Share

BAB 3 Hari Ke 5 Melarikan Diri

Isabella di ijinkan untuk keluar kamarnya, kesempatan ini tak Isabella sia-siakan, dalam beberapa hari ini dia sudah menghapalkan denah lantai dua, dan lantai satu rumah itu. Tentu hal itu bukan perkara yang mudah mengingat rumah itu sangat besar.

Isabella perlu persiapan yang matang untuk kabur dari tempat ini, Beberapa kali dia berpapasan dengan para pelayan dan penjaga di rumah itu.

"Selamat pagi, Nona," Isabella tersenyum membalas sapa seorang pelayan. Beberapa orang tersenyum ramah kepada Isabella, dan tak lama kemudian Isabella sampai di depan pintu Lift.

Ting!

Pintu Lift itu terbuka, tak buang waktu Isabella masuk kedalam Lift, tak lama kemudian pintu Lift itu tertutup kembali.

"Tenang Bella kamu pasti bisa melakukannya," katanya sambil menekan tombol lift itu.

Pintu Lift itu terbuka kembali, kemudian Isabella segera keluar, dia melangkah mantap mencoba bersikap sewajarnya agar tak menarik perhatian.

Belum sampai beberapa langkah, dia berpapasan dengan pelayan yang bertugas mengatar makanan dan keperluannya.

"Nona Isabella," Sapanya sambil tersenyum ramah.

"Hi Eh ..." Isabella tak mengingat nama pelayan itu.

"Grace Nona," Sahutnya.

"Oh, hi Grace."

"Ada yang bisa saya bantu Nona?" tanya Grace.

"Ti-dak Grace aku hanya sedang bosan, aku hanya ingin meng hirup udara segar," jawab Isabella. Di sambut Grace dengan senyuman.

"Ngomong ngomong, aku tak melihat Christian hari ini?" tanya Isabella penasaran.

"Tuan sedang ke kantor Nona nanti malam baru pulang," Jawab Grace kemudian. "Kalau begitu saya permisi Nona," ucap Grace lagi sambil berlalu dari hadapan Isabella. Isabella membalasnya dengan senyuman.

Isabella terus berjalan tanpa menoleh ke belakang, dia menuju pintu samping rumah itu. Sebetulnya dia agak ragu untuk kabur.

Berlahan Isabella membuka pintu yang cukup besar yang berada di bagian samping rumah itu.

Isabella menghela nafas sejenak , jatungnya sedikit agak berdebar membayangkan kalau dia ketahuan dan tertangkap oleh penjaga.

Namun sejauh ini tidak terjadi apa-apa, hal itu membuat Isabella lega.

"Syukur lah," katanya seraya terus berjalan."Sepertinya Alam semesta mendukung ku," Ucap Isabella lagi penuh dengan percaya diri.

Disana tampak taman bunga yang tak terlihat ujungnya, Isabella agak putus asa kemudian dia Berbalik melihat kediaman itu.

"Astaga, rumah itu seperti istana," katanya takjub. Terlihat lebih megah jika dilihat dari luar.

"Bagaimana aku bisa kabur dari tempat ini?" Isabella mulai ragu. "Orang kaya yang suka menculik gadis belia, bisa saja maniak sikopat," kata Isabella pelan. Pikiran itu membulatkan tekatnya untuk kabur dari tempat itu.

Bisa saja Christian akan membunuhnya atau menjadikannya sebagai pemuas nafsunya, seketika bulu kuduk Isabella merinding memikirkannya.

Dia terus berjalanan menyusuri taman bunga yang sangat indah itu, berbagai jenis bunga ada di situ, tulip, Lily, Rose, dan masih banyak jenis bunga yang lain. Isabella tampak takjub melihat ke sekeliling, setelah berjalan cukup jauh dia melihat hutan pinus terbentang tidak jauh dari situ.

"Apa, apa itu hutan!" ungkapnya sedikit terkejut.

Isabella terus berjalan awalnya jaraknya terlihat dekat semakin dia berjalan mendekat tempat itu semakin menjauh.

"Aku benci orang kaya!" dia berteriak frustasi sambil menyeka keringatnya.

Padahal saat itu cuaca mendung, tapi tetap saja dia berkeringat saking lelahnya, kemudian dia berhenti berjalan dia jongkok sambil menagis.

"Kakek bagai mana ini, sikopat itu pasti akan membunuh ku," ungkapnya masih sesegukan menangis.

Dia duduk pasrah di atas hamparan rumput, sambil merengek menangisi keadaannya, dia tak sanggup lagi berjalan.

Langit mulai gelap mungkin karena sudah sore, angin berhembus begitu kencang membuatnya semakin ketakutan.

Rambut Isabella berkibar tertiup angin wajah cantiknya tertutup oleh rambutnya. Dia termenung putus asa kakinya sudah kaku tak kuat berjalan, dia sedikit berfikir tentang resiko yang mungkin akan dia hadapi kalau masuk ke hutan itu.

"Aku bisa mati kalau masuk ke tempat itu." dia sedikit mengerutkan dahinya."Bisa saja aku di makan binatang buas!"

"Bisa juga aku mati kelaparan," ungkapnya lagi."Aaaa, aku harus bagaimana?"

Isabella beranjak berdiri, setelah menimbang dengan segala resikonya dia putuskan untuk kembali ke rumah itu. Namun tiba-tiba Isabella di kejutkan dengan suara Klakson.

Tin! Tin! Tin!

Seketika Isabella menoleh ke arah samping. Disana tampak Christian sedang mengendarai Buggy Car, Christian menatap Isabella, dan menghetikan Buggy Carnya, kemudian mundur sedikit mendenkat ke arah Isabella.

"Oh, Bella, sedang apa di sini?" Tanya Christian sambil memperhatikan Isabella.

Isabella terdiam bibirnya tak sanggup berucap, dia sangat ketakutan, akan tetapi setelah melihat Christian yang sangat tampam, dengan senyuman terukir di wajahnya rasa takutnya sedikit mereda.

"Aku sedang haiking," jawab Isabella ragu.

"Kaki mu kuat juga," kata Christian tersenyum meledek.

"Iya, itu karena aku rajin berolah raga," jawab Isabella berbicara sekenanya saja.

"Hmm, orang akan mengira kau akan kabur," kata Christian lagi sambil tersenyum.

"Hahahah" Isabella mencoba tertawa agak di paksakan.

"Sudah ku bilang aku suka haiking," ucap Isabella sambil tersenyum ke arah Christian.

"Bagus kalau begitu," ungkap Christian sambil memakai kaca mata hitamnya. "Aku duluan , aku tidak suka haiking" kata Christian menatap Isabella yang tampak berantakan. "Itu sangat melelahkan," katanya lagi seraya melaju dengan Buggy Carnya.

Isabella melongo, melihat Christian yang pergi meninggalkannya begitu saja. Matanya berkedip kedip mencerna apa yang sedang terjadi.

"Hah, sungguh tak bisa di percaya," ucapnya sambil berjalan sempoyongan.

Setelah hampir satu Jam Isabella berjalan, akhirnya dia sampai di kediaman itu. Langit sudah mulai agak gelap, waktu yang tepat untuk melihat sun rise, Christian nampak sedang duduk santai menikmati coffenya.

Dia tersenyum ke arah Isabella sambil mengangkat segelas coffee. Isabella tampak berantakan rambutnya acak-acakan tertiup angin, wajahnya sangat kusam, langkahnya kakinya gemetar seperti jombie.

"Bagaimana haikingnya?" Christian nyengir tampak meledek."Pasti sangat menyenangkan," kata Christian lagi tak kalah meledek.

Isabella membelalak kearah Christian, dia sangat kesal, tapi dia berpura-pura seolah semua baik baik saja.

"Iya, sangat menyenangkan," Isabella menjawab dengan nada kesal. Kemudian dia terus beranjak dari hadapan Christian.

"Mau kemana?" tanya Christian. "Duduk lah dulu, aku ingin mendengar mu bercerita," ungkap Christian menghentikan langkah Isabella sejenak.

"Terimakasih atas tawarannya," sahut Isabella. "Aku mau beristirahat" katanya lagi sambil berlalu dari hadap Christian.

Christian tampak terhibur melihat kekonyolan Isabella, dia senyum-senyum sendiri memperhatikan Isabella yang berlalu dari hadapannya.

Isabella berjalan sedikit demi sedikit di tengah perjalanan dia bertemu dengan Grace.

"Nona kau tidak apa-apa?" tanya Grace agak kuatir.

"Aku baik-baik saja Grace, terima kasih,"sahut Isabella sambil berjalan menuju lift.

Ting!

Lift itu terbuka tak perlu butuh waktu lama Isabella langsung masuk kedalam Lift itu, menekan angka dua tak lama pintu lift itu tertutup.

Tak butuh waktu lama Lift itu terbuka kembali. Isabella segera keluar dan bergegas menuju kamarnya.

Seketika Isabella masuk ke dalam kamarnya, dan langsung berbaring di tempat tidurnya yang empuk. Akhirnya dia bisa bebas dari penderitaan yang panjang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status