Share

BAB 4 Jalan-Jalan

Tepat pukul 19.30 Grace hendak pergi ke kamar Isabella, untuk menyampaikan undangan makan malam dari Christian, tampaknya Christian belum puas menggodanya.

"Nona, saya Grace," katanya sambil mengetuk pintu kamar itu berlahan.

Namun tak terdengar jawaban dari dalam kamar itu. setelah beberapa saat, Akhirnya Grace memutuskan untuk melaporkan kepada Tuannya.

Singkat cerita Grace sudah sampai diruang makan menghadap Christian, Grace tampak cemas.

"Nona tak menyahut tuan," kata Grace cemas. Christian tampak santai menanggapi laporan Grace.

"Dia pasti cuman kelelahan, setelah berjalan beberapa kilo," ungkap Christian tenang. Grace tampak kaget mendengar perkataan tuannya. "Pastikan saja keadaannya baik-baik saja," Grace tampak menyimak. "Jangan lupa sediakan makanan di kamarnya, pasti dia lapar" kata Christian lagi mengakhiri pembicaraan itu.

"Baik tuan," sahut Grace sambil beranjak dari hadapan Christian.

Tak butuh waktu lama, Grace sudah ada di depan pintu kamar Isabella, dia membuka pintu kamar itu berlahan dan masuk sambil membawakan makanan.

Dan benar saja kamarnya masih dalam keadaan gelap, Garce segera meletakkan nampan berisi makanan di atas meja.

kemudian Grace menyalakan lampu kamar itu, dia melihat Isabella tertidur pulas dangan menggunakan pakaian kotor.

Seketika Grace merasa lega ternyata Isabella hanya tertidur karena lelah, kemudian dia meninggalkan Isabella di kamar itu. Grace menutup pintu kamar itu berlahan, tak mau membangunkan Isabella.

Malam itu Isabella tidur dengan sangat pulas, dia bahkan tak ingat kapan dia bangun yang jelas waktu itu dia sangat kelaparan, dia menghabiskan makanan yang ada di atas meja.

***

Isabella merenung sambil berendam di atas Bathtub dia mengingat kejadian kemarin, sesekali wajah Christian melitas di pikirannya.

"Cowok kurang ajar itu," ungkapnya kesal. sambil membayangkan senyuman yang terkesan meledeknya. "Dia bahkan meninggalkan aku," Isabella mengingat kejadian kemarin.

'Sepertinya kabur dari tempat ini bukan keputusan yang tepat' pikir Isabella .

Dia lansung teringat lagi dengan senyuman Christian dan sorot matanya, dia agak heran kenapa dia teringat terus dengan wajahnya.

"Ya ampun, apa apaan aku ini," katanya sambil memukul kepalanya.

Setelah cukup lama dia berendam di Bathtub, Isabella pun beranjak kulitnya sudah mulai keriput, dia segera mengenakan pakaian dia melirik jam yang ada di dingding kamar itu menujukan pukul 10.00 Pm.

"Apa dia ada di rumah?" Isabella sangat penasaran pada Christian."Hah, kenapa aku terus memikirkannya," katanya lagi.

Kemudian Isabella memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan mencari udara segar di luar, singkat cerita dia berada di tempat saat dia melihat Christian kemarin, dia duduk di kursi itu mengingat sosok Christian.

Matanya tertuju ke hutan pinus yang terlihat sangat asri, pemandangan di situ sangat indah, di sela lamunannya Isabella di kagetkan dengan sosok Grace.

"Bagaimana keadaan mu Nona?" tanya Grace. Isabella menoleh kemudian tersenyum ke arah Grace.

"Baik, Grace!"

"Ngomong-ngomong terimakasih untuk makan malamnya, aku sangat kelaparan"

"Tuan yang menyuruhku, Nona!" Isabella melirik ke arah Grace tampak antusias.

"Christian!"

Grace mengangguk kemudian, Isabella tak menyadari kalau raut wajahnya tampak senang Grace dapat melihatnya dengan jelas.

"Iya Nona, bahkan Tuan menyuruh ku untuk menemani Nona," Kata Grace menjelaskan."Kalau Nona mau pergi, kemanapun, jangan sungkan aku akan antar," ungkap Grace lagi.

"Terimakasih Grace," ucap Isabella, Grace mebalasnya dengan senyuman. "Christian ada di rumah?" tanya Isabella. hampir setiap hari Isabella bertanya hal yang sama.

"Tuan, sedang tidak ada di rumah Nona,"sahut Grace. Isabella terdiam kemudian menatap Grace yang tampak memperhatikannya.

"Nona, apa anda mencoba kabur kemarin?" Isabella mengangguk pelan menjawab pertanyaan Grace.

"Nona itu tidak mungkin!" sahut Grace " mengingat kita sedang berada di sebuah pulau," ungkap Grace lagi. Isabella membelalak kearah Grace kaget mendengar hal itu.

"Kita tidak sedang ada suatu kota? tanya Isabella " Di sini tak ada polisi?" tanya Isabella lagi.

"Iya nona, kita sedang ada di pulau pribadi milik tuan" Grace tersenyum melihat tingkah Isabella yang sedikit agak syok, Isabella menatap Grace dengan wajah kaget.

"Lalu bagaimana caranya Christian pergi bekerja, apa kantornya ada di pulau ini?" tanya Isabella penasaran.

"Tidak Nona, tuan pulang dan pergi menggunakan hellikopter"

"Hah, aku tak pernah mengenal orang yang punya pulau Grace" Grace tersenyum kearah Isabella, Isabella melihat ke sekeliling tempat itu.

"Christian, Seorang miliuner?"

"Iya, bisa di bilang begitu"

Saat Isabella sedang asik berbincang bincang dengan Grace, tiba-tiba saja terdengar suara yang sangat mengganggu.

Tin! Tin!

Seseorang Pria tampan terlihat di atas Buggy Car memanggil Grace, kemudian Grace segera bergegas menghampiri Tuannya.

"Tuan, maaf saya tidak tahu anda datang," ucap Grace.

"Aku membatalkan perjalanan bisnis ku," sahut Christian. Grace agak heran tidak biasaya tuannya membatalkan urusan bisnis begitu saja.

"Bagaimana keadaan Isabella?" katanya sambil memperhatikan Isabella yang berdiri agak jauh.

"Nona Isabella, baik-baik saja " Jawab Grace seraya tersenyum. Christian tampak senang mendengarnya. "Tuan, Nona mengajak saya untuk berkeliling" kata Grace lagi. Christian terdiam sejenak.

"Biar aku yang mengantarnya," kata Christian seraya memakai kaca mata hitamnya. Grace hanya tersenyum mendengar ucapan tuannya.

"Baik lah tuan, akan saya sampaikan kepada Nona Isabella." Kemudian Grace menghampiri Isabella yang tidak terlalu jauh dari situ.

"Nona, Tuan ingin mengajak mu berjalan-jalan," kata Grace.Isabella tampak kaget, di liriknya Christian yang sedang menunggunya.

"Bagai mana menurut mu Grace?" tanya Isabella sambil menatap bimbang.

"Lebih baik Nona ikuti saja, akan sangat merepotkan membuat tuan marah." Isabella mengangguk kearah Grace, kemudian berjalan menghampiri Buggy Car itu.

Christian terlihat sangat tampan menggunakakan kemeja biru lengan pendek, di padu padan kan dengan celena pendek berwarna putih, kaca mata hitam itu menutupi mata indahnya tetapi dia masih terlihat sangat tampan.

Kemudian Isabella duduk di samping Christian, Christian menoleh sebentar kemudian menjalankan Buggy carnya, seketika Baggy Car itu melaju.

"Aku akan membawa mu berkeliling, kalau ada yang ingin kau tanyakan silahkan." Isabella mengangguk sambil menatap Christian.

Isabella tampak terpana melihat ketampanan Christian. Christian menyadari gadis itu terus menatapnya, dia hanya tersenyum memperhatikan gadis itu.

"Di sini kita memiliki empat pintu gerbang," tiba-tiba Christian berbicara mencairkan suasana. "pintu gerbang Timur, barat ,utara dan selatan." Isabella tampak serius mendengarkan Christian.

"Kemarin aku berjalan cukup jauh," ungkap Isabella.

"Itu belum seberapa," sahut Christian."Di sebelah sana adalah lapangan golf." mata Isabella mengikuti arahan Christian mengamati lapangan golf yang sangat luas itu, Christian tampak seperti pemandu wisata sekarang.

"Kemarin kamu berjalan ke sebelah sana,kan?" tanya Christian sambil menunjuk ke arah yang di maksud. "Di sebelahnya ada labirin," ungkap Christian menujukan arah yang lain.

Mata Isabella tertuju kepada Labirin itu, dia sangat penasaran melihat labirin yang tampak luas dan megah itu.

"Aku ingin sekali pergi ke sana," kata Isabella seraya menunjuk Labirin itu.

"Mungkin lain kali Nona, masih banyak tempat yang perlu kau datangi," sahut Christian. Labirin itu terlewati begitu saja, Isabella tampak kecewa.

Kemudian Buggy Car itu sedikit demi sedikit menjauh dari taman yang berada di gerbang timur, menuju ke gerbang utara.

"Ini adalah gerbang utara kalau kau suka binatang aku mengkoleksi berbagai binatang" kata Christian. "dan ada beberapa hewan ternak di sini."

Isabella tampak memperhatikan kesekeliling, di sana tampak kandang kuda ,berbagai binatang ternak seperti sapi,domba, dan agak jauh dari situ terdapat mini zoo yang menyimpan binatang-binatang eksotis.

"Aku baru bertemu dengan orang sekaya diri mu" kata Isabella, Christian menoleh ke arah Isabella sedikit tersenyum.

"Bukan kah, Ayah mu juga sangat kaya?" tanya Christian.

"Entah lah, dari kecil aku tinngal dengan kakek ku" Isabella tampak sedih harus membicarkan Ayahnya. Christian sepertinya menyadari perubahan mimik Isabella.

"Di Selatan, terdapat bandara kecil, helipad, alat-alat transportasi." Christian mengalihkan pembicaraan menambah kecepatan Buggy Carnya menjauh dari tempat itu. "Tempat ini kurang menarik jadi kita percepat saja," ungkap Christian lagi mencoba mengalihkan kesedihan Isabella.

Dan tiba lah meraka di pintu gerbang bagian barat tempat itu sangat indah, Christian menghentikan Buggy carnya, kemudian mereka turun berjalan maju mendekat ke arah danau, angin bertiup ke arah mereka.

"Ini adalah tempat favorit ku," ungkap Christian sambil memperhatikan danau yang ada hadapannya.

"Ada apa di sana?" tanya Isabella sambil menunjuk sesuatu di hadapannya.

Kemudian perhantian Christian tertuju ke arah hutan pinus, Isabella begitu penasaran melihat bukit-bukit yang di penuhi pohon pinus itu.

"Suatu saat aku akan mengajak mu ketempat itu," ungkap Christian. Isabella tampak senang mendengarnya.

"Benar kah, aku sudah tak sabar," Ungkap Issabela. Gadis itu tersenyum hati Christian sedikit bergetar melihat wajah cantiknya.

"Dan bagian terbaiknya adalah, kalau kau ingin melihat pantai pulau ini di kelilingi Laut." Isabella melongo kemudian tersenyum menatap Christian.

"Dan Kau tak bisa kabur dari tempat ini," ungkap Christian lagi. kata-kata itu membuyarkan senyuman di bibir Isabella.

DEG!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status