Share

TCM 3

last update Last Updated: 2021-05-05 19:12:21


Hari itu Shima, kakak ipar Ana baru saja pulang dari rumah sakit pasca melahirkan, rumah orangtua Ana tentu saja ramai dengan kedatangan keluarga dan sanak saudara kakak iparnya itu.

Sebuah mobil SUV berwarna silver berhenti di pelataran rumah orangtua Ana. Pemuda berbadan tegap juga berwajah tampan turun dari mobil dengan membawa kotak berbentuk persegi panjang agak besar yang dibungkus dengan kertas kado.

"Permisi! Saya mau bertemu dengan Aditya," ujar pemuda itu kepada salah satu pembantu rumah tangga orangtua Ana yang kala itu sedang berada di halaman dengan nada sopan.

"Oh, sebentar Mas!"

Pembantu rumah tangga yang berumur empat puluhan tahun itu lantas masuk rumah dan memanggil Aditya, kakak Ana.

"Eh ... ayo masuk!" ajak Aditya begitu tahu siapa yanga datang mencarinya.

Pemuda itu lantas masuk mengikuti Aditya dan duduk di ruang tamu.

"Ini buat bayi kamu," kata pemuda itu.

"Makasih. Wah, jadi ngrepotin," ucap Aditya dengan senyum kecil. "Bentar ya! Aku suruh orang di dapur bikin minum," pamit Aditya berdiri lantas menuju dapur.

Ibunya tampak memperhatikan pemuda yang jadi tamu Aditya, ia lantas menghampiri putranya yang baru saja memasukan pemberian pemuda itu di kamar.

"Dit! Siapa pemuda itu?" tanya Ibunya kepada sang putra.

"Oh, itu Zidan, rekan kerja Bu," jawab Aditya.

"Udah nikah belum?" tanya ibunya lagi.

Aditya mengernyitkan dahi, tidak mengerti kenapa ibunya menanyakan status rekannya itu.

"Belum," jawab Aditya singkat.

"Kerja di mana? Kok kayaknya dia dari keluarga terpandang." Ibunya semakin menyelidik-Penasaran.

"Dia itu direktur di perusahaan properti."

Ibunya tampak mengangguk-angguk, membuat Aditya bingung kenapa wanita itu sangat antusias menanyakan perihal temannya.

Karena banyaknya keluarga Shima yang datang untuk melihat bayinya, semua penghuni rumah tampak sibuk begitu juga dengan Ana. Gadis itu membantu menyajikan minuman atau camilan untuk tamu kakak iparnya.

Ana terlihat berjalan dengan membawa nampan berisi secangkir teh dan piring berisi kue, ia lantas mendekat ke meja di mana Zidan duduk. Gadis itu langsung menyajikan teh dan kue itu di meja tanpa menyapa teman kakaknya itu.

Zidan menatap Ana yang terlihat cuek, kedua sudut bibirnya tertarik menciptakan lengkungan kecil di bibirnya. Hingga Ana berbalik meninggalkan ruang tamu, Zidan masih menatap punggung gadis itu berlalu.

"Makasih, An." Aditya menepuk pundak adiknya saat berpapasan.

"Iya." Gadis itu langsung berlalu begitu saja.

Aditya lantas kembali menemui temannya yang sudah menunggu.

"Dit! Gadis itu siapa?" tanya Zidan langsung.

"Gadis mana?"

"Itu, yang kamu ajak bicara barusan," jawab Zidan.

"Oh, Ana. Dia adikku, kenapa?" tanya Aditya menyelidik.

Zidan mengulas senyum, tampaknya pemuda itu tertarik dengan Ana. Pertama kali melihat gadis itu, Zidan merasa jantungnya berdegup kencang, seolah-olah merasa jika Ana memiliki medan magnet yang bisa menariknya.

_

_

_

Setelah hari itu, Zidan tampak sering mengunjungi rumah keluarga Ana, dari alasan mencari Aditya atau yang lainnya. Hingga akhirnya orangtua Ana tahu jika pemuda itu menyukai putri mereka.

Tidak berpikir panjang, mengetahui jika Zidan adalah pemuda mapan yang memiliki masa depan cerah, orangtua Ana pun mengizinkan pemuda itu jika ingin mendekati putrinya.

"Bu, kenapa aku harus pergi, sih!"

Ana melayangkan protes ketika ibunya meminta dirinya pergi kencan dengan Zidan yang ternyata sudah meminta izin pada kedua orangtuanya jauh-jauh hari.

"Kamu ini! Tinggal nurut saja kenapa sih? Ini juga demi kebaikan kamu."

Wanita itu membantah protes yang dilayangkan putrinya, ia sibuk mendandani putrinya agar mau ikut pergi dengan Zidan yang ternyata sudah menunggu di ruang tamu.

Ana mencebik kesal, ia tidak tahu apa yang diinginkan oleh orangtuanya sehingga meminta dirinya pergi kencan dengan pemuda yang tidak ia kenal. Apa ini kencan buta? Batin Ana.

Ana keluar dengan wajah tertekuk, tidak ada manis-manisnya sama sekali, cemberut seraya mengerucutkan bibir.

"Maaf nak Zidan, lama ya?" Ibunya Ana tampak bicara berbasa-basi.

"Nggak apa-apa kok, Bu."

Zidan langsung berdiri seraya mengulas senyum ketika Ana sudah berdiri di hadapannya bersama ibunya.

"Dia benar-benar cantik," batin Zidan yang tidak menghilangkaan senyum dari bibirnya.

"Silahkan kalau kalian mau pergi sekarang!" Wanita itu mendorong putrinya ke arah Zidan.

Ana yang merasa sudah dipaksa pun menoleh pada ibunya dengan sedikit mencebikan bibir, ingin menggerutu tapi tidak bisa.

"Mari," ucap Zidan mempersilahkan Ana melangkah lebih dulu.

Pemuda itu lalu berpamitan kepada orangtua Ana dan mengajak gadis itu pergi.

Sepanjang perjalanan, Ana hanya diam menatap jalanan. Tidak ingin tahu ke mana pemuda itu akan mengajaknya.

"Kalau keluar seperti ini, kamu suka pergi ke mana?" tanya Zidan memecah keheningan di kabin mobil.

"Nggak suka ke mana-mana," jawab Ana lirih.

Zidan mengangguk-angguk pelan, bingung juga mau mengajak gadis itu ke mana karena ia belum tahu apa yang disukai dan tidak oleh gadis yang sudah membuatnya tertarik. Sementara Ana sibuk dengan ponselnya, Ia merasa bersalah pergi berduaan dengan laki-laki lain, saat Arga menanyakan keberadaannya gadis itu hanya menjawab sedang diajak sang ibu ke tempat pamannya.

Duduk di sebuah taman, Ana berharap Zidan akan menanyakan apakah dia sudah memiliki seseorang kekasih, dengan begitu akan lebih mudah baginya menghindar dari pria itu. Namun, nyatanya laki-laki itu tidak menanyakan pertanyaan yang ia harapkan.

Akhirnya Ana pun memberanikan diri, menceritakan yang sebenarnya bahwa dia sudah memiliki sosok laki-laki yang dicintai, tapi lagi-lagi Ana dibuat heran dengan respon Zidan.

"Sebelum janur melengkung aku masih memiliki kesempatan bukan?"

Ana seketika terdiam, Ia tidak tahu bahwa ibunya telah berkata kepada Zidan sebelumnya. "Ana pasti akan berpura-pura memiliki seorang pacar, anak itu kurang pergaulan dan malu menjalani hubungan dengan pria, maka dari itu dia suka berbohong sudah memiliki kekasih agar pria yang ingin mendekatinya berubah pikiran."

"Ana, aku menyukaimu. Umurku sudah terlalu dewasa untuk sekedar berpacaran, jadi aku ingin menjalani hubungan yang serius. An, maukah kamu menikah dengan 'ku?"

Gadis itu terdiam, pikirannya melayang memikirkan Arga, Arga dan Arga. Spontan Ana menggelengkan kepalanya. Menolak permintaan Zidan yang tiba-tiba.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yunia Afida
semangat terus...............
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM Ending

    Zidan dan Arga memakai pakaian khusus untuk bisa melihat Ana, mereka masuk bersama setelah terjadi perdebatan sengit, tidak ada yang mengalah untuk bergantian melihat kondisi Ana. Hingga akhirnya perawat mengizinkan keduanya masuk bersamaan. Kini keduanya sudah berdiri di samping kanan dan kiri, menatap wajah Ana yang penuh luka, alat bantu napas terpasang di hidung, jarum infus dan alat penunjang kehidupan lainnya terpasang di seluruh badan. Kedua pria itu sama-sama menggenggam tangan Ana, bahkan mengecup punggung tangan bersamaan, seakan melupakan perdebatan mereka saat di luar. "An, jika kamu bangun. Aku berjanji untuk membahagiakan dirimu, akan aku ikuti semua keinginanmu. Bahkan jika kamu meminta aku mundur dari dunia musik, maka akan aku lakukan," ucap Arga yang terdengar begitu pilu. "An, meski aku tidak berhak, tapi kamu tahu aku sangat mencintaimu. Aku akan merawatmu meski suamimu melarang," ucap Zidan yan

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 93

    "Kenapa? Kenapa melakukan ini padaku? Kenapa kamu menjadi orang yang membocorkan hubungan gelap kita? Kenapa kamu tega, Ga? Kenapa?" Ana melihat file berisi foto yang sama dengan foto yang dikirim ke Zidan, foto yang membuat hubungan mereka terbongkar. Bahkan Ana melihat foto bukti transfer kepada seseorang, menduga kalau Arga sengaja membayar untuk mengambil foto mereka secara diam-diam kemudian mengirimkan kepada Zidan. Zidan berjalan cepat menyusuri koridor, menuju ruang operasi sesaat setelah mendapat kabar Ana mengalami kecelakaan. Begitu melihat Arga yang tertunduk dengan tangan yang berlumuran darah, membuat Zidan murka. Mantan suami Ana langsung menarik kerah Arga, melayangkan bogem mentah hingga membuat Arga limbung dan terjatuh di lantai. "Apa yang kamu lakukan padanya, hah? Kenapa dia meminta maaf padaku berulang kali? Apa yang kamu lakukan, brengsek?!" Zidan kembali melayang

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 92

    Arga langsung menggendong Ana begitu sampai di rumah. Seakan enggan melepas sang istri, rasa takut dan tertekan kini benar-benar dirasakan Arga. Lanie, Samuel, dan Dio tidak berani mengganggu, mereka hanya menatap Arga yang langsung berjalan masuk ke rumah."Biarkan mereka berdua," ucap Lanie yang langsung mendapat anggukan dari Samuel dan Dio.Lanie menambah pengawal pribadi di area rumah Arga, jangan sampai mereka kecolongan lagi. Lanie juga sudah meminta beberapa hacker untuk menghapus postingan yang sudah terlanjur beredar di sosmed. - -Arga berjalan dengan menatap sendu sang istri, ingin rasanya menangis tapi takut Ana akan menjadi semakin sedih. Menurunkan Ana di atas tempat tidur, menyelimuti dan kemudian ikut berbaring di ranjang."Maaf sudah membuatmu cemas," ucap Ana yang tahu kalau Arga mencemaskan dirinya.Arga menggeleng menahan tangis, d

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 91

    Arga dan yang lainnya sudah sampai di lokasi yang diberikan Alisya, mereka tidak menemukan siapa pun di sana, membuat Arga semakin frustasi."Nomor Ana masih tidak bisa dihubungi!" Lanie tampak panik. Ia baru saja memaki pengawal yang disuruh mengawasi Ana, orang bayarannya itu ternyata tidak tahu kalau Ana pergi keluar.Arga mengguyar kasar rambut karena frustasi, pikirannya tidak tenang membayangkan apa yang terjadi dengan sang istri."Kita cari ke rumah Alisya," kata Dio yang membuat Arga, Lanie, dan Samuel menatap padanya."Rumah Alisya, rumah mantan suami Ana!" Arga memastikan.Dio mengangguk, bisa saja Ana di sana mengingat kalau Alisya yang pertama kali memberi kabar soal postingan hingga keberadaan Ana. Arga terlihat berpikir, hingga kemudian mengiyakan usul Dio. Mereka kembali masuk mobil, hendak pergi menuju rumah Zidan.Arga terlihat berpikir, mesk

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 90

    Ana ditarik paksa, bahkan gadis yang berjalan di belakang terlihat sesekali menarik rambut Ana dengan kasar, membuat istri Arga itu meringis menahan sakit. Mereka membawa Ana ke sebuah gang kecil yang terdapat di dekat minimarket, sepi orang berlalu lalang hingga membuat para gadis itu bebas menggila. Menyebut diri mereka Arga Angels, fans fanatik Arga yang tidak akan rela jika kekasih sedunia mereka dimiliki oleh satu wanita.Ana didorong hingga membentur tembok, lengannya terasa sakit dan kulit kepala begitu perih."Mau apa kalian?" tanya Ana menatap satu persatu para gadis yang membawa paksa dirinya. Matanya merah, entah menahan tangis atau amarah."Mau apa? Tentu saja memberimu pelajaran! Siapa yang mengizinkanmu menikahi Arga kami, hah!" bentak salah satu gadis yang sudah diliputi amarah.Gadis lainnya melempar sebutir telur tepat mengenai pelipis Ana, membuat terkejut tak percaya dengan yang te

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 89

    Sudah dua hari berlalu. Sejak hari di mana ibu pindah, Ana dan Arga masih tinggal di rumah ibu karena di sana lebih leluasa melakukan sesuatu dan juga pengawal yang berjaga akan lebih leluasa mengawasi. "Ah, semuanya habis." Ana mengecek persediaan dapur. Karena dua hari tidak ke mana-mana, membuat dirinya tidak berbelanja sama sekali. Arga pergi ke studio pada pagi buta, tidak ingin kalau ada paparazi yang melihatnya keluar dari rumah itu. Kini Ana kebingungan harus bagaimana, hingga akhirnya memilih untuk keluar berbelanja. Hari masih pagi, berpikir kalau paparazi tidak mungkin akan beraksi, terlebih sampai sekarang belum ada tanda-tanda kalau foto atau video tentang pernikahan mereka tersebar di jagat maya. - - - Zidan tengah sarapan bersama Mikayla dan Alisya. Sejak Zidan menghajar Rian, Mikayla terlihat lebih baik, seakan sudah melupakan tentang tekanan batin yang pernah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status