Home / Romansa / Terjebak Cinta Pria Arogan / 7. Penguntit Penagih Hutang

Share

7. Penguntit Penagih Hutang

Author: Ncheet Nca
last update Last Updated: 2023-04-18 10:11:37

"Besok jangan datang kalau kau mau es krim gratis.”

Pemuda yang sampai saat ini belum Peony ketahui namanya tersebut menghentikan gerakan tangannya yang akan menyendok es krim. Sudah satu minggu pemuda itu tidak bosan ‘memeras’ Peony karena kesalahannya. Pemuda itu selalu menjadi pengunjung pertama saat kedai baru buka. Tanpa tahu malu langsung meminta es krim pada Peony.

Bukankah di awal pertemuan mereka sang pemuda mengatakan tidak menyukai es krim? Kenapa sekarang seperti kecanduan?

Apa mungkin es krim di kedai ini memiliki sihir yang bisa memerangkap lidah orang agar selalu ingin menikmati?

“Kenapa?” tanya sang pemuda dengan nada datar. Dan oh… jangan lupakan jika ekspresi wajahnya pun tak kalah datar. Membuat Peony ingin mencoret-coret wajah itu dengan spidol permanen. Sepertinya melukis senyuman di wajah sang pemuda boleh juga.

“Aku libur.”

Dahi sang pemuda mengernyit. “Ke mana?”

“Apanya yang ke mana?” tanya Peony tak paham maksud sang pemuda.

“Ke mana kau saat libur?”

Sebelah alis Peony naik. “Apa urusannya denganmu?”

“Kau ingin kabur dariku?”

“Kabur?”

“Kau tidak ingin bertanggung jawab lagi, bukan?”

“Ya Tuhan! Otakmu itu terlalu picik! Aku benar-benar libur besok, karena aku harus pergi ke gereja. Setelah itu, aku harus pergi ke desa tempat asal ayahku untuk mengunjungi nenekku! Kalau kau mau es krim lagi, datanglah lagi di hari senin!” kesal Peony yang tanpa sadar menceritakan agendanya setiap hari minggu.

Sang pemuda menatap Peony masih dengan ekspresi yang sama, datar cenderung mengesalkan. Tak lama, anggukan singkat menjadi jawaban atas ucapan Peony. Pemuda itu kembali pada kegiatan awalnya, menyendok es krim di depannya, lalu memakannya perlahan. Tanpa peduli Peony masih berdiri di sampingnya. Bahkan sepertinya pemuda tersebut tak menganggap Peony ada.

Peony mendengus sebal.

“Dasar pemuda dingin! Sepertinya aku salah pernah menawarinya es krim. Aku curiga sikapnya akan semakin dingin karena kebanyakan mengkonsumsi es krim!” gerutu Peony di sela langkah kakinya meninggalkan sang pemuda.

“Kami butuh es krim!”

Peony terkesiap saat segerombolan orang masuk ke dalam kedai. Ini bukan kali pertama kedainya diserbu orang yang memesan. Sudah satu minggu kedai ini sepertinya mendapat rezeki melimpah.

Hal itu membuat pemilik kedai dan para karyawan bingung termasuk Peony. Pasalnya, keramaiannya jauh di atas rata-rata. Tidak seperti biasa yang kalaupun ramai, tidak sampai antri ke luar pintu masuk. Sedangkan satu minggu ini, pengunjung kedai sampai meluber-luber.

Namun demikian, hal itu juga tentu membuat sang pemilik kedai senang. Peony dan para karyawan pun tentu saja merasakan hal yang sama, karena mereka selalu dapat bonus dari hasil penjualan.

Peony memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Apalagi ia hanya bekerja saat libur musim panas seperti ini yang akan berakhir beberapa minggu lagi.

***

"K-kau???" Peony mengerjap tak percaya saat melihat seorang pemuda baru saja tiba dan duduk di samping kanannya. Kalian pasti sudah bisa menebak, bukan, siapa pemuda tersebut? Ya, pemuda itu adalah pemuda ‘pemeras’ mengesalkan yang menerornya terus menerus gara-gara tragedi topi baseball sialan itu.

Kenapa pemuda itu bisa muncul di gereja yang sama dengannya???

Apakah pemuda itu mengikuti Peony? Takut Peony kabur?

"Kau mengenalnya, Sayang?" Pandangan Peony beralih pada sang ibu yang duduk di samping kirinya.

"Em... d-dia temanku, Bu."

"Teman?"

Peony kembali menoleh ke tempat sang pemuda berada saat mendengar nada aneh yang dikeluarkan sang pemuda. Seakan pemuda tersebut tak rela jika Peony mengaku-ngaku sebagai temannya.

Apa pemuda itu pikir Peony juga mau mengaku-ngaku seperti itu?! Peony juga terpaksa mengatakannya karena bingung menjawab pertanyaan sang ibu.

"Kalau kau tidak mau menganggapku teman, tidak masalah kok! Aku—

"Apakah sesama teman boleh marah-marah seperti ini?"

Peony langsung menggigit lidah guna menahan ocehannya ketika sang pemuda justru menjawabnya seperti itu. Dia jadi serba salah dan tak paham apa yang pemuda itu inginkan.

Mengesalkan!

“Kau—"

“Doa akan segera dimulai, Sayang…” ucap sang ibu memperingatkan sambil menepuk lembut punggung tangan Peony. Membuat Peony tak bisa melanjutkan kekesalannya pada sang pemuda. Dapat Peony lihat sang ibu memberi senyum pada pemuda itu, yang dibalas sang pemuda anggukan sopan, tentu saja tanpa senyum.

Sombong sekali! Apakah tersenyum sedikit saja akan membuat sang pemuda sakit gigi?!

Semua prosesi ibadah berjalan dengan khidmat. Sampai tiba saat Pastor akan Homili ( berkhotbah ). Semua jemaat duduk dengan tenang.

Peony melirik pemuda di sampingnya yang menatap lurus ke depan sejak tadi.

Beberapa saat mengamati, lidahnya sepertinya tidak tahan lagi ingin bertanya lebih lanjut mengapa pemuda itu bisa muncul di sini.

Peony berbisik pada sang pemuda. “Sedang apa kau di sini?”

“Apakah di tempat ini bisa digunakan untuk bermain bola selain beribadah?” Sang pemuda membalas dengan enteng. Matanya masih lurus ke depan.

Peony membelalak terkejut karena jawaban sang pemuda seakan menyindir ia bodoh?

“T-tinggal jawab saja apa susahnya?! Tidak perlu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan!” gerutu Peony untuk menutupi rasa malu.

“Pertanyaanmu aneh seperti dirimu. Bukankah kau melihat aku sedang beribadah, Gadis Aneh?”

Peony mendelik tak terima. “Ya aku tahu kalau kau sedang beribadah, t-tapi kenapa kau bisa beribadah di gereja ini?”

Peony terkesiap ketika sang pemuda menoleh ke arahnya. Tatapan tajam itu mampu memaku Peony.

“Apa ada larangan untukku masuk ke dalam sini?”

“Bukan begitu—”

“Homili akan segera dimulai. Bisa diam? Aku ingin mendengarkan Pastor tanpa gangguan.” Ucapan sang pemuda, langsung dapat membungkam Peony.

Peony mendengus kencang. Namun, ia tak punya pilihan lain selain diam. Matanya melirik kesal sang pemuda sebelum ia benar-benar mendengarkan Khotbah Pastor di depannya.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Pria Arogan   Ekstra Part 6 ( Welcome Baby Max ) Final

    *** Nic… Ab… Aku mulai tidak mengenali siapa kalian jika saja aku tidak membaca buku harian yang aku tulis. Kalian tampan. Aku tidak menyangka pernah memiliki lelaki-lelaki tampan. Kebahagiaan untuk kalian?Jika kata -kata itu adalah kata-kata yang selalu aku tulis di setiap lembar, maka di lembar ini pun aku mengharapkan kebahagiaan untuk kalian. Kalian harus selalu bahagia!Peony mengusap tulisan tangan terakhir Dakota. Tulisan itu terlihat tak rapi dan memiliki jarak yang tidak beraturan di setiap kata. Sepertinya ini adalah lembar terakhir yang ditulis wanita itu sebelum kondisi Dakota semakin parah. Mata Peony berkaca-kaca. Tidak bisa membayangkan jika ia berada di posisi Dakota. Menjalani hari-hari terakhir di hidupnya tanpa didampingi orang-orang yang ia cintai walaupun Dakota tak mengenalinya karena penyakit itu.Alzheimer…Penyakit yang diderit

  • Terjebak Cinta Pria Arogan   Ekstra Part 5 ( Overdosis Selai Vanila )

    "Berhentilah menggangguku!"“…”"Kheil! Ya Tuhan! Aku tidak bisa bergerak, Kheil!"Peony melenguh nikmat setengah kesal. Alih-alih membebaskan Peony dari rengkuhannya, sang suami justru menghisap daun telinga Peony dengan sensual. Pria itu merengkuhnya dari belakang, dan itu mengganggu sekaligus menggoda."Kheil—Ouch!"Plak!Peony memukul kencang bahu Kheil yang baru saja menggigit pipinya. Akhir-akhir ini, Kheil semakin sering melakukannya. Setiap kali Peony bertanya dengan marah-marah, Kheil selalu mengatakan Peony semakin menggemaskan. Membuat Peony hanya dapat menghela napas jengkel."Kenapa kau jadi seperti ini?" tanya Peony heran setengah frustrasi."Apa?" tanya Kheil polos."Menempel terus padaku seperti lintah.""Bukankah ini yang sejak dulu aku lakukan padamu? Bahkan setelah kita kembali bertemu."Peony terdiam. Mencerna kata-kata sang suami. Setelah ia mengerti, Peony berd

  • Terjebak Cinta Pria Arogan   Ekstra Part 4 ( Drowning Love ) Pt.2

    “Sayang…” lirih Kheil putus asa. “Bicaralah—”“Kenapa sih kau harus minum-minum?! Memang semua masalah bisa hilang dengan menenggak alkohol?!” sinis Peony yang akhirnya tak tahan melihat keberadaan gelas anggur putih itu. Peony bukannya anti pada teman-teman yang minum minuman beralkohol. Ia juga sebenarnya tak masalah kalau Kheil mengkonsumsi minuman itu asal dalam batas wajar. Tetapi kalau meminumnya saat sedang ada masalah, itu yang Peony tak suka. Ia takut suaminya akan kecanduan.Atau… memang Kheil selama ini gemar meminum minuman itu? Sekian lama berpisah, ia masih belum tahu kebiasaan baru Kheil.“Apakah kau sering mengkonsumsi minuman—""Minumlah." Kheil menyodorkan gelas anggur putih itu pada Peony.Peony mengerjap, lalu menatap Kheil yang menatapnya datar. "Ini... minuman beralkohol kan? Aku tidak bisa meminumnya." Peony menggeleng kencang.Kheil menaikkan se

  • Terjebak Cinta Pria Arogan   Ekstra Part 4 ( Drowning Love ) Pt.1

    Tok Tok!"Suamiku yang tampan tapi datar, bolehkah aku masuk?"Kheil mendengus geli mendengar suara sang istri yang berdiri di depan pintu ruang kerjanya. Ia meletakkan gelas anggur putih berisi cairan berwarna cokelat pekat ke atas meja kerja. Matanya melirik diam-diam keberadaan Peony yang mengintip dari balik pintu ruang kerja yang memang sejak awal terbuka sedikit.“Apakah kau akan membiarkan aku berdiri di sini sampai letih?” Suara Peony kembali terdengar. Kali ini nadanya memelas. Membuat Kheil lagi-lagi mendengus dan dia yakin mungkin sebentar lagi akan kalah dari acara merajuknya.Sudah lebih dari satu jam ia mengabaikan—Lebih tepatnya pura-pura mengabaikan— sang istri karena rasa cemburu yang menguasai jiwa.Kheil kembali mengingat hal apa yang membuatnya kesal. Belum selesai rasa kesalnya menghilang pada Nicholas, kesabaran Kheil sudah harus diuji karena kedatangan Cleve Malik. Bocah ingusan itu mendatangi Peony di

  • Terjebak Cinta Pria Arogan   Ekstra Part 3 ( Secrets Revealed )

    Kheil sesekali melirik sang istri di sela perbincangannya dengan para rekan bisnis yang hadir ke acara resepsi yang ia dan Peony adakan. Akhirnya, setelah satu bulan lebih menikah secara hukum dan agama, Kheil bisa mewujudkan impian membuat resepsi super mewah untuk mereka berdua. Mereka mengadakannya di aula mansion keluarga Leight. Alih-alih Peony yang bersemangat mengadakan resepsi, justru Kheil lah pihak yang merasakan itu.Kheil ingin seluruh dunia tahu kalau Peony adalah istrinya. Kheil ingin menunjukkan kepada para pria yang mengincar sang istri, jika mereka tidak punya kesempatan lagi mendapatkan Peony. Kheil ingin menunjukkan kekuasaannya dan ingin memberitahu mereka semua kalau mereka tidak bisa bersaing dengan seorang Leight. Level mereka terlalu jauh.Sialan!Kheil jadi kesal sendiri mengingat Peony justru semakin diincar banyak pria belakangan ini. Mendadak akun sosial media Peony mendapat banyak pengikut. Tidak masalah jika semua pengikut sang istr

  • Terjebak Cinta Pria Arogan   Ekstra Part 2 ( Mengganti Kenangan )

    “Ouch! Summer…” geram Kheil. Ia membuka mata kesal setelah merasakan satu alisnya kembali dicabut Peony. Entah sudah berapa kali sang istri melakukannya. Wanita itu mengatakan gemas dengan alis tegas Kheil yang menjadi salah satu bagian tubuh yang membuat orang takut dan tak bisa berlama-lama menatap pria tampan ini.“Sakit, Sayang… Kau ingin aku tak punya alis ya?” omel Kheil yang justru dibalas sang istri kekehan tak peduli.Wanita-nya itu kini malah membelai alis-alis tegas itu, lalu memberikan kecupan di bibir Kheil. Membuat Kheil yang tadinya kesal jadi menyunggingkan senyum. Pria ini merengkuh tubuh sang istri yang berbaring tengkurap di sampingnya. Lalu menyerang dengan kecupan-kecupan liar.“Hahaha… Hentikan, Kheil! Banyak orang!” Peony memberontak, tapi Kheil tak peduli. Ia terus menyerang Peony sampai posisi sang istri sudah berada di bawah kungkungannya.Napas keduanya saling bersahutan.

  • Terjebak Cinta Pria Arogan   Ekstra Part 1 ( Masa Lalu Sisi Kheil )

    “Bagaimana? Enak???”Kheil menatap gadis yang tadi menghanyutkan topi baseballnya.Gadis di depannya ini, adalah gadis yang membuatnya penasaran akhir-akhir ini. Siapa yang menyangka kalau takdir membuat mereka berinteraksi dengan cara yang antimainstream tanpa harus Kheil yang lebih dulu mendekatinya. Kheil bersyukur, karena sesungguhnya tak tahu bagaimana cara mendekati gadis itu kecuali hanya memperhatikan dari jauh. Melihat tingkah-tingkah menggemaskan sang gadis yang terkadang berinteraksi hangat dengan orang asing yang baru dikenal gadis itu di taman. Kheil sampai berpikir, apakah gadis itu tak takut terlibat dengan orang jahat?Kheil kembali mengingat kejadian saat tadi topi baseballnya hanyut. Tahu begitu, sejak kemarin saja ia mengorbankan topi baseball kesayangannya itu kalau imbalannya adalah berkomunikasi dengan sang gadis. Meskipun nyatanya, sejak tadi hanya sang gadis yang tak bosan bertanya pendapat Kheil tentang es krim yang sedang Kh

  • Terjebak Cinta Pria Arogan   76. My Beautiful Summer ( ENDING )

    Bruk!"Ouch!"Kheil terbangun dari tidur saat mendengar benda terjatuh dan tawa riuh anak-anak.Ia mengambil topi baseball yang menutupi wajah, lalu mendudukkan diri pada kursi panjang taman yang baru ditidurinya.Matanya memicing melihat seorang gadis sedang terduduk di atas rumput tak jauh dari tempatnya berada. Rambut gadis itu berwarna merah tembaga yang indah. Pipinya bulat kemerahan. Di depan gadis itu ada enam orang anak kira-kira berusia tujuh sampai sepuluh tahun. Menertawakan sang gadis yang sedang mengusap lutut serta sikunya untuk membersihkan rerumputan yang menempel di sana."Apakah kau bodoh?""Tali sepatumu terlepas, dan kau malah menginjaknya. Hahahha...""Sudah besar tapi seperti anak bayi. Hahahaha.""Hehehe... Bukankah wajahku memang seperti bayi?"“Ugh! Percaya diri sekali!”Anak-anak itu

  • Terjebak Cinta Pria Arogan   75. Real Family

    Peony menggigit bibir. “Apakah dia akan dihukum berat?”“Dia telah melakukan percobaan pembunuhan dan terbukti merencanakan hal itu sebelumnya. Belum lagi, dia berhasil menganiayamu. Tentu saja akan dapat hukuman berat.” Rahang Kheil mengeras saat mengatakan itu. Mengingat kejadian satu minggu lalu saat melihat Ella mencekik belahan jiwanya. Sang istri bahkan sempat pingsan setelah mengetahui apa yang direncanakan Ella Hardi, wanita yang menurut Peony bahkan mereka tidak pernah terlibat urusan berat selain masalah rancangan. Dan ternyata, punya obsesi terhadap Dallas. Wanita gila!“Apakah… aku keterlaluan kalau… aku tidak mau berdamai?” tanya Peony ragu. Di satu sisi, jiwa kemanusiaannya ingin berdamai, tapi di sisi lain, Peony mengingat apa yang dilakukan Ella Hardi sudah di luar batas. Bukan hanya karena percobaan pembunuhan padanya, tapi juga atas penyekapan yang dilakukan Ella Hardi pada Zora di apartemen wanita som

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status