Seketika Isabella memiliki ide untuk menyerang sosok itu, dia menyusun rencana di kepalanya.
'Oke, jatuhkan dia dan kabur dari sini'. Pikirnya dalam hati.Dia sudah mengambil ancang-acang untuk menyerangnya. Namun tanpa dia duga, dia tak sanggup mengendalikan kecepatannya.Sebelum sempat menyerang sosok itu, sosok itu sudah keluar dari ruangan itu sontak tubuh Isabella menabrak pintu.
BRAAAK!"Aw!" Isabella merintih kesakitan terkapar di lantai.Sosok itu menoleh sekilas mendengar suara benturan keras dari arah pintu, dia tidak begitu perduli, dia kemudian melenggang santai menjauh dari tempat itu.Isabella berlahan lahan bangkit kondisinya tampak berantakan, berlahan dia membereskan rambutnya dengan jari-jarinya, rasa ngilu dan pusing masih dia rasakan, dia meraba jidatnya dan sepertinya benjol.'Bodoh sekali!' pikirnya dalam hati.Kruk ... kruk ... kruk ...Lambungnya mulai bereaksi mungkin karena kelelahan, dia harus mengalami hal-hal yang menguras energinya, tadi malam dan beberapa saat tadi, Isabella meremas perutnya dia sangat kelaparan.Isabella kemudian coba berbaring di atas tempat tidur, berharap dia bisa melupakan rasa laparnya, namun hal itu tak membatunya."Kakek bagaimana keadaan mu?" dia mulai teringat Kakeknya air matanya mulai mengalir.Beberapa jam berlalu, cahaya matahari terlihat dari jendela, dia masih tidak bisa merasakan kantuk, Isabella merasa tubuhnya tak bertenaga di tambah dia tak tidur semalaman.Tanpa Isabella duga, dalam waktu singkat, seorang pelayan terlihat membawa nampan berisi makanan dan sebotol air mineral. Isabella menoleh dia tampak lemas, bibirnya kering, matanya layu, nampak lingkaran hitam di sekitar matanya. Dia nampak pasrah saja melihat pelayan itu masuk ke dalam ruangan itu.Pelayan itu menyimpan nampan berisis makanan itu di atas meja.
"Saya membawakan anda sarapan, Nona," katanya sambil beranjak dari hadapan Isabella. Isabella tak menjawab dia hanya bersandar lemas.Pintu ruangan itu tertutup kemudian, Isabella berlahan meraih piring yang ada di atas meja tangannya gementar, dengan lahap dia menyatap makanan itu. Isabella sampai sedikit tersedak, kemudian mengambil botol air mineral yang ada di atas meja.Dia meneggak air meneral itu sampai tak tersisa satu tetes pun."Aku harus memiliki tenaga untuk kabur dari tempat ini," katanya pelan.Kemudian dalam sekejap makanan itu lenyap tak tersisa, hanya piring kosong yang ada di atas meja sekarang, dan beberapa saat kemudian.Kreek ...Pelayan yang tadi membawakan Isabella makanan masuk, kali ini dia membawakan handuk pakaian dalam, sikat gigi, sabun mandi dan sabun muka, dan beberapa potong pakaian."Emm, Nona ... ""Saya di suruh mengatar barang barang ini," ucap pelayan itu. Sambil menyimpan barang-barang itu di atas tempat tidur. Isabella hanya tersenyum tipis ke arah pelayan itu."Terima kasih," ucap Isabella di sambut senyuman pelayan itu. "Apa orang itu ada di rumah?"Pelayan itu tersenyum ke arah Isabella
"Maksud Nona Tuan muda?" Isabella tersenyum."Tuan Christian belum pulang Nona."Isabella tampak termenung, ternyata sosok itu bukan seorang bandit seperti yang dia piirkan. Dia semakin bingung untuk apa seorang tuan muda seperti dia menculiknya, itu semakin membuatnya yakin tuan muda itu sikopat.***Christian pulang cepat dia harus melihat keadaan tamunya, tamu yang dibawanya secara paksa, dia segera menuju lantai 2 tempat Isabella dijamu lebih tepatnya dikurung.Di sana tampak Isabella yang sedang termenung melihat ke arah jendela. Dia menoleh ke arah Christian sejenak.Christian melihat sosok Isabella berbeda dari sebelumnya, wajahnya terlihat lebih cantik dia mengenakan Knite berwarna coklat tua, dan celana pendek sepaha, rambutnya tergerai indah.
Sosok Isabella seperti Elle faning si Aurora di film melvicent, rambutnya berwarna coklat terang, pipinya kemerahan, matanya bening, Cristian tampak terpaku berdiri agak jauh dari Isabella."Christian!"Chiristian terperanjat gadis itu memanggil namanya. Ia melangkah mendekati Isabella.
"Christian, boleh aku memanggil mu seperti itu?"
Christian menatap Isabella, Dia hanya mengangguk pelan sambil tersenyum ke arah Isabella.
"Christian, sepertinya kau orang baik, bisa kau lepaskan aku?" kali ini Isabella tak bicara formal lagi. Dia memasang wajah sedih.Christian melihat kesedihan di wajah Isabella , Christian menghela nafas sejenak, dia mendekat ke arah Isabella,"Isabella, boleh aku menmanggil nama mu?" Christian duduk di samping Bella kemudian, Isabella berbalik ke arah Christian."Bella, aku biasa di panggi Bella," sahut Isabella. Sambil menatap Christian dengan mata yang berkaca kaca.Christian mencoba membuat gadis itu tenang, dia tak mau terburu-buru bicara kepadanya, dia hanya duduk di sampingnya sambil memperhatikannya."Berapa usianya mu Bella?""19 tahun." sahut Isabella. Christian memperhatikan gadis itu dengan seksama."Kenapa kau tidak percaya?" kata Isabella lagi.Christian hanya mesem menatap wajah isabella yang cantik. Christian teringat saat dia membawa Isabella ke mobilnya kemarin malam, dia terpesona dengan kecantikan wajahnya, malam itu Christian memangku kepala Isabella di jok belakang.Christian terus menatap wajah Isabella yang tak sadarkan diri waktu itu, bahkan dia tak membiarkan siapapun menyentuhnya, dia juga yang menggedongnya ke kamar."Tidak bukan begitu, aku hanya merasa kau terlalu muda," ungkap Christian, Isabella bengong."Bella kalau kau merasa bosan, kau bisa keluar dari kamar ini""Aku akan menyuruh pelayan, untuk mengatar mu berjalan-jalan," Ungkap Christian. Sambil menatap Isabella dengan rasa kasihan.Isabella tersenyum licik, akhirnya dia punya kesempatan untuk keluar dari tempat itu, dia berpikir ternyata laki-laki yang ada di hadapannya mudah untuk diperdaya."Terima kasih," ucap Isabella.Christian hanya tersenyum menatap Isabella, tentu dia bisa menebak apa yang ada di pikran gadis itu.Isabella di ijinkan untuk keluar kamarnya, kesempatan ini tak Isabella sia-siakan, dalam beberapa hari ini dia sudah menghapalkan denah lantai dua, dan lantai satu rumah itu. Tentu hal itu bukan perkara yang mudah mengingat rumah itu sangat besar.Isabella perlu persiapan yang matang untuk kabur dari tempat ini, Beberapa kali dia berpapasan dengan para pelayan dan penjaga di rumah itu."Selamat pagi, Nona," Isabella tersenyum membalas sapa seorang pelayan. Beberapa orang tersenyum ramah kepada Isabella, dan tak lama kemudian Isabella sampai di depan pintu Lift.Ting!Pintu Lift itu terbuka, tak buang waktu Isabella masuk kedalam Lift, tak lama kemudian pintu Lift itu tertutup kembali."Tenang Bella kamu pasti bisa melakukannya," katanya sambil menekan tombol lift itu.Pintu Lift itu terbuka kembali, kemudian Isabella segera keluar, dia melangkah mantap mencoba bersikap sewajarnya agar tak menarik perhatian.Belum sampai beberapa langkah, dia berpapasan dengan pelayan yang bertugas meng
Tepat pukul 19.30 Grace hendak pergi ke kamar Isabella, untuk menyampaikan undangan makan malam dari Christian, tampaknya Christian belum puas menggodanya."Nona, saya Grace," katanya sambil mengetuk pintu kamar itu berlahan.Namun tak terdengar jawaban dari dalam kamar itu. setelah beberapa saat, Akhirnya Grace memutuskan untuk melaporkan kepada Tuannya.Singkat cerita Grace sudah sampai diruang makan menghadap Christian, Grace tampak cemas."Nona tak menyahut tuan," kata Grace cemas. Christian tampak santai menanggapi laporan Grace."Dia pasti cuman kelelahan, setelah berjalan beberapa kilo," ungkap Christian tenang. Grace tampak kaget mendengar perkataan tuannya. "Pastikan saja keadaannya baik-baik saja," Grace tampak menyimak. "Jangan lupa sediakan makanan di kamarnya, pasti dia lapar" kata Christian lagi mengakhiri pembicaraan itu."Baik tuan," sahut Grace sambil beranjak dari hadapan Christian.Tak butuh waktu lama, Grace sudah ada di depan pintu kamar Isabella, dia membuka pintu
***Kenapa kau selalu, menghindar saat ku tanya soal Kakek ku?""Aku tidak menghidar, hanya saja aku belum bisa meberikan informasi apapun."Mereka saling menatap satu sama lain, Christian merasa di tekan dengan pertanyaan Isabella, Isabella juga tidak salah dia berhak tau keadaan Kakeknya, dan alasan kenapa dia harus berada di pulau itu."Apa untungnya, mengurungku di sini?" tanya Isabella dengan nada suara yang tinggi."Tidak ada, sebetulnya aku rugi waktu, rugi tenaga, aku sangat rugi," kata Christian agak berteriak."Kalau begitu lepaskan aku!" "Kalau saja aku bisa," katanya dengan nada suara lebih tinggi. "Sebetulnya aku malas berurusan dengan mu dan seleruh keluarga mu," katanya lagi seraya meninggalkan Isabella."Christian!"***Sudah hampir dua minggu Isabella terjebak di pulau itu, sampai saat ini dia belum mendengar kabar dari kakeknya, dia sangat marah kepada Christian karena tak memberikan penjelasan apa-apa.Beberapa hari ini, Isabella tak mau berbicara dan menerima undan
***"Diam, kalau tidak, aku akan ..." Christian tak meneruskan bicaranya dia hanya menatap wajah Isabella kemudian matanya berlahan menatap bibir isabella yang tampak menggoda."Atau apa?" teriak isabella. Nafas mereka berembun saking dinginnya seperti mengeluarkan asap.Christian mendekatkan bibirnya ke wajah Isabella,, dadanya naik turun dengan cepat, Isabella memalingkan wajahnya, tapi gerakannya kalah cepat bibir Christian mendarat pas di bibir Isabella.Tubuh Isabella membeku dia tak bisa bergerak, Ciuman itu terasa hangat di bibirnya, dia seperti ingin menangis, ingin berteriak, tapi dia tak mampu melakukan apapun. Isabella tak membalas ciuman itu, dia bingung harus melakukan apa, itu adalah ciuman pertamanya.Sedang Christian terus mencium Isabella berkali kali berharap mendapat balasan ciuman yang menggairahkan, tapi harapannya sirna Isabella tak membalas ciumannya.Christian menatap Wajah Isabella dengan heran, dia merasa di tolak, kemudian dia menghetikannya.JGEER!Spontan
Dorr! Dorr! Dorr!Christian menembak sasarannya dengan membabi buta, dia teringat dengan kata-kata Isabella, dengan wajah sangar dia terus mebidik sasarannya, hal itu membuat Billy sedikit ngeri."Akh Sialan!" Billy mundur sedikit demi sedikit, namun usahanya sia-sia mata Christian menagkap sosoknya."Billy, lihat aku!" Billy kontan kaget mendengar kata-kata tuanya."Iya tuan ...""Apa aku terlihat tua?" Billy sedikit bingung sekaligus kaget mendengar hal itu.Tentu saja tuannya terlihat sangat muda pikirnya, mungkin saja tuanya ingin mendapatkan jawaban yang lain, Billy berfikir untuk memberikan jawaban yang memuaskan."Anda terlihat lebih berwibawa dari usia anda," ucap Billy mantap. Christian tampak tak puas dengan jawaban Billy."Jadi aku terlihat tua?" kali ini Christian agak sedikit marah, Billy mulai bergidik dia tak berani menatap wajah tuannya."Ti-dak tuan masud ku, anda terlihat berwibawa, itu tidak mengurangi ketampanan anda." Billy cepat-cepat menjilat tuannya."Aku ingin
***"Jangan menatap ku seperti itu, aku sungguh tidak nyaman" senyuman terukir di wajah Christian. Isabella sedikit menunduk malu."Maaf, aku tak bisa," ungkap Christian menatap Isabella dalam. Dia seperti terpesona dengan kecantikan wajahnya."Aku sunggu tak nyaman, Criss!" Mereka saling menatap, kemudian terdiam untuk beberapa saat, mereka hanya memuji keindahan paras mereka masing-masing dalam hati. Getaran-getaran itu seperti membangkitkan adrenalin."Aku lebih baik pergi," kata Isabella seraya bangkit dari duduknya.Dengan cepat Christian menarik tangan Isabella, Sontak Isabella jatuh di pangkuan Christian, mata mereka beradu nafas mereka berhenti sejenak.Nafas Isabela seketika jadi berat Dadanya naik turun dia tak bisa menolak pesona Christian tatap matanya membuat Isabella terhipnotis.Christian Menyetuh bibir isabella dengan jarinya berlahan.Isabella menelan ludahnya, kemudian Christian menciumnya dengan lembut, Isabella terdiam jatungnya berdebar. Christian tersenyum sambil
***Grace menyimpan gaun itu di atas tempat tidur, Isabella tampak terkejut melihat Grace membawa sebuah gaun berwarna nude lengkap dengan sepatu berwarna senada."Apa ini, Grace?""Tuan, meminta saya untuk membawakan gaun ini untuk anda nona," ungkap Grace.Isabella tampak bingung dia menatap Grace berharap mendapatkan informasi yang lebih, setelah beberapa saat Grace baru mengingat sesuatu setelah Isabella menatapanya seperti itu."Maaf Nona, saya lupa bilang, kalau Tuan besar mengundang anda dan tuan Jacob untuk pergi ke pesta pembukaan hotel baru milik Tuan" ungkap Grace mencoba menjelaskan dengan detail. "Saya juga sudah menyiapkan Jas dan sepatu untuk tuan Jacob," katanya lagi."Pesta pembukaan hotel?""Iya Nona!"Isabella terseyum menghampiri gaun yang tergeletak di tempat tidurnya, matanya tertuju ke arah Grace."Terima kasih Grace, aku akan mencobanya" ungkap Isabella."Ada lagi yang bisa saya bantu Nona?" Isabella menggeleng seraya tersenyum ke arah Grace."Oya Nona, Tuan men
Isabella tampak cantik mengenakan Gaun berwarna Nude, Prof Jacob menggandeng cucunya berjalan kearah Tuan James dan Christian. Mata Christian tak beranjak menatap Isabella, dia benar-benar terpesona dengan kecantikan dan kemolekan tubuh Isabella."ya ampun, aku pangling kau kelihatan sangat cantik," kata Tuan James takjub, kemudian matanya melirik ke arah Christian."Dia sangat cantik kan Criss?" tanya Tuan James kemudian."Eh, Iya sangat cantik," jawab Christian gelagapan masih menatap Isabella. Isabella menunduk sejenak sedikit malu mendengar perkataan Christian."Christian, tolong jaga cucu ku," ucap Prof Jacob seraya menarik berlahan tangan Isabella mendekatkan kepada Christian. Kemudian Christian mengulurkan tangannya. "Gaunnya sangat cocok dengan mu, kau terlhat sangat cantik" Isabella tampak gugup kemudian berlahan dia menerima uluran tangan Christian."Terimakasih," kata Isabella membalas pujian dari Christian."Aku akan menjaganya," sahut Christian tersenyum ke arah Prof Jacob