Isabella Dante adalah seorang gadis cantik dan pintar, harus mengalami tragedi yang menakutkan. Pada suatu malam di kediamannya, dia di datangi beberapa pria kekar bersenjata. di tengah upayanya untuk melarikan diri dia tertangkap oleh sosok bermata indah. Isabella di bawa ke kediaman yang sangat mewah seperti Istana. Sosok yang menculiknya adalah Christian Jones Pria tampan berusia 25 tahun. Siapa kah sebetulnya Christian Jones dan apa tujuannya membawa Isabella ke kediamannya.
view moreAngin bertiup sangat kencang, suara petir terdengar menggelegar menakutkan, suara itu diiringi kilatan cahaya yang tampak jelas terlihat di malam hari. Isabella memperhatikan kilatan cahaya itu dari balik jendela.
Jgeeer ... Jgeeer ...Daun pintu terdengar saling berbenturan beberapa kali. Isabella segera memeriksanya, dan benar saja ada beberapa jendela yang tidak tertutup rapat, Isabella segera menutupnya dan menarik slotnya agar jendala itu tertutup rapat."Sepertinya akan turun hujan," Kata Isabella sontak membuat kakeknya menoleh ke arahnya.Kemudian Isabella menutup tirai jendela itu satu persatu, sedang Kakeknya hanya duduk di atas sofa sambil memperhatikan Isabella."Sekarang, waktunya beristirahat," kata Isabella. Sambil melirik Kakeknya yang tampak hanyut dalam buku bacaannya.Kakeknya tampak tak menghiraukannya, namun setelah beberapa saat kemudian dia menanggapi Isabella."Kakek!""Iya, baiklah, setelah ku selesaikan ini," sahut Kakeknya seraya melanjutkan bacaannya.Mata Isabella membelalak ke arah Kakeknya, dia berdiri saja di hadapan Kakeknya. Dan sepertinya, Kakeknya menyadari Isabella mengawasinya.Ketimbang dia harus menghadapi cucunya yang marah, lebih baik dia pura-pura mengikuti perintahnya toh nanti dia bisa meneruskan bacaan itu di kamarnya."Ya, aku akan naik, " sahut kakeknya. Sambil meletakan kembali buku itu di atas meja, Isabella tampak senang akhirnya Kakeknya mau mendengarkannya."Dokter Tommy sudah lelah mengingatkan kakek, begitupun aku," ungkap Isabella agak sewot. Kakeknya hanya tersenyum santai ke arahnya."Tolong maklumi, orang tua ini, Kesenagan ku hanya ini," Ucapnya sambil memegang erat bukunya.Kemarin Isabella mengantar kakeknya pergi cek up ke dokter, dokter Tommy tak seperti biasanya berbicara tegas dia memberikan peringatan agar Pak tua itu tidur dengan teratur.BRAAK!Tiba tiba terdengar suara dari arah pintu, Isabella kontan mendekat ke arah pintu, Kakeknya spontan mengintip dari jendela."Mudur!" Isabella menoleh kaget mendengar suara KakeknyaBRAAK ... BRAAK ... BRAAK ...Isabella mulai ketakutan, pintu itu didobrak dari arah luar dengan paksa."Pergi sekarang," kata kakeknya berbisik."Bagaimana dengan kakek?"Isabella tampak enggan meninggalkan kakeknya.kemudian kakeknya menarik tangan Isabella membawanya menjauh dari ruangan itu, mereka bergegas berjalan kearah dapur disana tampak pintu yang menuju ke halaman belakang.Tanpa banyak bicara, Kakeknya membuka pintu itu dan menyuruh Isabella untuk melarikan diri.Tap ... Tap ... Tap ...Terdengar suara langkah kaki dari dalam ruangan, Kakeknya mulai panik begitupun Isabella."Kita pergi sama-sama" ungkap Isabella tak mau melepaskan tangan Kakeknya.Kakeknya kemudian mendorong Isabella, Isabella melihat sekilas raut wajah kakeknya yang bersedih kemudian pintu itu di tutup, dan dikunci dari dalam.Whuush ...Angin bertiup sangat kencang, menusuk sampai ke dalam tulang, rambut Isabella tampak berantakan tertiup angin.Isabella menangis dia tak punya pilihan kecuali meninggalkan kakeknya, kemudian dia berlari tanpa menoleh lagi ke belakang, perasaannya campur aduk antara takut dan sedih.Isabella kemudian melompati pagar yang tak terlalu tinggi, namun celananya tersangkut.Breek ..."Akh, sialan!" ucapnya seraya melihat celananya yang robek.Dia tidak begitu menghiraukannya, dia terus berlari-lari kecil sambil menahan rasa sakit, karena menginjak beberapa kerikil yang menusuk telapak kakinya.Butiran hujan mulai jatuh dari langit saat itu, berlahan lahan, kemudian semakin lama semakin deras, suasana malam itu semakin mencekam, kilatan cahaya seolah mengejar Isabella.Isabella terus dan terus berlari, berusaha menjauh dari kediaman kakeknya, dadanya mulai terasa sesak nafasnya terengah-engah.Dorr! Dorr!Suara tembakan itu menghentikan langkahnya, jantungnya berhenti berdetak seketika, sejenak Isabella menoleh ke belakang tangisnya semakin menjadi tubuhnya gemetar, hujan terus mengguyur tubuhnya semakin lama semakin deras."Kakek!"Isabella semakin kencang berlari, dia beberapa kali menginjak genangan air, dia sudah tak memperhatikan apapun, yang jelas saat ini dia sangat ketakutan.BRAAK!Tubuhnya menabrak sesuatu dia tepental jatuh ke tanah, dia mengangkat wajanya dia melihat sosok di hadapannya, Isabella berusaha bangkit kemudian mundur berlahan.Nafasnya semakin cepat dadanya naik turun, sosok itu mulai mendekat, Isabella sangat ketakutan."Jangan, jangan sakiti aku!" Nada suaranya bergetar, Isabella menatap sosok itu dengan waspada.Sosok itu terus mendekat, Isabella hendak berteriak, namun sosok itu membekap mulutnya dengan cepat, persekian detik Isabella bisa melihat sosok itu, matanya tajam bola matanya berwarna coklat muda terang.Sorot mata itu terus menghatui Isabella hal itu membuat Isabella ketakutan."TIDAK!"Dia terperanjat melihat ke sekeliling, sedikit mengingat apa yang terjadi beberapa saat yang lalu dan ternyata itu bukan mimpi, entah berapa lama Isabella tak sadarkan diri, kepalanya masih sedikit pusing.Kreek ...Pintu ruangan itu terbuka, matanya membelalak kearah pintu, kemudian Isabella kembali keposisi awal berbaring di atas tempat tidur.Langkah kaki itu semakin mendekat ke arahnya, dengan cepat Isabella memejamkan matanya, berpura-pura tak sadarkan diri, dan sekarang suara itu tak terdengar lagi."Billy!""Iya tuan?""Bagaimana keadaanya?""Harusnya sudah siuman tuan," katanya sambil melirik jam tangannya."Berapa lama obatnya bekerja?" tanya sosok itu lagi."Satu jam, bisa lebih cepat tuan"Sosok itu tersenyum sambil memberikan isyarat kepada Billy untuk keluar, kemudian Billy pun undur diri meninggalkan tuannya,Sosok itu kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Isabella, Isabella bisa merasakan hawa panas di wajahnya dia tak bisa menyembunyikan ketakutannya Isabella berusaha menahan nafasnya."Aku harus mengganti pakaian mu," bisik sosok itu, Isabella tersentak sontak dia membuka matanya, dia melihat sosok berwajah tampan di hadapnya sorot mata itu mengingatkannya pada kejadian beberapa saat yang lalu.Deg ...'Dia yang menculik ku!' ungkapnya dalam hati, sosok itu masih menatapnya dengan tajam, Isabella melihatnya dengan ketakutan."Nama mu Isabella bukan?" Isabella tak menjawabnya dia masih memperhatikan sesosok itu dengan waspada."Kau bisa mati kedinginan," ungkapnya sambil menatap Isabella yang tampak ketakutan."Pakai ini!" seraya memberikan beberapa potong pakaian kering, karena tak mendapat respon kemudian sosok itu menyimpannya di atas tempat tidur."Emm, ngomong-ngomong warna merah, sangat cocok dengan mu," uangkap sosok itu sambil meperhatikan dada Isabella.Isabella kontan terkejut, kemudian dengan cepat menutup bagian dadanya dengan melipat kedua tanganya, sosok itu hanya tersenyum, kemudian dia beranjak dari tempat itu.Isabella segera meraih pakaian kering yang ada di atas tempat tidurnya, dia berjalan kearah pintu dan memastikan tidak ada siapapun di sana, tak lama kemudian dia menaggalkan pakain basah yang menepel di badannya, dalam waktu singkat dia sudah berganti pakaian.Sedang di ruangan berbeda sosok itu sedang memeriksa cctv alangkah kagetnya dia ketika melihat Isabella berganti pakaian."Dasar bodoh," Ungkapnya sambil tetap memperhatikan cctv itu.Dengan agak kesal, Kemudian sosok itu segera bergegas pergi ke tempat Isabella, dia membuka pintu tanpa mengetuknya sontak mebuat Isabella kaget."Astaga!"Mata mereka beradu, seketika mereka membeku hanya saling menatap satu sama lain, mata indah sosok semakin terlihat jelas sekarang."Kau lihat itu?" sambil menujukan cctv di sudut ruangan,Isabella sontak kaget."Anda melihat saya?" sosok itu heran mendengar pertanyaan Isabella pastinya dia melihatnya."Jangan kuatir, badan mu tak terlalu bagus aku tidak tertarik," ungkapanya seraya berbalik beranjak dari tempat itu."Anda, melihatnya bukan?" sosok itu berbalik lagi.Dia mendekat ke arah Isabella sekarang raut wajahnya agak menyeramkan."Iya, dan itu membuat mata ku sakit," ungkapnya dengan nada kesal. "Jangan menilai diri mu terlalu tinggi.""Kenapa anda, menculik saya" ucap Isabella kali ini dia memberanikan diri untuk menanyakan hal itu.Pria itu terdiam kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Isabella, Isabella menjadi sangat ketakutan dia mundur berlahan."Karena aku suka menculik gadis bodoh seperti mu," ungkapnya sambil menatap Isabella tajam.Isabella menelan ludahnya, dia menatap mata tajam sosok itu, dia berpikir sosok yang ada di hadapnya adalah psikopat, Isabella sangat menyayangkan mengingat wajah sosok itu sangat tampan.Sekejap Isabella tetegun, sosok sikopat itu tampak jujur kalau dia berniat menguntitnya dia tidak mungkin memberitahunya kalau ada cctv d ruangan itu, pikir Isabella dalam hati."Apa yang Anda inginkan?""Dan Kakek ku, apa yang anda lakukan padanya?"Isabella mulai berani banyak bertanya dia menatap tajam sosok tampan itu, sosok itu gambaran Leonardo Decaprio versi muda. Hanya saja matanya berwarna coklat muda."Sepertinya, aku tak perlu menjawab pertanyaan mu," ungkapnya seraya beranjak meninggalkan Isabella.Akhirnya setelah berjalan begitu jauh mereka sampai di tepi danau, Chrsitian membantu Isabella naik perahu boot. Selanjutnya Christian menarik tali untuk menghidupkan mesin boot itu.Perahu itu pun melaju hari sudah mulai sore, langit pun berwarna Jingga rumah peristirahat sudah terlihat mereka menikmati sunrise dari atas perahu, Christian menggenggam tangan Isabella seraya menatapnya, Isabella membalas tatapan Christian."Aku Mencintai mu" ungkap Cristian sambil memeluk Isabella, perahu boot itu semakin dekat dan samapai di tepi, Christian membantu Isabella turun dari perahu."Hati-hati" kata Christian"Mau sampai kapan kau akan mengenggam tangan ku?" tanya Isabella"Sampai selamanya" kata Christian menggoda Isabella, isabella hanya tertawa kecil menanggapi gombalan Cristian, mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah itu nampaknya Maria sudah tak berada di sana, kemudian Christian mengantar isabella sampai depan pintu kamarnya."Sudah lepaskan tangan ku" kata Isabella, Christia
Setelah berjalan beberapa kilo akhirnya mereka tiba di suatu tepat yang sangat indah, tempat itu dulu sering di datangi Christian dan keluarganya. Isabella tampak takjup melihat pemandangan di tempat itu, tak jauh dari sana tampak air terjun dengan bebantuan besar membentuk lingkaran besar di bawahya.Disana juga tampak beberapa rumah kayu yang tampak sudah tak terawat ,Chiristian Memperlihatkan rumah pohon yang dulu sering dia datangi."Waktu aku kecil, ayah sering mengajak ku bermain di rumah pohon itu," katanya. Sambil menujuk ke arah rumah pohon yang terlihat sudah tak terawat"Luar biasa," kata Isabella takjub."Aku dan adik ku , sering di ajak untuk berkemah di sini," Christian mengenang masa kecilnya yang bahagia bersama kedua orang tuanya."Setiap Liburan kami menghabiskan waktu bersama," kata Christian lagi sambil tersenyum melihat ke sekeliling."Pasti seru!" Isabella sedikit merasa iri, melihat Christian memiliki memory yang indah tentang orang tuanya, Christian memeluk Is
Selamat pagi Nona?" sapa Maria. Isabella menoleh seraya membalasnya dengan senyuman."Selamat pagi Maria," sahut Isabella kemudian."Bagaimana keadaan mu Nona?" Tanya Maria. Dia tampak sibuk menyiapkan beberapa gelas jus orangge di atas meja."Cukup baik," Jawab Isabella singkat seraya menghampiri Maria lebih dekat."Akh, syukur lah, Tuan Muda terlihat sangat kuatir" ungkap Maria. Isabella hanya menunduk malu tak berkata apapun."Dia terus menayakan keadaanya anda Nona," ungkap Maria lagi. Isabella tersenyum menangapi Maria dia sedikit tersipuh sekarang."Apa kau melihat Christian, Maria?" tanya Isabella sedikit malu-malu matanya mencari Christian kesetiap sudut rungan itu."Tuan sedang berolah raga Nona," jawab Maria seraya memberikan segelas jus orangge kepada Isabella."Terimakasih Maria" seraya meneguk jus orange itu, Maria hanya tersenyum kembali melanjutkan aktifitasnya."Tuan ada di belakang," kata Maria lagi. Menujuk ke arah pekarangan belakang. Isabella tersenyum dia tampak
Buk ...Dan benar saja Joshua meninju wajah putanya Tristan dengan keras. Badan Tristan ambruk ke lantai hidungnya meler berdarah, Tetesan darah dari hidungnya meninggalkan bercak di kemejanya."Apa benar kau putra ku?" Tristan menunduk, tak berani melihat mata Ayahnya, suaranya begitu keras membuat Sarah gemetar ketakutan walau terhalang jendela kaca segara Joshua menutup tirai dengan menarik talinya."Kalau dalam 1 bulan ini dia masih hidup," kata Joshua. Mata Tristan membelalak ke arahnya tak percaya dengan yang apa yang dia dengar, apakah Ayahnya benar-benar menyuruhnya menghabisi sodarinya."Kamu tamat!" tatapan itu penuh intimidasi insting bertahan hidup Tristan bekerja dia memikirkan cara bagaimana suapaya ayahnya tak fokus dengan rencananya membunuh Isabella. Tristan terus berfikir bagaiman caranya agar Ayahnya berhenti menyiksanya, akhirnya dia memutuskan untuk memberi tahu Ayahnya tentang pertemuannya dengan Isabella."Ayah, ada yang ingin aku sampaikan," kata Tristan samb
"Apa yang sudah kau lakukan Josh?" mata sarah sedikit berkaca-kaca nada suaranya sedikit bergetar, dia menatap suaminya penuh dengan rasa kecewa, tarkejut , dan sedikit tidak percaya."Rupanya kau sudah mengetahuinya," Sahut Joshua. Menatap wajah Sarah dingin."Apa harus sejauh itu?""Apa kau tidak mengenal ku?" Joshua balik bertanya. Hal itu membuat Sarah merasa sedikit ngeri dan ketakutan, mengingat apa saja yang Joshua lakukan kepada orang-orang yang menghalangi jalannya, kali ini dia menghabisi Prof Jacob dan Sarah tak bisa menghetikannya."Akan ku jadikan putra ku sehebat diri ku." mata Joshua menatap tajam ke arah Sarah."Kau hanya perlu diam dan menyimpan rahasia ini sampai mati" ungkapnya lagi."Apa yang akan kau lakukan pada putra ku?" Joshua hanya tersenyum menatap Sarah."Dia perlu sedikit membuktikan kalau dia layak menjadi penerus keluarga Dante," Sahut Joshua kemudian."Itu bukan hak putra mu, itu hak Isabella" kata Sarah bicara dengan nada yang tegas."Aku akan memikirk
Prof, Jacob menerima panggilan telpon dari universitas tempat dia mengajar, dia mendapat kelas tambahan terpaksa dia harus membatalkan janji ketemu dengan James sahabatnya, Awalnya dia memiliki rencana memancing bersama sahabatnya.Dia membawa mobilnya sendiri dari kediamannya menuju kampus, jalanan cukup sepi dia menjalankan kendaraan dengan kecepatan standar mengingat usianya sudah tak muda lagi, tiba-tiba saja dia melihat dari arah depan mobil mini bus dengan kecepatan tinngi menuju ke arahnya, sontak dia terkejut, dia mengelak dari tabrakan dan membanting setirnya ke sebelah kiri. Mobil itu kehilangan ke seimbangan, dan seketika menabrak tihang listrik, benturan terdengar sangat keras, mobil min bus yang hendak menabrak mobil Prof, Jacob berhenti.Dari dalam mobil itu keluar 2 orang laki-laki, mereka berlahan berjalan sambil memperhatikan keadaan di sekitar menghampiri mobil prof Jacobs yang sudah ringsek dan berasap, salah satu dari mereka mengeluarkan pistol kemudian melirik kep
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments