Home / Romansa / Terjebak Cinta Penculik Tampan / BAB 2 Hari Ke 2 Berkenalan

Share

BAB 2 Hari Ke 2 Berkenalan

Author: Takehiro
last update Last Updated: 2024-03-07 22:34:05

Seketika Isabella memiliki ide untuk menyerang sosok itu, dia menyusun rencana di kepalanya.

'Oke, jatuhkan dia dan kabur dari sini'. Pikirnya dalam hati.

Dia sudah mengambil ancang-acang untuk menyerangnya. Namun tanpa dia duga, dia tak sanggup mengendalikan kecepatannya.

Sebelum sempat menyerang sosok itu, sosok itu sudah keluar dari ruangan itu sontak tubuh Isabella menabrak pintu.

BRAAAK!

"Aw!" Isabella merintih kesakitan terkapar di lantai.

Sosok itu menoleh sekilas mendengar suara benturan keras dari arah pintu, dia tidak begitu perduli, dia kemudian melenggang santai menjauh dari tempat itu.

Isabella berlahan lahan bangkit kondisinya tampak berantakan, berlahan dia membereskan rambutnya dengan jari-jarinya, rasa ngilu dan pusing masih dia rasakan, dia meraba jidatnya dan sepertinya benjol.

'Bodoh sekali!' pikirnya dalam hati.

Kruk ... kruk ... kruk ...

Lambungnya mulai bereaksi mungkin karena kelelahan, dia harus mengalami hal-hal yang menguras energinya, tadi malam dan beberapa saat tadi, Isabella meremas perutnya dia sangat kelaparan.

Isabella kemudian coba berbaring di atas tempat tidur, berharap dia bisa melupakan rasa laparnya, namun hal itu tak membatunya.

"Kakek bagaimana keadaan mu?" dia mulai teringat Kakeknya air matanya mulai mengalir.

Beberapa jam berlalu, cahaya matahari terlihat dari jendela, dia masih tidak bisa merasakan kantuk, Isabella merasa tubuhnya tak bertenaga di tambah dia tak tidur semalaman.

Tanpa Isabella duga, dalam waktu singkat, seorang pelayan terlihat membawa nampan berisi makanan dan sebotol air mineral. Isabella menoleh dia tampak lemas, bibirnya kering, matanya layu, nampak lingkaran hitam di sekitar matanya. Dia nampak pasrah saja melihat pelayan itu masuk ke dalam ruangan itu.

Pelayan itu menyimpan nampan berisis makanan itu di atas meja.

"Saya membawakan anda sarapan, Nona," katanya sambil beranjak dari hadapan Isabella. Isabella tak menjawab dia hanya bersandar lemas.

Pintu ruangan itu tertutup kemudian, Isabella berlahan meraih piring yang ada di atas meja tangannya gementar, dengan lahap dia menyatap makanan itu. Isabella sampai sedikit tersedak, kemudian mengambil botol air mineral yang ada di atas meja.

Dia meneggak air meneral itu sampai tak tersisa satu tetes pun.

"Aku harus memiliki tenaga untuk kabur dari tempat ini," katanya pelan.

Kemudian dalam sekejap makanan itu lenyap tak tersisa, hanya piring kosong yang ada di atas meja sekarang, dan beberapa saat kemudian.

Kreek ...

Pelayan yang tadi membawakan Isabella makanan masuk, kali ini dia membawakan handuk pakaian dalam, sikat gigi, sabun mandi dan sabun muka, dan beberapa potong pakaian.

"Emm, Nona ... "

"Saya di suruh mengatar barang barang ini," ucap pelayan itu. Sambil menyimpan barang-barang itu di atas tempat tidur. Isabella hanya tersenyum tipis ke arah pelayan itu.

"Terima kasih," ucap Isabella di sambut senyuman pelayan itu. "Apa orang itu ada di rumah?"

Pelayan itu tersenyum ke arah Isabella

"Maksud Nona Tuan muda?" Isabella tersenyum.

"Tuan Christian belum pulang Nona."

Isabella tampak termenung, ternyata sosok itu bukan seorang bandit seperti yang dia piirkan. Dia semakin bingung untuk apa seorang tuan muda seperti dia menculiknya, itu semakin membuatnya yakin tuan muda itu sikopat.

***

Christian pulang cepat dia harus melihat keadaan tamunya, tamu yang dibawanya secara paksa, dia segera menuju lantai 2 tempat Isabella dijamu lebih tepatnya dikurung.

Di sana tampak Isabella yang sedang termenung melihat ke arah jendela. Dia menoleh ke arah Christian sejenak.

Christian melihat sosok Isabella berbeda dari sebelumnya, wajahnya terlihat lebih cantik dia mengenakan Knite berwarna coklat tua, dan celana pendek sepaha, rambutnya tergerai indah.

Sosok Isabella seperti Elle faning si Aurora di film melvicent, rambutnya berwarna coklat terang, pipinya kemerahan, matanya bening, Cristian tampak terpaku berdiri agak jauh dari Isabella.

"Christian!"

Chiristian terperanjat gadis itu memanggil namanya. Ia melangkah mendekati Isabella.

"Christian, boleh aku memanggil mu seperti itu?"

Christian menatap Isabella, Dia hanya mengangguk pelan sambil tersenyum ke arah Isabella.

"Christian, sepertinya kau orang baik, bisa kau lepaskan aku?" kali ini Isabella tak bicara formal lagi. Dia memasang wajah sedih.

Christian melihat kesedihan di wajah Isabella , Christian menghela nafas sejenak, dia mendekat ke arah Isabella,

"Isabella, boleh aku menmanggil nama mu?" Christian duduk di samping Bella kemudian, Isabella berbalik ke arah Christian.

"Bella, aku biasa di panggi Bella," sahut Isabella. Sambil menatap Christian dengan mata yang berkaca kaca.

Christian mencoba membuat gadis itu tenang, dia tak mau terburu-buru bicara kepadanya, dia hanya duduk di sampingnya sambil memperhatikannya.

"Berapa usianya mu Bella?"

"19 tahun." sahut Isabella. Christian memperhatikan gadis itu dengan seksama.

"Kenapa kau tidak percaya?" kata Isabella lagi.

Christian hanya mesem menatap wajah isabella yang cantik. Christian teringat saat dia membawa Isabella ke mobilnya kemarin malam, dia terpesona dengan kecantikan wajahnya, malam itu Christian memangku kepala Isabella di jok belakang.

Christian terus menatap wajah Isabella yang tak sadarkan diri waktu itu, bahkan dia tak membiarkan siapapun menyentuhnya, dia juga yang menggedongnya ke kamar.

"Tidak bukan begitu, aku hanya merasa kau terlalu muda," ungkap Christian, Isabella bengong.

"Bella kalau kau merasa bosan, kau bisa keluar dari kamar ini"

"Aku akan menyuruh pelayan, untuk mengatar mu berjalan-jalan," Ungkap Christian. Sambil menatap Isabella dengan rasa kasihan.

Isabella tersenyum licik, akhirnya dia punya kesempatan untuk keluar dari tempat itu, dia berpikir ternyata laki-laki yang ada di hadapannya mudah untuk diperdaya.

"Terima kasih," ucap Isabella.

Christian hanya tersenyum menatap Isabella, tentu dia bisa menebak apa yang ada di pikran gadis itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Penculik Tampan   BAB 19 Bangker Rahasia

    Akhirnya setelah berjalan begitu jauh mereka sampai di tepi danau, Chrsitian membantu Isabella naik perahu boot. Selanjutnya Christian menarik tali untuk menghidupkan mesin boot itu.Perahu itu pun melaju hari sudah mulai sore, langit pun berwarna Jingga rumah peristirahat sudah terlihat mereka menikmati sunrise dari atas perahu, Christian menggenggam tangan Isabella seraya menatapnya, Isabella membalas tatapan Christian."Aku Mencintai mu" ungkap Cristian sambil memeluk Isabella, perahu boot itu semakin dekat dan samapai di tepi, Christian membantu Isabella turun dari perahu."Hati-hati" kata Christian"Mau sampai kapan kau akan mengenggam tangan ku?" tanya Isabella"Sampai selamanya" kata Christian menggoda Isabella, isabella hanya tertawa kecil menanggapi gombalan Cristian, mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah itu nampaknya Maria sudah tak berada di sana, kemudian Christian mengantar isabella sampai depan pintu kamarnya."Sudah lepaskan tangan ku" kata Isabella, Christia

  • Terjebak Cinta Penculik Tampan   BAB 17 Dosa Terindah

    Setelah berjalan beberapa kilo akhirnya mereka tiba di suatu tepat yang sangat indah, tempat itu dulu sering di datangi Christian dan keluarganya. Isabella tampak takjup melihat pemandangan di tempat itu, tak jauh dari sana tampak air terjun dengan bebantuan besar membentuk lingkaran besar di bawahya.Disana juga tampak beberapa rumah kayu yang tampak sudah tak terawat ,Chiristian Memperlihatkan rumah pohon yang dulu sering dia datangi."Waktu aku kecil, ayah sering mengajak ku bermain di rumah pohon itu," katanya. Sambil menujuk ke arah rumah pohon yang terlihat sudah tak terawat"Luar biasa," kata Isabella takjub."Aku dan adik ku , sering di ajak untuk berkemah di sini," Christian mengenang masa kecilnya yang bahagia bersama kedua orang tuanya."Setiap Liburan kami menghabiskan waktu bersama," kata Christian lagi sambil tersenyum melihat ke sekeliling."Pasti seru!" Isabella sedikit merasa iri, melihat Christian memiliki memory yang indah tentang orang tuanya, Christian memeluk Is

  • Terjebak Cinta Penculik Tampan   BAB 16 Kecan Pertama

    Selamat pagi Nona?" sapa Maria. Isabella menoleh seraya membalasnya dengan senyuman."Selamat pagi Maria," sahut Isabella kemudian."Bagaimana keadaan mu Nona?" Tanya Maria. Dia tampak sibuk menyiapkan beberapa gelas jus orangge di atas meja."Cukup baik," Jawab Isabella singkat seraya menghampiri Maria lebih dekat."Akh, syukur lah, Tuan Muda terlihat sangat kuatir" ungkap Maria. Isabella hanya menunduk malu tak berkata apapun."Dia terus menayakan keadaanya anda Nona," ungkap Maria lagi. Isabella tersenyum menangapi Maria dia sedikit tersipuh sekarang."Apa kau melihat Christian, Maria?" tanya Isabella sedikit malu-malu matanya mencari Christian kesetiap sudut rungan itu."Tuan sedang berolah raga Nona," jawab Maria seraya memberikan segelas jus orangge kepada Isabella."Terimakasih Maria" seraya meneguk jus orange itu, Maria hanya tersenyum kembali melanjutkan aktifitasnya."Tuan ada di belakang," kata Maria lagi. Menujuk ke arah pekarangan belakang. Isabella tersenyum dia tampak

  • Terjebak Cinta Penculik Tampan   BAB 15 Rahasia Yang Terungkap Part 3

    Buk ...Dan benar saja Joshua meninju wajah putanya Tristan dengan keras. Badan Tristan ambruk ke lantai hidungnya meler berdarah, Tetesan darah dari hidungnya meninggalkan bercak di kemejanya."Apa benar kau putra ku?" Tristan menunduk, tak berani melihat mata Ayahnya, suaranya begitu keras membuat Sarah gemetar ketakutan walau terhalang jendela kaca segara Joshua menutup tirai dengan menarik talinya."Kalau dalam 1 bulan ini dia masih hidup," kata Joshua. Mata Tristan membelalak ke arahnya tak percaya dengan yang apa yang dia dengar, apakah Ayahnya benar-benar menyuruhnya menghabisi sodarinya."Kamu tamat!" tatapan itu penuh intimidasi insting bertahan hidup Tristan bekerja dia memikirkan cara bagaimana suapaya ayahnya tak fokus dengan rencananya membunuh Isabella. Tristan terus berfikir bagaiman caranya agar Ayahnya berhenti menyiksanya, akhirnya dia memutuskan untuk memberi tahu Ayahnya tentang pertemuannya dengan Isabella."Ayah, ada yang ingin aku sampaikan," kata Tristan samb

  • Terjebak Cinta Penculik Tampan   Bab 14 Rahasia Yang Terungkap Part 2

    "Apa yang sudah kau lakukan Josh?" mata sarah sedikit berkaca-kaca nada suaranya sedikit bergetar, dia menatap suaminya penuh dengan rasa kecewa, tarkejut , dan sedikit tidak percaya."Rupanya kau sudah mengetahuinya," Sahut Joshua. Menatap wajah Sarah dingin."Apa harus sejauh itu?""Apa kau tidak mengenal ku?" Joshua balik bertanya. Hal itu membuat Sarah merasa sedikit ngeri dan ketakutan, mengingat apa saja yang Joshua lakukan kepada orang-orang yang menghalangi jalannya, kali ini dia menghabisi Prof Jacob dan Sarah tak bisa menghetikannya."Akan ku jadikan putra ku sehebat diri ku." mata Joshua menatap tajam ke arah Sarah."Kau hanya perlu diam dan menyimpan rahasia ini sampai mati" ungkapnya lagi."Apa yang akan kau lakukan pada putra ku?" Joshua hanya tersenyum menatap Sarah."Dia perlu sedikit membuktikan kalau dia layak menjadi penerus keluarga Dante," Sahut Joshua kemudian."Itu bukan hak putra mu, itu hak Isabella" kata Sarah bicara dengan nada yang tegas."Aku akan memikirk

  • Terjebak Cinta Penculik Tampan   BAB 13 Rahasia Yang Terungkap

    Prof, Jacob menerima panggilan telpon dari universitas tempat dia mengajar, dia mendapat kelas tambahan terpaksa dia harus membatalkan janji ketemu dengan James sahabatnya, Awalnya dia memiliki rencana memancing bersama sahabatnya.Dia membawa mobilnya sendiri dari kediamannya menuju kampus, jalanan cukup sepi dia menjalankan kendaraan dengan kecepatan standar mengingat usianya sudah tak muda lagi, tiba-tiba saja dia melihat dari arah depan mobil mini bus dengan kecepatan tinngi menuju ke arahnya, sontak dia terkejut, dia mengelak dari tabrakan dan membanting setirnya ke sebelah kiri. Mobil itu kehilangan ke seimbangan, dan seketika menabrak tihang listrik, benturan terdengar sangat keras, mobil min bus yang hendak menabrak mobil Prof, Jacob berhenti.Dari dalam mobil itu keluar 2 orang laki-laki, mereka berlahan berjalan sambil memperhatikan keadaan di sekitar menghampiri mobil prof Jacobs yang sudah ringsek dan berasap, salah satu dari mereka mengeluarkan pistol kemudian melirik kep

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status