"Handphone Keysha." Ucapnya lirih, lalu memungut benda itu yang sudah retak di layarnya.Daffin yang melihat itu seketika merasa bersalah. "Nanti saya ganti." Ucapnya."Gak bakalan bisa, Om tau gak seberapa pentingnya isi dalam handphone ini? Gak tau kan Om." Marah Keysha yang berusaha menyalakan handphone itu."Om juga gak tau kan kalau handphone ini pemberian sahabat Keysha, waktu ultah kemarin. Masa baru beberapa bulan udah ganti aja. Nanti kalau ditanya Keysha jawab apa Om." Lanjutnya dengan mata berkaca-kaca dan keluar dari kamarnya."Keysha tunggu, maafin saya, saya gak sengaja. Nanti biar saya yang bilang sama sahabat kamu." Ucap Daffin menarik pergelangan tangan Keysha."Silahkan Om bilang sama sahabat Keysha, sekarang dia di Inggris. Lepasin tangan Keysha, Keysha pengen sendiri." Balas Keysha.Daffin pun melepas cekalannya dan membiarkan Keysha pergi sendiri sesuai keinginannya. Dia juga ikut keluar dari kamarnya, tapi bukan untuk menyusul Keysha, melainkan pergi ke suatu temp
"Kenapa harus malu punya suami setampan saya?""Itu menurut Om, menurut Keysha Om itu jelek malu-maluin, udah tua.""Umur saya baru 24 tahun, masa tua?""Ya iyalah, buktinya lebih tua dari umur Keysha."Karena tak mau berdebat lama-lama, akhirnya Daffin mengalah. "Ya sudah pilih kamar sesuai keinginan kamu." Ucap Daffin.Keysha pun segera keluar dari kamar itu. Melihat sekitarnya, kemudian pilihannya jatuh di sebelah kamar Daffin.Dia segera berjalan ke arah sana. Menata barang-barangnya. Satu jam kemudian dia telah menyelesaikannya. Dia pun merebahkan tubuhnya di ranjang kasur. Lelah sekali, pikirnya.Kryukkkkk.....Bunyi suara dalam perutnya seakan mengingatkannya, dia belum makan sedari pagi. Dengan terpaksa dia berjalan menuju kamar sebelahnya.Ceklekkk......"Aaaaaa...." Teriak Keysha ketika berhasil membuka pintu kamar itu."Kenapa?" Tanya datar orang yang berada di dalam kamar itu."O... Om kenapa gak pakai baju?" Ucapnya dengan wajah yang dia tutupi menggunakan jari tangannya.
"Kamu gak mau berangkat bareng saya?" Balas orang itu."Gak." Jawabnya cepat."Kenapa?""Nanya mulu kayak wartawan."“Bareng saya aja!”“Gak mau, elah buruan siniin kuncinya, lama amat sih.” Ucapnya sambil merebut kunci mobilnya yang berada ditangan Daffin.Keysha pun buru-buru beranjak pergi. Melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata. Hingga dia sampai di kampus hanya memakan waktu sepuluh menit, padahal biasanya paling tidak dua puluh menit.Baru keluar dari mobilnya, dua sahabatnya menghampirinya, lalu merangkulnya disebelah kanan dan kiri. "Ngagetin aja." Ucapnya."Tiga hari kemarin kemana, bolos kok gak ngajak-ngajak?" Tanya Kevin yang langsung mendapatkan pukulan di perutnya."Enak aja bolos, gue sakit." Balas Keysha tersenyum bangga melihat Kevin kesakitan."APA? Kok gak bilang, mana ditelpon gak diangkat, di chat gak dibalas." Sahut Riski.Keysha hanya menggaruk pelipis nya yang tak gatal, bingung menjawab apa. "Sakit mana main handphone, udah ah yuk bentar lagi masuk." Aj
"Kok, Om udah pulang, sih." Balas Keysha kesal."Kamu sakit apa?" Tanya Daffin lagi, mengubah pertanyaannya."Om kerja dimana, kok udah pulang?" Balas Keysha ikut-ikutan."Kamu gak tau saya kerja dimana?""Ya gak lah, Om aja gak ngasih tau.""Nanti juga bakalan tau.""Ish...nyebelin. Dasar tua.""Saya ingetin sekali lagi ya! Umur saya baru 24.""24 bulan? Cih.""Kalau 24 bulan mana mungkin saya nikahi kamu."Keysha tak menjawab hanya meliriknya sekilas, membuat Daffin kembali menanyainya. "Kamu sakit apa?""Sakit perut, gara-gara nasi goreng yang Om buat." Balas Keysha membuat Daffin terkejut."Saya nanya serius.""Dih...siapa juga yang bercanda.""Saya lihat tadi pagi kamu doyan banget makannya.""Iya, Keysha lupa soalnya."Daffin menaikkan sebelah alisnya, dia bingung mencerna ucapan istri kecilnya. Keysha yang melihat itu, perlahan menjelaskan."Keysha gak bisa makan nasi goreng saat pagi, makanya sakit perut.""Kok gak bilang?""Kan udah dibilangin lupa.""Mau ke rumah sakit?""Ha
Pagi-pagi sekali Keysha sudah sibuk dengan alat-alat dapur, dia kini sedang menggoreng telur untuk isian sandwich.Lima belas menit berlalu, makanannya telah selesai dia buat. Keysha kembali menuju kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke kampusnya.Di Sebelah kamarnya, Daffin baru saja selesai mandi. "Andai saja Keysha mau masangin dasi, gue pasti seneng banget." Gumamnya sambil memasang dasinya.Setelah selesai, Daffin menuju kamar Keysha untuk membangunkan istri kecilnya itu. Bibirnya perlahan naik keatas, tatkala melihat ranjang yang kosong dan bunyi percikan air dari dalam kamar mandi.Perlahan Daffin melangkahkan kakinya menuju dapur, dia ingin sekali memakan sandwich. Dia pun memutuskan akan membuat sarapan itu untuk pagi ini.Langkahnya terhenti di ruang makan. Matanya menangkap dua sandwich di piring yang berbeda. "Dia tau aja gue lagi pengen makan sandwich." Ujarnya senang.Tak lama, Keysha datang dengan menenteng tasnya. Dia duduk di kursi, kemudian langsung melahap m
"Om buntutin Keysha, ya!" Tuduhnya.Suasana kelas yang kebetulan sedang hening, membuat suara Keysha menggelegar dan seisi kelas yang langsung melihat ke arahnya.Keysha yang merasa sedang diperhatikan pun turut melihat kearah teman-temannya, membalas dengan tatapan tertajamnya. Tak peduli dengan mereka yang menampilkan wajah cengo."Ekhemmm...."Suara deheman dari depan, membuat orang yang berada di sana melihat kearah orang itu. Mereka terfokus kembali dengan wajahnya yang memang diatas rata-rata."Pak Daffin beneran Om-nya cewek tomboy ini?" Tanya salah satu mahasiswa sambil menunjuk ke arah Keysha.Daffin tak menjawab, dia hanya melihat ke arah mereka. Helaan nafasnya keluar dengan berat. "Maaf, saya gak menerima pertanyaan di luar materi yang saya berikan." Ucapnya."Saya juga tidak bisa berlama-lama disini, saya hanya ingin menyampaikan sebuah tugas untuk kalian, jika minggu depan kalian harus membuat artikel dengan tema mahasiswa baru, setelah pekerjaan saya koreksi, kalian bis
Baru saja ingin memasukkan makanannya ke dalam mulutnya. Tiba-tiba ada orang yang menghampirinya dengan napas ngos-ngosan."Keysha, lo...lo dipanggil Pak Daffin disuruh ke parkiran sekarang." Ucap orang itu yang ternyata adalah Putri."Ngapain?" Balas Keysha."Mana gue tau." Jawab Putri menyerobot minuman di meja."Ehh...monyet minuman gue." Timpal Kevin melihat minuman yang belum dia sentuh telah kandas tak tersisa."Elah... minta dikit pelit amat lo. Gue capek nih habis lari gara-gara Pak Daffin. Untung ganteng." Balas Putri tanpa merasa bersalah."Ogah gue. Biarin aja." Ujar Keysha yang membuat Putri melotot kearahnya."Gak bisa gitu. Lo harus nemuin Pak Daffin sekarang, kalau enggak minggu depan gue gak boleh ikutan kelasnya." Marah Putri."Enak dong. Berarti lo gak usah ngerjain tugasnya yang tadi dia kasih." Sahut Kevin.TAKKKKK...."Lemes banget mulut lo." Ucap Putri setelah menoyor kepala Kevin."Udah deh Key sana, lo temuin Pak Daffin. Lo gak kasian sama gue?" Melas Putri den
"Kalau Pak Daffin gak suka masakan Keysha itu bilang. Keysha tau masakan Pak Daffin lebih berkelas timbang masakan Keysha. Tapi setidaknya biarin makanan itu di meja. Gak usah dimakan gak apa-apa.Asal Pak Daffin tau, kemarin Keysha nahan lapar demi bisa makan bareng Pak Daffin. Keysha emang belum menerima pernikahan ini, tapi Keysha gak mau di cap istri durhaka karena tidak menjalankan kewajiban Keysha untuk melayani Pak Daffin." Cerocos Keysha panjang lebar dan air matanya kembali mengalir."Maaf sebenarnya tad--" Ucap Pak Daffin terpotong karena Keysha memaksa keluar dari mobilnya.Daffin ikut turun, baru saja mau mengejarnya. Handphone miliknya tiba-tiba berbunyi, ternyata itu adalah panggilan dari kantornya, dengan terpaksa dia tidak jadi mengejar Keysha. Toh Keysha juga sedang marah, nanti kalau dia menyusulnya dan orang kampus tau, Keysha pasti akan tambah marah.Disisi lain, Keysha terduduk di kursi dekat parkiran. Bingung dengan dirinya sendiri. "Ini kenapa juga, mata gue kok