Selamat pagi Nona?" sapa Maria. Isabella menoleh seraya membalasnya dengan senyuman."Selamat pagi Maria," sahut Isabella kemudian."Bagaimana keadaan mu Nona?" Tanya Maria. Dia tampak sibuk menyiapkan beberapa gelas jus orangge di atas meja."Cukup baik," Jawab Isabella singkat seraya menghampiri Maria lebih dekat."Akh, syukur lah, Tuan Muda terlihat sangat kuatir" ungkap Maria. Isabella hanya menunduk malu tak berkata apapun."Dia terus menayakan keadaanya anda Nona," ungkap Maria lagi. Isabella tersenyum menangapi Maria dia sedikit tersipuh sekarang."Apa kau melihat Christian, Maria?" tanya Isabella sedikit malu-malu matanya mencari Christian kesetiap sudut rungan itu."Tuan sedang berolah raga Nona," jawab Maria seraya memberikan segelas jus orangge kepada Isabella."Terimakasih Maria" seraya meneguk jus orange itu, Maria hanya tersenyum kembali melanjutkan aktifitasnya."Tuan ada di belakang," kata Maria lagi. Menujuk ke arah pekarangan belakang. Isabella tersenyum dia tampak
Setelah berjalan beberapa kilo akhirnya mereka tiba di suatu tepat yang sangat indah, tempat itu dulu sering di datangi Christian dan keluarganya. Isabella tampak takjup melihat pemandangan di tempat itu, tak jauh dari sana tampak air terjun dengan bebantuan besar membentuk lingkaran besar di bawahya.Disana juga tampak beberapa rumah kayu yang tampak sudah tak terawat ,Chiristian Memperlihatkan rumah pohon yang dulu sering dia datangi."Waktu aku kecil, ayah sering mengajak ku bermain di rumah pohon itu," katanya. Sambil menujuk ke arah rumah pohon yang terlihat sudah tak terawat"Luar biasa," kata Isabella takjub."Aku dan adik ku , sering di ajak untuk berkemah di sini," Christian mengenang masa kecilnya yang bahagia bersama kedua orang tuanya."Setiap Liburan kami menghabiskan waktu bersama," kata Christian lagi sambil tersenyum melihat ke sekeliling."Pasti seru!" Isabella sedikit merasa iri, melihat Christian memiliki memory yang indah tentang orang tuanya, Christian memeluk Is
Akhirnya setelah berjalan begitu jauh mereka sampai di tepi danau, Chrsitian membantu Isabella naik perahu boot. Selanjutnya Christian menarik tali untuk menghidupkan mesin boot itu.Perahu itu pun melaju hari sudah mulai sore, langit pun berwarna Jingga rumah peristirahat sudah terlihat mereka menikmati sunrise dari atas perahu, Christian menggenggam tangan Isabella seraya menatapnya, Isabella membalas tatapan Christian."Aku Mencintai mu" ungkap Cristian sambil memeluk Isabella, perahu boot itu semakin dekat dan samapai di tepi, Christian membantu Isabella turun dari perahu."Hati-hati" kata Christian"Mau sampai kapan kau akan mengenggam tangan ku?" tanya Isabella"Sampai selamanya" kata Christian menggoda Isabella, isabella hanya tertawa kecil menanggapi gombalan Cristian, mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah itu nampaknya Maria sudah tak berada di sana, kemudian Christian mengantar isabella sampai depan pintu kamarnya."Sudah lepaskan tangan ku" kata Isabella, Christia
Angin bertiup sangat kencang, suara petir terdengar menggelegar menakutkan, suara itu diiringi kilatan cahaya yang tampak jelas terlihat di malam hari. Isabella memperhatikan kilatan cahaya itu dari balik jendela.Jgeeer ... Jgeeer ...Daun pintu terdengar saling berbenturan beberapa kali. Isabella segera memeriksanya, dan benar saja ada beberapa jendela yang tidak tertutup rapat, Isabella segera menutupnya dan menarik slotnya agar jendala itu tertutup rapat."Sepertinya akan turun hujan," Kata Isabella sontak membuat kakeknya menoleh ke arahnya.Kemudian Isabella menutup tirai jendela itu satu persatu, sedang Kakeknya hanya duduk di atas sofa sambil memperhatikan Isabella."Sekarang, waktunya beristirahat," kata Isabella. Sambil melirik Kakeknya yang tampak hanyut dalam buku bacaannya.Kakeknya tampak tak menghiraukannya, namun setelah beberapa saat kemudian dia menanggapi Isabella."Kakek!""Iya, baiklah, setelah ku selesaikan ini," sahut Kakeknya seraya melanjutkan bacaannya.Mata
Seketika Isabella memiliki ide untuk menyerang sosok itu, dia menyusun rencana di kepalanya.'Oke, jatuhkan dia dan kabur dari sini'. Pikirnya dalam hati.Dia sudah mengambil ancang-acang untuk menyerangnya. Namun tanpa dia duga, dia tak sanggup mengendalikan kecepatannya. Sebelum sempat menyerang sosok itu, sosok itu sudah keluar dari ruangan itu sontak tubuh Isabella menabrak pintu.BRAAAK!"Aw!" Isabella merintih kesakitan terkapar di lantai.Sosok itu menoleh sekilas mendengar suara benturan keras dari arah pintu, dia tidak begitu perduli, dia kemudian melenggang santai menjauh dari tempat itu.Isabella berlahan lahan bangkit kondisinya tampak berantakan, berlahan dia membereskan rambutnya dengan jari-jarinya, rasa ngilu dan pusing masih dia rasakan, dia meraba jidatnya dan sepertinya benjol. 'Bodoh sekali!' pikirnya dalam hati.Kruk ... kruk ... kruk ...Lambungnya mulai bereaksi mungkin karena kelelahan, dia harus mengalami hal-hal yang menguras energinya, tadi malam dan beber
Isabella di ijinkan untuk keluar kamarnya, kesempatan ini tak Isabella sia-siakan, dalam beberapa hari ini dia sudah menghapalkan denah lantai dua, dan lantai satu rumah itu. Tentu hal itu bukan perkara yang mudah mengingat rumah itu sangat besar.Isabella perlu persiapan yang matang untuk kabur dari tempat ini, Beberapa kali dia berpapasan dengan para pelayan dan penjaga di rumah itu."Selamat pagi, Nona," Isabella tersenyum membalas sapa seorang pelayan. Beberapa orang tersenyum ramah kepada Isabella, dan tak lama kemudian Isabella sampai di depan pintu Lift.Ting!Pintu Lift itu terbuka, tak buang waktu Isabella masuk kedalam Lift, tak lama kemudian pintu Lift itu tertutup kembali."Tenang Bella kamu pasti bisa melakukannya," katanya sambil menekan tombol lift itu.Pintu Lift itu terbuka kembali, kemudian Isabella segera keluar, dia melangkah mantap mencoba bersikap sewajarnya agar tak menarik perhatian.Belum sampai beberapa langkah, dia berpapasan dengan pelayan yang bertugas meng
Tepat pukul 19.30 Grace hendak pergi ke kamar Isabella, untuk menyampaikan undangan makan malam dari Christian, tampaknya Christian belum puas menggodanya."Nona, saya Grace," katanya sambil mengetuk pintu kamar itu berlahan.Namun tak terdengar jawaban dari dalam kamar itu. setelah beberapa saat, Akhirnya Grace memutuskan untuk melaporkan kepada Tuannya.Singkat cerita Grace sudah sampai diruang makan menghadap Christian, Grace tampak cemas."Nona tak menyahut tuan," kata Grace cemas. Christian tampak santai menanggapi laporan Grace."Dia pasti cuman kelelahan, setelah berjalan beberapa kilo," ungkap Christian tenang. Grace tampak kaget mendengar perkataan tuannya. "Pastikan saja keadaannya baik-baik saja," Grace tampak menyimak. "Jangan lupa sediakan makanan di kamarnya, pasti dia lapar" kata Christian lagi mengakhiri pembicaraan itu."Baik tuan," sahut Grace sambil beranjak dari hadapan Christian.Tak butuh waktu lama, Grace sudah ada di depan pintu kamar Isabella, dia membuka pintu
***Kenapa kau selalu, menghindar saat ku tanya soal Kakek ku?""Aku tidak menghidar, hanya saja aku belum bisa meberikan informasi apapun."Mereka saling menatap satu sama lain, Christian merasa di tekan dengan pertanyaan Isabella, Isabella juga tidak salah dia berhak tau keadaan Kakeknya, dan alasan kenapa dia harus berada di pulau itu."Apa untungnya, mengurungku di sini?" tanya Isabella dengan nada suara yang tinggi."Tidak ada, sebetulnya aku rugi waktu, rugi tenaga, aku sangat rugi," kata Christian agak berteriak."Kalau begitu lepaskan aku!" "Kalau saja aku bisa," katanya dengan nada suara lebih tinggi. "Sebetulnya aku malas berurusan dengan mu dan seleruh keluarga mu," katanya lagi seraya meninggalkan Isabella."Christian!"***Sudah hampir dua minggu Isabella terjebak di pulau itu, sampai saat ini dia belum mendengar kabar dari kakeknya, dia sangat marah kepada Christian karena tak memberikan penjelasan apa-apa.Beberapa hari ini, Isabella tak mau berbicara dan menerima undan