Share

Pikiran negatif

Kalandra menurunkan Naraya di ranjang, kemudian kembali memperhatikan tangan sang istri yang terluka.

“Kenapa kamu membuat kopi sendiri? Kenapa tidak minta tolong ke pelayan saja?” tanya Kalandra yang tidak bisa melihat istrinya terluka.

“Aku ingin sekali membuatkan kopi lagi untukmu,” jawab Naraya sambil menahan panas di kulit karena tumpahan kopi panas.

“Tapi kalau kamu terluka seperti ini, aku malah akan mencemaskanmu,” ujar Kalandra. Ditatapnya wajah Naraya yang begitu sedih. “Kenapa kamu juga tiba-tiba ingin membuatkan kopi untukku?” tanya Kalandra kemudian, satu tangan digunakan untuk menyentuh pipi Naraya.

Naraya terdiam, hingga kemudian teringat akan percakapannya dengan Kenan dan Amanda siang tadi.

“Al, boleh aku tanya sesuatu? Jujur, aku tidak bisa memendamnya sendiri,” ujar Naraya.

“Tanya saja, apa yang tidak boleh kamu tanyakan? Kamu berhak bertanya jika memang menginginkan,” balas Kalandra mengizinkan.

Naraya menarik napas panjang, kemudian menghela perlahan. Dia pun memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status