
tubuh Kenzo, ia terhipnotis dengan kesempurnaan wajah tampan yang dimiliki oleh Kenzo."Kau masih terpesona dengan diriku? Hem..." ucap Kenzo.
Seketika Ayu tersadar dari lamunannya saat mendengar suara berat Kenzo.
"Iy-ya Tuan." jawab Ayu terbata-bata.
"Cih! Kau ini cepat keringkan rambutku." sahut Kenzo.
"Iya." jawab Ayu mengambil handuk kecil yang terletak di laci dan ia mengeringkan rambut dari tuan mudanya.
"Awas saja, sampai ada satu helai rambutku yang terlepas dari kepalaku, kau akan menerima hukuman dariku," ucap Kenzo dingin.
Gelek!
"Apa! Dengan sehelai rambut saja aku kena hukum." gumam Ayu pelan.
"Apa kau bilang! Coba ulangi katamu tadi." sahut Kenzo cetus.
"Tidak tuan, rambutmu bagus sekali, aku suka mengeringkan rambutmu." jawab Ayu asal.
"Tidak hanya memiliki tatapan tajam, ia memiliki pendengaran yang tajam." kata Ayu dalam hati.
Ayu terus mengeringkan rambut milik Kenzo dengan hati-hati.
"Kau ini tidak ada bakat ya untuk mengeringkan rambut pun tidak nyaman. Jangan kasar donk,sakit tahu." ucap Kenzo menarik paksa lengan tangan Ayu sehingga Ayu terjatuhtepatt tubuhnya di atas tubuh Kenzo.Ayu dan Kenzo menatap satu sama lain, terpersona itulah dirasakan oleh dua insan yang telah mengucapkan janji suci dan terikat dengan pernikahan sah secara hukum maupun secara agama.
Ayu yang lebih dulu tersadar dari lamunannya, ia langsung memperbaiki posisinya agar tidak menimpa tubuh Kenzo.
Kenzo yang melihat Ayu yang duduk di depannya, ia tersenyum miring menatap ke arah Ayu. "Berani sekali kau menggodaku. Apakah kau ingin meminta jatah malam pertama? Hem..." tanya Kenzo duduk di depan Ayu.
"Bu-bukan Tuan, maafkan aku tidak bisa menyeimbangkan tubuhku agar tetap berdiri di tempat tadi." jawab Ayu menunduk.
"Benarkah? Tapi jawabanmu aku tidak yakin." balas Kenzo menaruh jari tangannya di dagunya, ia melihat Ayu dengan tatapan intens.
"Bisakah kau berikan buktinya." lanjut Kenzo.
"Bukti? Maksudnya?" tanya Ayu binggung.
"Apa perlu aku ulangi perkataanku tadi." sahut Kenzo.
"Maaf tuan, bagaimana aku lanjutkan saja mengeringkan rambut tuan sekaligus memijat pundak tuan. Tuan pasti kelelahan dan butuh dipijat." tawar Ayu mengalihkan pembicaraan.
"Ide bagus, ya sudah, cepat selesaikan mengeringkan rambutku dan pijat leherku dengan baik." balas Kenzo.
"Baik Tuan." jawab Ayu dengan secepat mungkin mengeringkan rambut milik Kenzo dan ia berdiri dari duduknya dan ia berjalan menuju ruang ganti untuk menggantungkan handuk yang basah itu. Ia melangkahkan kakinya menuju ke arah tempat tidur yang dimana sudah ada Kenzo yang duduk manis di atas tempat tidur.
"Tuan, maaf menunggu. Izinkan aku memulai memijat tuan," ucap Ayu berdiri di depan Kenzo.
"Hemz..." deheman Kenzo sebagai tanya setuju.
Akhirnya, Ayu mulai memijat pundak Kenzo dengan pelan dan teratur.
"Lumayan juga pijatanmu." puji Kenzo saat merasakan kenyamanan yang diberikan oleh Ayu. Ia terus menikmati sesuatu yang baru dan ia begitu penasaran dengan gosip para karyawan lelakinya yang selalu memuji pijatan istrinya yang enak dan nyaman. Ia pun mencoba pijatan yang diberikan oleh istrinya.
"Terima kasih, Tuan." jawab Ayu tersenyum.
"Sepertinya, aku harus mengangkatmu sebagai tukang pijat pribadiku. Bagaimana? Kau setuju kan!" ucap Kenzo dengan seenak jidatnya berbicara tanpa berpikir lebih dulu bagaimana penderitaan Ayu saat ini yang dirasakannya saat ia salah sedikit memberikan pijatan terhadap Kenzo. Bisa saja, Kenzo langsung menghukumnya.
Ayu menelan salivanya dengan susah, dalam hatinya akan ada lagi hal-hal meresahkan untuk dirinya.
"Bagaimana?" tanya Kenzo lagi.
"Iya, terserah tuan saja." jawab Ayu singkat.
"Bagus, sepertinya aku punya bisnis baru dan kali ini bisnis praktek tukang pijat. Lumayan bukan?" ucap Kenzo.
"Praktek pihak!" pekik Ayu yang berhasil mengagetkan Kenzo.
"Iya, kenapa?" tanya Kenzo dengan memiringkan alisnya.
"Eh-emmm... Boleh tuan tapi siapa yang menjadi pemijatnya, Tuan?" jawab Ayu yang malah bertanya balik.
"Siapa lagi kalau bukan kau?" terdengar meresahkan ya tapi Kenzo terlihat bahagia karena berhasil membuat Ayu kesal. "Itu untuk mencicil hutang Papa-mu." lanjut Kenzo dengan terkekeh menahan tawa.
"Tapi tuan, masih banyak tukang pijat profesional dan aku tidak pandai dalam memijat." jawab Ayu.
"Kalaupun tuan mati-matian menyuruhku untuk memijatmu. Takutnya jika aku memijatmu terus menerus bisa jadi otakmu jadi gesrek ke samping karena kekesalanku." kata Ayu dalam hati yang terus memijat pundak Kenzo.
"Ada kau disini lalu untuk apa aku membuang uangku untuk membayar tukang pijat." balas Kenzo santay.
Ayu yang mendengar ucapan dari Kenzo itu, ia hanya mengucapkan istigfar dalam hatinya. Barusan tuannya ini memujinya karna pijatan nya enak, Setelah itu, malah ia? Ah... Sudahlah Ayu hanya mencoba tersenyum menanggapi tuannya ini. "Tuan apa ki..ta tidur sekamar?" Dengan segala keberanian akhirnya Ayu mengucapkan apa yang ingin ia sampaikan. "Kau ingin tidur denganku?" sahut Kenzo dengan pandangan seperti om-om hidung belang yang mengajak seorang wanita untuk menemani malamnya, pikir Ayu. "A..ku bisa pergi ke kamar ku sekarang tuan." jawab Ayu, ia ingin sekali cepat keluar dari kamar terkutuk ini karna mereka hanya berdua di kamar ini yang membuat Ayu takut khilaf karna perut Kenzo yang masih terpampang jelas di depannya. Ayu mulai terbangun dari duduknya, namun, suara itu yang membuat ia menghentikan gerakannya. "Aku tak keberatan jika harus berbagi tempat tidur denganmu." sahut Kenzo dengan ekspresi wajah datarnya. Aku tidak berharap tidur de
*Flashback On* Kenzo melihat jika Ayu sudah tertidur di sofa tersebut, ia sebenarnya tak tega melihat istrinya itu tidur disana namun Rara yang memilih tidur disitu, ia pun tidak ingin melarangnya. Kenzo berjalan kearah tepat dimana Ayu tertidur. "Good night My angel." Kenzo tersenyum melihat wajah damai dari wanitanya, Ketika sudah mendengar nafas Ayu yang teratur, ia pun inisiatif menggendong Ayu dan merebahkan badan wanita itu di kasurnya, Melihat tidak ada gerak-gerik seperti terusik di tubuh Ayu, akhirnya, Kenzo pun ikut tidur di samping gadis itu. Kenzo tersenyum saat menatap gadis di depannya, akhirnya, setelah sekian lama mencari ia bisa mendapatkan gadis ini. setelah itu Kenzo pun ikut tertidur dengan Ayu di sampingnya. *Flashback Off* Ayu sedikit membuka matanya ketika merasa ada cahaya yang masuk kedalam kamar ini. Setelah sadar dari tidurnya, ia pun bangkit duduk di kasur tersebut. Ayu menatap kamar ini, ia tersadar jika tadi malam
Kenzo menatap tajam menuju ke arah Ayu, bisa-bisa nya dia meninggalkan Kenzo di kamar sendirian, seharusnya Ayu menunggunya di depan pintu atau setidaknya mereka turun bersama-sama. Namun, Ayu sepertinya turun terlebih dahulu karna Kenzo juga melihat Lia di samping wanitanya. Ayu yang merasa ditatap seperti itu hanya mengalihkan pandangannya ke arah mana saja yang penting ia tak ingin menatap mata pria yang menikahinya. Mati aku "Lia, sini sayang duduk, kita sarapan," ucap Mommy kepada anaknya itu tanpa menyapa Ayu. "Kak, ayo sarapan," ucap Lia saat melihat mommy nya ini hanya menyapa nya tanpa menyapa kakak ipar. Mereka pun duduk dan menikmati sarapan masing-masing, tidak ada yang bersuara sedikit pun dimeja ini karna memang peraturannya masing-masing, tidak ada yang berkata sedikit pun di meja ini karna memang peraturannya jika sedang berada di meja makan tidak boleh berbincang atau mengobrol karna tidak sopan katanya. Ada rasa senang di hati terdalam Ayu karna ia
"Kembalian nya ambil aja ya, pak," ucap Ayu saat turun dari motor itu dan memberikan uang berwarna merah dari dalam tasnya. "Duh kebanyakan banget uang kembaliannya, dek," ucap laki-laki yang mungkin umurnya seperti ayahnya. "Iya sekalian saya bersedekah pak, makasih ya." Ayu berjalan memasuki Bangunan Butik besar yang ada di hadapannya. "Eh ada Ibu Ayu," ucap salah satu pegawai yang ber-tag Meli disaat melihat Ayu masuk ke dalam Butiknya. Ayu mengedarkan pandangan nya ke sekeliling Bangunan ini. "lya Mel, dimana yang lain kok terlihat sepi?" tanya Ayu yang menatap ke arah ke sekelilingnya. "Ada di belakang Bu, biasa masih bersih-bersih." jawab Meli sopan. "Oh, ya udah Mel, aku ke atas dulu ya." balas Ayu. "Iya mbak." jawab Meli dan ia menatap punggung Ayu yang ditutupi oleh hijab. Ayu berjalan menuju ke arah ruangannya yang terletak di lantai 2 gedung ini. sembari berjalan ia menatap hasil dari jerih payahnya selama in
Ayu bingung harus menjawab apa? Jika ia bilang yang sebenarnya, kemungkinan besar ibu-ibu ini akan menceritakan nya pada semua orang? Jujur saja, ia belum siap jika harus melihat wajah munafik dari orang-orang yang dulu selalu menatap ia rendah, Ayu nyaman dengan ini karna ia tau mana orang yang benar-benar tulus padanya dan mana orang yang memang benar-benar tak suka padanya. Drt! Drt! Ayu mengalihkan pandangannya menuju ke arah tas milik salah satu wanita itu dan wanita itu mengambil ponsel dari tas branded original pengeluaran terbaru. "Eh, suamiku sudah menjemputku. Ayo pulang bareng aku nanti aku kenalin anak gadis aku yang super cantik," ucap Versyah dan dibalas anggukan oleh Maudi. Mereka berdua pamit di hadapan Ayu dan Ayu menatap kepergian mereka yang kian menjauh. "Syukurlah, aku tidak bilang yang sebenarnya." kata Ayu dalam hati. *** Kenzo mendapatkan laporan dari bodyguard nya yang ia suruh mengikuti Ayu. Jika wanita itu pe
“Tuan, mereka hanya mengantarkan nona saja setelah itu mereka pergi mencari penumpang lainnya” ucap Jimmy berdiri di depan Kenzo. “kau membantah ku!” sahut Kenzo menatap tajam ke arah Jimmy. "Aku hanya menyelamatkan mu dari tingkah cerdas mu ini tuan." kata Jimmy yang tidak berani ia lontarkan secara langsung di depan tuannya. “Mereka tidak memiliki hubungan apa-apa selain mengantarkan lalu dibayar dan setelah itu selesai tuan.” jelas Jimmy. “Cih! Tapi kau liat ini berdekatan sekali, bagaimana jika Laki-laki itu memanfaatkan keadaan seperti mengerem mendadak atau menyuruh wanitaku ini berpegangan kepadanya,” ucap Kenzo. “Tuan, tukang ojek itu tidak mungkin seperti itu karna ada beberapa peraturan juga yang harus ditaati setiap ojek online, kalo memang ada pasti penumpang itu akan mengirim kan pesan kepada pihak aplikasinya agar bisa menegur ojek tersebut,” ucap Jimmy berusaha menjelaskan kembali. “Aku tidak ingin ada yang menyentuh wan
Ayu sudah muak dengan semua orang yang mengatainya murahan, Mengapa semua orang menyimpulkan bahwa dirinya rendahan? apa memang ia terlihat seperti itu? Ketika tersadar dari kelakuan nya pada tuan muda, ia menatap tangan yang masih mematung di samping wajah Kenzo. Kenzo yang menerima tamparan mendadak itu pun tidak bisa menghindar, ia hanya menatap Ayu dengan tangan yang memengang pipinya walau tamparan Ayu tidak ada rasa apa-apa baginya. “Beraninya kau! menantang ku rupanya ya?” Ayu menggelengkan kepalanya, matanya yang berkaca-kaca sudah tidak bisa dibendung, Ia langsung bergegas melangkah pergi dari kamar ini namun ada tangan yang menahannya sebelum Ayu membuka pintu ruangan ini. “Lepaskan” ucap Ayu sembari mencoba melepaskan tangannya dari tuan muda. “Tidak semudah itu baby, aku akan menghukum mu sebelum kau keluar dari kamar ini” Kenzo membalikan tubuh Ayu dan memojokkannya di tembok. Ayu yang merasa posisi ini tidak menge
Hari sudah menjelang sore, Ayu yang telah menyelesaikan ritual mandinya itu. Ia duduk di pinggiran kasur, sebentar lagi tuan mudanya pulang ia harus apa? Jujur saja, melihat wajah tuan Kenzo sekarang membuat ia takut.“Aku pura-pura pingsan aja kali ya?” gumam Ayu, ia memikirkan cara agar tidak bertemu dengan Kenzo sekarang namun ia belum cukup keberanian untuk melakukan itu."Apakah aku berpura-pura sakit? Berpura-pura tidur? Berpura-pura amnesia?" tanya Ayu dalam hati.Ayu pusing memikirkan bagaimana caranya untuk tidak bertemu dengan tuan mudanya.“Huh... Berpura-pura tidur saja,” Ayu kembali merebahkan tubuhnya. Jujur saja sebenarnya badannya masih sakit karna tadi malam tapi ia tahan, Ayu tidak mau ada yang tau jika ia sakit.Terdengar suara riuh dari bawah sepertinya tuan mudanya sebentar lagi akan sampai di mension ini, seperti biasanya ada yang mengetuk pintu kamar Ayu untuk memberitahu jika tuan muda sudah sam